Subyek Hukum adalah setiap orang yang menjadi pemangku hak dan kewajiban. Setiap manusia
baik warga negara maupun orang asing dengan tidak memandang agama atau kebudayaannya
Pengertian subjek hukum menurut R. Soeroso adalah :
1. Sesuatu yang menurut hukum berhak/ berwenang untuk melakukan perbuatan hukum atau
siapa yang mempunyai hak dan cakap untuk bertindak dalam hukum.
2. Sesuatu pendukung hak yang menurut hukum yang berwenang/ berkuasa bertindak
sebagai pendukung hak.
3. Segala sesuatu yang menurut hukum memiliki hak dan kewajiban.
Jenis Jenis Subyek Hukum
● Manusia Biasa
● Badan Hukum
Manusia (natuurlijk persoon). Menurut hukum, tiap-tiap seorang manusia sudah menjadi subyek
hukum secara kodrati atau secara alami. Anak-anak serta balita pun sudah dianggap sebagai subyek
hukum.Manusia dianggap sebagai hak mulai ia dilahirkan sampai dengan ia meninggal dunia. Bahkan
bayi yang masih berada dalam kandungan pun bisa dianggap sebagai subyek hukum bila terdapat
urusan atau kepentingan yang menghendakinya. Namun, ada beberapa golongan yang oleh hukum
dipandang sebagai subyek hukum yang "tidak cakap" hukum. Maka dalam melakukan
perbuatan-perbuatan hukum mereka harus diwakili atau dibantu oleh orang lain, seperti anak yang
masih dibawah umur, belum dewasa, atau belum menikah, dan orang yang berada
dalam pengampunan seperti orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros.
Dibedakan menjadi 2 yaitu
● Cakap melakukan perbuatan hukum
● Tidak cakap melakukan perbuatan hukum
Badan Hukum
Badan Hukum (rechts persoon). Badan hukum adalah suatu badan yang terdiri dari kumpulan orang
yang diberi status "persoon" oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban. Badan hukum
dapat menjalankan perbuatan hukum sebagai pembawa hak manusia. Seperti melakukan perjanjian,
mempunyai kekayaan yang terlepas dari para anggotanya dan sebagainya. Perbedaan badan hukum
dengan manusia sebagai pembawa hak adalah badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak
dapat diberi hukuman penjara, tetapi badan hukum dimungkinkan dapat dibubarkan.
Dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Badan hukum publik Badan hukum publik atau disebut juga dengan istilah
publiekrecht adalah sebuah badan hukum yang dibentuk berdasarkan hukum
publik. Selain itu, badan hukum publik juga berkaitan dengan berbagai peraturan
antar negara dan seluruh para aparatnya dengan warga negara mengenai
kepentingan umum atau publik.
Materiekegoderen adalah benda yang dapat dilihat, dirasakan panca indera, terdiri dari benda
berubah/berwujud, meliputi:
1. Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan. Benda bergerak
karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak,
misalnya hak memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak,
saham saham perusahaan. Sedangkan benda tidak bergerak adalah benda yang menurut
sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti tanah dan segala bangunan yang berdiri
melekat diatasnya.
2. Benda tidak bergerak adalah benda yang dilekatkan pada benda tidak bergerak sebagai
benda pokoknya, untuk tujuan tertentu, seperti mesin mesin yang dipasang pada
pabrik.Tujuannya adalah untuk dipakai secara tetap dan tidak untuk dipindah-pindah.
Benda tidak bergerak karena undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda
tidak bergerak tersebut, seperti hipotik, crediet verband, hak pakai atas benda tidak
bergaerak, hak memungut hasil atas benda tidak bergerak.
Ada 4 Pembedaan Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak:
1. Bezit (Pemilikan) yakni dalam benda bergerak hak seseorang yang menguasai suatu
benda, baik langsung maupun dengan perantaraan orang lain untuk bertindak seolah-olah
benda itu kepunyaannya sendiri. Sedangkan benda tidak bergerak tidak demikian.
2. Levering (Penyerahan) yakni dalam benda bergerak peralihan hak milik atas kekuasaan
nyata terhadap suatu benda dari pemilik semula ketangan pihak lain. Sedangkan benda
tidak bergerak dilakukan balik nama
3. Verjaring (Daluwarsa) yakni dalam benda bergerak alat untuk memperoleh sesuatu atau
untuk membebaskan diri dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan
atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Sedangkan dalam benda tidak
bergerak mengenal adanya daluwarsa.
4. Pembebanan (Bezwaring) yakni pembebanan untuk benda bergerak dan tidak bergerak
Lembaga penjamin berbeda. Untuk benda bergerak Lembaga penjaminnya adalah fiducia
dan gadai, sedangkan benda tidak bergerak Lembaga penjaminnya adalah hak tanggung
dan hipotik. Dapat disimpulkan suatu kesamaan yakni, suatu benda dapat menjadi suatu
objek transaksi yang mana benda tersebut dapat bernilai samadengan objek yang di
perjualbelikan tersebut. Dapat diberi contoh seperti dokumen surat-surat kepemilikian
tanah / asset, dokumen tersebut dibuat dalam bentuk tulisan diatas kertas,yang mana
kertas tersebut dapat menjelaskan nilai dari suatu objek yang jauh lebih berharga dari
kertas itu sendiri. Sehingga betul yang di jelaskan dalam teori yang ada pada di atas,suatu
benda dapat menjadi objek transaksi yang bernilai dan tidak kalah penting dari objek itu
sendiri.
1. Jaminan umum
● Berdasarkan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”),
semua kebendaan si berhutang, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak, baik
yang sudah ada atau yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan
untuk segala perikatan perseorangan adalah jaminan umum
2. Jaminan khusus
● Pelunasan hutang dengan jaminan khusus merupakan hak khusus pada jaminan
tertentu bagi pemegang gadai, hipotik, hak tanggungan, dan fidusia
Sifat-sifat Gadai
Pengertian
Gadai adalah salah satu alternatif untuk mendapat dana cepat dengan menjadikan barang bergerak
sebagai jaminan atas suatu pinjaman agar dapat dicairkan kepada perusahaan pembiayaan atau
lembaga keuangan.
Sifat
1. Gadai adalah untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
2. Gadai bersifat accesoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang di
maksudkan untuk menjaga jangan sampai debitur itu lalai membayar hutangnya kembali.
3. Adanya sifat kebendaan.
4. Syarat inbezitstelling, artinya benda gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai atau
benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.
5. Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri.
6. Hak preferensi (hak untuk didahulukan).
7. Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus
dengan dibayarkan sebagian dari hutang oleh karena itu gadai tetap melekat atas seluruh
bendanya.
Sifat-Sifat Hipotik
Pengertian
Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian
daripadanya bagi pelunasan bagi suatu perikatan.
Sifat
1. Bersifat accesoir yakni seperti halnya dengan gadai.
2. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit de suite) yaitu hak hipotik
senantiasa mengikuti bendanya dalam tagihan tangan siapapun benda tersebut berada dalam
pasal 1163 ayat 2 KUH perdata .
3. Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan
pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata.
4. Objeknya benda-benda tetap.
HAK TANGGUNGAN
Hak Tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Untuk
keperluan pembebanan hak tanggungan pada sertifikat hak milik yaitu debitur harus menyerahkan
sertifikat yang dipakai jaminan kepada bank untuk dibebani hak tanggungan. Selanjutnya diproses
Akta Pemberian Hak Tanggungan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di tempat jaminan
tersebut, dan Akta Pemberian Hak Tanggungan selanjutnya didaftarkan pada kantor Badan Pertanahan
Nasional (BPN) meliputi daerah tempat dimana tanah tersebut dibebani hak tanggungan.
Kekuatan hukum dari hak tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial yang dimana
kekuatan eksekutorial dapat digunakan untuk mengeksekusi jaminan kreditur yang melakukan
wanprestasi dimana kekuatan eksekutorial ini tercantum pada pasal 14 UUHT.
Dalam Pasal 11 ayat (1) UUHT disebutkan hal-hal yang wajib dicantumkan dalam APHT, yaitu:
a. Nama dan identitas pemberi dan pemegang Hak Tanggungan;
b. Domisili pihak-pihak, dan apabila di antara mereka ada yang berdomisili di luar
Indonesia, baginya harus pula dicantumkan suatu domisili pilihan di Indonesia.
Penunjukan secara jelas hutang atau hutang-hutang yang dijamin pelunasannya dengan
Hak Tanggungan dan meliputi juga nama dan identitas debitur yang bersangkutan;
c. Nilai tanggungan;
d. Uraian yang jelas mengenai objek Hak Tanggungan.
FIDUSIA
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik
benda, berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Terdapat pihak-pihak yang disebut sebagai Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia dengan
makna sebagai berikut:
a. Pemberi Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik Benda yang menjadi
objek Jaminan Fidusia.
b. Penerima Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang mempunyai piutang
yang pembayarannya dijamin dengan Jaminan Fidusia.
Hak Eksekusi Fidusia, apabila berada dalam suatu kondisi di mana pembayaran terhadap
peminjaman mengalami kemacetan, maka pemberi pinjaman umumnya akan menggunakan haknya
untuk mengambil kepemilikan barang.
Tugas Pemegang Fidusia, pihak yang memegang fidusia harus memiliki tanggung jawab dan
tugas yang bersifat etis serta legal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Pihak yang dengan sengaja menerima kewajiban fidusia atas nama pihak lainnya, maka
wajib bertanggung jawab untuk bertindak dan mengelola aset sesuai dengan kepentingan
pemilik.
b. Memastikan tidak ada masalah atau konflik kepentingan yang muncul di antara pemegang
fidusia dan pemilik aset.
c. Sesuai dengan aturan hukumnya, pemegang fidusia wajib memberitahu kondisi asli dari
aset yang dijual kepada calon pembeli, serta tidak akan mendapatkan keuntungan dari
penjualan aset tersebut.
d. Akta fidusia tetap berguna meskipun pemilik aset meninggal dunia, terutama apabila
asetnya merupakan bagian dari perkebunan atau hal lainnya yang membutuhkan
pengelolaan serta pengawasan.
STRUKTUR HUKUM
Perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang/lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain/lebih untuk melakukan sesuatu/tidak melakukan sesuatu atau memberikan keuntungan
kepada pihak lain dan tidak untuk dirinya sendiri (secara Cuma-Cuma).