Anda di halaman 1dari 3

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG DALAM HUKUM

1. Hak

Hak adalah : kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subjek hukum.

Hak dibedakan menjadi :

1. Hak mutlak, ialah kewenangan atau kekuasaan mutlak yang diberikan oleh hukum
kepada subjek hukum. Pemegang hak mutlak dapat mempertahankannya terhadap
siapapun juga. Hak mutlak ada beberapa macam :

ü Hak asasi manusia

ü Hak publik mutlak (hak negara memungut pajak)

ü Hak keperdataan ( misalnya hak/kekuasaan orang tua terhadap anak)

2. Hak relatif (hak nisbi), yaitu hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau
beberapa orang untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu. Hak relatif biasanya
timbul karena perjanjian – perjanjian yang dilakukan oleh subyek hukum

Contoh : hak penjual untuk menerima uang harga penjualan, hak pembeli untuk
menerima barang yang dibeli. Hak relatif hanya berlaku bagi orang tertentu saja karena
sifatnya tidak mutlak.

Timbul dan lenyapnya hak

Hak itu timbul manakala ada peristiwa hukum. Hak dapat lahir karena beberapa sebab :

1. Karena adanya subjek hukum baru baik berupa orang maupun badan hukum

2. Karena adanya perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak yang mengadakan
perjanjian

3. Karena adanya kerugian yang diderita oleh seseorang akibat kesalahan lain

4. Karena kadaluarsa (verjaring)

Lenyapnya hak dapat terjadi karena :


1. Karena pemegang hak meninggal dunia dan tidak ada pengganti yang ditunjuk baik
oleh pemegang hak maupun oleh hukum

2. Masa berlaku hak telah habis dan tidak dapat diperpanjang lagi. Misalnya kontrak
rumah yang telah habis waktunya

3. Telah diterimanya seseatu yang menjadi objek hak.

4. Kadaluarsa (verjaring)

2. Kewajiban

Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum

Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Contoh
kewajiban : Dalam jual beli, bila kita membeli suatu barang, maka kita wajib membayar
barang tersebut.

Perwujudan hukum menjadi hak dan kewajiban itu terjadi dengan adanya
perantaraan peristiwa hukum. Segala peristiwa atau kejadian dalam keadaan tertentu
adalah peristiwa hukum. Untuk terciptanya suatu hak dan kewajiban diperlukan
terjadinya peristiwa yang oleh hukum dihubungkan sebagai akibat. Karena pada
umumnya hukum itu bersifat pasif. Contoh : Terdapat ketentuan "barangsiapa mencuri,
maka harus dihukum". Maka bila tidak terjadi peristiwa pencurian maka tidaklah ada
akibat hukum.

Subyek Hukum
Subyek hukum ialah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam kehidupan
sehari-hari, yang menjadi subyek hukum dalam sistem hukum Indonesia, yang sudah
barang tentu bertitik tolak dari sistem hukum Belanda, ialah individu (orang) dan badan
hukum (perusahaan, organisasi, institusi). Dalam dunia hukum, subyek hukum dapat
diartikan sebagai pembawa hak, yakni manusia dan badan hukum.
• Manusia ( Naturlijke Person )
Manusia sebagai subyek hukum telah mempunyai hak dan mampu menjalankan haknya
dan dijamin oleh hukum yang berlaku dalam hal itu menurut pasal 1 KUH Perdata
menyatakan bahwa menikmati hak kewarganegaraan tidak tergantung pada hak
kewarganegaraan. Setiap manusia pribadi (natuurlijke persoon) sesuai dengan hukum
dianggap cakap bertindak sebagai subyek hukum kecuali dalam Undang-Undang
dinyatakan tidak cakap seperti halnya dalam hukum telah dibedakan dari segi perbuatan-
perbuatan hukum adalah sebagai berikut :
– Cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang dewasa menurut hukum (telah berusia
21 tahun dan berakal sehat).
– Tidak cakap melakukan perbuatan hukum berdasarkan Pasal 1330 KUH perdata tentang
orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian, yaitu :
a. Orang-orang yang belum dewasa (belum mencapai usia 21 tahun).
b. Orang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) yang terjadi karena gangguan jiwa
pemabuk atau pemboros.
c. Kurang cerdas.
d. Sakit ingatan.
e. Orang wanita dalam perkawinan yang berstatus sebagai istri.

Anda mungkin juga menyukai