Anda di halaman 1dari 21

SARNOID

Course

Subjek
Hukum dan
Objek
Hukum

Subjek Hukum dan


Objek Hukum

Subjek Hukum
Pengertian subjek
hukum adalah segala
sesuatu yang menurut
hukum mempunyai hak
dan kewajiban sehingga
memiliki kewenangan
untuk bertindak. Subjek
hukum terdiri atas
manusia dan badan
hukum.

1. Manusia
Berlakunya manusia
sebagai pembawa hak
(subjek hukum) mulai
dari saat ia dilahirkan
dan berakhir pada saat
ia meninggal dunia.
Seorang bayi yang
masih dalam kandungan
ibunya dapat dianggap
telah dilahirkan
bilamana kepentingan si
anak menghendakinya,
misalnya untuk menjadi
ahli waris. Apabila si
anak meninggal
anak meninggal
sewaktu dilahirkan maka
ia dianggap tidak pernah
ada (pasal 2 KUHPdt).

Menurut hukum, setiap


orang dianggap cakap
bertindak sebagai
subjek hukum, kecuali
oleh undang-undang
dinyatakan tidak cakap
(pasal 1329 KUHPdt).

Orang yang cakap


adalah orang yang telah
dewasa (telah berusia
21 tahun) dan berakal
sehat. Sedangkan orang
yang tidak cakap adalah
orang yang belum
dewasa dan orang yang
ditaruh di bawah
pengampuan, yang
terjadi karena gangguan
jiwa, pemabuk atau
pemboros.

2. Badan Hukum
Pengertian badan
hukum adalah badan
atau perkumpulan yang
diciptakan oleh hukum
oleh karenanya dapat
bertindak seperti
manusia. Sebagai
pembawa hak yang
tidak berjiwa badan
hukum dapat melakukan
persetujuan-
persetujuan, memiliki
kekayaan yang terlepas
dari kekayaan
anggotanya dan
bertindak melalui
perantaraan
pengurusnya.

Bedanya dengan
Bedanya dengan
manusia ialah badan
hukum tidak dapat
melakukan perkawinan,
tidak dapat dihukum
penjara (kecuali
hukuman denda).

Adapun bentuk badan


hukum adalah:

Badan hukum publik,


adalah badan hukum
yang didirikan
berdasarkan hukum
publik, yang
menyangkut
kepentingan publik
atau orang banyak
atau negara
umumnya. Contohnya
Negara RI, Pemda tk.
I, II, BI, Perusahaan
Negara.
Negara.
Badan hukum perdata
(sipil), adalah badan
hukum yang didirikan
berdasarkan hukum
sipil atau hukum
perdata yang
menyangkut
kepentingan-
kepentingan pribadi
orang di dalam badan
hukum itu. Badan
hukum ini merupakan
badan swasta yang
didirikan oleh orang
pribadi untuk tujuan
tertentu yaitu mencari
keuntungan, sosial,
pendidikan, ilmu
pengetahuan, politik,
kebudayaan,
kesenian, dan
sebagainya menurut
hukum yang berlaku
hukum yang berlaku
secara sah.
Contohnya PT,
koperasi, yayasan,
dan sebagainya.

Objek Hukum
Objek hukum adalah
segala sesuatu yang
berguna bagi subjek
hukum dan dapat
menjadi pokok dari
suatu hubungan hukum
yang biasanya
berbentuk benda atau
hak yang dapat dimiliki
dan dikuasai oleh subjek
hukum.

Menurut pasal 503


KUHPdt benda
dibedakan menjadi dua,
yaitu:
benda berwujud,
adalah benda yang
dapat dilihat, diraba
dan dirasakan
dengan indra
manusia, misalnya
rumah, tanah, sepeda
motor.
benda tidak berwujud,
adalah benda yang
hanya dapat
dirasakan saja
(semua hak),
misalnya hak cipta,
paten, merek.

Sedangkan menurut
pasal 504 KUHPdt
benda dibagi menjadi:

Benda tetap, adalah


benda yang karena
sifat, tujuan atau
sifat, tujuan atau
penetapan undang-
undang dinyatakan
sebagai benda tetap.
Contohnya tanah
beserta segala
sesuatu yang melekat
di atasnya seperti
bangunan atau
tumbuhan (karena
sifatnya), mesin-
mesin pabrik dan
sarang burung yang
dapat dimakan, di
mana oleh pemiliknya
dihubungkan atau
dikaitkan pada benda
tetap yang
merupakan benda
pokoknya (karena
tujuannya) dan segala
hak atas benda tetap
seperti HGU, HGB
(karena penetapan
(karena penetapan
undang-undang).
Benda bergerak,
adalah benda yang
karena sifat dan
ketentuan undang-
undang dianggap
sebagai benda
bergerak. Contohnya
meja, sepeda, hewan
(karena sifatnya), hak
atas benda bergerak
seperti saham-saham
dalam PT, hak pakai
(gebruik) atas benda
bergerak (karena
undang-undang).

Hak
Kebendaan
Hak kebendaan adalah
hak mutlak atas suatu
benda yang
benda yang
memberikan kekuasaan
langsung atas benda
tersebut dan harus
dihormati oleh setiap
orang.

Cara memperoleh hak


kebendaan yaitu:

1. Dengan pengakuan.
Benda yang tidak ada
pemiliknya kemudian
ditemukan maka diakui
oleh orang yang
mendapatkannya
sebagai hak milik,
misalnya menangkap
ikan di laut atau berburu
di hutan bebas
2. Dengan penemuan.
Benda yang lepas dari
penguasaan pemiliknya,
misalnya karena jatuh di
jalan atau hilang karena
banjir kemudian
ditemukan seseorang
yang ia sendiri tidak tau
siapa pemiliknya maka
penemu benda tersebut
dianggap sebagai
pemiliknya.
3. Dengan penyerahan.
Dengan penyerahan
maka hak kebendaan
berpindah kepada yang
memperoleh hak,
misalnya dalam jual beli
atau sewa menyewa.
4. Daluarsa. Barang
siapa yang menguasai
benda bergerak,
misalnya dengan cara
menemukan di jalan
maka hak milik
diperoleh setelah
lampau waktu 3 tahun
sejak ia menguasai
benda bergerak itu
(pasal 1977 (2)
KUHPdt), sedangkan
untuk benda tetap
daluarsa adalah sebagai
berikut:
1. dalam hal ada alas
hak 20 tahun;
2. dalam hal tidak ada
alas hak 30 tahun
setelah lampau 20 atau
30 tahun orang yang
menguasai benda tetap
tersebut memperoleh
hak milik.

5. Pewarisan. Yaitu
suatu perpindahan
segala hak dan
kewajiban seseorang
yang meninggal kepada
para ahli warisnya.
6. Penciptaan. Orang
yang menciptakan
benda baru memperoleh
hak milik atas benda
ciptaannya itu.
Pengertian menciptakan
meliputi menciptakan
benda baru dari barang-
barang yang sudah ada
atau menciptakan
barang baru yang sama
sekali belum ada.
7. Ikutan. Orang yang
membeli seekor
kambing yang sedang
hamil, kemudian
kambing itu melahirkan
anak maka pembeli
berhak pula atas anak
kambing yang baru lahir
itu.

Hapus atau
Hapus atau
lenyapnya hak
kebendaan:
Hak kebendaan dapat
dikatakan lenyap jika
menemui kondisi
sebagai berikut:

1. Karena bendanya
lenyap atau musnah.
Contohnya hak pakai
atas sebuah rumah
akan lenyap apabila
rumah tersebut terbakar.
Atau hak gadai akan
lenyap apabila
jaminannya hilang.
2. Karena
dipindahtangankan.
Contohnya hak milik,
hak menguasai dan hak
memungut hasil atas
sebuah rumah menjadi
hapus apabila rumah
tersebut dijual ke orang
lain.
3. Pelepasan hak.
Contohnya TV yang
telah rusak kemudian
dibuang ke tempat
sampah karena biaya
reparasinya mahal, atau
pekarangan yang
dibiarkan untuk
dijadikan jalan raya.
4. Daluarsa. Untuk
benda bergerak
daluarsa tiga tahun
sejak benda tersebut
dikuasai oleh orang
yang menemukannya.
Sedangkan untuk benda
tetap selama jangka
waktu 20 atau 30 tahun
pemiliknya tidak mau
tahu lagi mengenai hak
miliknya atas benda
tersebut, maka terjadi
daluarsa. Contohnya
karena perang yang
berkepanjangan
sehingga tidak mungkin
lagi menguasai benta
tetap miliknya.
5. Pencabutan hak.
Penguasa dapat
memperoleh hak
kebendaan (hak milik)
dengan cara
pencabutan hak.
Pencabutan hak
dilakukan apabila:
1. berdasarkan undang-
undang;
2. untuk kepentingan
umum;
3. dengan ganti
kerugian yang patut
atau layak.
Perbuatan
Hukum
Pengertian perbuatan
hukum adalah segala
perbuatan manusia
yang secara sengaja
dilakukan oleh
seseorang untuk
menimbulkan hak dan
kewajiban.

Perbuatan hukum
terbagi menjadi dua,
yaitu:

1. Perbuatan hukum
sepihak. Yaitu perbuatan
hukum yang dilakukan
oleh satu pihak saja dan
menimbulkan hak dan
kewajiban pada satu
pihak pula. Misalnya
pihak pula. Misalnya
membuat wasiat, hibah.
2. Perbuatan hukum dua
pihak. Yaitu perbuatan
hukum yang dilakukan
oleh dua pihak dan
menimbulkan hak dan
kewajiban bagi kedua
belah pihak (timbal-
balik). Contohnya
persetujuan jual beli,
sewa menyewa.

Anda telah membaca


Subjek Hukum dan
Objek Hukum, semoga
bermanfaat.

Baca juga:

Jenis-jenis Perjanjian
dalam Bisnis
Hukum Perikatan
Peranan Hukum
Peranan Hukum
dalam Ekonomi

Share This:

NEXT

Hukum Perikatan:
Pengertian, Jenis, Asas
dan Syarat »

PREVIOUS

« Peranan Hukum dalam


Ekonomi

PUBLISHED BY

Sarno Wuragil

TAGS:

Hukum Bisnis

19 JANUARI 2017

BERANDA ABOUT
KONTAK DISCLAIMER

PRIVASI POLICY

SarnoID | Blog Pribadi Sarno Wuragil

Anda mungkin juga menyukai