HUKUM PERDATA
MOEKTI PRASTOWO
NIM:_________________
KELAS:_________________
1. A. Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu
dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan.
Sedangkan Hukum Publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan warga negaranya.
Perbedaannya adalah hukum privat para pihaknya adalah perorangan, sedangkan dalam
hukum publik, salah satu pihak adalah penguasa. Namun tidak menutup kemungkinan,
penguasa bisa menjadi pihak dalam hukum privat.
B. Hukum Perdata Materil lazim disebut Hukum Perdata (peraturan yang mengatur
tentang perbuatan perdata), sedangkan Hukum Perdata Formil disebut Hukum Acara
Perdata, yaitu yang mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila
dilanggar oleh orang lain.
3. Subjek Hukum adalah suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan yang menurut
hukum berkuasa menjadi pendukung hak. Seseorang bertindak sebagai subjek hukum
sejak ia dilahirkan dan berakhir saat meninggal dunia.
4. Penting domisili atau tempat tinggal bagi subjek hukum (seseorang atau badan hukum)
ialah dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban, penentuan status hukum seseorang dalam
lalu lintas hukum, dan apabila ber-urusan dengan pengadilan.
6. Hak-hak atas tanah yang dengan Undang-undang ini ditunjuk sebagai obyek Hak
Tanggungan adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai
atas tanah Negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan.
7. Dalam KUHPerdata dapat dilihat bahwa keadaan memaksa (force majeure atau
overmacht) adalah suatu kejadian yang tidak terduga, tidak disengaja, dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada debitur serta memaksa, dalam arti debitur terpaksa tidak
menepati janjinya. Faktor yang mempengaruhi keadaan memaksa (force majeure),
menurut KUHPerdata ada 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi untuk keadaan memaksa,
yaitu : a. Tidak memenuhi prestasi; b. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur;
c. Faktor penyebab itu tidak dapat di duga sebelumnya dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada debitur.
8. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya suatu perjanjian yaitu :
a. Kesepakatan
b. Kecakapan
c. Suatu hal tertentu
d. Sebab yang halal
Terdapat 5 asas perjanjian yang dikenal menurut ilmu hukum perdata yaitu asas
kebebasan berkontrak (Freedom Of Contract). Asas Konsensualisme
(Consensualism), Asas Kepastian hukum ( pacta sunt servanda), Asas itikad baik (good
faith) dan asas kepribadian (personality).
9. Wanprestasi adalah kondisi saat satu pihak lalai dalam memenuhi perjanjiannya. Adapun
bentuk-bentuk wanprestasi antara lain :
- Wanprestasi berupa tidak memenuhi prestasi;
- Wanprestasi berupa terlambat memenuhi prestasi;
- Wanprestasi berupa tidak sempurna memenuhi prestasi.
10. Actio Pauliana adalah suatu upaya hukum untuk menuntut pembatalan perbuatan-
perbuatan hukum debitor yang merugikan kreditornya atau hak yang diberikan oleh
undang-undang kepada setiap kreditur untuk menuntut kebatalan dari segala tindakan
debitur yang tidak diwajibkan. Syarat-syarat Actio Pauliana : Dilakukan untuk
kepentingan harta pailit; Debitur yang sudah dinyatakan pailit telah melakukan perbuatan
hukum sebelum dinyatakan pailit yang merugikan para kreditur; dan Perbuatan hukum
tersebut bukan yang diwajibkan oleh perjanjian atau undang-undang.