Anda di halaman 1dari 17

A.

PENGERTIAN BENDA

Menurut pasal 449 KUH Perdata, benda adalah tiap-tiap barang


dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik dan dalam arti
ilmu hukum segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum dan
barang barang yang dapat menjadi milik serta hak setiap
orang yang dilindungi hukum.

Menurut Prof. Subekti, perkataan “BENDA” (zaak) dalam


arti luas adalah segala sesuatu yang dapat dihaki oleh orang dan
perkataan “BENDA” dan dalam arti sempit sebagai barang yang
dapat terlihat saja.
B. PEMBAGIAN BENDA

Menurut Prof. subekti, benda dapat dibagi beberapa macam yaitu :


a). Benda yang dapat diganti dan benda yang tidak dapat diganti
b). Benda yang dapat diperdagangkan dan tidak dapat
diperdagangkan
c). Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
d). Benda yang dapat bergerak dan tidak dapat bergerak

Menurut pasal 504 KUH Perdata :


“Tiap-tiap kebendaan adalah benda bergerak dan tidak dapat
bergerak” karena pembagian ini mempunyai pengaruh penting.

a). Benda bergerak, yang sifatnya atau karna penenetapan UU


dinyatakan sebagai benda bergerak.
b). Benda tidak bergerak yaitu kebalikan dari benda bergerak
C. HAK KEBENDAAN

a). Pengertian Hak Kebendaan


Hak kebendaan adalah suatu hak mutlak yang memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan
setiap orang dengan sifat melekat
b). Ciri-ciri Hak Kebendaan
Meruapkan hak mutlak , Hak mengikuti benda, mempunyai sistem
lebih diutamakan hak gugat dapat dilakukan terhadap siapapun
yang mengganggu benda tersebut
c). Pembedaan Dan Hak Kebendaan
Hak-hak kebendaan diatur dalam buku II KUH Perdata, dapat
dibedakan atas dua macam,
- Hak kebendaan yang bersifat memberi kenikmatan
- Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan
d). Asas Hak Kebendaan
Dalam buku II, KUH Perdata diatur mengenai beberapa asas yang
berlaku bagi hak kebendaan ;
Asas hukum pemaksa, asas dapat dipindah tangankan, asas
individualitas, asas totalitas, asas priorotas, asas publisitas, asas
mengenai sifat perjanjian.
e). Cara Memperoleh Hak Kebendaan
Yaitu dengan pengakuan, penyerahan, penemuan,cara daluarsa,
pewarisan, cara pencipta, cara turunan
f). Macam- macam Hak Kebendaan
-Bezit/Hak Menguasai
1). Pengertian Bezit
a). Menurut KUH Perdata Bezit, diterjemahkan dengan
kedudukan berkuasa yaitu kedudukan seseorang yang menguasai
suatu kebendaan, baik dengan diri sendiri maupun dan perantaraan
orang lain dan yang mempertahankan atau menikmatinya selaku
orang yang memiliki kebendaan itu (pasal 529 KUHper).
b). Menurut Prof. Subekti SH, Bezit ialah suatu keadaan lahir dimana
seseorang menguasai suatu benda seolah-olah kepunyaanya, sendiri
yang oleh hukum diperlindungi, dengan tidak mempersoalkan hak
milik atas benda itu sebenarnya ada pada siapa.
c). Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi masjchoen Sofwan, SH., dengan
mengacu pada pasal 529 KUH Perdata maka Bezit adalah keadaan
memegang atau menimakti sesuatu benda dimana sesorang
menguasainya.
Dari definisi diatas Bezit adalah hak seseorang yang
menguasai suatu benda, baik langsung maupun dengan perantara
orang lain untuk bertindak seolah-olah benda itu kepunyaannya
sendiri.
2). Bezit Jujur Dan Tidak Jujur
berdasarkan itikad orang yang menguasai benda penguasaan
dibedakan menjadi :
a). Itikad baik atau jujur (bezitter te goeder trouw), pasal 531 KUH
Perdata : Tanpa mengetahui cacat cela yang terkandung dalam
benda itu. Misalnya benda itu berasal dari warisan atau dibeli
dipelelangan umum.
b). Itikad buruk atau tidak jujur (bezitter te kwader), pasal 532
KUH Perdata : pemegangnya mengetahui bahwa ia bukan pemilik
sejati. misalnya benda curian atau pengelapan
3). Macam-macam Bezit
a). Burgelijck Bezit/ dis bezit : jika bezitter mempunyai kehendak
untuk memiliki benda bagi diri sendiri. misalnya perjanjian jual
beli.
b). Natuurlijkc Bezit/ detentic : jika orang yang menguasai benda
tidak mempunyai kehendak untuk memiliki benda bagi diri
sendiri. misalnya sewa menyewa atau pinjam meminjam.
4). Syarat Sahnya Bezit
a). corpus : antara orang dan benda harus ada hubungan dalam
bentuk kekuasaan nyata
b). animus : hubungan antara orang dan benda dikehendaki/ unsur
kemauan untuk memiliki benda yang bersangkutan

5). Fungsi Bezit


a). fungsi kolisonil : bezit mendapat perlindungan hukum tanpa
mempersoalkan hak milik benda itu ada pada siap
b). fungsi Zakenrechtelijkk, orang yang telah menguasai benda dan
telah berjalan untuk beberapa waktu tanpa ada proses dari pemilik
sebelumnya maka bezit berubah menjadi hak miliki melalui
lembaga daluarsa

6). Cara Memperoleh Bezit, menurut ketentuan pasal 540 KUH Perdata
cara-cara memperoleh bezit dapat dilakukan dengan dua cara
Occupatio dan Traditio
a). “Tindakan menduduki/ menguasai suatu benda bergerak maupun
tidak bergerak yang tidak ada pemiliknnya”, diperoleh dengan cara
original (mengambil ikan dilaut, memetik buah di hutan,
mengambil madu dari sarang).

b). Traditio (Levering)/pengoperan/penyerahan, sifatnya levering :


seseorang memperoleh suatu benda melalui penyerahan dari orang
lain yang telah lebih dahulu menduduki atau menguasai benda
tersebut.
7. Hapusnya bezit: Kekuasan atas benda berpinda pada oran lain, baik
secara diserahkan maupun diambil oleh orang lain, dan benda yang
dikuasainya nyata telah dikuasai.

-Hak eigendom/hak hak milik


-Hak Servituut/ Hak Pekarangan
-Hak Opstal/ menumpang Karang
-Hak Erfpacht/ Hak Guna Usaha
-Hak pakai Hasil
-Hak Kebendaan Menurut uu pokok agraria
-Hapusnya Hak Kebendaan
D. Jaminan Kebendaan
a). Gadai
Menurut KUH Perdata, gadai adalah suatu hak kebendaan yang
diperoleh seseorang berpiutang atas satu barang gerak yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang dan yang memberi
kekuasaan kepada siberpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang-barang tersebut secara didahulukan dari orang-orang
berpiutang lainnya.
Menurut Prof. Dr.Sri soudewi masjchoen sofwan, S.H.,
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur
- Sifat-sifat hak gadai bersifat accessoir, yaitu merupakan tambahan
saja dari perjanjian pokok yang berupa perjanjian pinjaman uang.
- Syarat timbul hak gadai, lahir dengan penyerahan kekuasaan atas
barang yang dijadikan tanggungan pada pemegang gadai.
- Objek hak gadai, objeknya ialah semua benda yang bergerak
b). Hipotik
Menurut KUH Perdata, hipotik adalah suatu hak kebendaaan, atas
benda-benda tak bergerak untuk mengambil pengganti dari padanya
bagi pelunasan suatu perikatan. Pasal 1162 KUH Perdata

Menurut Prof. Dr.Sri soudewi masjchoen sofwan, S.H.,


dengan mengacu pada pasal 1162 KUH Perdata hipotik adalah
suatu hak kebendaan atas suatu benda tak bergerak, untuk
mengambil penggantian daripadannya bagi pelunasan suatu
perutangan atau (verbintesis)

- Sifat dari hipotik adalah accessoir yaitu tergantung pada perjanjian


pokok.

- Subyek dan obyek hipotik. suatu hipotik hanya dapat diberikan oleh
pemilik benda (pasal 1168 KUH Perdata).
- Syarat-syarat Hipotik : Harus dengan akta notaris, kecuali dalam
hal yang dengan tegas ditunjuk UU (pasal 1171 KUH Perdata), dan
harus didaftarkan ke kantor balik nama (pasal 1979 KUH Perdata)

Asas-asas Hipotik Menrut Prof. Dr.Sri soudewi masjchoen sofwan, S.H


1). asas publiciteit, asas yang mengharuskan bahwa hipotik itu harus
didaftarkan pada pegawai pembaik nama, yaitu pada kantor
kadaster
2). asas spealiteit, menghendaki bahwa hipotik hanya dapat diadakan
atas benda-benda yang ditunjukan secara khusus untuk dipakai
secara tanggungan
c). Fiduasia
Menurut Yurisprudensi, atas dasar adanya hubungan yang erat antar
hukum dinegara belanda dengan hukum indonsia, paling tidak
untuk sebagian dari UU yang berlaku, kita akan melihat bahwa
keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana belanda
memberikan pengaruh yang besar sekali terhadap keputusan
pengadilan dan pendapat para sarjana indonesia.

- Pengunaan istilah, disana telah digunakan istilah “penyerahan hak


milik secara kepercayaan”
- KUH Perdata tidak menghalangi munculnya lembaga fidusia
- Dibenarkannya benda jaminan secara constitutum, possessurium
- Kedudukan kreditur sebagai benda jaminan adalah menjadi
konsekuensi lebih lanjut dari apa yang disebutkan diatas
- Hanya berlaku bagi benda bergerak saja.
D. Tanggungan

- Pengertian Hak Tanggungan, mengenai hak tanggungan ini diatur


dalam UU No.4 thn 1996 Tentang “hak tanggungan atas tanah
beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah”, dan disingkat
dengan undang-undang hak tanggungan (UUHT).

- Sifat-sifat Hak Tanggungan (kreditur penanggung hak tanggungan


diutamakan, tidak dapat dibagi-bagi, objek hak tanggungan dapat
dibebani lebih dari satu hak tanggungan (pasal 5 UUHT), Hak
tanggungan tetap mengikuti objek tersebut berada dalam (pasal 7
UUHT), hak tanggungan hanya dapat diberikan yang berwenang
atau yang berhak atas obyek hak tanggungan yang bersangutan
(pasal 8 ayat 2 UUHT), Hak tanggungan dapat beralih pada
kreditur lain apabila perjanjina kreditur dipindahkan pada kreditur
yang bersangkutan.
- Obyek hak tanggungan menurut pasal 4 UUHT

1. Hak milik (Pasal 25 UUPA), Hak guna usaha (pasal 33 UUPA),


dan hak guna bangunan (Pasal 39 UUPA).
2. Hak pakai atas tanah negara

- Pemberian hak tanggungan dalah orang atau badan hukum yang


mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
terhadap objek hak tanggungan yang bersangkutan (pasal 8 ayat 1
UUHT).

- Lahirnya hak tanggungan, lahir sejak tanggal hari ketujuh (hari


kerja ketujuh), setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang
diperlukan bagi pendaftaran hak tanggungan dinyatakan lengkap
oleh kepala seksi pendaftaran tanah di kantor petanahan yang
bersangkutan
- Dihapusnya hak tanggungan, menurut pasal 18 UUHT :

1. Hapusnya piutang yang dijamin dengan hak tanggungan

2. Dilepasnya hak tanggungan oleh kreditur pemegang hak


tanggungan

3. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan ketua


pengadilan negeri atas permohonan pembeli obyek hak
tanggungan.

4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.

Anda mungkin juga menyukai