1. Pengertian Hukum Keluarga 2. Ruang Lingkup Hukum Keluarga 3. Sumber Hukum 4. Azas-azas Hukum Keluarga
Keluarga
a/ kesatuan masy.terkecil yg trdr dr suami istri & anak yg berdiam dlm suatu t4 (dlm arti sempit) Hukum Keluarga a/mengatur hub.hukum yg bersangkutan dgn kekeluargaan sedarah & perkawinan. Jauh dekat hub.darah mempunyai arti penting dlm perkawinan, pewarisan dan perwalian dlm keluarga
Perkawinan
Perceraian Harta
3 hal tadi juga mencakup secara singkat ttg pembahasan kekuasaan orang tua, pengampuan dan perwalian.
Sumber
hukum keluarga tertulis a/ kaidah-kaidah hkm yg bersmbr dr UU, Yurisprodensi & traktat. S.H yg tdk tertulis a/ : kaida-kaidah hkm yg tmbl, tmbh, & berkembang dlm kehidupan masy. Yg mnjd kajian hkm klrga meliputi perkawinan, perceraian, harta benda dlm perkawinan dsb.
KUHPerdata
Perarturan
Perkawinan Campuran (Regelijk op de Gemengdehuwelijk), stb 1898 No.158 Ordonansi perkawinan indonesia, kristen, jawa,Minahasa dan ambon, Stb.1933 No.74 UU No.32/1954 ttg pencatatan nikah, talak dan rujuk
UU
No.1/ 1974 ttg perkawinan, dgn berlakunya UU ini mencabut berlakunya ketentuan2 mengenai perkawinan & sgla akibat hukumny yg trdpt dlm bk I KUHPdt PP No.9 tahun 1975 ttg Peraturan Pelaksana UU No. 1 thn 1974 ttg perkawinan PP No.10 / 1983 jo. PP No. 45 / 1990 ttg ijin perkawinan dan perceraian bg PNS Inpres No.1/1991 ttg KHI
Asas perkawinan 1. Asas monogami ( pasal 27 BW, pasal 3 UUP ) yang berbunyai: Dalam waktu yang sama seorang lelaki hanya boleh mempunyai seorang istri, dan seorang perempuan hanya seorang suami . Asas putusnya perkawinan Ialah berakhirnya perkawinan yang dibina oleh pasangan suami istri yang disebabkan oleh kematian, perceraian, atas putusan pengadilan. Menurut BW juga disebabkan tidak hadirnya suami istri selama 10 tahun, dan diikuti dengan perkawinan baru.
Asas
harta benda dalam perkawinan Harta benda yang dipearoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.
Harta bawaan masing-masing dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah perkawinan dibawah penguasaan masingmasing, sepanjang tidak ditentukan lain. Bila perkawinan putus maka pembagian harta benda berdasarkan hukum masing-masing.