Anda di halaman 1dari 22

HUKUM BENDA DAN

PERMASALAHANNYA DAN
 
E-COMMERCE
PENYUSUN
 Adlyn Aqeef N  2019110070
 Adrian Fabiano  2019110031
 Ajie Iswandi  2019110075
 Aldo Siregar  2019110104
 Dimas Putra  2019110014
 Dinda Maylina  2019110011
 Eksa Diananda  2019110021
 Ferry Wijaya  2019110051
 Imanuel Harapan K  2019110025
 Muhammad Rizky D  2019110019
 Mutiara Nursyabani  2019110015
 Rivaldy Hastomo  2019110052
Pengertian Hukum Benda
 Hukum benda yang mengatur hubungan subjek
hukum dengan benda yang menimbulkan hak
kebendaan. Hukum benda merupakan bagian dari
hukum harta kekayaan.
 Hal ini diatur dalam buku II KUHP perdata, pasal
499 sampai dengan pasal 1232: pengertian benda,
macam macam benda serta pengertian hak
kebendaaan dan macam macam hak kebendaan.
 Pasal 499 BW: Benda/zaak adalah segala sesuatu
yang dapat menjadi objek hak milik. Pengertian
benda yang dimaksud oleh BW adalah benda
berwujud, seperti kendaraan bermotor, tanah, dan
lain lain.
SISTEM HUKUM BENDA

Sistem pengaturan hukum dapat dibedakan menjadi dua


macam yaitu sistem hukum tertutup (closed system), dan sistem
terbuka (open system).  Hukum benda diatur dengan sistem
tertutup. Arti­nya, orang tidak dapat mengadakan hak-hak
kebendaan baru se­lain yang sudah ditetapkan dalam undang-
undang. Jadi, hanya da­pat mengadakan hak kebendaan terbatas
pada yang sudah dite­tapkan dalam undang-undang saja
SISTEM PEMBEDAAN BENDA
BERGERAK DAN TIDAK BERGERAK

 Manfaat pembedaan benda bergerak akan terlihat dalam


hal cara penyerahan benda tersebut, cara meletakkan
jaminan diatas benda tersebut dan beberapa hal lainnya.
 Menurut Frieda Husni Hasbullah (Ibid, hal. 45-48),
sebagaimana kami sajikan, pentingnya pembedaan
tersebut berkaitan dengan empat hal yaitu penguasaan,
penyerahan, daluwarsa, dan pembebanan.
Penjelasan Dari Para Ahli

 menurut Prof. Subekti


 Menurut Prof.
adalah, perkataan benda
Soediman (zaak) ialah barang yang
Kartohadiprodjo, dapat benda tak berwujud,
yang dimaksudkan seperti hak cipta, paten,
dengan benda ialah tidak diatur oleh KUHP
perdata, tetapi diatur
semua barang yang dengan undang undang
berwujud dan hak tersendiri
AZAS AZAS HUKUM BENDA DALAM
HUKUM PERDATA

A. Merupakan hukum pemaksa yaitu berlakunya aturan-aturan itu


tidak dapat disimpani oleh para pihak, sebagimana telah kita ketahui
atas suatu benda itu hanya dapat diadakan hak kebendaan yang telah
masuk dalam undang-undang. Hak-hak kebendaan tidak akan
memberikan kewenangan yang lain menentukan apa yang sudah
dtentukan dalam undang-undang. Dengan lain perkataan yang
mendukung pihak pihak itu tidak dapat mempengaruhi isi hak
kebendaan. Hukum benda adalah dwingendrecht (Hukum pemaksa).
1. Dapat dipindahkan
 Kecuali isinya oleh undang-undang juga ditentukan sifat-sifatnya
hak kebendaan. Kecuali hak pakai dan mendiami semua hak
kebendaan dapat dipindah tangankan. Yang berhak itu tidak dapat
menentukan bahwa: tidak dapat dipindah-tangankan. Berlainan dengan
tagihan, di sini para pihak dapat menentukan bahwa: tidak dapat
dipindah-tangankan.
 Namun yang berhak juga dapat menyanggupi tidak akan
mempermainkan (vervreemden) barannya. Tetapi berlakunya itu dasar
denan kesusilaan. Ini terdapat jika barang itu dikeluarkan dari lalu
lintas lebih lama melayani waktu yang diminta untuk kepentingan
masyarakat.
 Terdapat 3 asas hukum benda dalam huku perdata yaitu :
1. Asas Individualileit
 Objek dari hak kebendaan selalu ada barang yang individu
bepaald, yaitu suatu barang yang dapat ditentukan. Artinya orang
hanya dapat dijadikan pemilik dari barang yang berwujud yang
merupakan kesatuan: rumah, meubel, hewan. Tidak atas barang
yang ditentukan menurut jenis dan perintah.
1. Asas totaliteit.
 Menurut asas ini, hak kebendaan selalu melekat atas keseluruhan daripada
obyeknya. Dengan kata lain, bahwa siapa yang mempunyai hak kebendaan
atas suatu barang, ia mempunyai hak kebendaan itu atas keseluruhan barang
itu dan juga atas bagian-bagiannya yang tidak tersendiri.
1. Asas tidak dapat dipisahkan.
Menurut asas ini, pemilik tidak dapat memindah-
tangankan sebagian daripada wewenang yang termasuk
suatu hak kebendaan yang ada padanya. Jadi,
pemisahan daripada hak kebendaan itu
HAK KEBENDAAN

 Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan


langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan
terhadap siapapun. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, hak kebendaan dibedakan menjadi dua, yaitu hak
kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, hipotek, hak
tanggungan, fidusia), dan hak kebendaan yang
memberikan kenikmatan (hak milik, bezit).
HUKUM BENDA DAN
PERMASALAHANNYA
 Permasalahan Tentang Penerbangan
Pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan disebutkan dalam Pasal 12 ayat (1) bahwa
Pesawat terbang dan helikopter yang telah mempunyai
tanda pendaftaran dan kebangsaan Indonesia dapat
dibebani hipotek dan mengikuti ketentuan hukum
kebendaan yang diatur dalam KUH Perdata dan dari
ketentuan tersebut maka dapat diketahui bahwa
pesawat terbang dan helikopter adalah masuk dalam
kategori benda tidak bergerak karena masuk dalam
ketentuan jaminan kebendaan berupa hipotek. Namun
pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, ketentuan
mengenai hipotek tidak ada lagi.
Dalam undang-undang yang baru tepatnya Pasal 71
ditentukan bahwa objek pesawat udara dapat dibebani
dengan kepentingan internasional yang timbul akibat
perjanjian pemberian hak jaminan kebendaan, perjanjian
pengikatan hak bersyarat, dan/atau perjanjian sewa
guna usaha. Dalam penjelasan pasal tersebut, jelas
disebutkan bahwa munculnya pasal tersebut
dilatarbelakangi oleh pada Konvensi Internasional
dalam peralatan bergerak (Convention on international
interest in mobile equipment) dan protokol mengenai
masalah-masalah khusus pada peralatan pesawat udara
(Protocol to the convention on interest in mobile
equipment on matters specific to Aircraft equipment),
sebagai konsekuensi diratifikasinya konvensi dan
protokol yang biasa disebut Cape Town Convention.
E-Commerce
 Pengertian E-Commerce menurut bahasa
Pengertian e-commerce menurut bahasa (etimologi)
adalah: (E) electronic adalah ilmu elektronik
(muatan listrik), alat-alat elektronik, atau semua
hal yang berhubungan dengan dunia elektronika
dan teknologi. Sedang (C) commerce adalah
perdagangan, perniagaan.
 Pengertian E-Commerce menurut istilah

Menurut istilah pengertian e-commerce adalah


proses transaksi jual beli baik barang maupun jasa
secara elektronik melalui media internet.
 Pengertian E-Commerce menurut terminologi
adalah: kegiatan-kegiatan bisnis yang
menyangkut konsumen (consumers)
manufaktur (manufactures) services providers
dan pedagang perantara (intermediateries)
dengan menggunakan jaringan-jaringan
komputer (computer net-work) yaitu internet.
Karakteristik E-Commerce
 Transaksi tanpa batas
Disebut transaksi tanpa batas oleh karena para pihak yang
melakukan aktivitas di dalam E-Commerce tersebut tidak terbatas
pada ruang dan waktu. Artinya, siapa saja dan dari negara mana
saja orang tersebut dapat melakukan transaksi bisnis dengan
orang lain, dan waktu untuk melakukan transaksi tersebut dapat
terjadi kapan saja, sehingga disebut transaksi tanpa batas.
 Transaksi anonim
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak
harus bertemu muka satu sama lainnya. Antara Penjual dan
pembeli yang berjanji dalam E-Commerce cukup memberikan
kata sepakat satu sama lain, meskipun antara kedua belah pihak
tidak pernah bertemu secara langsung. Dalam hal ini memerlukan
kepercayaan antar para pihak.
 Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer,
musik dan produk lain yang bersifat digital dapat
dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload
secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang
ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-
barang kebutuhan hidup lainnya.
 Produk barang tidak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-
commerce dengan menawarkan barang tak berwujud
seperti data, software dan ide-ide yang di jual melalui
internet.
Ruang Lingkup E-Commerce
 Bisnis ke bisnis (business to business)
Bisnis ke bisnis merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis
atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan yang
dilakukan dalam kapasitas atau volume produk yang besar.

 Bisnis ke konsumen (business to consumer)


Bisnis ke konsumen dalam e-commerce merupakan suatu transaksi bisnis
secara elektronik yang dilakukan pelaku usaha dan pihak konsumen
untuk memenuhi suatu kebutuhan.

 Konsumen ke konsumen (consumer to consumer)


Konsumen ke konsumen merupakan transaksi bisnis secara elektronik
yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan,
segmentasi konsumen ini sifatnya lebih khusus karena transaksi
dilakukan oleh konsumen ke konsumen yang memerlukan transaksi
E-Commerce Dalam Perspektif Hukum

Ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli


yang diatur dalam Buku III KUH Perdata berlaku sebagai
dasar hukum aktivitas e- commerce di Indonesia.
Hukum Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak yang
terkandung dalam Buku III BW. Tetapi seperti juga telah
dikemukakan, kebebasan berkontrak tersebut bukan berarti
boleh membuat kontrak/ perjanjian secara bebas, melainkan
harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk sahnya suatu
kontrak/ perjanjian. Maksud kebebasan berkontrak adalah
bebas untuk menentukan atau menetapkan isi dan macamnya
kontrak/ perjanjian, sepanjang tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum (pasal 1335
dan pasal 1337 BW).
Syarat-syarat untuk sahnya suatu
perjanjian
 Sepakat
Kata sepakat didalam perjanjian pada
dasarnya adalah pertemuan atau persesuaian
kehendak antar pihak didalam perjanjian.
 Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Pasal 1329 KUH Perdata menyatakan bahwa
setiap orang cakap untuk membuat perjanjian,
kecuali apabila menurtu undang-undanng
dinyatakan tidak cakap. Ketidak cakapan
adalah orang yang balum dewasa.
 Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah
barang yang menjadi obyek suatu perjanjian.
 Suatu sebab yang halal
Suatu sebab yang halal merupakan syarat yang
keempat atau terakhir untuk sahnya suatu
perjanjian. Mengenai syarat ini pasal 1335 BW
menyatakan bahwa suatu perjanjian tanpa sebab,
atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang
palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai