Anda di halaman 1dari 8

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

Judul Tugas 1

PKNI4317/ HAK ASASI MANUSIA

Nama mahasiswa : DEWI WULANDARI


NIM : 857000943
Prodi : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ : BANDAR LAMPUNG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami
terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-
sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat
bimbingan akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Guru Mata Pelajaran Pengantar Pendidikan yang telah
memberikan saya tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang
saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saya memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini
menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

PEMBAHASAN
1. A. CONTOH HAK ASASI POLITIK

a) Hak untuk memilih dan dipilih


b) Hak untuk mendirikan dan/atau mengikuti partai politik
c) Hak untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah
sebagai warga negara
d) Hak untuk memilih menjadi warga negara tertentu.
e) Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih
(memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik dan sebagainya.
B. Jika Hak Politik tidak terpenuhi.
a) Sebuah negara yang menganut sistem demokrasi
tidak akan bisa disebut sebagai negara yang
berdemokrasi karena negara tersebut tidak bisa
menjalankan hak asasi politik bagi rakyatnya.
b) Akan terjadi ketidakadilan dan harusnya
seseorang yang tidak dipenuhi haknya ini bisa
marah dan memberontak.
2. A. Prinsip maghna charta
1) Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati
kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.
2) Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas
untuk memberikan hak-hak.
3) Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan
menghormati hak-hak penduduk.
4) Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang
tanpa bukti dan saksi yang sah.
5) Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan,
ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan
negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
6) Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah
terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi
kesalahannya.
7) Kekuasaan raja harus dibatasi.
8) Hak Asasi Manusia (HAM) lebih penting daripada
kedaulatan, kekuasaan, politik dan hukum. petugas
keamanan dan pemungut cukai / pajak harus
menghormati penduduk
9) larangan penuntutan tanpa bukti yang sah
10) larangan penahanan
11) larangan penghukuman
12) larangan perampasan benda sewenang-wenang.

B. relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan


HAM masa kini.
Magna Charta
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah
diakui dan dijamin oleh pemerinta. Piagam tersebut
menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum
dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada
kekuasaan raja
Petition of Rights
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta
jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan
kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628.
Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai
berikut :
a) Pajak dan pungutan istimewa harus disertai
persetujuan.
b) Warga negara tidak boleh dipaksakan
menerima tentara di rumahnya.
c) Tentara tidak boleh menggunakan hukum
perang dalam keadaan damai

Hobeas Corpus Act


Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang
mengatur tentang penahanan seseorang dibuat pada
tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
a) Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam
waktu 2 hari setelah penahanan.
b) Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti
yang sah menurut hukum.
Bill of Rights
Bill of Rights merupakan undang-undang yang
dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris,
yang isinya mengatur tentang:
1. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
2. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan
pendapat.
3. Pajak, undang-undang dan pembentukan
tentara tetap harus seizin parlemen.
4. Hak warga negara untuk memeluk agama
menurut kepercayaan masing-masing.
5. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan
raja.

3. A. Perjanjian internasional dibuat melalui tiga proses yaitu :

a. Perundingan ( negotiation)
b. Penandatanganan ( signature )
c. Pengesahan ( ratification )

B. konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh


pihak-pihak yaitu :

a) Berlaku sebagai Undang-Undang bagi pihak-pihak


artinya pihak-pihak harus mentaati perjanjian itu sama
dengan mentaati Undang-Undang. Jika ada yang
melanggar perjanjian yang mereka buat, dianggap
sama dengan melanggar Undang, yang mempunyai
akibat hukum tertentu yaitu sanksi hukum.
b) Perjanjian mengikat para pihak; Maksudnya, perjanjian
yang dibuat secara sah oleh para pihak akan mengikat
para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
c) Perjanjian tidak dapat ditarik kembali secara sepihak
karena merupakan kesepakatan di antara kedua belah
pihak dan alasan-alasan yang oleh undang-undang
dinyatakan cukup untuk itu (Pasal 1338 ayat 2
KUHPerdata).
d) Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik (Pasal
1338 ayat 3 KUHPerdata).

4. Subjek hukum internasional adalah segala sesuatu


yang menurut hukum dapat memiliki hak dan
kewajiban, serta memiliki kewenangan untuk
melakukan hubungan hukum atau bertindak
menurut ketentuan hukum internasional yang
berlaku. Secara umum Subyek hukum diartikan
sebagai pendukung hak dan kewajiban, jadi
pengertian subyek hukum internasional adalah
pendukung hak dan kewajiban dalam hukum
internasional. Individu merupakan subjek
internasional yang utama berdasarkan pendapat
dari Hans Kelsen karena memiliki kapasitas aktif
maupun pasif. Kapasitas aktif bearti ilmu hukum
memberikan peran terhadap individu sebagai
aktor atau pelaku dari ketentuan normative yang
dihasilkan dari Hukum Internasional itu sendiri.
Kedudukan Individu dalam Hukum Internasional
adalah sebagai subjek hukum Internasional.
Karena memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan
Starke. Starke mengartikan subjek Internasional
sebagai: Pemegang hak-hak dan kewajiban
menurut hukum internasional.
5. Kebiasaan bisa menjadi sumber hukum karena
sudah menjadi nilai yang dianggap pantas/tidak
pantas dalam suatu masyarakat. contoh: adat
istiadat. adat terbentuk karena kebiasaan dan
sudah menjadi suatu sumber hukum tidak tertulis
bagi masyarakatnya. Untuk dapat dikatakan
bahwa kebiasaan internasional itu merupakan
sumber hukum, diperlukan unsur-unsur sebagai
berikut :1. Harus terdapat suatu kebiasaan yang
bersifat umum.2. Kebiasaan itu harus diterima
sebagai hukum. Kaitan antara hukum dan
kebiasaan dimulai dari suatu kebiasaan turun-
temurun dalam suatu daerah atau kelompok sosial
yang dijadikan sumber hukum ditujukan baik
untuk suatu kelompok kecil maupun kelompok
besar. Hukum biasanya lahir melalui kebiasaan-
kebiasaan baik atau buruk.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Modul Hak Asasi Manusia / PKNI 4317 ( Dasom Budimansyah,


dkk )
Modul 2:. Kegiatan Belajar 1 : Perjanjian internasional dan
proses pembuatannya
Kegiatan belajar 2 : individu sebagai subjek hukum
internasional dan hakikat
kedaulatan negara dalam
masyarakat.
Kegiatan Belajar 3 : kebiasaan internasional, prinsip
hukum umum, dan resolusi majelis
umum PBB dalam rangka
perlindungan hak asasi manusia
internasional.

SUKADAMAI, 17 Oktober 2022

DEWI WULANDARI

Anda mungkin juga menyukai