Anda di halaman 1dari 10

Rangkuman PPKN Semester 5

BAB I Kasus Pelanggaan Hak dan Kewajiban Warga Negara


A. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak Warga Negara Hak Asasi Manusia


Seperangkathak yang melekat dalam diri manusia Hak yang melekat pada diri manusia sebagai
dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah anugerah Tuhan yang sudah melekat sejak lahir.
negara.
Terbatas status kewarganegaraan Universal

Maka, tidak semua Hak Warga Negara termasuk dalam HAM. Tetapi, seluruh HAM
termasuk dalam Hak Warga Negara.

Kewajiban Warga Negara Kewajiban Asasi


Tindakan yang harus dilakukan oleh seorang Kewajiban dasar setiap orang.
warga negara sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Pancasila


SILA 1
Hak:
a. Kebebasan memeluk agama
b. Melakukan ibadah
Kewajiban:
a. Toleransi antar agama
b. tidak memaksakan kepercayaan
SILA 2
Hak:
a. Kedudukan yang sama dihadapan hukum
b. Hak yang sama dalam mendapat jaminan dan perlindungan hukum
Kewajiban:
a. Tidak semena-mena dengan orang lain
b. Mengakui persamaan derajat tanpa membedakan ras, gender, dll.
c. Melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan
SILA 3
Hak:
a. Mengembangkan budaya daerah
Kewajiban:
a. Kepentingan banga di atas kepentingan pribadi/golongan
b. Rela berkorban demi bangsa
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
SILA 4
Hak:
a. Partisipasi politik
b. Kebebasan berpendapat
c. Partisipasi dalam PEMILU
Kewajiban:
a. Mengutamakan musyawarah mufakat
b. Tidak memaksakan pendapat
c. Memberikan kepercayan terhadap wakil rakyat
SILA 5
Hak:
a. Diakuinya hak milik perorangan
Kewajiban:
a. Mengembangkan gotong royong
b. Tidak melakukan perbuatan yang membuat kerugian umum
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945
1. Hak atas Kewarganegaraan
Pasal 26 ayat (1) dan (2)
WNI adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan undang-
undang sebagai warga negara.
2. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
Pasal 27 ayat (1)
Setiap warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung keduanya.
3. Hak atas Pekerjaan dan Hidup Layak
Pasal 27 ayat (2)
4. Hak dan Kewajiban Bela Negara
Pasal 27 ayat (3)
5. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Pasal 28
Meliputi tiga hak: berserikat, berkumpul, dan berpendapat.
6. Kemerdekaan memeluk agama
Pasal 29 ayat (1)
7. Pertahanan dan Keamanan Negara
Pasal 30 ayat (1) dan (2)
8. Hak mendapatkan pendidikan
Pasal 31 ayat (1)
Berhak mendapat pendidikan.
Pasal 31 ayat (2)
Wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Pasal 31 ayat (3)
Pemerintah wajib mengusahakan system pendidikan nasional.
9. Kebudayaan nasional Indonesia
Pasal 32 ayat (1)
Negara memajukan kebudayaan nasional dengan memberikan masyarakat kebebasan
dalam memelihara budayanya.
10. Perekonomian Nasional
Pasal 33 ayat (1)
Berdasar atas asas kekeluargaan.
Pasal 33 ayat (2)
Cabang produksi penting dan hajat hidup orang banyak dikuasai negara.
Pasal 33 ayat (3)
Bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat (4)
Berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, etc.
Pasal 33 ayat (5)
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam UU.
11. Kesejahteraan social
Pasal 34 ayat (1)
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara.
Pasal 34 ayat (2)
Sistem jaminan social.
Pasal 34 ayat (3)
Fasilitas pelayanan kesehatan dan umum yang layak.
Pasal 34 ayat (4)
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam UU.
D. Kasus-Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara
Faktor Penyebab:
1. Sikap egois
2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Sikap intoleran
4. Penyalahgunaan kekuasaan
5. Ketidaktegasan aparat hukum
6. Penyalahgunaan teknologi
Contoh Pelanggaran terhadap Hak Warga Negara:
1. Kasus salah tangkap - Pasal 27 ayat (1)
2. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi – Pasal 27 ayat (2)
3. Pembunuhan, pemerkosaan, dan kekerasan - Pasal 28A-28J
4. Kekerasan atas nama agama – Pasal 29 ayat (2)
5. Angka putus sekolah tinggi – Pasal 31 ayat (1)
6. Pelanggaran hak cipta – Pasal 9 ayat (1)
Contoh Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
1. Tidak membawa SIM
2. Merusak fasilitas negara
3. Tidak membayar pajak
4. Mangkir dari kegiatan siskamling
Upaya Pemerintah
1. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi
2. Mengoptimalkan KPK, Komnas HAM, KPAI, dan Komnas Perempuan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan public, pengawasan, dam kerja sama antarkelompok.
BAB II Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
A. Perlindungan Hukum
a. Pengertian
Menurut Andi Hamzah:
Perlindungan Hukum adalah upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap
orang/pemerintah/swasta yang bertujuan untuk mengusahakan pengamanan, penguasaan, dan
pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada
Menurut Simanjuntak:
Perlindungan Hukum adalah upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum serta
memberi perlindungan kepada warga agar haknya sebagai WN tidak dilanggar dan bagi pelanggar
akan dikenakan sanksi.
b. Unsur Perlindungan Hukum
1. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warga
2. Jaminan kepastian hukum
3. Berkaitan dengan hak-hak WN
4. Adanya sanksi bagi pelanggar
c. Contoh Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum di Indonesia
1. UU no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. UU no. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
3. UU no. 13 tahun 2016 tentang Hak Paten
4. UU no. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
B. Penegakan Hukum
Yaitu upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai macam
bidang kehidupan.
Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum. Kepentingan
masyarakat akan terlindungi apabila hukumyang mengaturnya dilaksanakan dengan baik oleh
masyarakat maupun aparat penegak hukum.
C. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
1. Tegaknya supremasi hukum
2. Tegaknya keadilan
3. Mewujudkan perdamaian

Menurut Soerjono Soekanto keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum begantung
pada beberapa faktor:
1. Hukumnya -> sesuai kebutuhan, tidak bertentangan dengan ideology negara, melalui proses
yang benar
2. Penegak Hukum -> menjalankan peranan dengan baik
3. Masyarakat -> paham dan sadar hukum
4. Sarana atau fasilitas pendukung -> TK, organisasi, pelaratan, uang
5. Kebudayaan -> nilai yang mendasari hukum
D. Peran Lembaga Penegak Hukum
1. POLRI
Tugas dan Wewenang menurut Pasal 16 UU no. 2 th. 2002:
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
b. Melarang setiap orang keluar/masuk TKP
c. Membawa tersangka kepada penyidik
d. Meminta tanda pengenal diri
(Di buku banyak hal 41-42)
2. JAKSA
Keberadaannya diatur dalam UU no. 16 th. 2004:
Berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakan HAM, serta pemberantasan KKN.
Tugas dan Wewenang:
a. Bidang Pidana
- Menuntut
- Melakukan penyidikan
- Mengawasi pelaksanaan putusan terhadap pidana bersyarat, dll
- Melaksanakan penetapan hakim dan putusna pengadilan
b. Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Dengan kuasa khusus dapat bertindak di luar maupun di dalam pengadilan untuk dan atas
nama pemerintah.
c. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum
- Pengawasan peredaran barang cetakan
- Penelitian dan pengembangan hukum serta statistic kriminal, dll
3. KEHAKIMAN
Berdasarkan UU no. 4 th. 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman:

MK MA

Peradilan Peradilan Peradilan Peradilan Tata


Umum Agama Militer Usaha Negara

Hakim menurut UU no. 48 th. 2009

a. Hakim Agung (MA)


b. Hakim bada badan peradilan di bawah MA
c. Hakim Konstitusi (MK)

Tugas dan Wewenang:

a. Menyelanggarakan pengadilan
b. Mengadili perkara menurut hukum
4. ADVOKAT
Tugas dan Wewenang:
a. Memberikan konsultasi hukum
b. Memberikan bantuan hukum
c. Menjalankan kuasa
d. Mewakili, membela, dan mendampingi klien
e. Melakukan tindakan hukum
5. KPK
Tugas:
a. Koordinasi dengan instansi lain yang melakukan pemberantasan korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi lain yang melakukan pemberantasan korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
d. Melakukan tindakan mencegah korupsi
Wewenang:
a. Mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.
b. Menetapkan system pelaporan.
c. Meminta informasi dan laporan kepada instansi terkait.
d. Melaksanakan dengar pendapat dengan instansi terkait.
Asas:
a. Kepastian hukum -> Berlandas peraturan perungdang-undangan
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Kepentingan umum
e. Proporsionalisme -> seimbang antara tugas, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab
E. Contoh Pelanggaran Hukum
LINGKUNGAN PELANGGARAN
Keluarga Mengabaikan perintah ortu, mengganggu adik, ibadah tidak tepat
waktu
Sekolah Menyontek, terlambat, bolos
Masyarakat Berjudi, diskriminasi, main hakim sendiri, tidak ikut kerja bakti
Bangsa dan Negara Tidak memiliki KTP, tindak pidan (pembunuhan, penggelapan,
pembajakan, dll), merusak fasilitas negara
F. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran
NORMA SANKSI
Agama Dosa
Kesusilaan Merasa bersalah, menyesal, malu
Kesopanan Celaan, dikucilkan
Hukum TEGAS
Diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hukuman pokok: Hukuman mati dan penjara
Hukuman tambahan: Pencabutan hak tertentu, penyitaan, dan
pengumuman keputusan hakim
NYATA
Telah ditetapkan kadarnya dalam peraturan perundang-undangan.
“…….paling lama lima belas tahun”
BAB III Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap NKRI
ASPEK + -
Politik - Demokratisasi pemerintahan - Berpalingnya masyarakat dari
- Kebebasan politik Pancasila
- Keterbukaan pemerintah - Radikalisme dan terorisme
Ekonomi - Investasi asing - Impor berlebih
- Terbukanya pasar internasional - Neokolonialisme oleh
- Kesempatan kerja makin luas perusahaan asing
- Kesenjangan social
- Sistem ekonomi ke arah pasar
- Koperasi ditinggalkan
Sosial-Budaya - Pola berpikir ke depan - Gaya hidup konsumtif dan
- Etos kerja yang baik hedonism
- Menghargai waktu - Individualisme
- Westernisasi
- Memudarnya gotong royong
Hukum dan - Supremasi hukum, - Tindakan anarkis yang
Hankam demokratisasi, HAM mengganggu stabilitas nasional
- Menguatnya tuntutan terhadap
tugas penegak hukum
- Supremasi sipil
Maka, bangsa Indonesia perlu mengembangkan sikap selektif (Buku cetak hal. 81)

BAB IV Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI


A. Negara Kesatuan (Unitarisme)
Menurut C. F. Strong:
Bentuk negara dimana wewenang legislative tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislative
nasional. Negara bersusun tunggal, yakni kedaulatan ke dalam maupun ke luar berada di
pemerintah pusat.
Semua diatur pemerintah
pusat. Daerah tidak
Sentralisasi
berhak membuat
peraturan sendiri.
Negara Kesatuan

Daerah diberi kekuasaan Kecuali: Politik LN, agama,


Desentralisasi unruk mengatur yustisi, hankam, moneter,
daerahnya sendiri. fiscal nasional

B. Mengapa Negara Kesatuan?


- Sejalan dengan paham negara integralistik yang melihat bangsa sebagai satu organsime.
(Soepomo, BPUPKI)
- Untuk menyatukan wilayah Indonesia yang multicultural dan luas dengan pemerintah yang
tunggal.
- Sesuai dengan Alinea 2 pembukaan UUD 1945
“…negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”
C. Bentuk Negara Indonesia dalam UUD 1945
Pasal 1 ayat (1)
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republic.”
Pasal-pasal lainnya:
a. Pasal 18 ayat (1) mengenai pembagian wilayah indonesia menjadi beberapa provinsi.
b. Pasal 18B ayat (2) negara akan menghormati hukum adat masyarakat dan hak-hak
tradisionalnya.
c. Pasal 25A mengenai NKRI dan batas wilayahnya.
d. Pasal 37 ayat (5) mengenai bentuk negara RI yang tidak bisa mengalami perubahan.
D. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa

MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN (18 Agustus 1949-27 Desember 1949)

Bentuk Negara : Kesatuan


Bentuk pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Undang-undang : UUD 1945.
 Pada masa ini baru terbentuk presiden, wakil presiden, menteri serta gubernur.
 Departemen berjumlah 12 departemen.
 8 Provinsi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan
Sunda Kecil.
 Maklumat 14 November 1945 mengubah system pemerintahan presidensial menjadi system
pemerintahan parlementer.
Separatisme yang muncul:
1. Pemberontakan PKI di Madiun 18 september 1948.
Pemimpin : Muso.
Tujuan : Mengganti Pancasila dengan komunisme dan mendirikan Soviet Republik
Indonesia.
Gerakan ini ditumpas oleh TNI dan rakyat dibawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto.
2. Gerakan DI/TII di Jawa Barat.
Pimpinan : SM. Kartosuwiryo.
Tujuan : Membentuk Negara Islam Indonesia.
Gerakan ini berhasil ditumpas oelh TNi dan rakyat melalui Operasi Pagar Betis di Gunung Geber.

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)

Bentuk Negara : Federasi/serikat dengan 15 negara bagian.


Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : Parlementer cabinet semu.
 Bentuk serikat berdasarkan KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tanggal 27 Desember 1949.
 Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan UUDS 1950 (Gabungan dua
konstitusi, konstitusi RIS dan UUD 1945).
Separatisme yang muncul:
1. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, 23 Januari 1950
Pimpinan : Kapten Raymond Westerling.
Tujuan : mempertahankan bentuk Negara federal dan memiliki tentara tersendiri pada
Negara bagian RIS.
Pemberontakan APRA didukung oleh Sultan Hamis II yang menjabat sebagai menteri Negara
Kabinet RIS.
2. Pemberontakan Andi Azis di Makasar.
Pimpinan : Andi Azis
Tujuan : Menolak federalism dan menuntut penggabungan NIT dengan RI.
3. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) 25 April 1950.
Pimpinan : Christian Robert Steven yang menolak pembentukan NKRI dan
memproklamasikan Negara RMS
Penyebab : Tidak meratanya jatah pembangunan daerah, tidak sebanding dengan daerah
di Jawa. Pemberontakan ini diatasi melalui ekspedisi militer dipimpin oleh A.E. Kawilarang.

MASA DEMOKRASI LIBERAL (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)

Bentuk Negara : Federasi/serikat dengan 15 negara bagian. .


Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : Parlementer

Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959

1. Pembubaran konstituante
2. Pemberlakuan kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPRS dan DPAS

Penyimpangan yang terjadi:

1. DPR diangkat dan diberhentikan oleh presiden.


2. MPRS diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
3. Penetapan Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup.

Separatisme yang muncul:

1. DI/TII
Jawa Barat - Kartosuwirjo
Kalimantan Selatan - Ibnu Hadjar
Sulawesi Selatan - Kahar Muzakar
Jawa Tengah - Amir Fatah
Aceh - Tengku Daud Beureueh
2. PRRI (Sumatera) /Permesta (Sulawesi)
Dewan Banteng di Sumatera Barat - Letkol Ahmad Husein.
Dewan Gajah di Sumatera Utara - Kolonel Maluddin Simbolon
Dewan Garuda di Sumatera Selatan - Letkol R. Barlian
Dewan Manguni di Manado - Letkol Ventje Sumual
MASA ORDE LAMA/DEMOKRASI TERPIMPIN (5 Juli 1959-11 Maret 1966)

Penyimpangan yang terjadi:

1. DPR hasil PEMILU dibubarkan diganti DPRGR


2. Membentuk MPRS yang diangkat dan diberhentikan presiden
3. Membentuk Front Nasional
4. Trisila->Ekasila (NASAKOM)

Pemberontakan yang terjadi:

1. G30SPKI pada tahun 1965


Pimpinan : D. N. Aidit
Tujuan : Menghukum pejabat-pejabat yang pro-AS

MASA ORDE BARU (11 Maret 1966-21 Mei 1998)

Bentuk Negara : Kesatuan


Bentuk pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Undang-undang : UUD 1945

 Di bidang ekonomi,terjadi praktik monopoli ekonomi. Pembangunan bersifat sentralistik


sehingga terjadi kesenjangan.
 Di bidang politik, kekuasaan di tangan lembaga eksekutif dimana lembaga legislative
tersingkirkan, KKN merajalela, dan kebebasan berpendapat dibatasi.
 Di bidang hukum, kedudukan masyarakat tidak sama di mata hukum; tumpul ke atas
dan tajam ke bawah.

MASA REFORMASI (21 Mei 199-sekarang)

Agenda Reformasi mendorong terlaksananya NKRI dengan konsekuen terhadap Pancasila dan
UUD 1945. Pada masa ini, presiden tidak lagi memiliki kekuasaan berlebih, dibuktikan dengan
hubungan antara lembaga Presiden dan DPR.

Untuk menciptakan pemerintah yang demokratis, maka pemerintah berdasarkan konstitusi yang
berisi:

1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintah.


2. Jaminan atas HAM dan hak-hak WN.

Anda mungkin juga menyukai