Maka, tidak semua Hak Warga Negara termasuk dalam HAM. Tetapi, seluruh HAM
termasuk dalam Hak Warga Negara.
Menurut Soerjono Soekanto keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum begantung
pada beberapa faktor:
1. Hukumnya -> sesuai kebutuhan, tidak bertentangan dengan ideology negara, melalui proses
yang benar
2. Penegak Hukum -> menjalankan peranan dengan baik
3. Masyarakat -> paham dan sadar hukum
4. Sarana atau fasilitas pendukung -> TK, organisasi, pelaratan, uang
5. Kebudayaan -> nilai yang mendasari hukum
D. Peran Lembaga Penegak Hukum
1. POLRI
Tugas dan Wewenang menurut Pasal 16 UU no. 2 th. 2002:
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
b. Melarang setiap orang keluar/masuk TKP
c. Membawa tersangka kepada penyidik
d. Meminta tanda pengenal diri
(Di buku banyak hal 41-42)
2. JAKSA
Keberadaannya diatur dalam UU no. 16 th. 2004:
Berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakan HAM, serta pemberantasan KKN.
Tugas dan Wewenang:
a. Bidang Pidana
- Menuntut
- Melakukan penyidikan
- Mengawasi pelaksanaan putusan terhadap pidana bersyarat, dll
- Melaksanakan penetapan hakim dan putusna pengadilan
b. Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Dengan kuasa khusus dapat bertindak di luar maupun di dalam pengadilan untuk dan atas
nama pemerintah.
c. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum
- Pengawasan peredaran barang cetakan
- Penelitian dan pengembangan hukum serta statistic kriminal, dll
3. KEHAKIMAN
Berdasarkan UU no. 4 th. 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman:
MK MA
a. Menyelanggarakan pengadilan
b. Mengadili perkara menurut hukum
4. ADVOKAT
Tugas dan Wewenang:
a. Memberikan konsultasi hukum
b. Memberikan bantuan hukum
c. Menjalankan kuasa
d. Mewakili, membela, dan mendampingi klien
e. Melakukan tindakan hukum
5. KPK
Tugas:
a. Koordinasi dengan instansi lain yang melakukan pemberantasan korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi lain yang melakukan pemberantasan korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
d. Melakukan tindakan mencegah korupsi
Wewenang:
a. Mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan.
b. Menetapkan system pelaporan.
c. Meminta informasi dan laporan kepada instansi terkait.
d. Melaksanakan dengar pendapat dengan instansi terkait.
Asas:
a. Kepastian hukum -> Berlandas peraturan perungdang-undangan
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Kepentingan umum
e. Proporsionalisme -> seimbang antara tugas, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab
E. Contoh Pelanggaran Hukum
LINGKUNGAN PELANGGARAN
Keluarga Mengabaikan perintah ortu, mengganggu adik, ibadah tidak tepat
waktu
Sekolah Menyontek, terlambat, bolos
Masyarakat Berjudi, diskriminasi, main hakim sendiri, tidak ikut kerja bakti
Bangsa dan Negara Tidak memiliki KTP, tindak pidan (pembunuhan, penggelapan,
pembajakan, dll), merusak fasilitas negara
F. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran
NORMA SANKSI
Agama Dosa
Kesusilaan Merasa bersalah, menyesal, malu
Kesopanan Celaan, dikucilkan
Hukum TEGAS
Diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hukuman pokok: Hukuman mati dan penjara
Hukuman tambahan: Pencabutan hak tertentu, penyitaan, dan
pengumuman keputusan hakim
NYATA
Telah ditetapkan kadarnya dalam peraturan perundang-undangan.
“…….paling lama lima belas tahun”
BAB III Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap NKRI
ASPEK + -
Politik - Demokratisasi pemerintahan - Berpalingnya masyarakat dari
- Kebebasan politik Pancasila
- Keterbukaan pemerintah - Radikalisme dan terorisme
Ekonomi - Investasi asing - Impor berlebih
- Terbukanya pasar internasional - Neokolonialisme oleh
- Kesempatan kerja makin luas perusahaan asing
- Kesenjangan social
- Sistem ekonomi ke arah pasar
- Koperasi ditinggalkan
Sosial-Budaya - Pola berpikir ke depan - Gaya hidup konsumtif dan
- Etos kerja yang baik hedonism
- Menghargai waktu - Individualisme
- Westernisasi
- Memudarnya gotong royong
Hukum dan - Supremasi hukum, - Tindakan anarkis yang
Hankam demokratisasi, HAM mengganggu stabilitas nasional
- Menguatnya tuntutan terhadap
tugas penegak hukum
- Supremasi sipil
Maka, bangsa Indonesia perlu mengembangkan sikap selektif (Buku cetak hal. 81)
1. Pembubaran konstituante
2. Pemberlakuan kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
1. DI/TII
Jawa Barat - Kartosuwirjo
Kalimantan Selatan - Ibnu Hadjar
Sulawesi Selatan - Kahar Muzakar
Jawa Tengah - Amir Fatah
Aceh - Tengku Daud Beureueh
2. PRRI (Sumatera) /Permesta (Sulawesi)
Dewan Banteng di Sumatera Barat - Letkol Ahmad Husein.
Dewan Gajah di Sumatera Utara - Kolonel Maluddin Simbolon
Dewan Garuda di Sumatera Selatan - Letkol R. Barlian
Dewan Manguni di Manado - Letkol Ventje Sumual
MASA ORDE LAMA/DEMOKRASI TERPIMPIN (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
Agenda Reformasi mendorong terlaksananya NKRI dengan konsekuen terhadap Pancasila dan
UUD 1945. Pada masa ini, presiden tidak lagi memiliki kekuasaan berlebih, dibuktikan dengan
hubungan antara lembaga Presiden dan DPR.
Untuk menciptakan pemerintah yang demokratis, maka pemerintah berdasarkan konstitusi yang
berisi: