Anda di halaman 1dari 11

Nama:Salwa waidah arsaad

Kelas:XII IIS 4

No absen: 21

Bab 1

KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN


A.MAKNA HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat.Sementara itu, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan,
yang harus dilaksanakan; pekerjaan, dan tugas menurut hukum atau segala sesuatu yang menjadi tugas
manusia.

UUD NKRI THN 1945 tentang hak dan kewajiban warga negara :

 Pasal 27 Ayat (2): Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
 Pasal 27 ayat (3): Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.

B.SUBSTANSI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM PANCASILA

Substansi kewajiban dan hak asasi manusia dalam Pancasila dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan nilai-nilainya, yaitu:

1.Nilai dasar

Nilai dasar adalah cita-cita atau tujuan yang bersifat universal atau menyeluruh. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila tersebut meliputi nilai Ketuhanan yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dan Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,

2.Nilai intrumental

Nilai instrumental berarti, nilai-nilai turunan dari nilai dasar yang dituangkan dalam berbagai ketentuan
konstitusional, baik dalam UUD NRI Tahun 1945, UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
maupun Peraturan Daerah.Contoh Nilai Instrumental:

 Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945. Di mana "setiap negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya"
 Pasal 28 UUD 1945 mengenai Hak Asasi Manusia (HAM), yaitu "hak warga negara dan penduduk
untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan
sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang".
 pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi "bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat".

3.Nilai Praktis

Nilai praksis Pancasila merupakan nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan. Nilai-nilai
praksis Pancasila adalah nilai etika atau nilai moral.contoh nilai praktis dalam sila-sila Pancasila:

 Pemerintah menjamin kehidupan beragama dan toleransi antarumat.


 Pemerintah selalu berupaya meningkatkan potensi seluruh masyarakat
 Cinta bangsa dan negara adalah bagian dari nilai serta makna nasionalisme.
 Seluruh rakyat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tujuan masyarakat adil dan makmur harus dapat dicapai

C.PENANGANAN PELANGGARAN HAK PENGINKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1.Bentuk penanganan

 Supremasi hukum

Supremasi hukum berarti memposisikan hukum pada tempat yang tertinggi. Dalam buku Pendidikan
Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal Mulkan, dijelaskan bahwa Indonesia merupakan
negara hukum.

 Mengoptimalkan peran lembaga

Mengoptimalkan peran lembaga selain lembaga tinggi negara penting dilakukan agar penegakkan hak
dan kewajiban bisa dilakukan dengan efektif. Lembaga tersebut antara lain Komnas HAM, KPAI, Komnas
Perempuan, Ombudsman Republik Indonesia, dan KPK.

 Meningkatkan kesadaran masyarakat

2.Jenis-Jenis kewajiban

1. Kewajiban Mutlak

Kewajiban mutlak adalah kewajiban seseorang terhadap dirinya sendiri.

2. Kewajiban Publik

Kewajiban publik adalah kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak publik. Misalnya; kewajiban
untuk patuh terhadap peraturan dan hukum pidana.

3. Kewajiban Positif dan Negatif


kewajiban yang mengharuskan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

4. Kewajiban Umum dan Khusus

Kewajiban umum (universal) adalah kewajiban yang ditujukan kepada seluruh warga negara secara
umum. Sedangkan kewajiban khusus ditujukan kepada golongan tertentu, bidang hukum tertentu, atau
perjanjian.

5. Kewajiban Primer

Kewajiban primer dapat timbul dari tindakan yang tidak melawan hukum, misalnya kewajiban untuk
tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang sifatnya memberikan sanksi.

3.Faktor Penyebab Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

 Rasa egois,Rendahnya kesadaran terhadap kewajiban,Sikap tidak toleran,Penyalahgunaan


kekuasaan,Ketidaktegasan para penegak hukum,Penyalahgunaan teknologi.

4.upaya

hukum dan demokrasi harus ditegakkan,meningkatkan kualitas pelayanan publik,meningkatkan


pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga publik,Meningkatkan kerjasama yang harmonis.

D.Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Contoh nya seperti:

1. Melakukan pelanggaran hukum.


2. Merusak fasilitas umum.
3. Tidak menghormati hak asasi manusia (bullying, perampokan, pencurian, dll).
4. Tidak membayar pajak.

Bab 2:
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum

1. Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum

Konsep negara hukum tertuang dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 "Indonesia adalah negara hukum".menurut
Vant Kant: hukum adalah serumpunan peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk mengatur dan
melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.

Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:

1. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.


2. Jaminan kepastian hukum

3. Berkaitan dengan hak-hak warga negara.

4. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya

2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan Tegaknya
supremasi hukum,Tegaknya keadilan,Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat.

Perlindungan dan penegakan hukum tidak akan terwujud apabila anggota masyarakat tidak mempunyai
kesadaran hukum. Anda tentu saja harus mempunyai kesadaran hukum yang tinggi yang tercermin dari
pengetahuan dan pemahaman yang luasa terhadap ketentuan yang berlaku, serta selalu bersikap dan
berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (polri)

Polri merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Republik Indonesia,telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.
1. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

2. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan.B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan

Kedamaian

3. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan

4. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tandapengenal diri.

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia


a. Di Bidang Pidana

Melakukan penuntutan,Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah


memperoleh kekuatan hukum tetap,Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat,Melakukan penyidikan terhadap
tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang,Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik

b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara


dapat bertindak, baik di dalam maupun di luar pengadilan, untuk dan atas nama negara atau
pemerintah.

c. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum.

1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.

2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.

3. Pengawasan peredaran barang cetakan.

4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.

5. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.

6. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.

2. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam

lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan


militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan peradilan tersebut.

3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum

Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam Pasal 3 UndangUndang RI Nomor
18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:

1. Warga NRI;

2. bertempat tinggal di Indonesia;

3. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;

4. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;

5. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;

6. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;

7. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor advokat;


8. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih; serta

9. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang

tinggi.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.

4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

C. Dinamika Pelanggaran Hukum

1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum


Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
Contohnya seperti . bolos mengikuti pelajaran;mengonsumsi obat-obat terlarang, melakukan tindakan
diskriminasi kepada orang lain;
2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum

1) Tegas

(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:

hukuman mati; dan hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:

1. pencabutan hak-hak tertentu;perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan pengumuman


keputusan hakim

2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman berdasarkan
perbuatan yang dilanggarnya.
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum

 Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya,Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya,Tidak melakukan
perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-
mabukkan dan sebagainya;
Bab 3
Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

A.Hakikat IPTEK

Hakikat IptekIptek merupakan pengetahuan tentang bidang tertentu yang


tersusun secarabersistem agara dapat diterapkan dalam kehid

upan sehari-hari untuk menunjang danmemberi kenyamanan bagi manusia. Berdasarkan


katanya, iptek tersusun atas dua kata,yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi.

B.Perkembangan IPTEK di Indonesia

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sudah terjadi di Indonesia sejak
masa penjajahan Belanda.Pada 1962, televisi mulai diperkenalkan di Indonesia. Bermula
dari siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI), kemudian disusul dengan banyaknya siaran
televisi swasta lainnya.23 Agustus 1967, perkembangan IPTEK di Indonesia semakin maju
dengan didirikannya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Pada tahun 1990-an,
perkembangan IPTEK di Indonesia ditandai dengan diperkenalkannya sistem teknologi
informasi berupa jaringan internet.Sebagai contoh, adanya fasilitas e-mail (electronic mail),
chatting (komunikasi langsung) dan dengan ditemukanya teknologi VoIP (Voice on Internet
Protocol) di jaringan internet, kita semua bisa melakukan pembicaraan telepon jarak jauh
dan sambungan langsung internasional yang mudah dan murah.Dibidang perdagangan
aktifitas jual beli produk dan jasa melalui jaringan internet yang disebut dengan e-
commerce.
C.Sikap tanggung jawab dalam perkembangan IPTEK

 Berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara


 Landasan ideal konstitusional UUD 1945
 Memiliki kearifan dan berpegang teguh prinsip moral
 Etika dan rasa tanggung jawab
 Meminimalisir dampak negatif

D.pengaruh positif dan negatif kemajuan IPTEK terhadap NKRI

 Positif

1. Aspek Politik

menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat


terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia.

b. Aspek Ekonomi

1. Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.

2. Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negera.

c. Aspek Sosial Budaya

Telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya, sehingga
kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat
bagi kita.

d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan


Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya
hak asasi manusia, Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan
perundangundangan yangmemihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.

 Negatif

- Terganggunya stabilitas politik akibat menyebarnya isu hoax terkait pemerintah;

- Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan yang dibutuhkan;

- Meningkatkan kenakalan dan kriminalitas;

E.sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK


1. Sikap Tanggung Jawab dalam Pengembangan IPTEK

a. Bidang Politik

Demokrasi ,kebebasan , keterbukaan dan HAM

b.Bidang ekonomi

Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat

c. Bidang Sosial Budaya

Terbuka terhadap inovasi dan perubahan. Berorientasi pada masa depan daripada masa
lampau. Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK

Bab 4:
Dinamika Persatuan dan Kesatuan Dalam Konteks Negara Republik Indonesia

A. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

Istilah negara kesatuan sudah sangat sering Anda dengar sebab nama negara kita adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu
sentralisasi dan desentralisas.Dalam negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, semua hal
diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-
perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat.

1.konsep negara kesatuan

Negara Kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat dimana keseluruhan
negara dikuasai hanya oleh satu pemerintah pusat saja. Pemerintah pusat juga berwenang
mengatur seluruh daerah.

2.Faktor pembentuk Bangsa

Faktor terbentuknya Bangsa Indonesia terdiri dari beberapa hal yaitu faktor primordial atau
kesamaan budaya, agama, peran tokoh masyarakat, faktor sejarah, persamaan nasib dan wilayah,
ekonomi dan kelembagaan serta kebhinekaan yang memupuk persatuan.

3.Karakteristik NKRI
karakteristik NKRI berdasarkan wawasan nusantara, yakni: Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan wilayah laut yang terdapat pulau-pulau besar dan banyak pulau kecil. Indonesia merupakan
kesatuan wilayah yang mencakup daratan, perairan, dan dirgantara.

B.Persatuan dan kesatuan bangsa dari masa ke masa

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus 1945 sampai
dengan 27 Desember 1949) Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk
pemerintahan adalah republik yang mana presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan
sekaligus sebagaikepala negara. Sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem pemerintahan
presidensial.

 Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945


 Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945
 Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945
Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis dengan tujuan
mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun gerakan-gerakan tersebut
di antaranya sebagai berikut.
a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948
b. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa Barat

2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat (27Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus 1950)

Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terdapat gerakan-gerakan separatis yang terjadinbeberapa
wilayah Indonesia, di antaranya:

1. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

2. Pemberontakan Andi Azis di Makassar

3. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)

3. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 sampai dengan 5
Juli 1959)

Praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS 1950 ini
ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan kestabilan politik. Hal
ini tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu antara 1950-1959 telah terjadi 7 kali
pergantian kabinet.

4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966 )

Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada
tanggal 9 Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas:
1. Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10 orang
menteri.

2. Menteri-menteri ex officio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat menjadi
menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Laut,Udara, Kepolisian Negara, Jaksa
Agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Waki Ketua Dewan Pertimbangan Agung

3. Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.

5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998)

Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem pemerintahan
presidensial. Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru:

1. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70 dolar
Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.

2. Suksesnya program transmigrasi.


3. Suksesnya program Keluarga Berencana.

4. Sukses memerangi buta huruf.

6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei 1998-sekarang)


Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin mendorong usaha
penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan

Anda mungkin juga menyukai