Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AIN UR ISNA LAILATU NIKMAH

NIM : 858571207

TUGAS 1”HAK ASASI MANUSIA”

1. 1. A) hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan


Keikutsertaan warga dalam pemilihan umum (baik memilih maupun dipilih)
merupakan ekspresi dari ikhtiar melaksanakan kedaulatan rakyat serta dalam rangka
melaksanakan hak-hak asasi warga negara.Pemilihan umum adalah merupakan conditio
sine quanon bagi suatu negara demokrasi modern, artinya rakyat memilih seseorang
untuk mewakilinya dalam rangka keikutsertaan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, sekaligus merupakan suatu rangkaian kegiatan politik untuk
menampung kepentingan atau aspirasi masyarakat.

B) hak ikut serta daam kegiatan pemerintahan


Setiap orang baik sendiri maupun bersama-sama berhak mengajukann pendapat,
permohonan, pengaduan, dan atau usulan kepada pemerintah dalam rangka pelaksanaan
pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien, baik dengan lisan maupun dengan tulisan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C) hak membuat dan mendirikan parpol dan organisasi politik lainnya


Setiap warga berhak untuk mendirikan partai politik dan organasisasi politik
lainnya dengan syarat dan ketentuan yang telah diatur dalam undang undang.
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan
negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

D) hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan atau petisi


Setiap warga Negara berhak untuk menyampaikan pendapat, kritik, saran, atau
penolakan terhadap hal apapun asalkan sesuai dengan peraturan perundang ungan yang
telah ditetapkan.
2..Yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi
Sebuah negara yang menganut sistem demokrasi tidak akan bisa disebut sebagai
negara yang berdemokrasi karena negara tersebut tidak bisa menjalankan hak asasi
politik bagi rakyatnya.
Penjelasan dari hak asasi politik atau disebut dengan politics rights yaitu merupakan hak
yang dimiliki oleh manusia untuk bisa ikut serta dan berperan dalam kegiatan
pemerintahan di dalam suatu negara.

Hak tersebut yang kemudian akan berhubungan erat dengan kebebasan keikutsertaan di
masyarakat dalam adanya pemilihan umum, baik itu sebagai yang dipilih maupun sebagai
yang memilih. Keduanya tersebut dilakukan untuk ikut serta dalam kegiatan
pemerintahan dalam suatu negara untuk mengatur kehidupan dari rakyatnya.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, pernah terjadi ketika hak politik pada waktu dulu
sempat dibungkam oleh pemerintah Orde Baru. Pada waktu itu kegiatan perpolitikan
dikendalikan oleh tokoh-tokoh yang berkuasa saja, sedangkan keikutsertaan rakyat pada
waktu itu sangat dibatasi. Salah satu hal yang dibatasi pada waktu itu yaitu hak dalam
mengemukakan pendapat yang menjadi salah satu dari unsur kegiatan perpolitikan dan
demokrasi.

2. 1. Dokumen Magna Carta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan HAM lebih penting daripada kedaulatan raja
2..Relevansi dokumen HAM ini dalam perlindungan HAM masa kini
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak- hak tertentu
yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerinta. Piagam tersebut menjadi lambang
munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum
dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

3. 1. Syarat tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional:


Penandatanganan perjanjian internasiona dilakukan setelah proses perundingan dan
diterimanya naskah perjanjian internasional. Penandatanganan merupakan tahap akhir
dalam perundingan bia teral/multilateral untuk melegalisasi suatu naskah perjanjian
internasional yang telah disepakati oleh semua pihak yang bersangkutan .
Penandatanganan suatu perjanjian internasional tidak sekaligus dapat diartikan sebagai
pengikatan diri pada perjanjian tersebut. Penandatanganan suatu perjanjian internasional
yang memerlukan pengesahan, tidak mengikat para pihak sebelum perjanjian tersebut
disahkan. Penandatanganan ini harus dilakukan oleh semua pihak yang
berwenang sebagai delegasi suatu Negara dalam perjanjian internasional
2. dengan menandatangani suatu naskah perjanjian suatu Negara berarti sudah
menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian. Namun meskipun
delegasi Negara yang bersagkutan sudah menandatangani naskah perjanjian,
akan tetapi Negara yang diwakilinya tidak secara otomatis terikat pada
perjanjian . Negara tersebut baru terikat pada materi perjanjian setelah naskah
perjanjian tersebut diratifikasi.

4. Individu bisa juga menjadi subjek hukum internasional dalam kondisi tertentu. Misalnya
dalam Mahkamah Peradilan Nurenberg dan Tokyo yang meletakkan tanggung jawab
langsung atas pelanggaran hukum internasional pada individu.
Perkembangan mutakhir dalam hal kedudukan individu sebagai subjek hukum
internasional khususnya dalam perlindungan hak asasi manusia, terjadi sejak
disepakatinya protocol manasuka pada kovenan internasional hak-hak sipil dan
politik pada tanggal 23 maret 2976.
Protokol ini berisi enam pasal yang menegaskan bahwa individu yang teah
menjadi korban pelanggara hak-hak yang dinyatakan dalam kovenan
internasional tentang hak-hak sipil dan poitik yang dilakukan Negara-negara
anggota kovenan. Individu yang bersangkuta dapat mengadukan pemerintah
Negara anggota kovenan kepada komisi hak-hak manusia .
Kelahiran protokol ini telah mengukuhkan praktek-praktek perlindungan hak
asasi manusia.

5. Kebiasaan internasional adalah kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. Dengan
demikian tidak semua kebiasaan internasional menjadi sumber hukum. Untuk menjadi
sumber hukum kebiasaan internasional harus memenuhi dua unsur berikut yaitu, terdapat
kebiasaan yang bersifat umum dan kebiasaan itu harus diterima sebagi hukum.
Bila pola tingkah laku dalam hubungan internasional telah dilakukan berulang-ulang,
namun tidak diterima sebagi hukum maka tindakan ini semata-mata berperan sebagai
kesopanan internasional (kusumaatmadja 1990:102) termasuk kedalam kesopanan
internasional misalknya sambutan kehormatan kepada tamu negara, jamuan makan
kenegaraan, dll
Dilihat secara praktis suatu kebiasaan internasional dapat dikatakan diterima secara
hukum apabila Negara-negara menerimanya, dan apabila keberatan, mereka akan
mengungkapkan keberatanya dengan cara yang dipomatik, atau dengan cara mengajukan
keberatan kepada mahkamah internasional.

Anda mungkin juga menyukai