Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

HAK ASASI MANUSIA

NAMA : RITA RAHMAWATI


NIM : 856087585

1. Salah satu Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Kovenan internasional adalah hak asasi
politik (political rights).
 Sebutkan 4 contoh dari hak politik tersebut. Jelaskan!
Jawab :
Hak politik adalah hak asasi manusia yang diatur oleh Kovenan Internasional tentang
Hak Sipil dan Politik. Berikut empat contoh hak politik tersebut:
1. Hak untuk memilih
Setiap orang berhak memilih dan mencalonkan diri dalam pemilihan umum yang
diselenggarakan secara jujur, bebas, dan rahasia. Hak ini memungkinkan warga
negara untuk memilih pemimpin mereka dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
2. Hak berkumpul dan berserikat
Setiap orang berhak untuk berkumpul secara damai dan bebas berserikat dengan
orang lain, termasuk dengan membentuk partai politik atau organisasi politik
lainnya. Hak ini memungkinkan warga negara untuk mengutarakan pendapatnya
dan mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui aksi massa atau protes.
3. Hak untuk berbicara dan menyampaikan pendapat
Setiap orang mempunyai hak untuk bebas menyatakan pendapatnya tanpa takut
akan hukuman atau intimidasi dari pemerintah. Hak ini memungkinkan warga
negara menyampaikan kritiknya terhadap pemerintah atau memperjuangkan
haknya.
4. Hak atas informasi
Setiap orang berhak memperoleh informasi dari berbagai sumber tanpa ada batasan
yang melanggar hukum. Hak ini memungkinkan warga negara memperoleh
informasi tentang kebijakan pemerintah dan memantau kegiatan pemerintah.

Hak-hak politik ini penting untuk memastikan bahwa warga negara mempunyai
pengaruh terhadap proses politik dan pemerintahan. Melalui hak-hak ini, warga negara
dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan memastikan bahwa kepentingan mereka
terwakili.

 Apa yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi?


Jawab :
Jika hak asasi politik tidak terpenuhi, pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi. Hak
asasi manusia dalam politik meliputi hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
untuk memilih dan dipilih, hak untuk berkumpul dan berserikat, serta hak untuk
menyatakan pendapat.Jika hak-hak ini tidak terpenuhi, individu atau kelompok
berisiko tidak mempunyai suara dalam proses dan keputusan politik yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan dan
kesenjangan dalam masyarakat. Negara-negara yang melanggar hak asasi manusia
politik dapat dikenakan sanksi internasional dan tekanan dari komunitas internasional
untuk memperbaiki situasi hak asasi manusia di negaranya.

2. Maghna Charta, adalah satu diantara berbagai dokumen Hak Asasi Manusia yang pernah
ada. Disahkan pada 15 Juni 1215, Maghna Charta ini dilatarbelakangi oleh tindakan
sewenang-wenang dari Raja John Lackland kepada rakyat dan para bangsawan.
 Apa sesungguhnya prinsip dasar Magna Charta?
Jawab :
Magna Carta Libertatum, umumnya dikenal sebagai Magna Carta, adalah sebuah
piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 untuk membatasi
kekuasaan monarki Inggris, sejak zaman Raja John, menjadi absolut. Magna Carta
dianggap sebagai simbol perjuangan hak asasi manusia dan dianggap sebagai langkah
penting dalam perjuangan lahirnya hak asasi manusia.
Beberapa prinsip dasar Magna Carta antara lain:
- Hak untuk dilindungi undang-undang:
Magna Carta menjamin bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hukum.
- Kekuasaan raja pasti ada batasnya:
Magna Carta mengharuskan raja untuk melepaskan hak-hak tertentu dan mengikuti
prosedur hukum tertentu, sambil menerima bahwa keinginan raja dapat dibatasi
oleh hukum.
- Hak Asasi Manusia (HAM) lebih penting daripada kedaulatan, kekuasaan, politik
dan hukum
- Hak atas kebebasan berbicara dan berekspresi.
- Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus disetujui oleh Majelis
Nasional.
- Hak warga negara untuk menganut agamanya sesuai keyakinannya .
- Parlemen mempunyai hak untuk mengubah keputusan raja.

Magna Carta merupakan langkah awal dalam proses sejarah panjang yang berujung
pada terciptanya hukum ketatanegaraan. Magna Carta juga mempunyai prestasi yang
luar biasa, seperti menempatkan kedudukan raja di bawah hukum, padahal sebelumnya
raja dianggap berada di atas hukum dan hanya bisa ditanyai oleh Tuhan, bukan oleh
rakyatnya. Hal inilah yang menjadi awal bagi persamaan kedudukan setiap orang di
hadapan hukum.

 Apa relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan HAM masa kini?
Jawab :
Dokumen hak asasi manusia sangat penting dalam melindungi hak asasi manusia saat
ini:
- Dokumen hak asasi manusia mengatur hak-hak individu yang harus dihormati dan
dilindungi oleh negara.
- Hukum mempunyai pengaruh yang besar dan penting dalam menghormati hak asasi
manusia, karena mendukung dan menegakkan hak asasi manusia
- Memastikan perlindungan dan pelaksanaan hak-hak individu harus didukung oleh
kebijakan dan peraturan Pemerintah dalam menerapkan standar dasar dan etika.
- Sebagai warga negara, kita harus mengetahui dan memahami pentingnya hubungan
antara hak asasi manusia dan hukum yang berlaku serta mengambil tindakan untuk
memajukan hak asasi manusia dan menghindari tindakan yang melanggar hak asasi
manusia
- Dokumen-dokumen resmi terkait hak asasi manusia, baik politik, ekonomi, dan
sosial tentunya menjadi pedoman bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut
tentang hak asasi manusia
- Hak asasi manusia dan supremasi hukum mempunyai hubungan yang saling
bergantung. Ketika kita berbicara tentang hak asasi manusia, mau tidak mau harus
dikaitkan dengan rule of law atau undang-undang yang mengaturnya.

Oleh karena itu, dokumen hak asasi manusia berperan penting dalam menjamin dan
melindungi hak-hak individu. Negara harus peduli dan melindungi perbedaan dan
kebutuhan masyarakat adat serta menghindari pelanggaran hak asasi manusia. Sebagai
warga negara, kita juga harus memahami pentingnya hubungan antara hak asasi
manusia dan undang-undang yang berlaku serta mengambil tindakan untuk memajukan
hak asasi manusia dan menghindari pelanggaran hak asasi manusia.

3. Negosiasi, penandatanganan, dan pengesahan merupakan 3 tahapan dalam pembuatan


perjanjian internasional.
 Apa syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional?
Jawab :
Proses pembuatan perjanjian internasional meliputi beberapa tahapan. Berikut langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk menandatangani perjanjian internasional:
1. Negosiasi:
Ini adalah langkah pertama dalam menciptakan perjanjian internasional. Pada tahap ini,
perwakilan dari berbagai negara bertemu untuk membahas ketentuan perjanjian. Proses
negosiasi biasanya melibatkan pembahasan sejumlah isu utama, seperti isu politik,
keamanan, ekonomi, dan budaya.
2. Kata-kata teks:
Setelah tahap negosiasi, maka terbentuklah teks perjanjian. Langkah ini melibatkan
penyusunan perjanjian dan penyelesaian bahasa yang digunakan dalam dokumen.
3. Penerimaan:
Setelah teks perjanjian dikembangkan, teks tersebut disajikan kepada para peserta
untuk diterima. Pada tahap ini, peserta meninjau teks perjanjian dan memutuskan
apakah akan menerimanya atau tidak.
4. Tanda Tangan:
Setelah para pihak mendapat persetujuan tertulis, maka langkah selanjutnya adalah
menandatangani perjanjian. Langkah ini melibatkan partisipasi perwakilan negara-
negara peserta penandatanganan perjanjian.
5. Menyetujui:
Langkah terakhir dalam proses ini adalah persetujuan. Langkah ini melibatkan peserta
secara resmi menerima perjanjian dan setuju untuk terikat dengan ketentuan-
ketentuannya. Dalam beberapa kasus, ratifikasi mungkin memerlukan persetujuan
badan legislatif masing-masing pihak yang berpartisipasi.
Penting untuk dicatat bahwa proses pembuatan perjanjian internasional dapat
bervariasi tergantung pada perjanjian spesifik dan negara yang terlibat. Namun,
langkah-langkah di atas biasanya diikuti dalam banyak kasus.

 Apa konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh pihak-pihak?


Jawab :
Akibat dari para pihak yang menandatangani perjanjian adalah sebagai berikut:
- Perjanjian tersebut mengikat para pihak yang berpartisipasi dan menjadi undang-
undang bagi mereka
- Perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak, kecuali dengan persetujuan kedua
belah pihak atau karena alasan yang ditentukan oleh undang-undang
- Perjanjian harus dibuat dengan itikad baik
- Jika salah satu pihak melanggar perjanjian, maka pihak lainnya berhak menuntut
ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkan

Penting untuk dicatat bahwa kebebasan untuk membuat perjanjian harus dibatasi,
karena para pihak dalam perjanjian mungkin tidak memiliki kekuatan tawar yang
setara. Oleh karena itu, undang-undang memberikan pembatasan tertentu terhadap
kebebasan membuat perjanjian.

4. Jelaskan apa itu protokol Manasuka!


Jawab :
Protokol Manasuka adalah aturan yang tidak mengharuskan diikutinya rangkaian suara
tertentu. Namun, setelah penelitian lebih lanjut, tidak ditemukan informasi yang jelas dan
dapat diandalkan tentang protokol Manasuka. informasi mengenai Protokol Opsional pada
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, yang juga dikenal sebagai
Protokol Manasuka. Protokol ini memberikan hak kepada individu untuk mengajukan
pengaduan kepada Komite Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa jika mereka
yakin bahwa hak-hak sipil dan politik mereka telah dilanggar oleh negara yang telah
meratifikasi protokol tersebut. Protokol ini mulai berlaku pada tanggal 23 Maret 1976 dan
diratifikasi oleh 35 negara peserta

5. Kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber atau dasar pengambilan keputusan
Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu kasus. Bagaimana kebiasaan bisa
menjadi sumber hukum internasional?
Jawab :
Hukum kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber hukum internasional yang
diakui dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional. Sumber hukum
internasional adalah sumber-sumber yang digunakan dalam pembentukan dan penerapan
hukum internasional. Sumber-sumber ini menjadi landasan hukum yang mengatur
hubungan antar negara dan subjek hukum internasional lainnya. Hukum kebiasaan
internasional terdiri dari aturan-aturan hukum yang dihasilkan dari tindakan konsisten
negara-negara dengan keyakinan bahwa tindakan mereka diwajibkan oleh hukum. Ada
dua unsur yang harus dipenuhi untuk membuktikan adanya suatu kebiasaan internasional:
kebiasaan atau praktek negara-negara (usus) dan keyakinan negara-negara bahwa
kebiasaan ini diterapkan atas dasar kewajiban hukum (opinio juris). Bukti adanya
kebiasaan internasional dapat mencakup korespondensi diplomatik, pernyataan politik,
siaran pers, pendapat otoritas yang berwenang mengenai undang-undang, keputusan dan
praktik eksekutif, pendapat resmi pemerintah mengenai rancangan yang disiapkan oleh
ILC, undang-undang nasional, keputusan pengadilan nasional, kutipan dalam perjanjian
internasional, praktik organisasi internasional dan resolusi Majelis Umum PBB lainnya.

Praktik kebiasaan internasional dapat menjadi sumber hukum internasional karena


merupakan hukum yang dikembangkan dari kebiasaan atau praktik suatu negara. Meskipun
hukum kebiasaan internasional saat ini mengalami kemunduran karena banyaknya
perjanjian yang menggantikannya, hukum kebiasaan tetap menjadi bagian penting dari
hukum internasional. Hukum kebiasaan internasional dapat menjadi sumber hukum
internasional karena diakui dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional.

Anda mungkin juga menyukai