Anda di halaman 1dari 5

Nama : AMELIA CAHYA WIJAYANTI

NIM : 859538209
Mata Kuliah : PKNI4317
Pokjar : AMBARAWA
UPBJJ : BANDAR LAMPUNG
Tugas :1

1. Salah satu Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Kovenan internasional
adalah hak asasi politik (political rights).
 Sebutkan 4 contoh dari hak politik tersebut. Jelaskan!
Jawaban :
1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
3. Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik
lainnya.
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

 Apa yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi?


Jawaban :
Jika hak asasi politik tidak terpenuhi, maka individu dan masyarakat akan
mengalami dampak negatif yang signifikan. Beberapa konsekuensi yang
mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan partisipasi politik: Tanpa hak asasi politik yang dijamin,
individu akan kehilangan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
proses politik seperti pemilihan umum, pengambilan keputusan
politik, dan pengarahan kebijakan. Hal ini dapat mengakibatkan
rendahnya tingkat partisipasi politik dan pengambilan keputusan yang
tidak mewakili kepentingan yang beragam.
2. Pelanggaran kebebasan berpendapat: Hak asasi politik yang tidak
terpenuhi dapat menghasilkan pembatasan terhadap kebebasan
berpendapat dan berekspresi. Individu mungkin takut untuk
menyuarakan pandangan mereka atau mengkritik pemerintah karena
takut akan ancaman, penindasan, atau hukuman.
3. Korupsi dan kejahatan politik: Ketika hak asasi politik tidak
dihormati, korupsi dan kejahatan politik cenderung meningkat.
Kekuasaan yang tidak terkendali dan kurangnya transparansi dalam
sistem politik dapat memungkinkan praktik-praktik korup dan
penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan masyarakat.
4. Ketidakadilan dan diskriminasi: Tanpa hak asasi politik yang adil dan
setara, individu dan kelompok yang rentan menjadi lebih rentan
terhadap ketidakadilan dan diskriminasi. Hal ini dapat memperburuk
kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik antara berbagai kelompok
dalam masyarakat.
5. Kekuasaan otoriter dan pelanggaran HAM: Tanpa hak asasi politik
yang kuat, terdapat risiko terjadinya pemerintahan otoriter dan
pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis. Pemerintah yang
otoriter dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan oposisi
politik, melakukan penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, atau
pembunuhan terhadap warga negara.
Penting untuk mencatat bahwa hak asasi politik yang terpenuhi adalah
aspek kritis dalam demokrasi dan masyarakat yang adil. Masyarakat yang
menghormati hak asasi politik akan mendorong partisipasi politik yang
luas, kebebasan berpendapat, keadilan, dan transparansi dalam sistem
politik mereka.
Hak asasi politik adalah hak-hak fundamental yang dimiliki setiap
individu untuk berpartisipasi dalam proses politik, mengemukakan
pendapat, dan berinteraksi dengan pemerintah. Hak-hak ini meliputi:
1. Kebebasan berpendapat: Setiap individu memiliki hak untuk
menyuarakan pendapatnya, mengemukakan ide, dan kritik terhadap
pemerintah atau lembaga-lembaga publik tanpa takut akan penindasan
atau hukuman.
2. Hak memilih: Hak untuk memberikan suara dalam pemilihan umum
atau pemilihan lainnya merupakan hak asasi politik yang penting. Ini
memungkinkan individu untuk memilih wakil mereka dalam
pemerintahan dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
politik.
3. Hak berkumpul dan berorganisasi: Individu memiliki hak untuk
berkumpul secara damai dan membentuk organisasi politik untuk
menyampaikan aspirasi dan kepentingan mereka. Hak ini mendukung
partisipasi publik yang lebih luas dan memungkinkan individu untuk
mengorganisir aksi kolektif.
4. Hak mendapatkan informasi: Hak untuk mendapatkan akses informasi
yang akurat dan transparan dari pemerintah adalah bagian dari hak
asasi politik. Ini memungkinkan individu untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka dan
masyarakat secara umum.
5. Hak untuk mempengaruhi kebijakan: Hak asasi politik juga mencakup
hak untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui advokasi, lobi, dan
partisipasi dalam proses konsultasi atau dialog dengan pemerintah. Ini
memungkinkan individu untuk memiliki pengaruh dalam pembuatan
keputusan politik yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Hak asasi politik adalah prinsip penting dalam demokrasi dan masyarakat
yang adil. Mereka memberikan individu kekuatan dan kewenangan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan menyuarakan
kepentingan mereka. Hak-hak ini melindungi kebebasan individu dan
memastikan adanya kesetaraan, transparansi, dan akuntabilitas dalam
sistem politik.

2. Maghna Charta, adalah satu diantara berbagai dokumen Hak Asasi


Manusia yang pernah ada. Disahkan pada 15 Juni 1215, Maghna Charta
ini dilatarbelakangi oleh tindakan sewenang-wenang dari Raja John
Lackland kepada rakyat dan para bangsawan.
 Apa sesungguhnya prinsip dasar Magna Charta?
Jawaban :
Prinsip dasar Magna Carta antara lain adalah:
 Prinsip tentang hak atas perlindungan hukum yang menunjukkan
bahwa Magna Carta menjamin bahwa setiap orang memiliki hak
untuk mendapat perlindungan hukum yang adil dan tidak
diskriminatif.
 Prinsip tentang pembatasan kekuasaan raja yang menunjukkan bahwa
Magna Carta menempatkan batasan atas kekuasaan raja dan
menegaskan bahwa tidak seorang pun, termasuk raja, di atas hukum.
 Prinsip tentang hukum harus adil: yang menunjukkan bahwa Magna
Carta menetapkan hukum harus adil dan tidak boleh menindas rakyat.
 Prinsip tentang hak atas hak milik: yang menunjukkan bahwa Magna
Carta menjamin hak setiap orang atas hak milik mereka, termasuk
tanah dan properti.
 Prinsip tentang hak atas kebebasan pribadi yang menunjukkan bahwa
Magna Carta menjamin hak atas kebebasan pribadi dan menjamin
bahwa tidak seorang pun boleh ditahan tanpa alasan yang jelas dan
terbukti.
Magna Carta adalah sebuah arsip sejarah yang ditandatangani pada tahun
1215 oleh Raja John dari Inggris. Prinsip dasar Magna Carta berisikan
tentang prinsip yang menyebutkan bahwa tidak ada seorang pun, bahkan
seorang raja, di atas hukum.

 Apa relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan


HAM masa kini?
Jawaban :
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab
hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerinta.
Piagamtersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-
hak asasikarena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang
derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja
3. Negosiasi, penandatanganan, dan pengesahan merupakan 3 tahapan
dalam pembuatan perjanjian internasional.
 Apa syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian
internasional?
Jawaban :
Syarat untuk perjanjian internasional bagian penandatanganan hanya satu
yaitu sudah mencapai kata sepakat antar kedua atau banyak negara
mengenai perundingan perjanjian tersebut.
 Apa konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh
pihak-pihak?
Jawaban :
Setiap negara yang berdaulat memiliki kemampuan untuk mengadakan
perjanjian internasional sedangkan negara bagian tidak mempunyai
wewenang mengadakan perjanjian internasional kecuali jika Diberi
wewenang untuk itu oleh konstitusi negara federal.
Untuk hukuman sesuai dengan perjanjian atau perundingan yang telah
disepakati untuk perjanjian dibawah PBB maka yang melanggar akan
terkena hukuman internasional begitu pula perjanjian yang dibuat dibawah
ASEAN GNB Uni Eropa dan lain-lain hukumnya sesuai dengan hukum
yang ada di organisasi tersebut.

4. Jelaskan apa itu protokol Manasuka!


Jawaban :
Perkembangan mutakhir dalam hal kedudukan individu sebagai subjek hukum
internasional khususnya dalam hal perlindungan hak asasi manusia terjadi
sejak disepakatinya protokol manasuka pada kovenan internasional hak-hak
sipil dan politik tanggal 26 Maret 1976 protokol ini berisi 6 pasal yang
menegaskan bahwa individu yang telah menjadi korban pelanggaran hak-hak
yang dinyatakan dalam konvensi internasional tentang hak-hak sipil dan politik
yang dilakukan negara anggota kovenan individu yang bersangkutan dapat
mengadukan pemerintah negara anggota kovenan kepada Komisi hak-hak
manusia berdasarkan protokol ini negara yang dapat diadukan adalah negara
anggota konvenan tempat dimana menjadi warga negara. komite hak-hak
manusia tidak boleh melayani pengaduan mengenai suatu negara yang bukan
anggota protokol pemerintah pun tidak menolak pengaduan yang dinilai tak
sejalan dengan peraturan-peraturan Kovenan.

5. Kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber atau dasar


pengambilan keputusan Mahkamah Internasional dalam memutuskan
suatu kasus. Bagaimana kebiasaan bisa menjadi sumber hukum
internasional?
Kebiasaan internasional (bahasa Inggris: customary international law) adalah
kebiasaan bersama negara-negara di dunia yang menjadi bukti praktik umum
yang diterima sebagai hukum. Kebiasaan internasional diakui sebagai salah
satu sumber hukum internasional oleh Pasal 38(1)(b) Piagam Mahkamah
Internasional.
1. Pasal 92 piagam perserikatan bangsa-bangsa juga menyatakan bahwa
kebiasaan internasional adalah salah satu sumber hukum yang diterapkan
oleh Mahkamah Internasional
2. Kebiasaan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum yang berasal dari
tindakan negara-negara yang konsisten yang muncul dari keyakinan bahwa
tindakan mereka Itu diwajibkan oleh hukum
3. Maka dari itu dapat 2 unsur yang harus dipenuhi untuk membuktikan
keberadaan suatu kebiasaan internasional praktik atau kebiasaan negara-
negara usul khusus yakinan dari negara-negara bahwa kebiasaan tersebut
dilakukan atas dasar kewajiban hukum.

Anda mungkin juga menyukai