Anda di halaman 1dari 4

Nama: Riska Yovita Sulangi

Kelas: 2020B

NIM: 20040704079

Soal

1. JELASKAN PERBEDAAN SUBJEK HUKUM NATURLIJK PERSOON DAN RECHT PERSOON?


2. KAPAN SUATU RECHT PERSOON DAPAT MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM SEBAGAI SUBJEK
HUKUM? JELASKAN DISERTAI DASAR HUKUM DAN CONTOHNYA!
3. JELASKAN PERBEDAAN ANTARA SUBJEK HUKUM DALAM HUKUM INDONESIA DENGAN SUBJEK
HUKUM DALAM HUKUM INTERNASIONAL? DISERTAI DASAR HUKUMNYA!
4. KAPAN NATURLIJK PERSOON DAPAT KEHILANGAN STATUSNYA SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM
HUKUM NASIONAL? JELASKAN BESERTA DASAR HUKUM DAN CONTOHNYA!

Jawaban

1. Perbedaan subjek hukum naturlijk persoon dan recht persoon ada pada jumlah subjeknya.
naturlijk persoon memiliki satu subjek atau bersifat individu atau perseorangan. Semua
manusia pada saat ini merupakan subjek hukum, pada masa dahulu tidak semua manusia
itu sebagai subjek hukum hal ini ditandai dengan adanya perbudakan. Dalam
perkembangannya perbudakan tersebut akhirnya dilarang pasca banyaknya gerakan-
gerakan hak asasi manusia (human rights) yang diperjuangkan di berbagai belahan dunia
yang didasari oleh pemberlakukan Magna Charta, Bill of Right ketika itu. Untuk di
Indonesia sendiri, ketentuan mengenai hak asasi manusia tersebut telah masuk di dalam
UUD 1945. Sedangkan badan hukum atau rechtpersoon merupakan
perkumpulan/organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti manusia yang juga
mempunyai hak dan kewajiban. Namun, badan hukum mempunyai hak dan kewajiban
ketika dibentuk dan dijalankan oleh manusia secara pribadi.1
2. Badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum jika syarat-syarat metrilaya sudah
terpenuhi. Syarat materil sebagai badan hukum adalah adanya hartakekayaan yang
terpisah, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai kepentingan sendiri, dan adanya
organisasi teratur. Dalam pasal 1653 KUH perdata diatur berkaitan dengan perkumpulan
1
Doktorhukum.com “Perbedaan Subjek Hukum Orang Pribadi (Naturlijk Persoon) dan Badan Hukum
(Rechtpersoon) https://www.doktorhukum.com/perbedaan-subjek-hukum-orang-pribadi-naturlijk-persoon-dan-
badan-hukum-rechtpersoon/ (diakses pada tanggal 07/10/2020 pukul 14.17)
adalah selain perseroan yang sejati oleh undang-undang dikaui sebagai demikian oleh
kekuasaan umum maupun yang diterima sebagai diperbolehkan atau telah didirikan untuk
suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang undang atau kesusilaan.2
Contoh:
 Perseroan terbatas (PT) telah diatur dalam bagian ketiga kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD)
 Koperasi diatur dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992
 Organisasi partai politik diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011
 Pemerintah daerah diatur dalam Undang-Undang nomor 34 tahun 2004
 Negara Republik Indonesia diatur dengan Undang-Undang Dasar 1945
3. Subjek Hukum Indonesia terdiri dari Subjek Hukum Individu (Naturlijk Persoon) yang
datur dalam Pasal 1329 KUH Perdata serta Subjek Hukum Badan Hukum (Recht
Persoon) yang diatur dalam Pasal 1653 KUH Perdata.
Subjek Hukum Internasional
Subjek Hukum Internasional terdiri dari
1) Negara, yang unsur-unsur nya terdapat dalam Pasal 1 Montevidio (Pan
American) Convention on Rights And Duties of State of 1933.3
2) Orgnisasi Internasional, yang harus memenuhi syarat-syarat agar dapat diakui
statusnya di dalam hukum Internasional, yaitu :
a. Adanya persetujuan Internasional seperti instrument pokok itu akan
membuat prinsip-prinsip dan tujuan, struktur maupun cara organisasi itu
bekerja.
b. Organisasi Internasional haruslah mempunyai paling tidak satu badan.
c. Organisasi Internasiona haruslah dibentuk dibawah hukum internasional.
3) Palang Merah Internasional, yang diatur dalam Konvensi Jenewa 1949

2
Sovia Hasanah,S.H. “Arti Perbuatan Hukum, Bukan Perbuatan Hukum, dan Akibat Hukum”
https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5ceb4f8ac3137/arti-perbuatan-hukum--bukan-perbuatan-
hukum-dan-akibat-hukum/ (diakses pada tanggal 07/10/2020 pukul 19.11 WIB)
3
NN, “Perbedaan Subjek Hukum Orang Pribadi (Naturlijk Persoon) dan Badan Hukum (Recht Persoon)”
https://www.doktorhukum.com/perbedaan-subjek-hukum-orang-pribadi-naturlijk-persoon-dan-badan-hukum-
rechtpersoon/ (diakses pada tanggal 07/10/2020 pukul 19.42 WIB)
4) Tahta Suci Vatikan, yang ditandatangai pada 11 Februari 1929 dengan nama
Latern Treaty
5) Individu, yang daitur dalam pasal 297 dan 304 Perjanjian Versailes 1919,
Perjanjian Uppersilesia 1922, dll.
6) Pemberontakan, menurut Lauterpacht mengatakan bhawa syarat untuk
dikatakan sebagai pemberontak adalah :
a. Adanya peperangan sipil yang diikuti dengan serangan pertikaian
terbuka
b. Adanya penduduk wilayah tertentu dan penyelenggaraan
pemerintahnya
c. Dipimpin oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
anak buahnya
d. Adanya negara ketiga yang menyatakan sikapnya terhadap pertikaian
tersebut.

Lalu setiap subjek hukum internasional juga memiliki tingkat hak dan kewajiban
yang berbeda. Misalnya, negara dan individu, negara merupakan subjek hukum
internasional yang pertama dan karena itu memiliki hak dan kewajiban penuh di
hadapan hukum internasional, sedangkan individu tidak. Untuk menentukan
derajat hak dan kewajiban suatu subjek hukum internasional dapat dilihat dari tiga
indikator yaitu4 :

 Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk membuat perjanjian


internasional.
 Subjek yang bersangkutan memiliki hak untuk mengirim dan menerima
perwakilan.
 Subjek yang bersangkutan dapat mengajukan dan menerima tuntutan
internasional.

4
Jan Klabbers, “Introduction to internasional Intitutional Law Cambridge”, Cambridge University Pres, 2002, hal
42.
Jadi apabila salah satu indikator itu terpenuhi, maka subjek hukum internasional
tersebut dapat dianggap sebagai subjek hukum internasional.

4. Golongan manusia atau individu yang tidak dapat menjadi subjek hukum Naturlijk
Persoon ialah karena tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum (personae
miserabile) yaitu :
1) Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan belum menikah.
2) Orang yang mengalami hilang kesadaran atau gila, seperti pada Pasal 433 dan
Pasal 434 KUH Perdata
3) Orang tersebut telah meninggal dunia

Anda mungkin juga menyukai