Anda di halaman 1dari 30

Pengantar

Hukum Perdata
Dosen : Rianda Seprasia, S.H.,
M.H.

Beberapa Definisi Hukum Perdata


Subekti :

Hk perdata dalam arti luas meliputi semua hk privat


materiil, yaitu segala hukum pokok yg mengatur
kepentingan-kepentingan perseorangan
Sudikno Mertokusumo :

Hukum Perdata adalah hukum antar perorangan yg


mengatur hak dan kewajiban perorangan yg satu
terhadap yg lain di dalam hubungan keluarga dan di
dalam pergaulan masyarakat. Pelaksanaannya
diserahkan masing-masing pihak.

Sehingga Definisi
Hukum Perdata = Hukum yg mengatur

kepentingan perseorangan
( private interest )

Hukum Perdata adalah seperangkat norma


hukum yang mengatur hubungan hukum antara
orang yang satu dengan orang yang lain dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari.

Hukum Perdata di Indonesia bercorak


PLURALISTIK

Dasar Hukum

Hukum perdata material yang berlaku di


Indonesia bersifat pluralis,hal ini terkait
dengan sejarah politik hukum pada masa
Hindia Belanda berdasarkan Indische
Staatsregeling (IS) Stb 1925 No.1415 yang
mengatur tentang penggolongan penduduk
dan hukumnya yang berlaku bagi mereka.

Sumber Hukum Perdata Indonesia


1. BW untuk org Eropa, Timur Asing Tiong Hoa

(kecuali ttg persoalan perkawinan & larangan


perkawinan), & Timur Asing non Tiong Hoa
khusus utk persoalan hk harta kekayaan dan hk
waris dg testamen;

2. Hk Adat Penduduk pribumi dan Timur Asing non

Tiong Hoa (utk persoalan perdata pd umumnya);

3. Hk Islam Seluruh penduduk beragama Islam utk


persoalan perkawinan, waris, wasiat,
hibah,wakaf, zakat, sodaqoh, infaq, dan ekonomi
syariah

Hukum Perdata Barat (KUHPerdata) dan

KUHDagang (WVK) : Yang dimaksud


dengan Hukum perdata Indonesia adalah
hukum perdata yang berlaku bagi seluruh
Wilayah di Indonesia. Hukum perdata yang
berlaku di Indonesia adalah hukum perdata
barat Belanda yang pada awalnya berinduk
pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang aslinya berbahasa Belanda atau
dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan
biasa disingkat dengan B.W. Kepailitan.

Sebagian materi B.W. sudah dicabut

berlakunya & sudah diganti dengan UndangUndang RI misalnya mengenai UU Perkawinan,


UU Hak Tanggungan, UU

Pemberlakuan BW pd penduduk Pribumi


Pasal 131 I.S ayat 4 jo Stb.1917 no 12

Penundukan diri secara suka rela kpd BW


Tdpt 4 macam :
1. Penundukan diri sepenuhnya
2. Penundukan diri sebagian
3. Penundukan diri utk perbuatan tertentu
4. Penundukan diri diam-diam

Kodifikasi Hukum ialah pembukuan jenis-

jenis hukum tertentu dalam kitab undangundang secara sistematis dan lengkap.
Yang termasuk kodifikasi hukum materiil di
Indonesia adalah Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (1 Mei 1848) dan Kitab
Undang-undang Hukum Sipil (1 Mei 1848).
Sedangkan yang termasuk Nonkodifikasi
hukum adalah hukum adat (termasuk
hukum kebiasaan dan hukum agama.

Sejarah BW
Corpus Juris Civilis / Codex Justinianus

( Romawi abad 5 M)
Code Civil des Francais / Civil Code Napoleon

(Perancis 1804)
BW

KUHPerdata bukanlah merupakan buatan asli

Indonesia. KUHPerdata berasal dari BW


(Burgelijke Wetboek), yakni dari Negara
Belanda. Konsep BW sendiri berasal dari Code
Civil buatan Prancis. Begitu juga dengan Code
Civil yang konsepnya sebenarnya berasal dari
Kerajaan Romawi, yaitu Corpus Iuris Civilis.

BW jadi KUHPerdata

Azas konkordasi adalah azas yang

berisikan bahwa ketentuan


perundang-undangan negara
penjajah berlaku pula di negara yang
dijajahnya.

Setelah Indonesia Merdeka berdasarkan

aturan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945,


KUHPdt. Hindia Belanda tetap dinyatakan
berlaku sebelum digantikan dengan undangundang baru berdasarkan Undang Undang
Dasar ini. BW Hindia Belanda disebut juga
Kitab Undang Undang Hukun Perdata
Indonesia sebagai induk hukum perdata

Sistematika BW / KUHPerdata
Buku I : Hk orang (van personen /personen
recht)
Buku II : Hk Benda (van zaken)
Buku III : Perikatan (van verbintenissen)
Buku IV : Pembuktian & Daluarsa
(Bewijsen verjsring)

Obyek HKM PERDATA


1. Hkm perorangan /
Bdn Pribadi (personen recht)

Buku I

BW

2.Hukum keluarga (Famillie recht)

Jo UU

1/74

3. Hkm harta kekayaan


(vermogensrecht)
4. Hkm waris (erfrecht)

BUKU II & III BW

1. Hukum Perorangan
Subyek Hukum
DEFINISI: Penyandang hak & kewajiban.

Orang
Badan
Hukum

Subyek Hukum
Penyandang hak & kewajiban
Mununtut Hak

Melaksanakan Kewajiban
PERBUATAN HUKUM

Dibutuhkan KECAKAPAN

Artinya
Setiap orang, kapanpun, dapat memiliki hak &

kewajiban ( setiap orang dpt berwenang /


Bevoegd ).
TAPI
Tidak setiap orang mampu melakukan
perbuatan hukum ( Setiap orang belum tentu
cakap / Bekwaam )

Tidak Cakap Berbuat


1. Belum Dewasa 1330 BW jo 330 BW jo psl
47 UU No.1 Th 74.
2. Orang yg berada di bawah PENGAMPUAN
(Org yg tlh dewasa, namun dianggap tidak
cakap krn keadaan tertentu spt: dungu, gila,
pemboros) Pasal 1330 BW jo Pasal 433 BW
3. Orang-orang yg dilarang UU utk melakukan
perbt.2 hk tertentu misalnya orang yg
dinyatakan pailit (UU Kepailitan).

Badan Hukum

Syarat Badan Hukum:


1. Mempunyai pengurus (alat / organ)
2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kekayaan sendiri yg terpisah
dari
kekayaan anggotanya
4. Disahkan oleh badan yg berwenang.
Contoh Perseroan Terbatas (P.T), Yayasan,
Koperasi, Koorporasi dll

2. Hukum Keluarga
Mengatur antara lain persoalan-persoalan:

Perkawinan
Perceraian
Kekuasaan orang tua
Kedudukan anak
Perwalian (voogdij)
Pengampuan (curatele)

PERKAWINAN

Syarat perkawinan Pasal 2 jo Pasal 6 UU


No.1 Th 74.
Usia kawin pasal 7 UU No.1 Th 74
Larangan perkawinan Pasal 8 UU No. 1 Th 74
KEKUASAAN ORANG TUA:

Pasal 45 49 UU no. 1 Th 74

PERWALIAN

Pasal 50 54 UU no. 1 Th 74
3 Macam perwalian:
1. Perwalian menurut UU
2. Perwalian dg wasiat
3. Perwalian oleh penunjukan pengadilan

3. Hukum Harta Kekayaan


1. Hukum Kebendaan (Buku II BW)

Adalah aturan-aturan yg mengatur


hubungan
antara orang dg kebendaan
Kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiaptiap hak yg dpt dikuasai oleh hak milik.

2. Hukum Perikatan (Buku III BW)


Subekti:
Perikatan adalah aturan yg mengatur
hubungan hukum antara dua pihak, di mana
pihak yg satu mempunyai hak menuntut suatu
prestasi (kreditur) dari pihak lainnya yg wajib
memenuhi tuntutan tersebut (debitur).
Perikatan dlm bhs Belanda verbintenis

Obyek perikatan:

Prestasi (prestatie), yakni hak kreditur dan


kewajiban dr debitur. Dpt brp (Psl 1234 BW):
1. Memberikan sesuatu
2. Melakukan perbuatan
3. Tdk melakukan suatu perbuatan
Subyek perikatan:
1. Kreditur pihak yg berhak atas prestasi
2. Debitur pihak yg wajib melakukan prestasi

Sumber-sumber / sebab-sebab timbulnya perikatan


(1233 BW) :
1. Adanya UU
2. Adanya perjanjian
Ad. 1. Adanya UU (Psl 1352 BW):
a. UU saja
b. Karena adanya perbuatan orang (1353
BW):
- Sesuai hukum
- Bertentangan dg hukum /
onrechtmatigedaad ( 1365 BW)

Ad. 2. Adanya Perjanjian


Syarat sah-nya perjanjian (Psl 1320
BW) :
1. Adanya kesepakatan.
2. Cakap Ps 1330 BW
3. Suatu hal tertentu Ps 1333 BW
4. Sebab / causa yg halal

4. Hukum Waris
Berlaku pluralisme hukum ( BW, Adat, Islam)

Obyek waris hny terbatas pd hak & kewajiban dlm


lapangan kekayaan saja.
Obyek hk waris:
1. Penentuan atas siap saja yg mjd ahli waris
2. Penggolongan ahli waris berdasarkan urutannya
3. Penentuan bagian masing-masing ahli waris
4. Apa saja yg dpt dipesankan oleh seseorang bila
ia
meninggal dan batas-batas kekuasaan seseorang
utk membuat pesan-pesan ttg harta
peninggalannya

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai