Anda di halaman 1dari 57

HUKUM PERDATA

Oleh:
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang

HUKUM PERDATA BY EKO HANDOYO

HUKUM PERDATA
Pengertian Hukum Perdata
Hukum Perdata adalah hukum antara
orang/badan hukum yang satu dengan
orang/badan hukum yang lain di dalam
masyarakat dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan (pribadi/badan
hukum).

Hukum Perdata Dalam Arti Luas


Termasuk di dalamnya adalah bahan hukum
sebagaimana tertera dalam BW, WVK, dan
sejumlah undang-undang tambahan lainnya.
2

Hubungan Hukum Perdata dan Hukum Dagang


Hubungannya

dapat dilihat pada Pasal 1, 15 KUHD, dan 1319

KUH Perdata.
Pasal 1 KUHD menyatakan: KUH Perdata seberapa jauh
daripadanya dalam kitab ini tidak khusus diadakan
penyimpangan-penyimpangan berlaku juga terhadap hal-hal
yang dibicarakan dalam kitab ini.

Antara Hukum Perdata dan Hukum Dagang tidak ada perbedaan


yang prinsipil, yang ada hanyalah perbedaan historis.
Fakta-Fakta:
Zaman Romawi
Kaisar Yustinianus membuat COORPUS IURIS CIVILIS
Di Perancis disusun CODE CIVIL dan CODE COMMERCE
Di Belanda dibuat BURGERLYK WETBOEK dan WETBOEK VAN
KOOP HANDEL

Hukum Perdata dalam arti sempit


Hukum

Perdata dalam arti sempit ialah


hukum perdata sebagimana terdapat dalam
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

SEJARAH KUH PERDATA


KUH Perdata Perancis
Pays de droit
coustumier

Corpus Iuris
Civilis
(pengaruh
Romawi)
Codex yustisiani
Pandecta
Institutiones
Novelles
Code Civil des
Francis
Kodifikasi Hukum Perdata oleh Kemper
(1814)
Kodifikasi Hukum Perdata oleh Nicolai
(1829)
5

SEJARAH KUH PERDATA (Lanjutan)


Koninklijk Besluit 10-4-1838
KUH Perdata Belanda berlaku sejak 110-1838
Pengumuman Gubernur Jenderal
Hindia Belanda 3-12-1947
menyatakan berlaku KUH Perdata di
Hindia Belanda sejak 1 Mei 1848
Tahun 1962 MenKeh RI SAHARDJO
mengeluarkan gagasan BW (KUH Perdata)
sebagai himpunan hukum tidak tertulis
(Recht boek)

Apakah Hukum Perdata Bersifat Nasional?

Untuk mengetahui apakah Hukum Perdata


bersifat nasional atau tidak, ia harus diuji
melalui kriteria berikut:
berasal dari Hukum Perdata Indonesia
berdasarkan pada sistem nilai budaya
Pancasila
produk hukum pembentuk undang-undang
Indonesia
berlaku untuk semua warga negara
Indonesia
berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia
7

Sumber Hukum Perdata


1. Sumber Hukum Formal
Sumber dalam arti sejarah asalnya hukum perdata
adalah hukum perdata buatan penerintah Kolonial
Belanda. Menurut aturan peralihan UUD 1945, BW
dinyatakan tetap berlaku.Ini bererti pembentuk UUD
Indonesia ikut menyatakan berlakunya BW.
2. Sumber Hukum Material
Sumber Material:
Staatsblad 1847 -23 yang memeuat BW
Lembaran Negara 1974 1 yang berisi UndangUndang Perkawinan
Yurisprudensi MA mengenai hak atas tanah dll
8

Sistem Hukum Perdata di Indonesia

Sampai

saat ini hukum perdata di Indonesia


masih beraneka ragam (pluralistik) dimana
masing-masing golongan penduduk mempunyai
hukum perdata sendiri-sendiri.
Kondisi keaekaragaman ini sudah berlangsung
sejak lama terutama sejak dikeluarkannya
pedoman politik pemerintah HINDIA BELANDA
menegnai HUKUM yang berlaku di Indonesia.
Pedoman politik tersebut dituangkan dalam
pasal 131 Indische Staatsregeling.
Keanekaragaman ini makin kental dengan
dikukuhkannya pasal 163 IS mengenai
Penggolongan Penduduk Hindia Belanda.
9

GOLONGAN PENDUDUK HINDIA BELANDA

1.
2.

3.

Golongan Eropa : berlaku BW


Golongan Timur Asing
.Tionghoa: berlaku BW dengan pengecualian
dan penambahan
.Non Tionghoa: berlaku sebagian BW, yaitu
mengenai lapangan harta kekayaan;
sedangkan mengenai kepribadian,
kekeluargaan dan waris berlaku hukumnya
sendiri.
Golongan Bumiputera: bagi golongan
Bumiputera non-Nasrani tidak berlaku BW. Yang
berlaku adalah hukum adatnya sendiri.
10

Pembagian golongan penduduk (Ps


163 IS)
1.
2.

3.

Golongan Eropa: berlaku Hukum Perdata (1


Mei 1848)
Golongan Timur Asing:
. Tionghoa: berlaku KUH Perdata dengan
penegcualian dan penambahan (S. 1917
No. 129)
. Timur Asing: berlaku sebagian Hukum
Perdata, kecuali mengenai hukunm
keluarga dan hukum waris (S. 1924 No.
556)
Bumi Putera :
. berlaku hukum adatnya sendiri.
11

Bumi Putera:
Ada juga peraturan lain yang dinyatakan berlaku, seperti:

Buku

III, Bab VII, Bag 5, Ps. 1601 1603 lama tentang


Perburuhan.
Buku III, Bab XV,Bag. 3, Ps. 1788 1791 tentang utang
piutang dalam perjudian
Beberapa pasal tentang Hukum Laut
Ordonansi Perkawinan Bangsa Indonesia
Ordonansi Maskapi Andil Indonesia
Ordonansi Perkumpulan Bangsa Indonesia
Beberapa Perubahan Penting :
SEMA No. 3 Tahun 1963: menganggap tidak berlaku
Pasal 108, 110, 284 (3), 1238, 1460, 1579, 1603 X ayat
1 dan 2, 1682 BW.
UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA
UU No. 1 Tahun 1974
12

Sistematika Hukum Perdata

* Menurut Ilmu Pengetahuan


Hukum tentang orang (Personen Recht)
Hukum Keluarga (Familie Recht)
Hukum Harta Kekayaan (Vermogen Recht)
Hukum Waris (Erf Recht)
* Menurut Undang Undang
Buku I : orang (Van Personen) Pasal 1 498
Buku II: Benda (Van Zaken) Ps. 499 1232
Buku III: Perikatan (Van Verbintenissen) Ps. 1233
1864
Buku IV: Pembuktian dan Daluwarsa (Van Bewijs en
Verjaring) Ps. 1865 1993
13

Kodifikasi dan Sistematika Hukum Perdata

Kodifikasi : UU dalam bentuk


kodifikasi harus penuhi syarat:
meliputi bidang hukum tertentu
tersusun secara sistematis
memuat materi yang lengkap
penerapannya memberikan
penyelesaian tuntas

14

Sistematika:
Sistematika menurut ilmu pengetahuan
hukum:
1.1. Hukum tentang orang (Personen Recht)
1.2. Hukum Keluarga (Familie Recht)
1.3. Hukum Harta Kekayaan (Vermogen Recht)
1.4. Hukum Waris (Erf Recht)
Sistematika menurut KUH Perdata:
2.1. Buku I : orang (Van Personen) Pasal 1 498
2.2. Buku II: Benda (Van Zaken) Ps. 499 1232
2.3. Buku III: Perikatan (Van Verbintenissen) Ps.
1233 1864
3.4. Buku IV: Pembuktian dan Daluwarsa (Van
Bewijs en Verjaring) Ps. 1865 1993
15

Penundukan diri
Ada 2, yaitu:
1. Sukarela :
.secara keseluruhan pada hukum perdata
Eropa
.sebagian hukum perdata Eropa
.dalam perbuatan hukum tertentu
2.

Diam-diam/Anggapan

16

Pengaruh perundang-undangan Indonesia


terhadap pelaksanaan Hukum Perdata :
Keluarnya

UU No. 5 /1960 mencabut Agrarische Wet


(S. 1870 55), Domein Verklaringen,dan buku II BW
khususnya mengenai benda tak bergerak.
Keluarnya SEMA Nomor 3/1963 yang menganggap BW
hanya sebagai rechtboek saja dan menyatakan 8 pasal
BW tidak berlaku lagi: Pasal 108, 110, 284 (3), 1238,
1460, 1579, 1603 X ayat 1 dan 2, dan Pasal 1682.
Keluarnya UU No. 1/1974mencabut ketentuan
Perkawinan sebagaimana di atur dalam BW, Ordonansi
Perkawinan Indonesia Kristen, Peraturan Perkawinan
Campuran dan peraturan lain.
Keluarnya UU No. 4/1996 mencabut ketentuan
mengenai hipotik sejauh berkaitan dengan tanah
sebagaimana diatur dalam BW.
17

Subjek Hukum
Adalah

segala sesuatu yang dapat menjadi pendukung hak dan


kewajiban.
ada 2: Manusia (Natuurlijk Persoon) dan Badan Hukum (Rechts
Persoon)
* Kapan manusia sebagai Subjek Hukum?
Sejak manusia di dalam kandungan ibu, sepanjang ia dilahirkan
hidup (ps. 2 BW)
Ada juga orang yang mengalami kematian perdata, namun adalam
pasal 3 BW tidak ada lagi orang yang mengalami kematian perdata.

Kecakapan Berbuat
Semua

orang cakap berbuat, kecuali:


Orang yang belum dewasa
Orang yang berada di bawah pengampunan
Perempuan dalam hal ditetapkan UU (Pasal 1330 BW)

18

* BADAN HUKUM
Adalah subjek hukum ciptaan manusia
berdasarkan hukum
Badan Hukum : dibentuk oleh
pemerintah, diakui oleh pemerintah,
diperbolehkan untuk suatu tujuan
tertentu yang ideal (ps. 1653 BW)

HUKUM BADAN PRIBADI


Subjek hukum adalah pendukung hak dan
kewajiban
Subjek hukum orang (manusia pribadi
dan badan hukum)
19

Kapan orang (manusia) sebagai subjek hukum?


Sejak ia lahir sampai dengan meninggaldunia.
Pengecualiannya dapat dilihat dalam pasal 2 BW
Pasal 3 BW menyatakan bahwa tidak ada satu
hukumanpun yang dapat mengakibatkan kematian
perdata, yaitu suatu hukuman yang menyatakan
bahwa seseorang tidak dapat memiliki sesuatu hak
lagi.

Kewenangan Berhak
Adalah kewenangan untuk menjadi pendukung hak
dan kewajiban. Umumnya manusia pribadi
mempunyai kewenangan berhak sejak ia dilahirkan
bahkan sejak ia lahir hidup apabila kepentingannya
menghendaki.

20

Kecakapan Berbuat
Kecakapan berbuat adalah kewenagan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan hukum sendiri.
Selain cakap berbuat,ada jmuga orang-orang yang
oleh UU dinyatakan tidak cakap.
Mereka adalah: orang yang belum dewasa, orang
yang ditaruh di bawah pengampunan dan orangorang yang dilarang UU untuk melakukan perbuatan
hukum tertentu.

Apa akibat hukum orang yang tidak cakap?


Orang yang dinyatakan tidak wenang berhak tidak
dapat menjadi pendukung hak keperdataan, yang
berarti dirinya tidak sebagai subjek hukum.
Orang yang tidak cakap berbuat, berarti ia tidak
dapat melakukan perbuatan hukum sendiri. Untuk
dapat melakukannya,ia perlu bantuan orang lain.
21

Syarat Pembentukan Badan


Hukum
ada harta kekayaan sendiri
memiliki tujuan tertentu
mempunyai kepentingan sendiri
memiliki organisasi yang teratur

22

Teori Badan Hukum


1). Teori Fiksi (Von Savigny)
Badan Hukum sebagai subjek hukum hanyalah fiksi,
bayangan manusia yang dapat melakukan perbuatan hukum.
2). Teori Organ (Von Gierke)
Badan Hukum merupakan organ seperti halnya manusia yang
benar-benar ada dalam pergaulan hukum
3). Teori Harta Kekayaan Bertujuan (Holder dan Binden)
Badan Hukum memiliki kekayaan untuk tujuan tertentu
4). Teori Kekayaan Bersama (Planid & Molengraaff)
Kekayaan Badan Hukum merupakan kekayaan bersama
5). Teori Kenyataan Yuridis (Meijers)
Badan Hukum merupakan kenyataan hukum yang konkret
sama dengan manusia

23

Badan Hukum
Badan Hukum adalah subjek hukum ciptaan
manusia pribadi berdasarkan hukum yang
diberi hak dan kewajiban seperti manusia
pribadi.

Klasifikasi Badan Hukum


Badan Hukum ada 3:
yang dibentuk oleh pemerintah
yang diakui oleh pemerintah
yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan
tertentu yang bersifat ideal (Pasal 1653 BW)
24

Syarat Pembentukan Badan


Hukum
ada harta kekayaan sendiri
memiliki tujuan tertentu
mempunyai kepentingan sendiri
memiliki organisasi yang teratur

25

Domisili
Arti: domicilie/woonplaats= tempat tinggal
Adalah tempat dimana seseorang tinggal/berkedudukan
dan untuk melakukan hak dan kewajiban hukum.

Macam-macam domisili :
1. Tempat tinggal/domisili yuridis
Terjadi karena peristiwa hukum tertentu
2. Tempat tinggal Nyata/Sungguh-sungguh
Terjadi karena peristiwa hukum keberadaan yang
sesungguhnya
3. Tempat tinggal Pilihan
Terjadi karena melakukan perbuatan hukum tertentu
4. Tempat tinggal Ikutan
Terjadi karena status hukum seseorang
5. Domisili Penghabisan
Terkait dengan kematian seseorang
26

Pentingnya Domisili

Tempat

untuk menentukan atau


menunjukkan suatu tempat dimana
berbagai perbuatan hukum harus dilakukan
Untuk mengetahui dengan siapakah
seseorang melakukan hubungan hukum
dan apa yang menjadi hak dan kewajiban
masing-masing
Untuk menentukan hukum mana yang
berlaku terhadap harta kekayaan/waris.
Terkait juga dengan pembatasan
kewenagan berhak seseorang
27

Domisili Penghabisan

Sering

disebut juga dengan Rumah


Kematian
adalah penting untuk menyatakan
hukum mana yang berlaku dalam
masalah warisan,
hakim mana yang berwenang
mengadili dan berhubungan dengan
peraturan yang memperkenankan
kreditur menggugat ahli waris dalam
rumah kematian tersebut enam bulan
sesudah meninggalnya orang tersebut.
28

PENDEWASAAN
Arti Pendewasaan :
Istilah Pendewasaan berbeda artinya dengan
istilah kedewasaan.
Pendewasaan menunjuk pada keadaan belum
dewasa yang oleh hukum dinyatakan sebagai
dewasa. Kedewasaan menunjuk kepada
keadaan sudah dewasa menurut hukum.
Pendewasaan adalah suatu cara untuk
meniadakan keadaan belum dewasa terhadap
orang-orang yang belum berumur 21 tahun.
Jenis Pendewasaan ada 2: Penuh (sempurna)
dan terbatas
29

Akibat Hukum Pendewasaan


Dengan Pendewasaan
penuh,maka yang belum dewasa
memperoleh kedudukan dalam
semua hal sama seperti orang
dewasa.
Sedangkan dengan Pendewasaan
terbatas, anak yang belum
dewasa dalam hal-hal tertentu
atau perbuatan tertentu saja
sama dengan orang
dewasa,namun ia tetap di bawah

30

PERKAWINAN
Arti Perkawinan
Wantjik Saleh: Perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami interi.
Ali Afandi: Perkawinan adalah suatu persetujuan
kekeluargaan
R. Soetojo Pemerintah dan Asis Suatu: Perkawinan
adalah hubungan hukum antara seorang pria dengan
seorang wanita untuk hidup bersama dengan kekal
yang diakui oleh negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974: Perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME.
31

Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan


menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu. Tiap-tiap
perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Asas Perkawinan
BW: Asas perkawinan adalah monogami
mutlak
Undang-Undang No. 1/1974: Asas
perkawinan adalah monogami (ps.3),
namun boleh juga Poligami (ps. 3,4,5)
32

SYARAT POLIGAMI

1. Alternatif
Isteri tidak dapat menjalankan kewajiban
sebagi isteri
Isteri mendapat cacat badan/penyakit
yang tidak dapat disembuhkan
Isteri tidak dapat melahirkan keturunan
2. Kumulatif
Persetujuan dari isteri/isteri-isteri
Ada kepastian suami mampu menjamin
keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak
Ada jaminan suami akan berlaku adil
terhadap isteri-isteri dan anak-anak
33

Syarat perkawinan

Menurut UUP
ada persetujuan dari kedua calon mempelai
ada izin dari orang tua/wali bagi calon yang
belum berusia 21 tahun
usia calon pria 19 tahun dan usia calon
mempelai wanita 16 tahun
antara kedua calon tidak ada hubungan
darah yang dilarang untuk kawin
tidak berada dalam ikatan perkawinan
dengan pihak lain
tidak berada dalam masa tunggu

34

Menurut BW, ada 3 yaitu:

1). Syarat material absolut


asas monogami (ps. 27)
persetujuan kedua calon suami isteri
usia calon suami 18 tahun dan calon
isteri 15 (ps. 29)
masa tunggu bagi wanita yang telah
putus perkawinannya 300 hari (ps.
34)
ada persetujuan dari pihak letiga
(ps. 35-49)
35

2). Syarat material nisbi


larangan kawin dengan orang dalam
hubungan darah dan semenda (ps 30-31)
larangan kawin dengan orang yang diajak
zina (ps. 32)
larangan memperbaiki perkawinan setelah
cerai sebelum lewat waktu 1 tahun.
3). Syarat formal
pemberitahuan oleh kedua calon mempelai
ke catatan sipil.
Pengumuman selaku pendahuluan
perkawinan.
36

LARANGAN PERKAWINAN
pasal 8-10 UUP.
Pencegahan perkawinan
adalah suatu usaha untuk
menghindari adanya sebuah
perkawinan yang bertentangan
dengan ketentuan UU.
Perkawinan dapat dicegah karena
ada pihak yang tidak memenuhi
syarat untuk melangsungkan
perkawinan.
37

Yang dapat mencegah


perkawinan
keluarga dalam garis keturunan
lurus ke atas dan ke bawah
saudara
wali nikah
wali
pangampu
pihak yang berkepentingan
(ps. 14-15 IIP).
38

PEMBATALAN PERKAWINAN

Perkawinan dapat dibatalkan, karena :


para pihak tidak memenuhi syarat-syarat
untuk pelangsungkan perkawinan.
Masih terikat tali perkawinan dengan orang
lain.
Perkawinan dilangsungkan didepan pegawai
pencatat perkawinan yang tidak sah dan
tanpa dihadiri oleh dua orang saksi.
Perkawinan dilangsingkan dibawah ancaman
yang melanggar hukum.
Dalam perkawinan terjadi salah sangka
mengenai diri suami atau isteri.
39

PIHAK YANG DAPAT MENGAJUKAN PEMBATALAN PERKAWINAN

keluarga

dalam garis keturunan


lurus ke atas dari suami atau
isteri.
Suami atau isteri.
Penjabat yang berwenang.
Pejabat yang ditujuk oleh pasal
16 (2) UUP dan orang yang
mempunyai kepentingan hukum
langsung dengan perkawinan
tersebut.

40

Akibat pembatalan perkawinan

pembatalan perkawinan tidak


berlaku surut terhadap :
anak-anak yang dilahirkan.
Suami atau isteri yang betindak
dengan itikad baik.
Pihak ketiga yang memperoleh
hak dengan itikad baik.

41

Perjanjian perkawinan

adalah

perjanjian yang dibuat oleh


dua orang (suami isteri) untuk
mengatur akibat-akibat perkawinan
mengenai harta kekayaan.
Menurut UUP, perjanjian perkawinan
dapat dilakukan sebelum atau pada
waktu berlangsungnya perkawinan.
Perjanjian tidak sah apabila
melanggar batas hukum, agama dan
kesusilaan. (ps. 29).
42

Isi Perjanjian Perkawinan


Persatuan

untung rugi
yang dinyatakan secara tegas dalam akta
janji kawin.
suami isteri masing-masing tetap
mempunyai harta kekayaan pada saat atau
selama perkawinan.
menjadi milik bersama semua yang diperoleh
selama perkawinan.
Persatuan penghasilan dan pendapatan
diatur dalam pasal 164 BW.
jika ada kerugian hanya suami yang
menanggungnya.
43

Hak dan kewajiban suami isteri


suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakkan runah tangga yang mrnjadi sendi dasar
susunan masyarakat.
Hak dan kedudukan isteri seimbang dengan hak dan
kesusukan suami.
Suami isteri harus wajib memounyai domisili yang
tetap.
Suami isteri wajib saling mencintai, menghirmati,
setia dan memberi bantuan lahir batin.
Kewajiban suami :
melindungi isteri.
memberi segala kebutuhan hidup rumah tangga.
Kewajiban isteri :
wajib mengatur urusan rumah tangga sebaikbaiknya.
44

Harta benda dalam perkawinan


Harta Benda :
1.Bersama : diperoleh dalam perkawinan.
2.Bawaan : diperoleh masing-masing sebagai
hadiah atau warisan.
.Ketika

perkawinan putus karena cerai, harta


bersama diatur menurut hukum masingmasing (ps. 35-37 UUP).

.Putusnya

perkawinan
1. Kematian.
2. Perceraian.
3. Atas keputusan pengadilan.
45

PERCERAIAN
Perceraian hanya dapat dilakukan di depan
sidang pengadilan.
Untuk melakukan perceraian harus ada cukup
alasan bahwa antara suami isteri tidak akan
dapat hidup rukun.

ALASAN CERAI:
salah satu pihak pezina, pemabuk, pemadat
atau penjudi yang sukar disembuhkan.
meninggalkan yang lain selama 2 tahun.
mendapat hukuman 5 tahun atau lebih.
melakukan kekejaman atau penganiayaan.
cacat badan atau penyakit.
ada perselisihan atau pertengkaran.
46

GUGATAN CERAI DIAJUKAN KEPADA


PENGADILAN
Akibat perceraian :

bapak ibu berkewajiban memelihara


dan mendidik anak-anaknya.
Bapak bertanggung jawab atas
semua biaya jika tidak mempi, ibu
ikut memikulrnya.
Pengadilan dapat mewajibkan bekas
suami untuk memberi biaya
kehidupan dan atau menentukan
kewajiban bekas isteri.
47

KEDUDUKAN ANAK
Ada 2, yaitu:

Anak sah, dilahirkan dalam


atau sebagai akibat perkawinan
yang sah.
2. Anak luar kawin, dilahirkan
diluar perkawinan dan hanya
mempunyai hubungan perdata
dengan ibu dan keluarga ibunya.
1.

48

HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA.


Kewajiban orang tua :
wajib memelihara dan mendidik anak-anak (sampai anak
kawin/berdiri sendiri).
orang tua yang memegang kekuasaan orang tua mewakili anak
dalam segala perbuatan hukum.
orang tua dilarang memindahkan hak atau menggadaikan
barang tetap milik anaknya yang belum berumur 18 tahun.

Kewajiban anak :
menghormati orang tua.
mentaati kehendak orang tua yang baik.
jika anak telah dewasa, wajib memelihara sesuai
kemampuannya orang tua dan keluarga dalam garis lurus
keatas.

Orang tua dapat dicabut kuasanya karena :


sangat melalaikan kewajibannya.
berkelakuan buruk sekali.
49

PERWALIAN
Anak yang berada dibawah perwalian :
Anak berumur 18 tahun
Belum kawin
Tidak berada dibawah kekuasaan orang tua.
Anak sah yang orang tuanya telah cerai.
Anak luar kawin
Perwalian menyangkut : (1) pribadi anak ;
(2) harta benda.
Siapa wali?
Ditujuk oleh satu orang tua yang
menjalankan kekuasaan orang tua sebelum
ia meninggal dengan surat wasiat atau lisan
dihadapan 2 orang saksi.
50

Wali dari pihak keluarga yang :


- dewasa
- berpikiran sehat
- adil jujur
- berkelakuan baik
Tugas dan tanggung jawab wali
Mengurus anak dan harta benda dengan
sebaik-baiknya.
Membuat daftar harta benda dan mencatat
semua perubahan terhadapnya.
Bertanggung jawab terhadap harta benda
anak termasuk kerugian disebabkan oleh
kelalaiannya.
Wali dapat dicabut kekuasaannya

51

Pembuktian asal-usul anak:


Asal-usul anak dapat dibuktikan dengan :
akta lahir autentik
penetapan asal-usul anak oleh pengadilan
(dibuat akta kelahiran oleh kantor catatan
sipil).
Perkawinan diluar Indonesia:
Terjadi antara dua orang WNI atau WNI dan
WNA diluar Indonesia.
Dilakukan menurut hukum yang berlakudi
negara termpat perkawinan berlangsung.
Bagi WNI tidak melanggar UUP.
Satu tahun setelah kembali ke Indonesia
surat bukti kawin harus didaftarkan di kantor
pencatat perkawinan dimana mereka
tinggal.

52

Perkawinan campuran.
Pengertian.
Perkawinan campuran adalah
perkawinan antara dua orang yang di
Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan karena perbedaan
kewarganegaraan dan salah satu
pihak WNI.
Akibat.
Mereka yang campur berakibat :
dapat memperoleh atau kehilangan
kewarganegaraan.
menentukan hukum yang berlaku.
(diatur dalam pasal 57-62).

53

HUKUM BENDA
Pengertian
Benda merupakan obyek hak.
Benda adalah segala sesuatu yang dapat
dimiliki atau yang dapat menjadi obyek hak
milik (ps. 499 BW).
Benda (zaak) barang berwujud, bagian dari
harta kekayaan (bunga, piutang, hak pakai
hasil, obligasi, dll).

Zaak (3):
1. kepentingan (belang).
2. Perbuatan hukum (rechtshandeling).
3. Kenyataan hukum (rechtsfeit).

54

HAK KEBENDAAN
Pengertian: Hak kebendaan adalah hak
mutlak atas suatu benda dimana hak itu
memberikan kekuasaan langsung atas
sesuatu benda dan dapat dipertahankan
terhadap siapapun juga.

CIRI-CIRI HAK KEBENDAAN

Merupakan hak mutlak.


Mempunyai zaaksgevolg (droit the suit).
Sistem yang lebih dahulu tingkatannya
lebih tinggi.
Mempunyai droit de preference.
Mempunyai macam-macam actie.
Mempunyia cara peralihan yang lebih

55

HAK KEBENDAAN
1. Bersifat memberi kenikmatan.
2. Bersifat memberi jaminan.
RETENTIE adalah hak menahan
suatu benda sampai suatu piutang
yang bertalian dengan benda
tersebut dilunasi.

56

TERIMA KASIH

57

Anda mungkin juga menyukai