Anda di halaman 1dari 57

1.

Program Studi : ILMU HUKUM


2. Fakultas : HUKUM
3. Nama Matakuliah : HUKUM PERDATA
4. Kode : 2450520
5. Bobot (Teori/ Praktek) : 3 SKS
6. Semester : GENAB
7. Rumpun Mata Kuliah : HUKUM PERDATA
8. Alokasi waktu total : 3 SKS : (3x50 Menit/Perminggu)
1. Nama : BIMA SETYA NUGRAHA
2. Alamat : Jl. Garuda No 164a Pringwulung
CC Depok Sleman
3. Email : bimasetyanugraha@gmail.com
4. No HP : 0818272764
Hukum Publik :
ketentuan hukum yang mengatur kepentingan
umum/menyangkut kepentingan umum (Hk pidana, HTN,
HAN)
Hukum Privat :
ketentuan hkm yg mengatur hal-hal yg bersifat
keperdataan/kepentingan pribadi (Hk perdata, Hk dagang)
Hukum perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yaitu Code Napoleon yang disusun
berdasarkan hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang paling
sempurna.

CORPUS JURIS CIVILIS :


Hukum romawi yang sudah dikodifikasikan oleh Kaisar Justinianus. menurut hukum perdata romawi
(CORPUS IURIS CIVILIS) terbagi menjadi 4 bagian yaitu : institutiones; pandecta; codex dan novelles

CODE NAPOLEON :
• Perancis bagian selatan memberlakukan Hk Romawi tgl 21 maret 1804 dikeluarkan CODE CIVIL DE
FANCAIS
• Sebagian besar Hukum Perdata Eropa (termasuk belanda) berasal dari Hukum Perdata Perancis yang
dikofikasikan
• Berdasarkan Asas Konkordansi, kodifikasi hukum perdata belanda diberlakukan pula di Indonesia
I. Institutuones: memuat segala sesuatu tentang pengertian
(lembaga-lembaga) dalam hukum Romawi dan dianggap
sebagai himpunan segala macam undang-undang.
II. Pandecta: Kumpulan pendapat-pendapat para ahli hukum
bangsa romawi yang termashur
III. Codex: himpunan undang-undang yang telah dibukukan
oleh para ahli hukum atas perintah Kaisar Romawi
IV. Novells: himpunan tambahan-tambahan pada codex itu
dengan pemberian penjelasan-penjelasan atau komentar
• Hukum Privat yang berlaku di Perancis dimuat dalam dua kodifikasi yang
disebut Code Civil (hukum perdata) dan Code de Commerce (hukum
dagang). Sewaktu Perancis menguasai Belanda(1806-1813), kedua
kodifikasi itu diberlakukan di negeri Belanda yang masih dipergunakan
terus hingga 24 tahun sesudah kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813).
• Pada Tahun 1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Sipil) atau KUHS Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum
Belanda yang dibuat oleh MR.J.M. KEMPER disebut ONTWERP KEMPER
• namun sayangnya KEMPER meninggal dunia (1824) sebelum menyelesaikantugasnya dan
dilanjutkan oleh NICOLAI yang menjabat sebagai Ketua PengadilanTinggi Belgia.
Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6 Juli 1880dengan pembentukan dua
kodifikasi yang baru diberlakukan pada tanggal 1Oktober 1838 oleh karena telah terjadi
pemberontakan di Belgia yaitu :
1. Burgerlijk Wetboek
disingkat BW (atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata-Belanda)
2. Wetboek van Koophandel
disingkat WvK (atau yang dikenal dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)
Kodifikasi ini menurut Prof Mr J, Van Kan BW adalah merupakan terjemahan dari
Code Civil hasil jiplakan yang disalin dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Belanda
• Hukum perdata dalam arti yang lebih luas adalah hal-hal
hukum dalam arti hukum perdata (BW), yaitu semua hukum
dasar yang mengatur kepentingan individu.

• Hukum perdata dalam arti sempit adalah hukum perdata


dalam pengertian Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(BW).
Tokoh Hukum Pengertian
Prof. Subekti, S.H. Hukum perdata dalam arti yang luas meliputi semua hukum “privat
materiel”, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-
kepentingan perseorangan
Prof. Soediman Kartohadiprodjo, S.H. Hukum perdata (materil) adalah kesemuanya kaidah hukum yang
menentukan dan mengatur hak-haak dan kewajiban-kewajiban
perdata.
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. Hukum perdata adalah hukum antar-perorangan yang mengatur hak
dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain di dalam
hubungan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat
Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, S.H. Hukum perdata adalah suatu rangkaian hukum antara orang-orang
atau badan hukum yang satu sama lain tentang hak dan kewajiban.

Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn Hukum Perdata adalah peraturan-peraturan hukum yang objeknya
ialah kepentingan-kepentingan khusus dan yang soal akan
dipertahankannya atau tidak, diserahkan kepada yang
berkepentingan
Kesimpulannya pengertian dari Hukum Perdata adalah :
• Hukum Perdata mengatur hubungan hukum individu/badan
hukum yang satu dengan individu atau badan hukum lain
dalam pergaulan masyarakat,
• Hukum Perdata pada dasarnya bermaksud melindungi
kepentingan perseorangan,
• Hukum perdata merupakan keseluruhan hukum pokok,
• Hukum perdata pada dasarnya melindungi kepentingan
umum
• Hukum Perdata Materiil : aturan/norma yang
mengatur kepentingan perorangan yang
pelaksanaannya terserah kepada yang
berkepentingan
• Hukum Perdata Formil/hukum proses/hukum acara:
ketentuan yang mengatur tata cara
mempertahankan Hukum Perdata Materiil dalam
proses acara di pengadilan
1. Masalah Warisan
2. Utang Piutang
3. Wanprestasi
4. Sengketa Kepemilikan Barang
5. Pelanggaran Hak Paten
6. Perebutan Hak Asuh Anak
7. Pencemaran Nama Baik
8. Perceraian
• Faktor Ethis yaitu :
keanekaragaman Hukum adat kita karena kita
terdiri dari bermacam- macam suku bangsa
• Faktor Yuridis yaitu :
terdiri dari penggolongan penduduk (Pasal 163 IS)
dan pengelompokan hukum (Pasal 131 IS)
•Golongan orang Eropa
•Golongan orang Bumi Putra
•Golongan orang Timur asing
1) Golongan Eropa berlaku KUHPerdata (berdasarkan asas konkordasi).
2) Golongan Bumiputera: Berlaku hk adat, Ordonansi perkawinan indonesia
kristen Jawa, Minahasa dan Ambon (HOCI) Stb 1933 No. 74,Ordonasi Tentang
Maskapai Andil Indonesia(IMA) Stb 1939 No. 569 jo 7173)
3) Golongan Timur Asing
a. Tionghoa: Berlaku hampir seluruh KUHPer dg pengecualiannya:
catatan sipil,adopsi, tata cara yg hrs mendahului perkawinan
b. Bukan Tionghoa: berlaku sebagian hkm perdata: hkm kekayaan dan
waris testamenter, Hkm waris tanpa wasiat, hkm pribadi, hkm keluarga,
berlaku hukum negaranya sendiri
•Hukum Perdata Barat
•Hukum Perdata Adat
•Hukum Perdata Islam
•Hukum Perdata Nasional
*Mnr Sunaryati Hartono
Bedakan pluralistis dan pluralisme
• Hukum adat bersifat komunal atau kekeluargaan,
dengan masyarakat lebih penting daripada individu,
sementara hukum perdata barat mementingkan
hak-hak individu.
• Hukum adat bercorak religio-magis dari kepercayaan
setempat, sementara hukum perdata barat bersifat
rasionalis
Sumber dlm arti formal:
Asal: Hk perdata dr Belanda
Burgerlijk Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Wetboek van Koopandhel (WvK) atau Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Sumber dlm arti materil:
1. Peraturan perundang-undangan
2. Hukum Adat/Kebiasaan
3. Konvensi/traktat/perjanjian internasional
4. Yurisprudensi
5. Doktrin/Pendapat Ahli
Apakah BW msh berlaku sbg UU?
Apakah BW msh utuh berlaku?
BW sekarang berlaku utk siapa?
Tentang GAGASAN MENGANGGAP BURGERLIJKE WETBOEK TIDAK SEBAGAI UNDANG-UNDANG.
Akibat dari Itu maka beberapa pasal dalam KUHPerdata yang dinyatakan tidak berlaku :
• Pasal 108 dan 110 KUHPerdata tentang kewenangan wanita kawin (Istri) untuk melakukan perbuatan hukum dan
untuk menghadap di muka pengadilan harus dengan ijin dan kuasa dari suami ( Dalam UU No. 1 tahun 1974 Istri
adalah Cakap)
Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan diantara semua WNI
• Pasal 284 ayat 3 KUHPerdata mengenai pengakuan anak yang lahir di luar perkawinan oleh seorang perempuan
Indonesia asli.
Dengan demikian Pengakuan anak tidak berakibat putusnya hubungan hukum antara ibu dan anak dan tidak
ada lagi perbedaan diantara semua WNI(lembaga pengakuan anak luar kawin sudah tidak dikenal dalam UU
No.1 tahun 1974)
• Pasal 1682 KUHPerdata yang mengharuskan dilakukannya satu penghibahan dengan akta notaris
Dengan demikian penghibahan tidak harus dilakukan dengan akta notaris
• Pasal 1579 KUHPerdata yang menentukan, bahwa dalam hal sewa menyewa barang si pemilik barang tidak
dapat menghentikan persewaan dengan mengatakan, bahwa ia akan memakai sendiri barangnya, kecuali apabila
pada waktu membentuk persetujuan sewa menyewa ini dijanjikan diperbolehkan.
Dengan demikian penghentian sewa menyewa yang jangka waktunya tidak ada dapat dilakukan
• Pasal 1283 KUHPerdata bahwa pelaksanaan perjanjian hanya dapat dimintakan di muka hakim,apabila gugatan
didahului dengan tagihan tertulis (somasi).
Dengan demikian penagihan dimuka hakim tidak harus diawali dengan penagihan tertulis.
• Pasal 1460 KUHPerdata tentang risiko dalam jual beli,bahwa sejak kata sepakat risiko beralih pada pembeli
sekalipun barang belum diserahkan.
Jaman Penjajahan Belanda
Asas Konkordansi: Ps 131 I.S. (BW berlaku utk gol Eropah dan org2 yg
dipersamakan dg gol Eropa)
Jaman Kemerdekaan
Ps II Aturan Peralihan UUD 45
Ps 192 Konstitusi RIS (27 Des 1949)
Ps 142 UUDS 1950 (UU Federal No 7 th1950, 17 agt 1950)
Ps II Aturan Peralihan UUD 45 (Dekrit Pres 5 Juli 1959)
Pasal I Aturan Peralihan UUD Amandemen
Pendapat Pertama menyatakan bahwa KUHPerdata Dan KUHD
merupakan Wetboek atau sebagai kitab undang-undang,sehingga
berlakunya bersifat mengikat sepenuhnya pada semua warganegara-----
- dasar yuridisnya adalah ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
sebelum amandemen
Pendapat kedua menyatakan bahwa KUHPerdata dan KUHD hanya
merupakan Rechtboek, atau berlaku sebagai buku hukum yang tidak
mengikat bagi warga negara Indonesia setelah merdeka-----dasar
hukum adalah sema nomor 3 tahun 1963
Norma hukum diciptakan terlebih dahulu oleh pembentuk undang-undang  oleh karena
itu sumber hukum utama Hukum Romawi. Jermani hukum tertulis  kodifikasi
II. Kodifikasi  penyusunan aturan hukum dalam suatu kitab undang-undang secara
sistematis dan lengkap
III. Kodifikasi Hukum Perdata---KUHPerdata (BW)
Buku I  tentang Orang
Buku II  tentang Benda
Buku III  tentang Perikatan
Buku IV  tentang Pembuktian dan Daluwarsa
Buku Pertama “ Perihal Orang” yang Mengatur Tentang Diri Seseorang Sebagai Subyek Hukum dan
Mengatur Tentang Hukum Keluarga
Buku Kedua “Perihal Benda”yang Mengatur Tentang Hukum Kebendaan atau Harta Kekayaan dan
Hukum Waris
Buku Ketiga “Perihal Perikatan” yang Mengatur Tentang Hukum Kekayaan Yang Menyangkut Hak
dan Kewajiban Yang berlaku Terhadap Orang-orang Pihak-Pihak Tertentu (Hak Kebendaan Yang
bersifat Relatif)
Buku Keempat “Perihal Pembuktian dan Lewat waktu” yang Mengatur Tentang Alat-alat Bukti dan
Pengaruh atau Akibat-akibat Lewat Waktu Terhadap Hubungan-Hubungan Hukum.
Hukum Harta Kekayaan Hukum Waris Hukum Keluarga
1. Sistem dan Pembagian Kebendaan 1. Unsur-unsur warisan 1. Perkawinan
2. Benda dan Hak Kebendaan 2. Harta dalam Perkawinan
2. Kapan warisan terbuka
3. Hak Milik dan Hak Menguasai (Bezit)
3. Pembagian warisan 3. Putusnya Perkawinan
4. Penyerahan Hak Kebendaan
5. Tempat Pengaturan dan Sistem Hukum Hukum Orang
Perikatan 1. Subyek Hukum
6. Sumber-sumber perikatan
2. Domisili Hukum
7. Jenis-jenis Perikatan
3. Catatan Sipil
8. Berakhirnya Perikatan
Ilmu Pengetahuan Hukum : KUHPerdata :

Hukum Perorangan Buku I Tentang Orang

Hukum Keluarga Buku II Tentang Benda

Hukum Kekayaan Buku III Tentang Perikatan

Hukum Waris Buku IV Tentang Pembuktian


dan Daluwarsa
Hukum Orang (Naturlijk Persoon)
Menurut Syahrani menurut hukum modern setiap
manusia diakui sebagai manusia pribadi artinya
manusia diakui sebagai person. Oleh karena itu
manusia diakui sebagai subjek hukum
(rechtpersoonlijkheid)
yaitu Pendukung hak dan kewajiban (Mempunyai
kewenangan berhak dan kewenangan berbuat)

Macam:
1. Orang
2. Badan hukum
1. Personenrecht (Belanda)
2. Personal Law (Inggris)
3. H.F.A Volmar Hukum.
Badan Pribadi
(Van Personen)
Orang Badan Hukum
1. Makhluk hidup ciptaan 1. Badan ciptaan manusia
Tuhan (mempunyai secara yuridis
akal, kehendak). 2. Tidak mempunyai alat
2. Mempunyai alat reproduksi
reproduksi. 3. Tdk dpt mati
3. Dapat mati.
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang memiliki hak dan kewajiban
dalam hukum. Subjek hukum merupakan peraturan hukum yang
dihubungkan dengan seseorang berdasarkan hak dan kewajiban dalam
hukum

Hukum orang adalah Peraturan tentang manusia sebagai subyek dalam


hukum, peraturan- peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak
dan kewajiban untuk bertindak sendiri, melaksanakan hak- haknya itu
(Subekti)
HUKUM PERORANGAN
(PERSOON RECHT)
MANUSIA SECARA KODRATI SUBYEK HUKUM

WEWENANG BERHAK KEWENANGAN UTK


(RECHTBEVOEGDHEID) SUBYEK HAK
MEMPUNYAI HAK-HAK
DIPENGARUHI
FAKTOR2

UMUR, KEDEWASAAN,
PERKAWINAN
Setiap orang mempunyai hak-hak keperdataan yang dapat dipertahankan
terhadap siapa saja, kapan saja, dimana saja. “Hak” tersebut dilindungi oleh
“hukum”, artinya apabila ada pihak-pihak yang mengganggu hak seseorang maka
negara akan memberi sanksi hukum.
Dalam Hukum, perkataan Orang (Persoon) berarti pembawa hak dan kewajiban
atau Subyek Hukum yang artinya: Setiap orang atau manusia pembawa hak tidak
memilih laki-laki ataupun perempuan, anak-anak atau orang dewasa bahkan
secara anggapan (fiksi) Pasal 2 KUH Perdata: (1) bayi yang masih dalam
kandungan artinya dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan anak
menghendaki; (2) apabila lahir mati, hukum menganggap bayi tersebut tidak
pernah ada.
Sebagai subyek hukum mempunyai:
1. Kewenangan berhak
2. Kewenangan berbuat:
 melakukan perbuatan hukum di luar pengadilan (ikut
pemilu, transaksi, menjadi ASN, dll)
 Melakukan perbuatan hukum di dalam pengadilan
 Mengelola kekayaannya sendiri
Kapan orang mulai mempunyai kewenangan berhak?
- Sejak dilahirkan dlm keadaan hidup
>>> Perkecualian? (Ps 2 KUH Perdata)

Kapan kehilangan kewenangan berhak?


- Meninggal
>>>Mungkinkah kehilangan kewenangan
berhak selama hidup ? (Ps 3 KUH Perdata)
Hukum mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
kehidupan berbangsa bernegara, dan bermasyarakat
karena hukum itu berfungsi untuk melindungi
kepentingan manusia dan membagi hak dan kewajiban,
termasuk didalamnya hak dan kewajiban perdata.
Faktor-faktor yang membatasi kewenangan berhak orang:

1. Kewarganegaraan
2. Tempat tinggal
3. Kedudukan atau jabatan
4. Tingkah laku atau perbuatan
Kapan orang mempunyai kewenangan berbuat?
Apabila memenuhi syarat umum dan syarat khusus
1. Syarat umum
Harus cakap melakukan perbuatan hukum
(rechtsbekwaamheid)
2. Syarat khusus
Harus wenang melakukan perbuatan hukum
(rechtsbevoegheid)
Meskipun menurut hukum setiap orang adalah Subyek Hukum
(pemegang hak) akan tetap dalam hukum tidak semua orang cakap
melakukan/diperbolehkan bertindak sendiri dalam melaksanakan
hak-haknya.
Cakap melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheid) namun
tidak selalu (tidak setiap orang) berwenang untuk melakukan
perbuatan hukum (rechtsbevoegheid)
Perbuatan hukum adalah perbuatan yang bermaksud menimbulkan
akibat hukum
Rechtsbekwaamheid
: Pasal 1329
: Kecuali seperti diatur dalam Pasal 1330, org-org yg tdk cakap
melakukan perbuatan hukum adalah:
1. Org yg blm dewasa: (handlichting)
2. Org yg ditaruh dibwh pengampuan (dungu, gila, gelap
mata, pemboros) (Ps. 1330 BW jo. Ps. 433 BW)
3. Org yg dilarang UU utk melakukan perbuatan-perbuatan
hukum tertentu: pailit
NO UU BATAS UMUR KEDEWASAAN

1 KUH Perdata, Ps 330 21 tahun atau telah menikah

2 UU Perkawinan 16/2009, 19 tahun atau telah menikah


Ps 7
3 UU Kesejahteraan Anak, Ps 1 21 tahun atau telah menikah
Nomor 2
4 UU Perlindungan Anak, Ps 1 18 tahun
5 UU Jabatan Notaris, Ps 37 18 tahun, boleh sebagai penghadap
6 Hukum Agama Aqil Baligh
7 Hukum Adat Sudah Kuat Gawe (Ex)
Orang-orang tersebut di atas dalam melakukan perbuatan hukum
diwakili oleh :
 Orang tua, wali, pengampu

 Orang yang dinyatakan pailit dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan


(BHP)
Pengertian : Cara meniadakan keadaan belum dewasa terhadap orang orang yang
belum cukup umur dewasa (21 tahun)
Artinya : memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas) sebagai orang
dewasa kepada orang yang belum dewasa.
Syarat :
• Orang yang telah mencapai umur 18 tahun (Keputusan PN)
• Lembaga ini menjadi tidak relevan dengan adanya UU No. 1 Tahun 1974 pasal 47
ayat 1 dan Ps. 50 ayat 2; dikuatkan dengan MA dalam putusan Tanggal 2
Desember 1976 No. 477 K/Sip/76 (lihat Ridwan Syahrani, h. 41-46)
Macam:
1. Tempat Tinggal yg sesungguhnya
a. Tempat Tinggal yg bebas/berdiri sendiri
b. Tempat Tinggal yg tdk bebas (anak blm dewasa, org dibawah
pengampuan)
2. Tempat Tinggal yg dipilih: dengan akta

Apabila org tdk ditemukan di Tempat Tinggal -nya tanpa ada kabar mk
ada lembaga “afwezigheid”
• Keadaan Tidak Hadir (AFWEZIGHEID) diatur dalam PS. 463 – 495 BW
DAN STB 1946 NO. 137.
• Artinya : seseorang untuk waktu yang lama meninggalkan tempat
tinggalnya,tanpa diketahui keberadaanya dan tidak memberikan
kuasa kepada orang lain untuk mewakili dirinya dan mengurus harta
bendanya
• Keadaan tak hadir menimbulkan persoalan siapa yang berhak
mewakilinya mengurus kepentingannya dan harta kekayaannya
UU mengatur Keadaan tidak Hadir atas 3 tingkatan:
1. Masa Persiapan (Psl 463-466 BW)
2. Masa yg berhubungan dg pernyataan bahwa orang yg
meninggalkan tempat itu mungkin meninggal dunia (psl 467-483
BW)
3. Masa pewarisan secara definitif (psl 484 BW)w
Rechtpersoon : suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak, serta
kewajiban seperti orang- orang pribadi (Soemitro)

Sri Soedewi Masjchoen :” Kumpulan orang- orang yang bersama- sama bertujuan
untuk mendirikan suatu badan, yaitu :
1. Berujud himpunan
2. Harta kekayaan yang disendirikan
Orang yang diciptakan oleh hukum, dia bukan orang yang sesungguhnya, ia hanya
mempunyai “kedudukan sama” dengan manusia, sehingga badan hukum itu juga
mempunyai hak, kewajiban dan kekayaan sendiri.
Menurut bentuknya :
1. Publik
2. Privat
Menurut Sifatnya :
1. Korporasi
2. Yayasan
1. Adanya harta kekayaan yang terpisah
2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Ada organisasi yang teratur
• Teori Fiksi : berpendapat bahwa badan hukum hanyalah fiksi ,khayalan , yaitu
sesuatu yg sesungguhnya tdk ada, ttp org menghidupkannya dlm bayangan sbg
subjek hukum yg dpt melakukan perbuatan hukum spt manusia(von Savigny)
• Teori Properiete Collective : hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya
adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama, kekayaan badan hukum
adalah kepunyaan bersama semua anggotanya (Planianol dan Molengraaf)
• Teori Zweckvermogen : yaitu teori kekayaan yg bukan merupakan kekayaan
seseorang, ttp kekayaan itu terikat pd tujuan ttt, kekayaan yg terikat pd tujuan ttt
itulah yg diberi nama badan hukum (A. Brinz)
Badan hukum bertindak melalui “organ” (yaitu alat
perlengkapan seperti pengurus, direksi dll), sesuai dg
ketentuan pd Anggran Dasar badan hukum ybs
Perbuatan organ sesuai dg kewenangannya merupakan
tanggungjawab badan hukum, namun perbuatan
“organ” yg melampaui batas kewenangannya menjadi
tanggungjawab pribadi.
Adalah tempat dimana seseorang dianggap senantiasa berada / selalu
hadir untuk melaksanakan hak-haknya dan untuk menunaikan
kewajiban-kewajibannya, juga apabila pada suatu waktu ia benar-
benar tidak dapat hadir di tempat tersebut.
Domisili atau tempat tinggal merupakan tempat seseorang melakukan
perbuatan hukum (VOLMAR)
TUJUAN domisili: untuk mempermudah para pihak dalam mengadakan
hubungan hukum dg pihak lain.
1. Untuk menentukan dimana seseorang harus melakukan
perkawinan (psl 76 BW)
2. Untuk menentukan dimana subjek hukum harus dipanggil dan
ditarik dimuka pengadilan (psl 1393 BW)
3. Untuk menentukan pengadilan mana yang berkuasa terhadap
subjek hukum (psl 207 BW)
Apakah Ada Pertanyaan??

Anda mungkin juga menyukai