Anda di halaman 1dari 16

PHI

Pengantar Hukum Indonesia memberikan pemahaman awal kepada siapa saja yang ingin mengenal
sistematika dan susunan hukum yang saat ini berlaku di Indonesia.
Pengertian Hukum Indonesia
a. Hukum
Secara etimologis hukum berasal dari :
Law (Inggris), Recht (Belanda dan Jerman) dan Droit (Perancis) dan Rectum atau lex (latin)
Dalam perkembangannya hukum juga disebut “ius” dari kata “iubere” artinya mengatur atau
memerintah atau hukum. Istilah “law” mempunyai dua pengertian :
1. sebagai pedoman untuk mencapai keadilan atau disebut dengan “hukum” sama dengan
istilah “ius” (Latin), “droit” (Perancis), “recht” (Belanda dan Jerman);
2. “juga berarti “undang-undang” (Indonesia), sama dengan istilah “lex” atau “legi”
(Latin), “loi” (Perancis), “wet” (Belanda), “gesetz” (Jerman).

b. Hukum Indonesia
Hukum yang ada, lahir dan keberadaannya ada sejak masyarakat Indonesia ada.
Contoh : hukum adat, hukum kebiasaan, hokum yang berbasis religious.
Hukum berasal Belanda
Hukum Indonesia : Hukum warisan Belanda, Hukum adat, kebiasaan dan Hukum agama.

Perbedaan dan Persamaan PIH dan PHI


1. PIH :
Ilmu hukum adalah suatu pengetahuan yang objeknya adalah hukum dan khususnya
mengajarkan perihal hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya, ilmu hukum sebagai
kaidah, ilmu hukum sebagi ilmu pengertian dan ilmu hukum sabagai ilmu kenyataan.
Ilmu hukum sebagi ilmu pengetahuan. Ilmu hukum sabagai ilmu kenyataan.
Ilmu hukum adalah peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat, bersifat mengatur
melindungi dan memaksa dan memberi sanksi.

2. PHI :
Pengertian : mengantarkan atau memberikan pedoman kepada mahasiswa untuk mempelajari
hukum yang berlaku di Indonesia dewasa ini atau hukum positif
Hukum positif atau stellingsrecht atau Ius Constitutum merupakan suatu kaidah yang berlaku
sekarang ini
Contoh Hukum positif : UUD NRI 1945, Perundang-undangan, Permen, Pergub, Perda (Propinsi,
Kab.Kota). Hukum Adat dsb.
Tujuannya adalah mempelajari hukum yang berlaku sekarang, sehingga memahami fungsinya.

Perbedaan dan Hub PIH dan PHI


Perbedaan
PHI berobyek pada hukum yang sedang berlaku di masa sekarang,
PIH berobyek pada hukum yang tidak terbatas pada aturan hukum yang berlaku pada suatu tempat
dan waktu tertentu.
Hub PIH dan PHI
PIH mendukung atau menunjang kepada setiap orang yang akan mempelajari hukum positif
Indonesia (tata hukum indonesia = PHI). PIH menjadi dasar dari PHI

Ruang Lingkup PHI


a. Hukum sebagai Norma/ Kaidah
Menempatkan hukum sebagai pedoman yang mengatur kehidupan manusia .
b. Hukum sebagai Gejala Perilaku di Masyarakat
Hukum sebagai manifestasi dari pola tingkah laku yang berkembang di masayarakat.
c. Hukum sebagai Ilmu Pengetahuan ada 2 pengertian :
1) Dalam arti luas, yaitu ilmu yang mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan
dengan hukum dan semua seluk-beluk hukum ( Sstjipto Rahardjo)
2) Dalam arti sempit, yaitu ilmu yang mempelajari makna objektif tata hukum positif yang
disebut dogmatik hukum (ajaran hukum) ( Radbruch).

Sejarah Hukum
mempelajari perkembangan dan asal usul sistem hukum dalam masyarakat tertentu dan
memperbandingkan antar hukum yang berbeda karena di batasi waktu yang berbeda.
Politik Hukum
Kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam undang-undang atau peratuan perundang-undangan.
Perbandingan Hukum
mempelajari dan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dua atau lebih sistem hukum.
Antropologi Hukum
mempelajari pola-pola kehidupan masyarakat sederhana maupun modern

Sistem Hukum Civil Law (Hukum Sipil)


- Sistem hukum ini berasal dari tradisi Eropa Kontinental (Romawi). Kemudian diikuti Belanda
- Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di
kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus abad V (527-565 M).
- Sistem hukum yang dikembangkan di universitas atau melalui penulisan doktrinal –Kodifikasi
- Sumber hukumnya adalah Undang-Undang, Peraturan-peraturan dan kebiasaan-kebiasaan
- Sistemnya lebih jelas dan sederhana
- Dianut di Indoesia (ttp Yurisprudensi juga diperhatikan )

Sejarah Sistem Hukum


Hukum Indonesia merupakan campuran dari system hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat
Periode Masuknya Hukum Eropa
1. Periode Kolonialisme
a. Periode VOC
- Kepentingan eksploitasi ekonomi demi mengatasi krisis ekonomi di negeri Belanda
- Pendisiplinan rakyat pribumi dengan cara otoriter
- Perlindungan terhadap pegawai VOC
b. Liberal Belanda
c. Politik Etis hingga Penjajahan Jepang

Hukum Berdasarkan isinya


Hukum Publik
Adalah hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat perlengkapan atau
hubungan antara Negara dengan perseorangan (warga negara)
Hukum Publik terdiri dari :
- HTN : mengatur bentuk dan susunan pemerintah suatu negara serta hubungan kekuasaan
antara alat-alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antar Negara
- HAN : mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat
perlengkpan negara.
- Hukum Pidana : mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dibolehkan dan dilarang
- Hukum Acara : mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang menegakkan hukum
materiil

Hukum Privat
Hukum yang mengatur hubungan : Hukum Privat terdiri dari :
- Individu dg Individu - Hukum Perorangan - Hukum Waris
- Individu dg badan hukum - Hukum Keluarga - Hukum Bisnis
- Badan hukum dg badan hukum - Hukum Kekayaan

Hukum Berdasarkan Bentuknya


1) Hukum tertulis
hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh Hukum Pidana
(KUHP) Hukum Perdata (KUH Perdata) dsb
2) Hukum tidak tertulis
hukum yang tidak dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh : Hk Adat
dan Hk Kebiasaan

Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya


1) Ius Constitutum (Hukum Positif)
Adalah hukum yang berlaku sekarang (UU)
2) Ius Constituendum (Cita Hukum)
Adalah hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. (RUU)
3) Hukum Antar Waktu
Adalah hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di
dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi)
terhadap siapapun juga diseluruh tempat. (HK HAM)
Hukum Berdasarkan Wilayah Berlakunya
1) Lokal, hk yang berlaku pada Daerah tertentu (Perda, Kep Gub, Kep Bupati/ Walikota, Instruksi
Gub, Bupati/Walikota
2) Nasional, hk yang berlaku di Negara tertentu (Peraturan Perundangan)
3) Internasional, hk yang berlaku di Dua Negara atau Banyak Negara (Bentuknya Perjanjian
Internasional : NATO, AFTA, MEA, ASEAN, UN, WHO, ADB, WB dsb)

Obyek Hukum
- Umum : segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek hubungan hokum
- Utrecht ; obyek hk adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hokum
- Dalam bhs Belanda obyek hk = Zaak, artinya benda
- Benda ada 5 (lima) yaitu :
1. Benda berwujud dan tidak berwujud
2. Benda bergerak dan tidak bergerak
3. Benda yg dpt diganti dan tdk dpt diganti
4. Benda yg sdh ada dan yang akan datang
5. Benda yg dpt dibagi dan tdk dibagi

Asas-asas Hukum
a. Juris pracepta sunt haec artinya peraturan dasar dari hukum adalah hidup dengan patut, tidak
merugikan orang lain memberikan kepada orang lain yang menjadi bagiannya.
b. Tiap orang dianggap tahu hukum ( Belanda : eenider word geacht de wet te kennen)
c. UU tidak berlaku surut. Dalam hukum Romawi dikenal dengan istilah Corpus Iuris Civics.
d. Ketentuan yang kebih tinggi mengesampingkan ketentuanLex Superior derogat legiinferiori)
yang lebih rendah.
e. Ketentuan baru mengesampingkan ketentuan terdahulu (Lex posterior derogat legi priori)
f. Ketetuan khusus mengesampingkan ketentuan umum (Lex speciali derogat lex generali)
g. Pacta Sun Servanda (perjanjian yang mengikat)
h. Tidak seorangpun memberikan sesuatu yang melebihi apa yang dimikinya (nemo plus juris
adalium transferre potes , quam ipse heberret)
i. Tiada kejahatan tiada pidana (Nullum delictum nulla poena sine previa lege poenali). Seseorang
tdk dpt dipidana kecuali dlm uu sudah diatur.

Sumber Hukum
1. UU
a. Dalam arti formal adalah berkaitan dengan formalitas cara terjadinya
UU di Indonesia bisa dibuat oleh DPR kerjasama dengan Pemerintah
b. Dalam material adalah berkaitan dengan isinya yang mengikat umum
UU sebagai regeling adalah peraturan hukum yang berlaku bagi umum

Traktat: adalah perjanjian antar negara. Traktat dalam pembuatannya ada dua prosedur :
1. Pembentukan melalui tiga tahap yaitu perundingan, penandatangan dan ratifikasi
Perjanjian yang dianggap penting. Perjanjian dengan negara lain.
2. Perundingan dan Penandatangan
Dilakukan untuk perjanjian-perjanjian yang kurang penting.
Pendapat Ahli Hukum /Doktrin
Berasal dari bahasa latin : doctrina atau doctrine artinya ajaran hukum (rechtsleer)

Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan pengadilan tertinggi.
Di Inggris Yurisprudensi dikenal dengan istilah Judge-made law. (Common Law)

Dalam proses peradilan Amerika dan Inggris Yurisprudensi dapat digunakan hakim dalam memutus
perkara. Tetapi hakim juga boleh tidak memberikan putusan dalam peradilan, sehingga akan
diputuskan oleh para Juri. Di Indonesia hakim juga bisa menggunakan Yurisprudensi dalam memutus
perkara

Tata Urutan Perundang-Undangan


Berdasakan Pasal 7 UU No 10 Tahun 2004 : UU No.12 Tahun 2011 Pasal 7 ayat 1:
1. UUD 1945 1. UUD NRI 1945
2. UU/Perppu 2. Tap MPR
3. PP 3. UU?PERPPU
4. Peraturan Presiden 4. PP
5. Perda (Perda Propinsi, Kabupaten, Kota) 5. Perpres
6. Perda Provinsi
7. Perda Kabupaten/Kota

UUD 1945:
- 16 Bab
- 37 Pasal
- 4 Pasal Aturan Peralihan
- 2 Ayat Aturan Tambahan

PPP
Pengelola Penanganan Perkara memiliki tupoksi kerja berupa melakukan kegiatan penyiapan bahan
dan pengelolaan administrasi penanganan perkara di bidang pidana, intelijen penyelenggara
penegakan hukum, perdata dan TUN, Tindak Pidana Militer.

Tujuan Hukum Acara Pidana


Munculnya penemuan-penemuan hukum baru dan terbentuknya peraturan perundang-undangan
baru, terutama sejak pemerintahan Orde Baru, cukup menggembirakan dan menjadi secercah
harapan dalam kehidupan hukum di Indonesia, termasuk perkembangan KUHAP. Jika mencermati
beberapa pertimbangan yang menjadi alasan dikembangkannya KUHAP, secara ringkas KUHAP
memiliki lima tujuan sebagai berikut:
Perlindungan martabat (tersangka dan terdakwa).
Melindungi kepentingan hukum dan pemerintah.
Kodifikasi dan kesatuan KUHAP.
Mencapai konsistensi sikap dan tindakan penegakan hukum.
Melaksanakan hukum acara pidana menurut Pancasila dan UUD 1945.
Dalam Pedoman Penerapan KUHAP telah dirumuskan tujuan hukum acara pidana, yaitu
“Menemukan dan memperoleh atau setidak-tidaknya mengakses kebenaran materiil, yaitu
menegakkan kebenaran perkara pidana secara keseluruhan dengan menerapkan ketentuan-
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat untuk mengidentifikasi terdakwa yang diduga
melakukan tindak pidana sesuai dengan ketentuan KUHAP, dengan demikian meminta kepada
pengadilan untuk mempertimbangkan dan memutuskan apakah suatu tindak pidana dapat
dibuktikan atau tidak. kejahatan itu dilakukan dan apakah terdakwa dapat dipersalahkan.”

Asas-Asas Hukum Acara Pidana


Untuk mencapai tujuan melindungi keluhuran martabat manusia, maka asas-asas penegakan hukum
dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok
peradilan yang ditegaskan kembali dalam KUHAP untuk menghidupkan setiap pasal atau alinea agar
senantiasa mencerminkan perlindungan hak asasi manusia.

Asas-asas ini adalah:


1. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan
Hal tersebut tertuang dalam Pasal 2(4) UU Kehakiman No. 48 Tahun 2009 yang menyatakan
bahwa: “Keadilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan dengan biaya lebih rendah.”
“Sederhana” di sini berarti pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan secara efektif dan
efisien. “Biaya rendah” berarti bahwa biaya suatu kasus dapat ditanggung oleh masyarakat
umum.
Istilah “cepat” sendiri berarti “segera”. Secara khusus, peradilan yang cepat diperlukan untuk
menghindari penahanan yang lama sebelum putusan hakim diambil, yang tidak dapat
dipisahkan dari pelaksanaan hak asasi manusia. Begitu pula dengan peradilan yang bebas, adil
dan tidak memihak bagi semua pihak, sebagaimana ditegaskan oleh undang-undang. Namun
dalam prakteknya, prinsip ini sulit dicapai. Berikut adalah contoh kasusnya:
Umumnya, orang yang memiliki kasus di pengadilan buta secara hukum, sehingga mereka sering
menyerahkan kasusnya kepada pengacara untuk menangani segala sesuatu yang berkaitan
dengan kasusnya di pengadilan. Jika ini terjadi, biaya perkara yang ditanggung tidak murah,
sehingga asas “biaya rendah” tidak akan tercapai.
2. Asas in praesentia
Pada dasarnya pengadilan memeriksa terdakwa di hadapan hakim, namun dengan syarat dan
pertimbangan tertentu, pengadilan dapat memeriksa terdakwa tanpa kehadiran terdakwa (in
absentia).
3. Asas Pemeriksaan Pengadilan Terbuka untuk Umum
Prinsip ini menyatakan bahwa pada hakikatnya masyarakat dapat mengunjungi pengadilan.
Artinya, masyarakat dapat mengikuti setiap proses persidangan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan putusan hakim. Ini juga memastikan kemampuan untuk mencapai
kesepakatan antara pihak-pihak yang bermasalah. Namun, dalam beberapa kasus atau keadaan,
persidangan dapat dinyatakan tertutup untuk umum. Kasus yang diperiksa di kamera melibatkan
pertanyaan tentang moralitas atau peristiwa yang dituduhkan oleh anak-anak.
4. Asas Persamaan di Muka Hukum (equality before the law)
Hukum memberikan jaminan dan kepastian tentang hak dan kewajiban warga negara. Hukum
juga tidak bisa membedakan warga kaya dan miskin, berkuasa atau tidak, namun di mata
hukum, semua warga negara memiliki hak yang sama. Karena itu, lambang keadilan adalah dewi
dengan mata tertutup. Artinya, seorang dewi harus menghakimi tanpa harus
mempertimbangkan keadaan warga negara yang bermasalah. Sama halnya dengan seorang
hakim tidak boleh membeda-bedakan orang.
Dalam Ayat 1 Pasal 5 Undang-Undang Pokok Keadilan No. 4 Tahun 2004 disebutkan bahwa
“Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”.
5. Asas Pengawasan
Interogasi publik di persidangan bersifat akuator, artinya terdakwa menempati posisi “berpihak”
sejajar dengan pihak lawan, yaitu Jaksa Penuntut Umum. Seolah-olah kedua belah pihak sedang
“berdebat” di hadapan seorang hakim, yang akan memutuskan “perselisihan” itu nanti.
Kejaksaan di sini adalah untuk mengawasi pelaksanaan putusan Pengadilan dalam perkara
pidana.

KUHAP
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan penyidikan. Penyidikan adalah
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidik pembantu adalah pejabat
kepolisian negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas
penyidikan yang diatur dalam undang-undang ini.

Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk melakukan penyelidikan. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik
untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini. . Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap

Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undangundang ini untuk melakukan
penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum
untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang
pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini, tentang:
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi
tegaknya hukum dan keadilan;
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.

Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka,
yang
dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Upaya hukum adalah hak terdakwa atau
penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding
atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta
menurut cara yang diatur-dalam undang-undang ini. Penasihat hukum adalah seorang yang
memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan
hukum. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Terdakwa adalah seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik
untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan dan peradilan. Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah
tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau
penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau
pakaian tersangka untuk mencari benda yang didup keras ada pada badannya atau dibawanya serta,
untuk disita. Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya.

HUKUM ACARA PERDATA


PENGANTAR HUKUM ACARA PERDATA
Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Perdata:
• Menurut Wirjono Prodjodikoro Hukum Acara Perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan
yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di muka pengadilan dan cara
bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya
peraturan-peraturan hukum perdata.
• R. Subekti berpendapat hukum acara itu mengabdi kepada hukum materiil, maka dengan
sendirinya setiap perkembangan dalam hukum materiil itu sebaiknya selalu diikuti dengan
penyesuaian hukum acaranya.
• M.H Tirtaamidjaja mengatakan hukum acara perdata ialah suatu akibat yang timbul dari hukum
perdata materil.

Sifat dan Fungsi Hukum Acara Perdata


Dalam hukum acara perdata,inisiatif yaitu ada atau tidaknya sesuatu perkara harus diambil oleh
seseorang atau beberapa orang yang merasa bahwa haknya atau hak mereka dilanggar Ini berbeda
dengan sifat hukum acara pidana yang pada umumnya tidak menggantungkan adanya perkara dari
insiatif orang yang dirugikan. Misalnya apabila terjadi suatu tubrukan tanpa adanya suatu
pengaduan,
pihak yang berwajib terus bertindak, polisi datang, pemeriksaaan dilakukan, terdakwa dihadapkan di
muka sidang. Oleh karena dalam hukum acara perdata inisiatif ada pada penggugat, maka penggugat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalannya perkara, setelah perkara diajukan, ia dalam
batas-batas tertentu dapat merubah atau mencabut kembali gugatannya. Adapun fungsi hukum
acara perdata adalah rangkaian cara-cara memelihara dan mempertahankan hukum perdata materiil.

Asas-Asas Hukum Acara Perdata


Asas –asas hukum acara perdata ini dikaitkan dengan dasar serta
asas-asas peradilan serta pedoman bagi lingkungan peradilan baik umum, maupun khusus.
Antara lain :
1. Peradilan bebas dari campur tangan pihak-pihak di luar kekuasaan kehakiman. (Pasal 4 UU No
4 Tahun 2004)
2. Asas sederhana, cepat dan biaya ringan (Pasal 4 (1) UU No 4 Tahun 2004)
3. Asas Objektivitas (Pasal 5 UU No 4 tahun 2004 )
4. Gugatan / Permohonan dapat diajukan dengan surat atau lisan.
5. Inisiatif berperkara diambil oleh pihak yang berkepentingan.
6. Keaktifan hakim dalam pemeriksaaan.
7. Beracara dikenakan biaya.
8. Para pihak dapat meminta bantuan atau mewakilkan kepada seorang kuasa.
9. Sifat terbukanya persidangan.
10. Mendengar kedua belah pihak.

Sumber Hukum Acara Perdata


1. Herziene Indonesisch Reglement (HIR) HIR ini dibagi dua yaitu bagian hukum acara pidana dan
acara perdata, yang diperuntukkan bagi golongan Bumiputra dan Timur Asing di Jawa dan
Madura untuk berperkara di muka Landraad. Bagian acara pidana dari Pasal 1 sampai dengan
114 dan Pasal 246 sampai dengan Pasal 371. Bagian acara perdata dari Pasal 115 sampai dengan
245. Sedangkan titel ke 15 yang merupakan peraturan rupa-rupa (Pasal 372 s.d 394) meliputi
acara pidana dan acara perdata.
2. Reglement Voor de Buitengewesten (RBg) Rbg yang ditetapkan dalam Pasal 2 Ordonansi 11 Mei
1927 adalah pengganti berbagai peraturan yang berupa reglemen yang tersebar dan berlaku
hanya dalam suatu daerah tertentu saja. RBg berlaku untuk di luar Jawa dan Madura. 3.
Reglement op de Burgelijke Rechtvordering (RV) Adalah reglemen yang berisi ketentuan-
ketentuan hukum acara perdata yang berlaku khusus untuk golongan Eropa dan yang
dipersamakan dengan mereka untuk berperkara di muka Raad Van Justitie dan Residentie
Gerecht.
3. Adat Kebiasaan.
4. Doktrin.
5. Instruksi dan Surat Edaran Mahkamah Agung.
6. Yurisprudensi.
7. Undang-Undang No 14 Tahun 1970 yang diubah dengan UU No 4 Tahun 2004 Tentang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman yang memuat juga beberapa hukum acara.
8. Di Tingkat banding berlaku UU No 20 Tahun 1947 untuk Jawa dan Madura.
9. Undang-Undang No 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung .

Asas-asas Hukum yang Harus Diketahui

Asas-asas Hukum Tambahan


CONSO:
1. Hari bakti adhyaksa diperingati setiap tanggal…
a. 21 Juli
b. 22 Juli
c. 23 Juni
d. 24 Juni
e. 25 Juni

2. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh
Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden, susunan kejaksaan
terdiri dari kejaksaan agung, kejaksaan tinggi dan …
a. Cabang kejaksaan
b. Kejaksaan pidana militer
c. Kejaksaan khusus
d. Kejaksaan negeri
e. PTUN

3. Peraturan mengenai kejaksaan tentang kode perilaku jaksa dikeluarkan oleh instansi kejaksaan
pada tahun…
a. 2012
b. 2013
c. 2014
d. 2015
e. 2017

4. Pembunuhan termasuk dalam delik…


a. Formil
b. Material
c. Formil material
d. Absolute
e. Relative

5. Dalam pasal berapa Lembaga praperadilan diatur dalam KUHAP…


a. Pasal 1 butir 12 jo, pasal 233-269 KUHAP
b. Pasal 1 butir 8 jo, pasal 100-105 KUHAP
c. Pasal 1 butir 9 jo, pasal 102-136 KUHAP
d. Pasal 1 butir 10 jo, pasal 77-83 KUHAP
e. Pasal 1 butir 7 jo, pasal 145-232 KUHAP

6. Apabila keterangan saksi hanya berdiri sendiri tanpa dukungan alat bukti lainnya maka tidak
memiliki kekuatan pembuktian, disebut dengan asas…
a. Asas legalitas
b. Asas presumption of innonc
c. Asas lex spesialis
d. Incracht van bewidge
e. Unus testis nullus testis

7. Seseorang tidak bisa dikatakan bersalah karena bukan perkara pidana disebut dengan putusan…
a. Bebas
b. Lepas
c. Diputuskan
d. Pidana
e. Tidak bersalah

8. Ranglaian hukum yang mengatur hubungan antara orang satu dengan orang yang lain yang
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan disebut…
a. Hukum pidana formil
b. Hukum adat
c. Hukum perdata
d. Hukum pidana
e. Hukum acara perdata

9. Didalam hukum acara perdata dikenal asa audi et alteram partem yang berarti bahwa baik pihak
penggugat ataupun tergugat harus sama-sama didengar keterangan-keterangannya oleh hakim
dan hakim tidak boleh memilih kepada salah satu pihak yang berperkara. Asas ini juga dikenal
dengan asas kesamaan para pihak, merupakan asas…
a. Hakim mendengar kedua belah pihak
b. Pemeriksaan perkara dalam siding pengadilan terbuka
c. Beracara dikenakan biaya
d. Beracara dengan hadir sendiri
e. Beracara sendiri

10. Kesaksian diberikan saksi yang hanya diperoleh/didengar dari orang lain diistilahkan dengan…
a. Saksi a charge
b. Kesaksian de auditu
c. Saksi mahkota
d. Saksi ahli
e. Saksi a de charge

11. Dalam hukum perdata sebagai hukum privat, para pihak akan mengajukan suatu tuntutan hak
dalam suatu perkara dan sengketanya, yang disebut dengan…
a. Posita
b. Petitum
c. Akta
d. Banding
e. Kasasi

12. Unsur-unsur yang termuat dalam surat gugatan dalam hukum perdata adalah:
a. Identitas para pihak, posita, sita, jaminan
b. Sita jaminan, permohonan, posita dna petitum
c. Uraian mengenai peristiwa hukum
d. Identitas para pihak, petitum, posita
e. Identitas para pihak, posita, petitum

13. Bagaimanakah sifat hakim dalam hukum acara pidana…


a. Hakim bersifat aktif
b. Hakim bersifat pasif
c. Hakim bersifat menunggu
d. hakim bersifat ragu
e. hakim bersifat sekali aktif dan sekali pasif

14. Berdasarkan sifat ukum itu sendiri klasifikasi hukum dapat dibedakan menjadi…
a. Hukum public dan hukum private
b. Hukum memaksa dan mengarue
c. Ius constitutum dan ius constituendum
d. Hukum positif
e. Hukum material dan hukum formil

15. Dalam hukum acara perdata, alat bukti dikenal dengan bukti sumpah yang diterapkan untuk
menentukan jumlah ganti rugi atau harga barang yang digugat, disebut apakah sumpah
tersebut…
a. Sumpah pengakuan
b. Sumpah jabatan
c. Sumpah penaksir
d. Sumpah tambahan
e. Sumpah pemutus

16. Berikut adalah jenis-jenis alat bukti dalam perkara perdata, kecuali…
a. Surat
b. Petunjuk
c. Persangkaan
d. Sumpah
e. Saksi

17. Berikut ini adlah alat bukti dalam perkara pidana yang terdapat dalam KUHAP, kecuali…
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Petunjuk
d. Keterangan terdakwa
e. Keterangan hakim

18. Dalam siding perkara anak, pemeriksaan dilakukan dalam siding yang bersifat…
a. Terbuka untuk umum
b. Tertutup untuk umum
c. Rahasia
d. Tergantung para pihak
e. Kuasa hukum

19. Seseorang yang bertindak sebagai hakim dalam suatu sengketa diluar peradilan, kemudian hasil
dari kesepakatan dimintakan penetapan ke pengadilan disebut sebagai…
a. Mediator
b. Konsiliator
c. Arbiter
d. Panitera
e. Hakim ad hoc

20. KUH Perdataa da 4 macam pembagian buku, berikut adalah pembagiannya, kecuali…
a. Orang
b. Daluarsa
c. Perikatan
d. Buku
e. benda

KUNCI JAWABAN:
1. B
Pada 22 Juli 1960 merupakan tonggak Sejarah yang bernilai penting bagi Kejaksaan dimana
Kejaksaan menjadi departemen tersendiri dan lebih memiliki dasar-dasar nilai Kejaksaan, jadi
setiap tanggal 22 Juli diperingati sebagai Hari Bakti Kejaksaan.
2. D
3. A
Peraturan Kejaksaan Agung Nomor Pwe-014/a/ja/11/2012 Tahun 2012 tentanf Kode Perilaku
Jaksa
4. B
Delik yang dianggap sudah tuntas dengan timbulnya akibat yang diancam dan dilarang oleh UU.
Contohnya seperti delik pembunuhan yang diuraikan pada Pasal 538 KUHP.
5. D
Praperadilan tersebut secara limitative umumnya diatur dalam pasal 77 sampai 83 UU
No.8/1981 tentang KUHAP.
6. E
Mengenai saksi yang membenarkan keterangan di siding pengadilan tanpa didukung oleh saksi
lain dikenal dengan azas Unus Testis Nullus Testis. Keterangan saksi itu sama sekali tidak
diperkenankan oleh KUHAP, hal ini merupakan suatu pelanggaran dari tujuan Hukum Acara
Pidana yang mencari suatu kebenaran materill/sejati.
7. B
Perbuatan terdakwa terbukti tetapi tidak masuk dalam ranah hukum pidana. Oleh karenanya,
terdakwa dilepaskan dan tidak mendapat hukuman. “Jadi putusan lepas itu perbuatan terbukti,
tetapi perbuatan tersebut bukan dalam ranah pidana.”
8. C
a. Hukum Pidana Formil, artian sederhana hukum pidana formil mengatur bagaimana negara
menyikapi perlengkapan untuk melakukan kewajiban menyidik, menjatuhkan, menuntut
dan melaksanakan pidana.
b. Hukum pidana adalah: Salah satu mata kuliah dalam disiplin ilmu hukum yang memberikan
pengetahuan dan pemahamaman bagi mahasiswa hukum pada khususnya. Dengan
memahami hukum pidana berarti memahami tentang aturan-aturan hukum pidana materiil
yang ada dalam hukum.
c. Hukum Adat adalah : suatu hukum yang hidup, karena ia menjelaskan perasaan hukum
yang nyata dari rakya, dan hidup ditengah masyarakat.
d. Hukum perdata : hukum atau aturan yang berpusat pada dua subject hukum atau lebih,
dengan menitikberatkan masalah pada kepentingan pribadi subjek hukum tersebut.
e. Hukum acara perdata: bertujuan untuk melindungi hak-hak individu dalam sengketa
perdata. Ini termasuk hak untuk memperoleh pendengaran yang adil, hak untuk
memberikan bukti dan argumen yang relevan, hak untuk memperoleh putusan yang
didasarkan pada hukum dan fakta yang ada, serta hak untuk menegakkan putusan
pengadilan.
9. A
Hakim bersifat aktif dan bersifat pasif mendengar kedua belah pihak, Prinsi[ audi et alteram
partem merupakan prinsip dalam hukum acara perdata yang hakikatnya bermakna hakim harus
mendengarkan kedua belah pihak yang berperkara di dalam persidangan berdasarkan pasal 4
ayat 1 UU No.48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman.
10. B
Testimonium de auditu adalah kesaksian atau keterangan karena mendengar dari orang lain.
Pada prinsipnya testimonium de auditu tidak dapat diterima sebagai alat bukti.
11. A
Masalah tuntutan hak yang termuat dalam pasal 118 ayat 1 HIR (pasal 142 ayat 1 RBg)
dinyatakan bahwa yang disebut dengan tuntutan perdata (burgelijke vordering) tidak lain adalah
tuntutan hak yang mengandung sengketa dan lazimnya disebut dengan posita/gugatan.
12. E
Unsur unsur dalam membuat surat gugatan :
• Pencantuman tanggal gugatan
• Pencantuman alamat Ketua Pengadilan
• Pencantuman lengkap dan terang nama dan alamat para pihak
• Penegasan para pihak dalam perkara
• Uraian posita atau dalil gugat
• Perumusan hal-hal yang bersifat assesor
• Pencantuman permintaan untuk dipanggil dan diperiksa
• Petitum
13. A
Prinsip hakim bersifat aktif di dalam Perkara pidana dimaksudkan untuk menjamin jalannya
proses persidangan, mencari tahu dan membuktikan serta mencari titik terang bahwa terdakwa
bersalah atau tidak dalam proses pembuktian dalam perkara pidana, dan menjamin agar
putusan yang ditetapkan/dijatuhkan dapat dilaksanakan.
14. B
Penggolongan hukum berdasarkan sifatnya dapat dilakukan atas hukum yang mengatur
(regelend recht) dan hukum bersifat memaksa (dwigenrecht). Maksud dari sifat mengatur
adalah hukum atau peraturan yang dibuat tidak sepenuhnya bersifat memaksa atau
diperbolehkan terjadi atau dilakukan penyimpangan atas ketentuan tersebut. Sementara itu,
sifat memaksa dapat diartikan sebagai hukum atau peraturan yang harus ditaati dan tidak boleh
dilanggar dengan upaya mengatur ketertiban. Jika dilanggar, pelanggarnya akan dikenai
hukuman atau sanksi.
15. C
Suppletoir, Aestimatoire, dan Decisoir merupakan tiga istilah yang dapat kita temukan dalam
Hukum Acara Perdata. Ketiga istilah ini merupakan klasifikasi sumpah sebagai salah satu alat
bukti.
• Decisoir/sumpah pemutus yaitu sumpah yang oleh pihak satu (boleh penggugat atau
tergugat) diperintahkan kepada pihak yang lain untuk menggantungkan pemutusan perkara
atas pengucapan atau pengangkatan sumpah.
• Suppletoir/sumpah tambahan yaitu sumpah tambahan atas perintah hakim kepada salah
satu pihak yang berperkara supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu atau
dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan.
• Aestimatoire/sumpah penaksir adalah sumpah yang diterapkan untuk menentukan jumlah
ganti rugi atau harga barang yang digugat.
16. B
Berdasarkan pasal 1866 KUH Perdata/pasal 164 HIR, alat bukti yang diakui dalam perkara
perdata terdiri dari bukti tulisan, bukti saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah.
17. E
Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (”KUHAP”) disebutkan
bahwa alat bukti yang sah adalah: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa.
18. B
Sidang tertutup untuk umum dilakukan pada persidangan untuk kasus-kasus dalam ranah
hukum keluarga, pidana anak, kasus kesusilaan dan beberapa kasus tertentu.
19. C
Arbiter adalah orang perseorangan yang bertindak selayaknya hakim dalam memutuskan
penyelesaian sengketa
melalui mekanisme/ prosedur Arbitrase.
20. D
KUH Perdata terdiri dari 4 buku, yaitu Buku 1 tentang Orang, Buku II tentang Benda, Buku III
tentang perikatan, dan Buku IV tentang Bukti dan Daluarsa.

Anda mungkin juga menyukai