Anda di halaman 1dari 9

KISI KISI UTS SEMESTER GANJIL PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH)

D1 KEPABEANAN DAN CUKAI


CALON ANGKATAN 22
MODEL SOAL

PG (40 Soal) ; Essay (6 Soal)

MATERI

1. Manusia dan masyrakat


-Zoon Politicon
Adalah manusia yang selalu ingin bergaul dan berkumpul. Dikemukakan oleh Aristoteles
(384-322 SM).
-Hub. Norma-norma dalam masyarakat
A. Norma agama = bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Berisi tentang larangan,
anjuran, dan perintah. Sanksinya tidak secara langsung (dari Tuhan/mendapat dosa).
Tujuannya memberikan tuntunan dan petunjuk untuk mengatur kehidupan manusia
beriman. Bersifat universal.

B. Norma Kesusilaan = bersumber dari hati nurani manusia. Berisi tentang perbuatan,
perilaku baik dan buruk serta benar dan salahnya. Sanksinya berupa takut, malu,
penyesalan, dan merasa bersalah. Tujuannya agar akhlak pribadi manusia lebih baik.
Bersifat universal.

c. Norma Kesopanan = bersumber dari masyarakat. Berisi tentang perbuatan


masyarakat sopan dan tidak sopan. Sanksinya berupa cemoohan dari masyarakat,
dikucilkan, dll. Tujuan untuk membuat sedap hidup bersama. Bersifat lebih sempit
dimaa kesopanan di daerah satu bisa berbeda dengan daerah lain.

d. norma hukum = dibuat oleh penguasa negara/badan resmi, bersifat memaksa dan
terikat, serta dapat dipertahankan dengan alat kelengkpan negara. Mwngikat setiap
orang, sanksinya tegas dan kontkrit berupa hukuman. Hukum juga mengatur slain
kewajiban yaitu hak.

-Hub. Hukum dalam masyarakat


Intinya pokok hukum itu mengatur segala perbuatan masyarakat agar terciptanya
ketertiban dan ketentraman hidup dalam masyarakat
-Bagaiamana hukum dapat berlaku efektif dalam masyarakat?
dibuat oleh yang berwenang, bersifat memaksa, memiliki sanksi, dan bertujuan untuk
mengatur ketertiban masyarakat.

2. UU 12 Tahun 2011
- Pasal 7 : Hirarki peraturan perundang-undangan
a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. UU/Perpu (Peraturan pemerintah pengganti UU)
d. PP
e. PerPres
f. Perda Prov
g. Perda Kabupaten/Kota

- Pasal 8 : Peraraturan perundang-undangan lain


Peraturan MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, MENTERI, BADAN, LEMBAGA ATUA
KOMISI, DPRD PROV, GUBERNUR, DPRD KAB/KOTA, BUPATI/WALIKOTA, KEPALA
DESA/SETINGKAT

3. Teori hukum hirarki Hans Nawiasky (urutannya)


a. Grundnormen (norma dasar), Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
b. Grundgesetzes (hukum dasar), Batang tubuh, TAP MPR
c. Formelle Gesetzes (UU)
d. Verordnungen (Peraturan pelaksana) / Autonome Satzungen (Peraturan
otonom), peraturan pemerintah sampai yang dibawah2nya

4. Mengapa kebiasaan dapat menjadi sumber hukum formil (unsurnya, alasannya)


Karena apabila suatu kebaisaan diterima oleh masyarakat dan dilakukan berulang-ulang
serta dianggap lazim sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan dinamakan
sebagai pelanggaran maka timbulah kebiasaan hukum yang dalam pergaulan hidup
dianggap sebagai hukum.

5. Bagaimana putusan hakim ketika menghadapi perkara yang tidak memiliki payung
hukum? Mengapa hakim tidak boleh menolak suatu perkara?
Hakim harus bertindak selaku pembentuk hukum. Jika dalam hal perundangan tidak
menyebutkan suatu ketentuan untuk menyelesaikan suatu perkara yg terjadi, hakim
melaksanakan rechtsvinding (hukum terbentuk dari kebiasa, perundang-undangan, dan
proses peradilan). Hakim juga ngga boleh nolak suatu perkara sesuai dengan asas not
liquate.

6. Sistem hukum Indonesia = Menganut system hukum civil law, karena :


-Indonesia memakai sumber hukum UU dan peraturan kebiasaan hidup yan diterima
sebagai hukum dalam masyarakat.
-Peradilan di Indonesia tidak memakai juri

HATI-HATI PADA SOAL YANG PANJANG!

7. Teori tentang tujuan hukum (etis, utilitis, dll)


Teori etis Hukum semata-mata menghendaki keadilan yang ditentukan oleh esadaran
etis kita mengenai apa yang adil dan tidak adil. Menurut Van Apedoorn, teori ini berat
sebelah karena tak cukup memperhatikan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Teori Utilitis (Jeremy Bentham) bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan sebanyak-


banyaknya dari orang sebanyak-banyaknya yang menitik beratkan pada faedah dan sifat
umum. Namun, teori ini tidak memperhatikan unsur keadilan. Padahal, menurut Mr.
JHP Bellefroid, azas hukum harus mengandung faedah dan keadilan.

Teori Campuran hukum untuk menciptakan ketertiban dan keadilan dan untuk
mencari keseimbangan

8. Teori fiksi hukum UU dianggap diketahui oleh setiap orang. Jadi, nanti kalo ada yang
ngelangar trus tiba-tiba dia bilang Saya tidak tahu tentang hukum tsb, tetep aja dia
dihukum, karena kan udh dianggap tau.

9. Teori keadilan (Distributif, komutatif, konvensional)

Keadilan Distributif = keadilan yang pembagiannya menurut hak/jasa masing-masing


dengan prinsip keseimbangan

Keadilan Komutatif = Keadilan memberi sama banyak, tidak melihat jasa perseorangan

Keadilan Konvensional = Keadilan yang terjadi dimana seseorang telah mematuhi peraturan
perundang-undangan

10. Nilai dasar kaidah hukum


11. Kaidah hukum formil doktrin (ahli hukum)
a. UU = Peraturan negara yang mengikat
-UU Formal : Keputusan pemerintah yg merupakan UU karena pembuatannya.
Misal, dibuat oleh DPR.
-UU Material : Keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat langsung
setiap penduduk
b. Kebiasaan = perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal
yg sama
c. Yurisprudensi = keputusan hakim terdahulu yang kemudaian dijadikan dasar
untuk keputusan hakim saat ini mengenai masalah yang sama.
Macam-macam yurispudensi :
-Yurisprudensi tetap keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian
keputusan serupa dan yang menjadi dasar bagi pengadilan untuk mengambil
keputusan
-Yurisprudensi tidak tetapkeputusan hakim terdahulu yang hanya dijadikan
sbg pedoman
d. Traktat = Perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih dan mengikat
para warga negara dari negara bersangkutan.
Macam-macam traktat :
-traktat bilateral perjanjian 2 negara
-traktat multilateral perjanjian lebih dari 2 negara
-traktat kolektif/ terbuka apabila ada traktat multilateral memberikan
kesempatan kepada negara-negara yg pada permulaan tidak turut
mengadakannya, tetapi juga menjadi pihak. (jadi kaya terbuka bagi siapa aja
yang mau masuk, berawal dari multilateral). Misalnya piagam PBB
e. Doktrin (Pendapat sarjana hukum) = pendapat para SH yang ternama dan
mempunyai kekuasaan serta berpengaruh pada pengambilan keputusan oleh
hakim.
12. Yurisprudensi :
Keputusan pengadilan tertinggi/ kebijakan hakim terdahulu yang berfungsi sebagai
dasar putusan perkara

13. Pelajari piagam Mahkamah Internasional, tentang sumber hukum internasional (Pasal
38) ada 4 point
Menimbang dan memutus suatu perselisihan dapat menggunakan pedoman :
a. Perjanjian-perjanjian Internasional (Internasional Convention)
b. Kebiasaan-kebiasaan Internasional (Internasional Customs)
c. Azas-azas hukum yang diakui oleh bangsa beradab (The general Principles of Law
recognized by civilized nations)
d. Keputusan hakim (Judical Decisions) dan pendapat-pendapat sarjana hukum

14. Pemberlakuan undang-undang, tidak berlakunya undang-undang, masa pencabutan


a) Pemberlakuan undang-undang :
-diundangkan dalam lembaran negara
-tanggal berlakunya disebutkan di UU itu sendiri. Jika tidak disebutkan maka UU
berlaku 30 hari untuk Jawa dan Bali dan 100 hari untuk daerah selain Jawa dan Bali
setelah diundangkan dalam lembaran negara
-berlaku teori fictie setiap orang dianggap tahu adanya UU tsb

b) tidak berlakunya hukum jika:

- UU dicabut oleh instasi pembuat/ instasi yang lebih tinggi


-Jangka waktu yang ditetakan dalam UU telah habis.
-Keadaaan/ hal yang untuk adanya UU tidak ada lagi
-Diadakan UU yang baru isinya bertentangan dengan dengan UU yang dulu berlaku

15. Asas-asas hukum


a. Lex superior derogate lex inferior, peraturan yang lebih tinggi mengalahkan yang
lebih rendah
b. Lex Posteriori derogate Lex Priori, peraturan yang baru membatalkan yang lama
c. Lex Specialis derogate lex generalis, peraturan khusus mengenyampingkan yang
umum
d. Asas legalitas, tidak ada tindak pidana terkecuali perbuatan yang sudah diatur
dalam undang-undang
16. 4 macam kodifikasi di Indonesia, pengertian dan contoh
a. Kitab UU Hukum Sipil (Sekarang KUHPerdata) pada tanggal 1 Mei 1848
b. Kitab UUHukum Dagang pada tanggal 1 Mei 1848
c. Kitab UU Hukum Pidana pada tanggal 1 Januari 1918
d. Kitab UU Hukum Acara Pidana (KUHAP), 31 Desember 1981

17. Yuris korpus sivilis (Mengenai Hukum Perdata) yang diusahakan oleh Kaisar Justianus
dari Kerajaan Romawi timur dalam tahun 527-565 mengatur tentang hukum sipil

18. Hukum menurut tempat berlakunya


a. Hukum Nasional = hukum yang ada disuatu negara
b. Hukum Internasional = hukum yang megatur hubungan negara dalam dunia
internasional
c. Hukum Asing = hukum yang berlaku di negara lain
d. Hukum Gereja = norma-norma yang berlaku di sebuah gereja

19. Hukum perdata Internasional Hukum privat


-Hukum yang mengatur hubungan hukum antara warganegara-warganegara sesuatu
negara dengan wargaegara-warganegara lain dari negara lain dalam hubungan
internasional

20. Pembagian hukum menurut sifatnya (mengatur dan memaksa)


-Hukum yang memaksa =hukum yang dalam keadaan apapun harus dan mempunyai
paksaan mutlak
-Hukum yang mengatur = hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri

21. Hukum berdasarkan waktu berlakunya (Ius Contitutum, Ius Contituendum, Hukum
Asasi)
-Ius contitutum adalah hukum yang berlaku bagi suatu masyarakat pada suatu waktu
dalam suatu tempat tertentu.
- Ius contituendum adalah hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang
- Hukum asal adalah hukum yang berlaku di mana-mana dalam segala waktu dan untuk
segala bangsa di dunia . hukum ini tidak mengenal bats waktu melainkan berlaku untuk
selama-lamanya (abadi).

22. Hukum tata pemerintahan hukum tata usaha negara

23. Jenis lapangan hukum (Hukum administrasi negara, hukum tata negara, hukum tata
pemerintahan)
- Hukum administrasi negara = hukum yang menentukan cara bagaimana negara
menajalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugas-tugasnya atau bertingkah lalu
dalam menjalankan tugas-tugasnya.

- Hukum tata negara = mengatur organisasi negara, hubungan antar alat kelengkapan
negara, serta kedudukan WN dan hak asasinya. Mengatur pula bentuk negara,
bentuk pemerintah, wilayah negara, dsb.
24. Kodifikasi dan unifikasi hukum

Kodifikasi, proses untuk menghimpun dan menyusun secara sistematis dan lengkap di
bidang hukum, regulasi/peraturan yang ditetapkan negara

Unifikasi, penyeragaman/penyatuan hukum untuk diberlakukan di suatu bangsa tertentu


sebagai hukum nasional di negara tsb

25. Pembentukan dan penafsiran hukum


Penafsiran = mencari dan menetapkan pengertian ttg dalil yang ada di dalam UU sesuai
yang dimaksud oleh pembuat UU.
Penafsiran hukum
Tata bahasa Berdasarkan bunyi ketentuan UU
Sahih (Autentik) Penafsiran pasti terhadap arti kata-kata sebagaimana
yg diberikan oleh Pembuat UU
Historis Sejarah hukum&UU
Sistematis Menilik susunan yg berhub. dengan pasal-pasal lain
baik dalam satu UU maupun dengan uu lain
Nasional Menilik sesuai tidaknya dengan system hukum yg
berlaku
Teleologis Penafsiran dgn mengingat maksud dan tujuan UU
Ekstensif Penafsiran dgn memperluas arti kata-kata dalam UU
Restriktif Penafsiran dgn mempersempit arti kata
Analogis Memberi ibarat pada kata sesuai dengan asa hukum
A Contrario Didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yg
dihadapi dan yg diatur dlm UU

26. Macam-macam hukum


-Menurut sumbernya
1. Hk. Kebiasaan (adat) = hukum yang terdapat dalam kebiasaan/adat dlm masyarakat.
Biasanya tidak tertulis
2. Hk. Undang-undang = hk yang tercantum dalam undang-undang
3. Hk. yurisprudesi = terentuk karena putusan pengadilan
4. Hk. Traktat = diterapkan oleh 2 atau beberapa negara yg mengadakan perjanjian
5. Hk. Ilmu (doktrin) = dibuat oleh pandangan ahli-ahli hukum terkemuka dan
berpengaruh

-Menurut isinya
1. hk. Public = hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum yang menyangkut
kepentingan umum. Contonya hk. Tata negara, hk. Acara, hk. Pidana, dll.
2. Hk. Privat = mengatur hub. Hukum yang menyangkut kepentingan pribadi. Contohnya
Hk. Perdata, Hk. Dagang, dll.

-Menurut Kekuatan mengikatnya (Sifatnya)


1. Hk. Yang mengatur (Hk. Pelengkap) = hukum yang boleh dikesampingkan
2. Hk. Yang memaksa = hukum yang tidak boleh dikesampingkan dan mempunyai
paksaan mutlak

-Menurut dasar pemeliharaan (cara mempertahankan)


1. hk. Materiil = hukum yang mengatur isi dari hubungan hukum dalam masyarakat
2. Hk. Formil = ttg bagaimana caranya menegakkan hukum materiil

-Menurut wujudnya
1. Objektif = segala macam hukum yang berbentuk umum
2. Subjektif = terbentuk dari hukum objektif yg berlaku pada seseorang atau lebih

-Menurut betuknya
1. tertulis = tertulis dalam perundang-undangan
2. tidak tertuis = tidak tercantum dalam perundang-undangan

Menurut tempat berlaku dan waktu berlaku sudah dijelaskan diatas.

*Perkiraan soal essay*

1. Apa yang dimaksud masyarakat ? Mengapa manusia dikatakan makhluk sosial?

Masyarakat = 2 org atau lebih yang hidup bersama yang saling berhubungan dan kenal
mengenal serta saling mempengaruhi.

Karena manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain

2. Sebutkan dan jelaskan norma-norma dalam masyarakat? (LIHAT DI KISIKISI no. 1)

3. Apa yang dimaksud sumber hukum formil dan materiil? Berikan contohnya! (Lihat kisi no.
11)

- UU?
- Kebiasaan ?
- Yurisprudensi?
- Traktat ?
- Doktrin?
4. Apa yang dimaksud unifikasi dan kodifikasi? (LIHAT DI KISIKISI no. 24)

5. Bagaimana kebiasaan dalam masyarakat menjadi sebuah hukum?

Berawal dari kebiasaan masyarakat sehari-hari. Kebiasaan yang biasabya dijalani itu timbul
menjadi tradisi dan kewajiban. Pada saat menjadi kewajiban, yg nggak melaksanakannya
dikenakan sanksi, sehingga lahirlah hukum adat. Hukum adat terbatas pada hukum perdata
khusus golongan pribumi.

6. Sebutkan dan jelaskan penafsiran hukum dalam menyelesaikan perkara yang tidak diatur
sebelumnya? (Lihat kisi kisi no. 25)

Tambahan = Hakim bebas untuk menetapkan suatu penafsiran tetapi harus mengikuti kaidah
yang ada. Harus melaksanakan sesuai UU itu (gramatikal), bila belum jelas, hakim melakukan
penafsiran scr otentik (sesuai dengan maksud pembuat UU), yang akan dilanjutkan dengan
penafsiran scr historis&sosiologis. Missal masih ngga bisa menetapkan apapun, hakim harus
menafsirkan dengan membawa keadilan setinggi-tingginya karena keadilanlah yang dijadikan
sasaran pembuat UU saat penyusunannya.

Anda mungkin juga menyukai