Anda di halaman 1dari 2

Ajeng Yustisia Dewi 21/481531/HK/23019

Subjek Hukum Internasional

Secara umum, subjek hukum diartikan sebagai setiap pemegang, pemilik, atau
pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan atau menurut hukum.1 Secara umum,
yang dipandang sebagai subjek hukum ialah individu dan badan hukum. Sebagai subjek
hukum, individu atau perorangan memiliki derajat yang sama antara satu dengan lainnya di
hadapan hukum. Dia memiliki apa yang disebut hak-hak yang asasi karena kodratnya sebagai
orang atau individu. Sementara itu, badan hukum atau pribadi hukum merupakan suatu badan
atau pribadi yang merupakan suatu konstruksi yuridis, yang dapat menampakkan diri dalam
berbagai bentuk dan wujud sesuai dengan bidang kegiatannya. 2

Ada dua teori mengenai subjek hukum internasional yang berbeda antara satu sama
lain. Beberapa penulis tertentu menyatakan bahwa negara-negaralah satu-satunya subjek
hukum internasional.3 Teori ini didasarkan pada opini bahwa hak dan kewajiban yang diatur
dalam hukum internasional adalah negara. Adanya ketentuan hak dan kewajiban yang
mengatur individu tidak berarti menjadikan individu sebagai subjek negara, melainkan
sebagai objek hukum internasional.4 Misalnya, pada ketentuan hukum internasional mengenai
bajak laut “jure gentium” yang memberi hak kepada negara untuk menghukum bajak laut
tersebut. Demikian juga ketentuan hukum internasional mengenai budak belian yang
mengatur bahwa negara memiliki kewajiban untuk melindungi budak belian tersebut.5

Bertentangan dengan teori pertama, teori kedua berpendapat bahwa pada analisis
mengenai teori pertama tersebut, mereka mengatakan bahwa justru individu-individu itu
sendiri yang merupakan subjek-subjek hukum internasional. Teori ini didukung oleh salah
satu ahli hukum terkenal, Kelsen (1881-1973). Kelsen menganalisis ide suatu negara dan
mengakui bahwa negara semata-mata adalah suatu konsep hukum teknis yang dimaksudkan
untuk mencakup keseluruhan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku terhadap sekelompok
orang di dalam suatu wilayah teritorial tertentu.6

1
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., Pengantar Hukum Internasional (Jateng:Penerbit Lakeisha,2020),
hlm. 20.
2
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., Pengantar Hukum Internasional (Jateng:Penerbit Lakeisha,2020),
hlm. 21.
3
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1 (Jakarta:Sinar Grafika,2010), hlm. 77.
4
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., Pengantar Hukum Internasional (Jateng:Penerbit Lakeisha,2020),
hlm. 22.
5
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., Pengantar Hukum Internasional (Jateng:Penerbit Lakeisha,2020),
hlm. 22-23.
6
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1 (Jakarta:Sinar Grafika,2010), hlm. 78.
Ajeng Yustisia Dewi 21/481531/HK/23019

Namun, terlepas dari kedua teori tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa negara
merupakan subjek hukum internasional yang paling tua usianya. Negara lah yang pertama
kali muncul sebagai subjek hukum internasional sebelum diikuti kemunculan subjek-subjek
hukum internasional lainnya. Subjek hukum internasional lainnya tersebut, menurut Mochtar
Kusumaatmadja, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Organisasi internasional, karena organisasi internasional memiliki keanggotaan secara


global dengan tujuan yang beragam pula. Contohnya seperti PBB, IMF, dan ASEAN.
2) Palang Merah Internasional, karena kedudukannya diperkuat dengan adanya
perjanjian dan konvensi Palang Merah.
3) Tahta Suci Vatikan, diakui sebagai subjek hukum internasional sejak
ditandatanganinya Pakta Lateran pada 1929. Pakta Lateran sendiri berisi tentang
perjanjian antara Kerajaan Italia dengan Tahta Suci Vatikan.
4) Pemberontak, jika telah terorganisir ; menaati hukum perang ; memiliki wilayah yang
dikuasai ; memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain ;
dapat menentukan nasibnya sendiri ; menguasai SDA di wilayah yang dikuasainya ;
dan memilih sistem (ekonomi, politik, sosial) sendiri.
5) Individu, karena dalam Perjanjian Versailles 1919, terdapat sejumlah pasal yang
memungkinkan individu untuk mengajukan perkara secara internasional ke
Mahkamah Arbitrase Internasional.7

Dengan demikian, negara merupakan subjek hukum internasional yang utama. Sebab,
negara dapat mengadakan hubungan-hubungan hukum internasional dalam segala bidang
kehidupan masyarakat internasional, baik dengan sesama negara maupun dengan subjek-
subjek hukum internasional lainnya. Dominannya peranan negara dalam hubungan-hubungan
hukum internasional juga tidak terlepas dari keunggulan negara jika dibandingkan dengan
subjek hukum internasional lainnya, yakni negara memiliki apa yang disebut dengan
kedaulatan.8

7
Tim Hukum Online. “Pengertian Hukum Internasional dan 6 Subjek Hukumnya.”
https://www.hukumonline.com/berita/a/pengertian-hukum-internasional-lt61d8158cab97d?page=all
(accessed February 26, 2022).
8
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H.,LL.M., Pengantar Hukum Internasional (Jateng:Penerbit Lakeisha,2020),
hlm. 24-25.

Anda mungkin juga menyukai