Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA UJIAN HUKUM INTERNASIONAL

Disusun Oleh :

Nama : Ghali Fakhruddin Malik

NIM : 1901115056

Program Studi : S1 Ilmu Hukum / Hukum

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS YOS SOEDARSO
1. Dalam konteks tertib hukum ada istilah International law dan World Law, Sebutkan
perbedaan dari keduanya, dan Menurut anda apakah kedua tertib hukum tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan hubungan internasional? Jelaskan!

Jawab :

Hukum internasional berdasarkan pikiran adanya suatu masyarakat yang terdiri atas sejumlah
Negara yang berdaulat dan merdeka ( independent ) dalam arti masing-masing yang berdiri
sendiri yang satu tidak di bawah kekuasaan yang lainnya, melainkan mereka yang berkedudukan
sama. Hukum internasional merupakan koordinasi antara anggota-anggota masyarakat yang
sederajat. Sedangkan, Hukum dunia bepangkal pada hukum tata negara (hukum konstitusional),
hukum dunia merupakan semacam Negara dunia yang termasuk semua Negara di dunia ini
(semacam Negara federasi , hukum dunia merupakan hukum subordinasi karena Negara dunia
secara hierarki berdiri di atas Negara-negara nasional. untuk tertib hukum dengan istilah
International law dan World law dapat diterapkan jika memenuhi persyaratan yang ada.

2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan "konvensi"! dan Bagaimana konsekuensi dari sebuah
negara yang telah ikut dalam suatu "konvensi" terkait dengan hukum nasionalnya serta
pengaruh terhadap kedaulatan negaranya?

Jawab :

Istilah konvensi sebenarnya merupakan istilah untuk menyebut gugatan awal atau gugatan asli.
Istilah ini memang jarang digunakan dibanding istilah gugatan karena istilah konvensi baru akan
dipakai apabila ada rekonvensi (gugatan balik tergugat kepada penggugat). Di dalam penjelasan
Yahya Harahap (hal. 470), Anda dapat menemukan bahwa ketika penggugat asal (A) digugat
balik oleh tergugat (B) maka gugatan A disebut gugatan konvensi dan gugatan balik B disebut
gugatan rekonvensi.

3. Kegiatan terorisme kerap bersifat lintas negara dan juga dinyatakan sebagai ancaman Global
terhadap keamanan-perdamaian internasional. namun penanganan terorisme juga berpotensi
melanggar hak asasi manusia tertangkap terorisme itu sendiri Karena di beberapa negara
menggunakan kewenangan yang ada padanya, yaitu membatasi, mengurangi, dan
menyampingkan hak-hak asasi tersangka terorisme.

Dari sudut pandang hukum internasional, apakah pernyataan negara dalam keadaan bahaya
(public emergency) yang digunakan negara dalam menghadapi aksi-aksi teror dapat dijadikan
landasan untuk mengesampingkan hak asasi tersangka terorisme? jelaskan!

Jawab :
tidak, karena dalam hukum internasional terdapat asas-asas yang mengatur tentang hak asasi
tersangka teroris. Tersangka atau terdakwa mendapat perlindungan khusus terhadap hak asasinya
(safe guarding rules) dan juga diatur tentang ancaman sanksi pidana minimum khusus untuk
memperkuat fungsi penjeraan terhadap pelaku tindak pidana terorisme.

4. Hak negara untuk menentukan nasib sendiri (self determination) merupakan prinsip khusus
dalam hukum internasional modern (jus cogens). Bagaimanakah pengaturan "self
determination" dalam hukum internasional?

Jawab :

Menentukan nasib sendiri dalam hukum internasional mengambil dua bentuk. Satu bagian yakni
mengembangkan hukum hak asasi manusia, yang disebutkan dalam gagasan memberikan kepada
setiap individu kendali yang lebih besar atas kehidupan mereka. Bagian lainnya, yaitu bagian
yang lebih mengundang perdebatan, melibatkan kelompok yang membuat klaim untuk
mendirikan negara independen yang berkedaulatan. Atau dalam gagasan moderen mengenai hak
menentukan nasib sendiri diusulkan adanya spektrum atau rentang dimana hak tersebut dapat
diterapkan, yang dapat dibedakan menjadi menentukan nasib sendiri internal dan eksternal.
Menentukan nasib sendiri internal mengacu pada variasi hak politik dan sosial, dan menentukan
nasib sendiri eksternal mengacu pada kemerdekaan hukum penuh atau pemisahan diri untuk
segolongan orang dari segi politik-hukum (politico-legal) yang lebih besar, misalnya negara.
Namun demikian, klaim mendirikan negara dengan dalil menentukan nasib sendiri seperti yang
diakui di era 1960an, ditafsirkan sebagai hak menentukan nasib sendiri bagi wilayah kolonial
untuk merdeka, atau menggunakan status lain yang mereka pilih atau inginkan. Etnis atau
kelompok yang berbeda di dalam koloni tidak mempunyai hak untuk memisahkan diri dari
orang-orang di wilayah yang sama dengan mereka secara keseluruhan. Hak untuk menentukan
nasib sendiri terpisah dari hak untuk melepaskan diri dan membentuk negara merdeka,
sebagaimana tidak ada hak untuk membentuk negara baru yang tercantum di dalam hukum
internasional.

5. Bagaimanakah general agreement on tariffs and trade (GATT) memandang pembatasan impor
yang dikenakan suatu negara atas dasar pertimbangan pemeliharaan lingkungan hidup?

Jawab :

Isu lingkungan tampaknya sudah mendapat perhatian khusus di dalam GATT/WTO, hal ini
tampak jelas tercantum di dalam tujuannya. Isu lingkungan di dalam GATT/WTO merupakan
suatu sejarah yang cukup panjang yaitu sejaktahun tahun 1965, GATT telah memiliki "Komisi
Perdagangan dan Pembangunan" yang memperdulikan persoalan perdagangan di belahan bumi
selatan. Pada tahun 1972, komisi itu membentuk sebuah kelompok yang dinamakan "Tindakan
terhadap Lingkungan dan Perdagangan lnternasional". Kelompok ini dibentuk setelah munculnya
kecemasan bahwa kepentingan lingkungan akan menghambat perdagangan.

Perangkat utama yang tersedia bagi GATT untuk menangani masalah lingkungan adalah Pasal
XX (yang tidak menggunakan kata lingkungan) dan Persetujuan mengenai Hambatan Teknik
terhadap Perdagangan (yang menggunakan kata lingkungan). Setiap negara memiliki hak untuk
menggunakan tindakan perdagangan seperlunya untuk melindungi kehidupan atau kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan dengan pengawetan sumber daya alam yang dapat habis.
Tindakan semacam itu juga dapat diterapkan untuk membatasi produksi atau konsumsi dalam
negeri, namun tidak boleh menghasilkan diskriminasi yang sewenang-wenang atau tidak boleh
berlaku di semua negara dan tindakan itu tidak boleh merupakan pembatasan terselubung atas
perdagangan internasional.

Anda mungkin juga menyukai