Agung Sulistyo
1906408900
(1.257 kata)
Cakupan hubungan antarnegara yang meluas akibat globalisasi telah memasukkan individu
sebagai entitas selain dari negara-negara, lembaga internasional, dan subyek hukum
internasional lainnya yang telah kita kenal. Pertanyaan bagaimana individu mendapatkan
tempat dalam hubungan internasional atau antarnegara, dapat dijawab dengan menganalisa
hal-hal berikut: pertama, kriteria sebuah entitas untuk dapat menjadi, atau memenuhi syarat
sebagai subyek hukum internasional; kedua, sejarah perkembangan hukum dan kebiasaan
masyarakat internasional yang menempatkan dan memberi hak serta kewajiban pada individu
sebagai aktor dalam hubungan internasional. Kedua hal tersebut dapat dikaji melalui dasar
hukum yang mendukung kelahirannya, serta melalui advisory opinion atau keputusan
maupun pendapat international court of justice.
1
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional I, edisi X [Introduction to International Law], diterjemahkan oleh
Bambang Iriana Djajaatmadja (Jakarta: Sinar Grafika, 2001), hlm. 127-128.
1
dimaksud adalah terkait dengan kemampuan dirinya untuk mengajukan klaim, mengadakan
atau membuat perjanjian, dan untuk mempertahankan hak milik.
Hukum internasional juga memberikan kapasitas kepada negara berupa hak dan
tanggung jawab terhadap hukum. Meski demikian, dalam terminologi sehari-hari, yang
dipertautkan kepada negara sejatinya sama sekali bukan kewajiban resmi organ tersebut.
Bukankah tidak ada sanksi pidana yang dapat dijatuhkan pada negara sebagai organ yang
melakukan pelanggaran? Kewajiban tersebut merupakan tugas dari individu yang perilakunya
merupakan wujud dari tugasnya.2 Pada analisis terakhir, individu-individu itu sendiri yang
merupakan subyek-subyek hukum internasional.3
Oleh sebab itu tidak mengherankan, dalam banyak argumen Georges Scelle
mengajukan teori radikal antroposentris hukum internasional yang disebut ‘methodological
individualism’ yang berfokus pada tindakan dan tanggung jawab individu. Individu
perseorangan yang dimaksud memiliki kecakapan, bertanggung-jawab sendiri atas diri dan
tindakannya. Dalam teorinya, the Scellian legal system memandang individu sebagai satu-
satunya subyek hukum internasional.4
2
keberadaan individu telah diakui posisinya di muka pengadilan dalam kasus lintas negara.
Dengan adanya perintah pengadilan yang memerintahkan pemerintah Amerika untuk
membayar hasil penjualan kapal dan muatannya kepada masing-masing pengadu, maka
individu yang berkewarganegaraan Kuba tersebut telah dinyatakan memiliki hak untuk
melawan negara Amerika.
Keputusan lain yang juga telah menerapkan individu sebagai subjek hukum
internasional, adalah dalam kasus penuntutan penjahat-penjahat perang di mahkamah
internasional yang khusus diadakan oleh negara-negara sekutu yang menang dalam
peperangan.7 Hal ini diputuskan oleh Mahkamah Penjahat Perang yang dilakukan di
Numberg, yang selanjutnya diikuti dalam Mahkamah Eropa tentang Hak Asasi Manusia
dalam menjamin hak individu yang diberikan oleh European Convention on Human Rights
tersebut.8 Setiap individu yang dilanggar haknya berhak untuk mengajukan pengaduan
terhadap negaranya sendiri secara langsung melalui Sekretaris Jenderal Dewan Eropa di
Strasbourg.
Kesimpulan
Hukum internasional dalam cakupannya ternyata tidak hanya berkaitan dengan kedaulatan
negara, namun juga hak-hak individu di dalam wilayah dan dominasi sebuah negara dalam
tindakan yang dilakukannya di dalam dominasi negara lain. Hak-hak individu adalah bagian
dari hukum kebiasaan yang bersifat universal dan diakui sebagai bagian dari jus cogens yang
7
Holocaust Encyclopedia, “International Military Tribunal at Nuremberg”
https://encyclopedia.ushmm.org/content/en/article/international-military-tribunal-at-nuremberg, diakses 7
November 2019.
8
European Court of Human Rights, Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms,
Rome, 1950. Ps. 25.
9
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Bina Cipta (1982), hlm. 74.
10
Permanent Court of International Justice, 6th (extraordinary) session, Rights of Minorities in Upper Silesia
(Minority Schools), German v. Poland, 26 April 1928, ps. 2.
3
tidak boleh dilanggar dalam keadaan apapun. Hak dan tanggung jawab individu diyakini
dapat berada di luar yurisdiksi domestik Negara, dan bahwa kapasitas tersebut berhubungan
dengan seluruh komunitas internasional. Sejarah pergaulan hidup masyarakat dunia diiringi
sumber-sumber hukum internasional yang turut lahir bersamanya telah membuktikan
individu perorangan sejak semula merupakan aktor aktif dalam hubungan antarnegara.
4
Daftar Pustaka
Buku:
Kelsen, Hans. Teori Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif [Pure Theory of
Law], diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien. Bandung: Penerbit Nusa Media, 2008.
Kusumaatmadja, Mochtar. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Bina Cipta, 1982.
Starke, J.G.. Pengantar Hukum Internasional I, edisi X [Introduction to International Law],
diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta: Sinar Grafika, 2001.
Jurnal:
Janis, M.W. “Individuals as Subjects of International Law.” Cornell International Law
Journal Vol.17 (Issue 1 Winter 1984). Hlm. 61-78.
Orakhelashvili, Alexander. “The Position of the Individual in International Law.” CWSL
Scholarly Commons Vol. 31 (2000). Hlm. 241-276.
Thierry, Hubert. “The Thought of Georges Scelle.” European Journal of International Law
No.1 (Issue Vol.1 1990). Hlm. 193-209.
Dokumen:
European Court of Human Rights. Convention for the Protection of Human Rights and
Fundamental Freedoms. 4 November 1950.
Permanent Court of International Justice. 6th (extraordinary) session, Rights of Minorities in
Upper Silesia (Minority Schools), German v. Poland. 26 April 1928.
Permanent Court of International Justice. 13th (extraordinary) session, Jurisdiction of the
Courts of Danzig (Precuniary Claims of Danzig Railway Officials who have Passed into
the Polish Service, against the Polish Railways Administration), Advisory Opinion No.
15. 3 March 1928.
Internet:
Holocaust Encyclopedia. “International Military Tribunal at Nuremberg”
https://encyclopedia.ushmm.org/content/en/article/international-military-tribunal-at-
nuremberg. Diakses 7 November 2019.