literatur
1. Hukum perdata indonesia.
By: Prof. Abdul kadir Muhammad.
2. Pokok-pokok hukum perdata.
By: Prof.subekti.
3. KUHperdata
4. KUHDagang
5. Kompilasi hukum islam
Sistematika Hukum
perdata
Hukum perdata menurut ilmu hukum sekarang ini, lazim dibagi dalam 4
bagian :
1. Hukum tentang diri seorang, memuat peraturan-peraturan tentang
manusia n sebagai sunyek dalam hukum, peraturan-peraturan perihal
kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak
sendiri melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi
kecakapan-kecakapan itu.
2. Hukum keluarga, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang
timbul dari hubungan kekeluargaan, yaitu:perkawinan beserta hubungan
dalam lapangan hukum kekayaan antara suami dan isteri,hubungan
antara orang tua dan anak, perwalian dan curatele.
3. Hukum kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang
dapat dinilai dengan uang.
4. Hukum waris, mengatur hal ikhwal tentang benda atau kekayaan seorang
jikalau ia meninggal. Juga dapat dikatakan, hukum waris it mengatur
akibat akibat hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang.
PART 2
SUBYEK HUKUM
Subyek hukum adalah segala sesuatu (manusia dan badan
hukum) yang dapat menjadi pendukung hak dan
kewajiban.
Seseorang mulai sebagai subyek hukum atau sebagai
pendukung hak dan kewajiban sejak dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia dengan mengingat pasal 2 KUHPerdata.
Badan hukum dapat dikategorikan sebagai subyek hukum sama
dengan manusia disebabkan karena:
1. Badan hukum itu mempunyai kekayaan sendiri
2. Sebagai pendukung hak dan kewajiban
3. Dapat menggugat dan digugat dimuka pengadilan
4. Ikut serta dalam lalulintas hukum
Suatu badan atau perkumpulan atau badan usaha dapat berstatus badan
Suatu
badan
atau
perkumpulan
atau badan
usaha
dapat berstatus
badan
hukum
harus
memenuhi
syarat-syarat
materil
maupun
syarat formal.
hukum harus memenuhi syarat-syarat materil maupun syarat formal.
Syarat materilnya:
Syarat materilnya:
1. Harus ada kekayaan yang terpisah,
1. Harus ada kekayaan yang terpisah,
2. Mempunyai tujuan tertentu,
2. Mempunyai tujuan tertentu,
3. Mempunyai kepentingan sendiri
3. Mempunyai kepentingan sendiri
4. Adanya organisasi yang teratur.
4. Adanya organisasi yang teratur.
syarat formalnya harus memenuhi syarat yang ada hubungannya
syarat
formalnya
harus
memenuhi
syarat status
yang ada
hubungannya
dengan
permohonan
untuk
mendapatkan
sebagai
badan hukum
dengan
permohonan
untuk
mendapatkan
status
sebagai
badan
hukum
(diatur dalam KUHD).
(diatur dalam KUHD).
Menurut pasal 1653 KUHPerdata badan hukum dibedakan menjadi:
Menurut pasal 1653 KUHPerdata badan hukum dibedakan menjadi:
5. Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah:propinsi, bank-bank
5. Badan
hukum yang didirikan oleh pemerintah:propinsi, bank-bank
pemerintah
pemerintah
6. Badan hukum yang diakui pemerintah: perseroan.
6. Badan hukum yang diakui pemerintah: perseroan.
7. Badan hukum yang didirikan untuk maksud tertentu: PT
7. Badan hukum yang didirikan untuk maksud tertentu: PT
badan hukum berdasarkan sifatnya:yayasan, firma
badan hukum berdasarkan sifatnya:yayasan, firma
Status Hukum
Status hukum seseorang juga menentukan tempat tinggalnya sehingga
akan menentukan pula hak dan kewajibannya menurut hukum.
Status hukum seseorang dibuktikan dengan KTP.
Suami + istri (sama sama WNI) = hak dan kewajiban hukum pada
tempat kediaman suami.
Suami WNI + istri WNA (atau sebaliknya)= hak dan kewajiban hukum
dinegara
masing-masing
Anak dibawah umur
= tempat tinggal ortu.
Ayah & ibu bbeda tempat tinggal = anak atas persetujuan ortu
Seseorang btempat tinggal
dikos/sewaan
= hak dan kewajiban sesuai KTP.
Pembantu rmh tangga
=mengikuti tempat kediaman rumah
majikan.
2. Kewenangan berbuat
Untuk mengetahui apakah orang itu wenang berbuat atau tidak, ada
beberapa factor yang membatasi, yaitu umur, kesehatan, dan perilaku.
Wenang berbuat ada 2 pengertian yaitu:
Cakap
atau
mampu
berbuat
karena
hokum(bekwaam,
capable),
kecakapan,
berbuat menurut hokum.
memenuhi
syarat
atau
kemampuan
Kuasa atau berhak berbuat karena diakui oleh hukum walaupun tidak
memenuhi syarat hukum (bevoeged, competent), kekuasaan atau
kewenangan berbuat ( bevoegdheid, competence).
KEDEWASAAN DAN
PENDEWASAAN
1. Menurut konsep hukum perdata Barat
Orang yg sudah berumur 21 tahun penuh walaupun belum
berumur 21 tahun penuh tetapi sudah kawin (acontrario orang
dewasa / meerdejarir) pasal 330 KUHPerdata. Keadaan
yang memenuhi syarat UU ini disebut kedewasaan.
Dalam hal yang sangat penting adakalanya diperlukan bahwa
kedudukan orang yang belum dewasa disamakan dengan
kedudukan orang dewasa. Maksudnya supaya orang yang
belum dewasa itu mempunyai kewenangan mengurus
kepentingan sendiri atau melakukan beberapa perbuatan
hukum tertentu yang dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian orang belum dewasa oleh hukum dinyatakan
dewasa, pernyataan inilah yang disebut pendewasaan
3.Menurut konsep UU RI
ketentuan dewasa diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974
sbb:
1. Izin ortu bagi mereka yg akan melangsungkan
perkawinan apabila belum mencapai 21 tahun (pasal 6
ayat 2)
2. Umur minimal untuk diizinkan melangsungkan
perkawinan pria 19 tahun dan wanita 16 tahun penuh
(pasal 7 ayat 1)
3. Anak yang belum mencapai umur 18 tahu penuh atau
belum pernah kawin, berada dibawah kekuasaan ortu
(pasal 47 ayat 1)
4. Anak yang belum mencapai umur 18 tahun penuh atau
belum pernah kawin yang tidak berada dibawah
kekuasaan orang tua berada dibawah kekuasaan
wali(pasal 50 ayat 1)
Part.3
Benda dan hak kebendaan
Benda (zaak) dalam pasal 499 KUHPerdata yaitu semua benda dan hak. Hak
disebut juga bagian dari harta kekayaan. Jika perkataan benda dipakai
dalam arti kekayaan seseorang maka perkataan itu meliputi juga barangbarang yang tak dapat terlihat yaitu: hak-hak, misalnya hak piutang atau
penagihan.
Benda sifatnya berwujud sedangkan hak sifatnya tidak berwujud.
1.
2.
3.
4.
Part 4.
Hukum Keluarga dan Perkawinan
Pada awalnya Belanda melalui VOC masuk ke Indonesia
dengan membawa serta hukum negaranya utuk
menyelesaikan masalah diantara mereka sendiri. Untuk
lebih memantapkan posisinya, mereka berupaya pula
untuk menundukkan masyarakat jajahannya pada hukum
dan badan peradilan yang mereka bentuk.
Namun pada kenyataannya badan peradilan bentukan
Belanda ini tidak dapat berjalan, maka akhirnya Belanda
membiarkan lembaga-lembaga asli yang ada dalam
masyarakat terus ber jalan, sehingga selama hampir 2
abad masa VOC hukum perkawinan dan hukum kewarisan
Islam dalam masyarakat muslim berjalan sebagaimana
mestinya
Dalam
perjalanannya
ternyata
Cristian
Snouck Hurgronje tidak sependapat dengan
teori
ini,
menurutnya
hukum
yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat
Indonesia bukan hukum Islam, melainkan
hukum adat. Teori Hurgronje ini terkenal
dengan nama teori Receptie.