Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : EKA SRI WAHYUNI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859771343

Kode/Nama Mata Kuliah : PKNI4317/Hak Asasi Manusia (HAM)

Kode/Nama UPBJJ : 83/KENDARI

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWAB :
1. A. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Right
a. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan Kesamaan di
hadapan hukum berarti setiap warga negara harus diperlakukan adil oleh aparat penegak
hukum dan pemerintah. Ditinjau dari hukum tata negara, maka setiap instansi pemerintah,
terutama aparat penegak hukum, terikat secara konstitusional dengan nilai keadilan yang
harus diwujudkan dalam praktik.
b. 30 Mar 2017b. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / PNS Untuk PNS berhak atas
gaji, tunjangan, dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan,
dan pengembangan kompetensi. Untuk PPPK, berhak memperoleh: Gaji, tunjangan, cuti,
perlindungan dan pengembangan kompetensi.
c. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum Perlindungan hukum adalah upaya
melindungi yang dilakukan pemerintah atau penguasa dengan sejumlah peraturan yang
ada. Berikut pengertian dan cara memperolehnya. Semua orang berhak memperoleh
perlindungan hukum.

B. Yang terjadi jika hak asasi hukum tidak terpenuhi maka bisa menimbulkan masalah
atau konflik baik secara individu maupun sosial dan Pelanggaran hak asasi manusia dapat
memicu gangguan kesehatan fisik dan mental bagi korbannya. Tak hanya itu saja.
pelanggaran HAM yang tidak diadili dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pada
sistem hukum dan struktur dalam Masyarakat.
2. Hobeas Corpus Act adalah undang-undang yang mengatur tentang penahanan seseorang
dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
a. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
b. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.

3. Ratifikasi perjanjian internasional.


a. Di Indonesia, ratifikasi suatu perjanjian internasional dapat dilakukan dengan Undang-
undang atau Peraturan Presiden. Dan dilakukan atas dasar ratifikasi yang dilakukan oleh
parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat) dan Presiden .
b. Tidak boleh, karena Tujuan utama dari proses ratifikasi adalah untuk menjadikan suatu
perjanjian internasional sebagai bagian dari hukum nasional suatu negara. Dengan ini
mengakibatkan negara tersebut berkomitmen secara hukum untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam perjanjian tersebut. . Apabila dipandang merugikan
kepentingan nasional, perjanjian Internasional tersebut dapat dibatalkan atas permintaan
Dewan Perwakilan Rakyat.

4. Picularity mengatakan bahwa HAM dibedakan sangat dengan berbagai latar belakang
budaya atau moral yang dijunjung serta pemahaman yang ada di masing masing dierah atau
kelompok masyarakat. Perbandingan semakin marak seiring berkembangnya pemahaman
dan subjek HAM di kanca internasional yang kian meluas dan mencakup topik yang semakin
beragam. Semisal terkait hak aborsi atau hak komunitas LGBTQ-yang mungkin pemahaman
atau penerimaannya tidak sama di berbagai wilayah, Semisal di negara barat lebih
menjunjung hak Individu dan juga kebebasan maka akan mempromosikan kedua hak
tersebut ditegakkan dan dilindungi. Namun negara-negara agak timur seperti kebanyakan
negara Asia, Indonesia misalnya, tidak memiliki pemahaman yang sama karena lebih banyak
manjunjung hak komunitas dan kepercayaan yang dianut. Sahingga lebih condong untuk
tidak menegakkan perlindungan hak aborsi dan hak LGBTQ+ Jikapun demikian, masyarakat
tidak dapat menerima dengan baik dan penerapan niali-nilai HAM harus disesuaikan dengan
kontekstual yang ada di tiap negara. Dimana, nilai-nilai HAM harus menyesuaikan diri
dengan kebiasaan-kebiasaan maupun budaya dan adat istiadat suatu komunitas(negara)
tertentu.

5. Sumber hukum internasional.


a. Perjanjian Internasional merupakan sumber utama hukum internasional. Negara sebagai
salah satu subyek hukum internasional dapat mengikatkan diri dan tunduk kepada Perjanjian
Internasional dan Perjanjian internasional dapat dikatakan sebagai sumber hukum yang
terpenting dewasa ini, karena perjanjian internasional merupakan instrumen utama hubungan
internasional antar negara Hukum internasional telah menyediakan dasar hukum bagi
perjanjian internasional sebagaimana yang diatur dalam Konvensi Wina Tahun 1969.

b. perjanjian internasional menjadi salah satu rujukan utama dalam penyelesaian sengketa
hukum antar negara berdasarkan hukum internasional. dan juga menjadi dasar pengajuan
penyelesaian sengketa melalui Mahkamah Internasional. Penyelesaian sengketa internasional
digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu penyelesaian secara hukum dan diplomatik.
Penyelesaian secara hukum meliputi arbitrase dan pengadilan, sedangkan penyelesaian secara
diplomatik meliputi negosiasi, penyelidikan, jasa baik. mediasi, dan konsiliasi.

Anda mungkin juga menyukai