Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Netania Stefani Br Sembiring

NIM : 859869177
Kode/Nama MK : PKNI4317/Hak Asasi Manusia (HAM)

PKNI4317-4

NASKAH TUGAS MATA


KULIAH UNIVERSITAS
TERBUKA SEMESTER:
2023/2024 Ganjil (2023.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan Kode/Nama MK: PKNI4317/Hak Asasi
Manusia (HAM)
Tugas 3

No. Soal
1. Salah satu indikasi untuk disebut sebagai negara hukum, antara lain harus ditegakkannya hak asasi manusia (HAM),
agar penegakannya tercapai.
a. Jelaskan kalimat di atas!
b. Apa yang saudara pahami tentang syarat negara hukum menurut A.V. Dicey?

2. Hak Asasi Manusia diatur dalam BAB XA UUD 1945 tentang HAM. Pasal-pasal yang mengatur tentang HAM
mulai Pasal 28A sampai Pasal 28J yang merupakan hasil dari amandemen kedua terhadap konstitusi negara
Indonesia. Bagaimana pasal-pasal tersebut mengatur jaminan hak kesejahteraan dan hak mendapat perlindungan,
bebas dari ketakutan pada setiap manusia ?

3. Perkembangan hukum yang mengatur HAM di Indonesia, telah ada 5 (lima) peraturan perundang- undangan yang
secara komprehensif mengatur HAM di Indonesia. Salah satunya adalah Undang-Undang- Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang HAM. Bagaimana pokok-pokok hak asasi manusia diatur dalam UU tersebut?

4. Berkaitan dengan reformasi konstitusi, khususnya mengenai HAM, hal yang penting adalah bahwa hukum adalah
kesatuan asas, norma, lembada dan proses. Dalam sistem hukum nasional hierarkis tatanan norma berpuncak pada
konstitusi. Artinya, dalam sebuah negara hukum harus dipegang teguh prinsip supremasi konstitusi. Apa maksud
dari supremasi konstitusi itu?

5. Dinamika perkembangan HAM baik dalam ranah internasional dan nasional merupakan perjalanan penting
bagaimana HAM ditegakkan dan diterima sebagai perlindungan bagi setiap individu diseluruh dunia tanpa
terkecuali.PBB menjadi organisasi internasional yang aktif dalam penegakan HAM. Saudara uraikan bagaimana
peran PBB selama ini dalam penegakan HAM!
Jawab :

1 . a. Kalimat tersebut menyatakan bahwa salah satu indikasi atau ciri yang menunjukkan suatu
negara dapat disebut sebagai negara hukum adalah adanya penegakan hak asasi manusia (HAM).
Artinya, untuk dianggap sebagai negara hukum, suatu negara harus aktif dalam melindungi dan
menegakkan hak-hak dasar setiap individu yang berada di wilayahnya. Penegakan HAM menjadi
tolok ukur yang penting untuk menilai sejauh mana suatu negara menghormati prinsip-prinsip
keadilan, kebebasan, dan martabat manusia.
b. Syarat negara hukum menurut A.V. Dicey, seorang ahli hukum Inggris pada abad ke-19, dapat
dijelaskan dalam tiga konsep utama, yaitu:
i. Supremasi Hukum (Rule of Law): Konsep ini menyatakan bahwa di dalam negara hukum,
hukum adalah supremasi tertinggi, baik untuk pemerintah maupun rakyat. Artinya, setiap orang,
termasuk pemerintah, tunduk pada hukum dan dapat diadili menurut hukum.
ii. Ketidakberlakuan Hukum Khusus (Absence of Arbitrary Power): Dicey menekankan
bahwa tidak ada wewenang sewenang-wenang dalam negara hukum. Pemerintah harus bertindak
sesuai dengan hukum dan tidak boleh bertindak semena-mena atau sewenang-wenang.
iii. Perlindungan Hak Asasi Individu (Protection of Individual Rights): Suatu negara
dianggap sebagai negara hukum jika hak-hak individu dilindungi oleh hukum dan hakim.
Pemerintah tidak dapat merampas hak-hak individu tanpa dasar hukum yang jelas.
Referensi: Dicey, A. V. (1885). Introduction to the Study of the Law of the Constitution.
Macmillan and Co.

2 . Pasal-pasal dalam BAB XA UUD 1945 tentang HAM mengatur jaminan hak kesejahteraan
dan perlindungan, serta kebebasan dari ketakutan bagi setiap manusia di Indonesia. Berikut
adalah penjelasan mengenai beberapa pasal yang relevan:
1. Pasal 28A: Menjamin setiap orang untuk hidup dan berusaha memajukan martabatnya
serta hak untuk mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat.
2. Pasal 28B: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
dan hak untuk tidak diperlakukan secara kejam.
3. Pasal 28C: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk bebas dari perbudakan dan
perlakuan yang merendahkan martabat.
4. Pasal 28D: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
5. Pasal 28E: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk kebebasan pikiran, hati nurani,
dan agama.
6. Pasal 28F: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
7. Pasal 28G: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk berserikat, berkumpul, dan
menyampaikan pendapat.
8. Pasal 28H: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
9. Pasal 28I: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk memperoleh keadilan yang diatur
oleh hukum dan tanpa diskriminasi.
10. Pasal 28J: Menjamin setiap orang memiliki hak untuk memperoleh keamanan pribadi
dan hak untuk melupakan.
Dengan demikian, pasal-pasal tersebut memberikan jaminan terhadap hak kesejahteraan dan
perlindungan, serta kebebasan dari ketakutan bagi setiap manusia di Indonesia. Hak-hak ini
mencakup hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak bebas dari perbudakan, hak untuk kebebasan
pikiran, hati nurani, dan agama, hak untuk berserikat dan menyampaikan pendapat, serta hak
untuk keadilan.
Referensi: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (2002). Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

3 . Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) merupakan
salah satu peraturan perundang-undangan yang secara komprehensif mengatur hak asasi manusia
di Indonesia. Berikut adalah pokok-pokok hak asasi manusia yang diatur dalam UU tersebut:
1. Hak atas Martabat Diri:
 Pasal 3: Menegaskan hak setiap orang untuk dihormati martabat dan harkat
kemanusiaannya.
2. Hak atas Hidup:
 Pasal 4: Menjamin hak setiap orang untuk hidup dan memiliki penghidupan yang
layak.
3. Hak atas Kebebasan dan Keamanan:
 Pasal 5: Menjamin hak setiap orang untuk bebas dari penangkapan, penahanan,
pengasingan, dan penyiksaan.
4. Hak atas Kebebasan Berpendapat dan Menyatakan Pendapat:
 Pasal 6: Menjamin hak setiap orang untuk berpendapat dan menyatakan pendapat.
5. Hak atas Informasi dan Kepastian Hukum:
 Pasal 7: Menjamin hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan kepastian
hukum.
6. Hak atas Kemerdekaan Beragama:
 Pasal 8: Menjamin hak setiap orang untuk memeluk agama dan beribadah
menurut agamanya.
7. Hak atas Perlindungan Hukum:
 Pasal 9: Menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan perlindungan hukum
yang adil dan berkeadilan.
8. Hak atas Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul:
 Pasal 10: Menjamin hak setiap orang untuk berserikat dan berkumpul secara
damai.
9. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak:
 Pasal 11: Menjamin hak setiap orang untuk pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
10. Hak atas Kesehatan dan Lingkungan Hidup yang Baik:
 Pasal 12: Menjamin hak setiap orang untuk kesehatan dan lingkungan hidup yang
baik.
11. Hak atas Pendidikan:
 Pasal 13: Menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan.
12. Hak atas Perlindungan Anak:
 Pasal 14: Menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan perlindungan.
13. Hak atas Pekerjaan Kemanusiaan:
 Pasal 15: Menjamin hak setiap orang untuk tidak menjadi korban perdagangan
manusia dan eksploitasi.
14. Hak atas Kebudayaan:
 Pasal 16: Menjamin hak setiap orang untuk berpartisipasi dalam kehidupan
budaya.
4 . Prinsip supremasi konstitusi adalah konsep dalam hukum konstitusional yang menekankan
bahwa konstitusi merupakan hukum tertinggi atau undang-undang tertinggi di suatu negara, dan
semua lembaga dan tindakan pemerintah harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam konstitusi. Prinsip ini mengandaikan bahwa konstitusi memiliki posisi hukum yang lebih
tinggi dibandingkan peraturan-peraturan hukum lainnya di dalam sistem hukum suatu negara.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai maksud dari supremasi konstitusi:
1. Hukum sebagai Kesatuan Asas, Norma, Lembaga, dan Proses:
 Hukum diartikan sebagai suatu kesatuan yang mencakup asas-asas hukum,
norma-norma hukum, lembaga-lembaga hukum, dan proses-proses hukum.
Kesatuan ini mencerminkan hubungan yang harmonis antara unsur-unsur tersebut
dalam menyelenggarakan kehidupan berhukum.
2. Sistem Hukum Nasional yang Hierarkis:
 Sistem hukum nasional didesain secara hierarkis, di mana berbagai tingkatan
norma hukum ditempatkan dalam tatanan yang terstruktur. Hierarki ini
menempatkan konstitusi di puncak sebagai hukum tertinggi.
3. Tatanan Norma Berpuncak pada Konstitusi:
 Prinsip supremasi konstitusi menegaskan bahwa konstitusi menjadi acuan
tertinggi dalam tatanan norma hukum. Artinya, setiap norma hukum atau
peraturan perundang-undangan harus sejalan dengan ketentuan-ketentuan
konstitusi.
4. Supremasi Konstitusi:
 Konsep ini menyiratkan bahwa dalam situasi konflik antara ketentuan konstitusi
dengan ketentuan hukum lainnya, konstitusi harus diutamakan dan diberikan
kekuatan hukum yang lebih tinggi. Dengan kata lain, konstitusi bersifat mengikat
dan mengontrol seluruh kegiatan pemerintah dan warga negara.
Supremasi konstitusi menjadi fondasi utama dalam menjaga keseimbangan kekuasaan, mencegah
penyalahgunaan kekuasaan, dan melindungi hak-hak dasar warga negara. Hal ini penting dalam
konteks reformasi konstitusi untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi
manusia, dan keadilan diakui dan dijunjung tinggi dalam sistem hukum suatu negara.
Referensi: Haryadi, R. (2006). Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi. PT. Citra Aditya Bakti.

5 . Peran PBB dalam Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM):


1. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM):
 PBB memiliki peran kunci dalam penyusunan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (DUHAM) pada tahun 1948. Dokumen ini menjadi dasar prinsip-prinsip
HAM yang diakui secara internasional.
2. Pengembangan Instrumen HAM:
 PBB terus berperan dalam pengembangan instrumen-instrumen HAM yang lebih
rinci, seperti Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) serta
Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (ICESCR).
PBB juga merumuskan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial (CERD), Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), dan lainnya.
3. Badan HAM PBB:
 Komisi Hak Asasi Manusia PBB (sekarang digantikan oleh Dewan HAM PBB)
berperan dalam pemantauan dan penilaian pelaksanaan HAM di tingkat global.
Dewan HAM PBB adalah organ antar-pemerintah yang didedikasikan untuk
mempromosikan dan melindungi HAM.
4. Laporan Tahunan dan UPR:
 Negara-negara anggota PBB diharapkan menyampaikan laporan rutin mengenai
situasi HAM di negaranya. Selain itu, PBB melakukan Universal Periodic Review
(UPR), yaitu mekanisme untuk mengevaluasi kinerja HAM setiap negara anggota.
5. Pengiriman Misi dan Operasi HAM:
 PBB terlibat dalam misi dan operasi HAM di berbagai konflik atau krisis di
seluruh dunia. Contohnya, operasi penjaga perdamaian PBB sering melibatkan
pemantauan dan perlindungan HAM.
6. Mahkamah Internasional dan Pengadilan Khusus:
 PBB mendukung pendirian Mahkamah Internasional dan pengadilan khusus untuk
mengadili pelanggaran HAM, seperti Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang
mendengar kasus-kasus yang melibatkan kejahatan internasional.
7. Pemberdayaan dan Pelibatan Masyarakat Sipil:
 PBB mendorong pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sipil dalam
mempromosikan dan melindungi HAM. PBB melibatkan organisasi non-
pemerintah dan aktivis HAM dalam proses kebijakan dan evaluasi.
8. Agenda Pembangunan Berkelanjutan:
 PBB merangkul konsep bahwa pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai
tanpa memperhatikan HAM. Oleh karena itu, HAM menjadi bagian integral dari
Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB.
9. Resolusi dan Sanksi:
 PBB dapat mengeluarkan resolusi yang menekankan perlindungan HAM, dan
dalam beberapa kasus, memberlakukan sanksi terhadap negara-negara yang
terlibat dalam pelanggaran serius terhadap HAM.
10. Pendidikan dan Kampanye HAM:
 PBB terlibat dalam upaya pendidikan dan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran global tentang HAM melalui berbagai inisiatif, konferensi, dan
kampanye.

Anda mungkin juga menyukai