Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salwanah Disty Nathania

NIM : 220810101123
Kelas : Pengantar Sosiologi dan Ilmu Politik (D)

Apakah agama-agama di dunia dapat sejalan dengan perkembangan demokrasi? Apakah


dalam demokrasi, orang dijadikan Tuhan atau rakyat dijadikan Tuhan? Benarkah suara
rakyat selalu suara Tuhan?
Hubungan antara agama dan demokrasi merupakan topik yang luas dan memiliki
pendapat yang beragam. Banyak agama yang memiliki prinsip-prinsip yang dapat dilihat sejalan
dengan nilai-nilai demokrasi, seperti kebebasan individu, kesetaraan, partisipasi dalam
pengambilan keputusan. Misalnya dalam agama Islam, memiliki konsep sejalan dengan
demokrasi, seperti keadilan, kebebasan berpendapat, dan musyawarah. Dalam agama Kristen,
adanya konsep kasih dan pelayanan kepada sesama yang bisa diibaratkan sebagai dukungan
terhadap keadilan sosial, yang merupakan komponen penting dalam demokrasi. Sedangkan
dalam agama Hindu, ada konsep dharma (tugas atau kebenaran) dan karma (tindakan dan
konsekuensinya) yang dapat mendorong individu untuk bertindak demi kebaikan bersama, yang
juga relevan dengan prinsip demokrasi.
Namun tidak seluruhnya demokrasi diterapkan ke berbagai hal di dalam agama. Misalnya
jika memang sudah terdapat aturan agama yang dipercaya dan berada di kitab panduanya. Hal
tersebut tidak perlu adanya negosiasi atau musyawarah yang berkaitan dengan ibadah maupun
ajaran agama yang telah ditetapkan.
Kalimat “dalam demokrasi, orang dijadikan Tuhan atau rakyat dijadikan Tuhan” dan “
Suara rakyat selalu suara tuhan” dimaksudkan atau sebagai perumpamaan yang menekankan
pentingnya kehendak rakyat dalam demokrasi. Tuhan dalam hal ini menjadi sebuah simbol
tertinggi atau sesuatu yang harus diikuti kehendaknya dan dihormati.
Dalam demokrasi, kekuasaan berada ditangan rakyat, sedangkan pemerintah dipilih
sebagai perwakilan suara rakyat dan melayani kepentingan rakyat. Oleh karena itu, keputusan
yang dirancang dan dibuat pemerintah harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mayoritas
masyarakat. Namun, tidak berarti semua suara individu di dengarkan dan selalu mempengaruhi
keputusan pemerintah. Dalam demokrasi karena terdapat berbagai suara dan pendapat dari
masyarakat, sistem demokrasi harus menyeimbangkan kepentingan yang beragam tersebut.
Faktor yang harus dipertimbangkan seperti faktor keadilan, hak-hak minoritas, dan keberlanjutan
jangka panjang ketika ditetapkannya kebijakan tersebut.
Sehingga kesimpulan, demokrasi membutuhkan partisipasi aktif dari rakyat dan
pemimpin yang responsif terhadap kebutuhan serta aspirasi masyarakat. Namun tidak semua
suara akan dilakukan dan menjadi kebijakan. Proses demokrasi melibatkan pembahasan lebih
lanjut, debat, dan kompromi agar mencapai keputusan yang bisa dianggap adil dan bermanfaat
bagi sebagian besar masyarakat.
Hak Asasi Manusia (HAM) berlaku secara universal. Tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1,
dan pasal 31 ayat 1

 Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di


dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya”
Pasal ini menjelaskan bahwa seluruh warga negara Indonesia memiliki kedudukan
yang sama di mata hukum pemerintahan. Sehingga tidak ada diskriminasi atau
perlakukan yang dikhususkan untuk individu atau kelompok tertentu dalam penerapan
hukum dan kebijakan pemerintahan. Seluruh warga negara diharapkan bisa mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, sehingga mencerminkan adanya
prinsip keadilan dan kesetaraan.
Di dalam konteks hukum, pasal ini menjamin bahwa semua warga negara harus
diperlakukan sama dihadapan hukum, tanpa memandang status sosial, ekonomi, politik,
maupun yang lain. Sedangkan dalam konteks pemerintahan, menjamin bahwa semua
warga negara mendapatkan akses yang sama terhadap layanan publik dan kesempatan
yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam proses pemerintahan.a
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat di disimpulkan bahwa Pasal 27 Ayat 1
memiliki implikasi yaitu:
1. Kesetaraan diHadapan Hukum: Pasal ini menjamin semua warga negara memiliki
kedudukan yang sama di hadapan hukum. Yang berarti bahwa setiap orang, tanpa
memandang latar belakang ras, suku, agama, atau status sosial, harus
diperlakukan sama dalam sistem hukum Indonesia.
2. Penegakan Hukum yang Adil: Penegak hukum memperlakukan semua warga
negara secara adil dan tidak boleh mengesampingkan hak-hak mereka karena
perbedaan identitas atau pandangan. Hal ini mencakup perlakuan yang sama
dalam proses peradilan, penegakan hukum, dan pemberian sanksi.
3. Perlindungan terhadap Diskriminasi: Pasal ini melindungi dari perlakuan
diskriminatif dalam bidang hukum dan pemerintahan. Jika pasal ini tidak
diterapkan, masyarakat dapat mengalami berbagai perlakuan diskriminatif yang
dapat merugikan hak-hak mereka sebagai warga negara.
4. Kewajiban Menjunjung Hukum: Pasal ini juga menegaskan kewajiban setiap
warga negara untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan yang berlaku. Ini
berarti bahwa setiap warga negara harus mematuhi peraturan dan undang-undang
yang ada, serta menghormati lembaga pemerintahan
5. Dasar bagi Pembentukan Undang-Undang: Pasal ini menjadi dasar bagi
pembentukan undang-undang dan kebijakan lainnya yang berkaitan dengan hak
dan kewajiban warga negara. Ini termasuk undang-undang yang mengatur tentang
HAM, kesetaraan gender, dan anti-diskriminasi².
6. Pengadilan yang Tidak Membeda-bedakan: Pengadilan di Indonesia diwajibkan
untuk mengadili menurut hukum dan tidak membeda-bedakan orang. Hakim dan
hakim konstitusi harus memiliki integritas dan profesionalisme dalam memahami
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat².
 Pasal 28 UUD 1945
Pasal 28 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Indonesia merupakan bagian penting yang
mengatur tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Pasal ini terdiri dari beberapa ayat yang
secara keseluruhan menjamin perlindungan hak-hak dasar setiap individu. Berikut adalah
penjelasan detail dari beberapa ayat di bawah Pasal 28:
Pasal 28A "Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya."
Ini menegaskan hak setiap orang untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya, yang
merupakan hak paling dasar dari semua hak asasi manusia.
Pasal 28B
(1) "Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah."
(2) "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi."
Ayat ini memberikan hak kepada setiap orang untuk membentuk keluarga dan menjamin
hak anak untuk mendapatkan perlindungan serta kesempatan yang sama untuk
berkembang.
Pasal 28C:
(1) "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia."
(2) "Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya."
Ayat ini menjamin hak setiap orang untuk mengembangkan diri dan memperoleh
pendidikan serta manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 28D:
(1) "Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum."
(2) "Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja."
(3) "Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan."
(4) "Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan."
Ayat-ayat ini menjamin perlindungan hukum yang adil, hak untuk bekerja, kesempatan
yang sama dalam pemerintahan, dan hak atas status kewarganegaraan.

Kesimpulan menyeluruh dari Pasal 28 UUD 1945 adalah bahwa negara Indonesia
menjamin perlindungan hak asasi manusia secara komprehensif. Pasal ini mencakup
berbagai hak dasar yang meliputi:
1. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
2. Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah.
3. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
4. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.
6. Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.
7. Hak warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
8. Hak atas status kewarganegaraan.
9. Hak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal di wilayah negara, dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
10. Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, serta
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat

 Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk


untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaan itu”
Pasal ini menjamin adanya kebebasan beragama bagi setiap penduduk Indonesia. Negara
memberikan jaminan setiap individu memiliki hak untuk memeluk agama dan
kepercayaan sesuai dengan pilihan nya masing-masing, dan beribadat sesuai dengan
aturan ajaran agama yang menjadi kepercayaan.

Implikasi Pasal 29 Ayat 2:


1. kebebasan Beragama: Pasal ini menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki
hak untuk memilih dan menjalankan agama atau kepercayaan yang mereka anut
tanpa paksaan atau diskriminasi.
2. Perlindungan Negara: Negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak setiap
warga negara untuk beragama dan beribadat, serta memastikan bahwa hak ini
tidak dilanggar oleh pihak lain.
3. Kerukunan Beragama: Pasal ini juga berperan dalam menciptakan kerukunan
antar umat beragama di Indonesia, dengan menjamin bahwa setiap orang dapat
menjalankan ibadahnya dengan damai dan tanpa gangguan.
4. Pengaturan Hukum: Pasal ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk membuat
peraturan dan kebijakan yang mendukung kebebasan beragama dan menjaga
kerukunan antar pemeluk agama yang berbeda.

 Pasal 30 Ayat 1 “Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
Pasal ini menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban
untuk berpartisipasi dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Hal tersebut
termasuk berbagai bentuk partisipasi, tidak hanya layanan militer, tetapi juga melalui cara
sederhana seperti menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitar, serta memiliki
kesadaran dan tanggung jawab akan keutuhan dan kedaulatan negara.
Implikasi Pasal 30 Ayat 1:
1. Hak dan Kewajiban: Pasal ini menetapkan bahwa seluruh warga negara memiliki
hak dan kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara, bukan
hanya tanggung jawab pemerintah atau aparat keamanan saja.
2. Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta: Upaya pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem yang melibatkan seluruh
komponen bangsa, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia (POLRI) sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
3. Bela Negara: Pasal ini juga merupakan dasar hukum dari konsep bela negara,
yang tidak hanya terbatas pada tugas militer, tetapi juga mencakup aspek-aspek
seperti pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, yang semuanya
merupakan bagian dari upaya pertahanan dan keamanan negara.

 Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”
Pasal ini menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak fundamental
untuk mendapatkan pendidikan. Hal tersebut juga mencerminkan salah satu tujuan negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Implikasi Pasal 31 Ayat 1:


1. Hak Pendidikan: Pasal ini menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan
akses ke pendidikan, yang merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai
potensi penuh setiap individu.
2. Kewajiban Pemerintah: Negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan
sistem pendidikan nasional yang dapat diakses oleh seluruh warga negara, tanpa
diskriminasi. Dengan memberikan fasilitas pendidikan yang merata hingga ke
daerah pelosok.
3. Pendidikan Nasional: Sistem pendidikan nasional disusun sebagai usaha agar
bangsa Indonesia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya,
meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai