Disusun oleh :
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Hukum, dengan judul “ Upaya Pemerintah Dalam
Penghormatan, Pemenuhan, Perlindungan, Dan Penegakan Terhadap Ham Di
Indonesia “
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sambungan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan. Khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Aamiin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian HAM
Istilah hak asasi manusia menurut bahasa Prancis ”droit de’home”. Menurut bahasa
Inggris adalah ”human rights”. Sedangkan menurut bahasa Belanda ”memen rechten”. Secara
umum hak asasi manusia diartikan sebagai hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia yang
dibawa sejak lahir sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Artinya hak asasi ini bukan
diberikan atau pemberian orang lain, golongan, atau negara. Oleh karena itu pula hak asasi
manusia tidak dapat diambil atau dicabut, diabaiakan, dikurangi atau dirampas oleh suatu
kekuasaan melainkan harus dihormati, dipertahankan dan dilindungi.
B. Macam-macam HAM
1. hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama dan
beribadah menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat, berorganisasi dan
sebagainya
2. hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu,
membeli dan menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain
sebagainya.
3. hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam kedudukan sebagai
warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak memilih dan dipilih,
mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik dan sebagainya.
4. hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya hak kebebasan
memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan dan lain
sebagainya.
5. hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (right of legal
equality).
6. hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam
peradilan, pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan sebagainya.
Hak Asasi Manusia atau akrab didengar dengan sebutan HAM menurut UU Nomer 39
Tahun 1999 merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia berasal dari
anugerah Tuhan Yang Maha Esa, bersifat universal dan langgeng.
Sesuai dengan amanah UU tersebut, HAM wajib hukumnya untuk dijunjung tinggi,
dihormati, dilindungi, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas
oleh siapapun, maka sebab itu perlu peraturan hukum agar setiap pelanggar HAM dapat di
hukum secara adil dan benar sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku.HAM memang
penting untuk ditegaskan, mengingat hal tersebut menyangkut hak-hak dasar setiap manusia.
Pelanggaran terhadap HAM berarti sama dengan mencederai kemanusiaan. Tak heran, bila
negara-negara di dunia berkomitmen dalam menjaga HAM supaya pelanggaran terhadapnya
dapat dihindari. Untuk itu peraturan perundang-undangan pun sudah banyak disusun supaya
HAM menjadi terjamin penegakannya, serta siapapun yang melanggar akan dihukum berat
sesuai ketentuan. Selain itu, terdapat segudang alasan perlunya HAM dilindungi oleh
peraturan hukum. Kepentingan tersebut ditelurkan dari perjalanan panjang tentang nilai-nilai
kemanusiaan universal yang sangat didambakan kehadirnya. Impian tersebut pun pada
akhirnya berhasil terwujud dalam konsep Hak Asasi Manusia, konsep itu merupakan gagasan
pokok tentang penghormatan terhadapa manusia secara individu.
BAB II
PEMBAHASAN
Keberhasilan pada tahun 2007 ini tampak pada pembentukan berbagai instrumen HAM
seperti melakukan revisi terhadap KUHP, membentuk Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun
2007 tentang Susunan Catatan HAM Awal Tahun 2008, dan membentuk Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing. Selain itu, pada September 2007
pemilihan 11 anggota baru Komisi Nasional HAM dipilih melalui sebuah proses panjang
yang relatif lebih transparan dan mengutamakan kapasitas personal para calon anggota.
Pada tahun 2008 upaya pemajuan dan penegakan HAM dititik beratkan pada kinerja aktor
politik dan pemerintah serta lembaga-lembaga negara. Kinerja para pihak tersebut sangat
menentukan perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia. Begitu juga pada tahun 2009.
Peran serta pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39
1999 tentang HAM adalah sebagai berikut:
1. pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan
memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum
internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 71).
2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang efektif
dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang
lain (pasal 72).
Untuk melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan:
1. perdamaian kedua belah pihak.
2. penyelesaian erkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan
penilaian ahli.
3. pemberian saran kepada para pihak untuk mennyelesaikan sengketa melalui
pengadilan.
4. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah
untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.
5. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada dewan
perwakilan rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti.
Tentang partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas HAM
menekankan:
1. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel.
2. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-daerah.
3. mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights).
4. meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada khususnya.
5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif gender dan
hak anak.
6. Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus pelanggaran
hak asasi manusia.
7. Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas bagi penegak
hukum.
Selanjutnya menjadi tugas dan wewenang Majelis Umum PBB di bantu Dewan
Ekonomi dan Sosial beserta komisi hak asasi manusia dan mekanisme HAM PBB lainnya
menjabarkan lenih lanjut dalam pelaksanaan misinya. Dewan Ekonomi dan Sosial yang
membantu tugas Majelis Umum dalam menangani HAM dapat pula membentuk komisi,
misalnya Komisi Hak Asasi Manusia beranggotakan 53 negara dan mempunyai tugas
menyiapkan rekomendasi dan laporan mengenai perjanjian intrnasional tentang hak-hak
asasi, konvensi-konvensi dan deklarasi internasional tentang kebebasan sipil, informasi,
perlindungan kelompok minoritas, pencegahan diskriminasi atas dasar suku, gender, bahasa,
agama dan masalah lain yang berkaitan dengan HAM.
Disamping itu ada dua badan khusus PBB yang juga menangani masalah HAM, yaitu
oraganisasi buruh sedunia (ILO) yang brtugas memperbaiki syarat-syarat kerja dan hidup
para buruh dan membuat rekomendasi standar minimum dibidang gaji, jam kerja, syarat-
syarat pekerjaan dan jaminan sosial. Badan kedua adalah UNESCO yang mempunyai tugas
meningkatkan kerjasama antar bangsa melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan.
Perkembang terakhir hukum pidana internasional adala disepakati
pembentukan International Crime Court (ICC). Dalam suatu sidang United Nations
Diplomatic Conference on Criminal Court 17 Juni 1998 di Roma Italia. Dengan disahkan
ICC sebagai badan baru PBB terwujudlah suatu badan peradilan internasional yang bersifat
tetap. Badan ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yuridisdiksinya atas seseorang
yang melakukan kejahatan yang serius. Jenis kejahatan yang disepakati ICC, antara lain:
1. Pemusnahan, misal terhadap kelompok etnis atau penganut agama tertentu (The
Crime of Genocide)
2. Kejahatan melawan kemanusiaan (Crime Against humanity)
3. Penyerangan suatu bangsa atau Negara terhadap Negara lain. (The Crime of
Aggression)
4. Kejahatan perang. (War Crimes)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Komitmen tersebut ditunjukkan dengan adanya lembaga Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia atau yang akrab disebut KOMNAS HAM. Tentang peraturan hukum HAM,
Indonesia berpegang teguh kepada hukum tertinggi, kesamaan martabat, dan adanya jaminan
terhadap hak asasi manusia melalui cara-cara demokratis dan konstitusional.
Adanya perlindungan HAM oleh peraturan hukum akan mempermudah penegakan HAM
dalam suatu Negara.
Mengapa HAM perlu dilindungi oleh peraturan hukum, salah satu alasanya yaitu sebagai
jaminan serta pengakuan terhadak Hak Asasi Manusia sesuai pembukaan UUD 1945 pada
alenia 1 sampai 4, yang bunyinya :
Alenia pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa..”
kalimat tersebut mengambarkan bahwa setiap bangsa pada dasarnya memiliki kesamaan
hak atas kebebasan untuk hidup.
Alenia kedua : “…mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adail dan makmur”. Sesuai buyi
alenia kedua tersebut maka terdapat jaminan dalam hak di bidang ekonomi, keadilan, dan
politik.
Alenia ketiga : ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas…”. Penyataan diatas memilik makna pengakuan terhadap hak
untuk memiliki hidup merdeka merupakan pemberiaan Yang Maha Kuasa. Maka sebab
itu, tak ada siapapun yang mengingkarinya.
Alenia keempat : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan selutuh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan khidupan bangsa, dan Negara
serta melaksanakan kesejahteraan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”. Penyataan tersebut mempunyai arti jika setiap
warga Negara berhak atas jaminan hidup sejahtera, aman, pendidikan, kemerdekaan,
kehidupan damai serta perlakuan adil.
DAFTAR PUSTAKA
Roza, D., & Arliman, L. (2018). Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak
Di Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 47(1), 10-21.
Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi manusia di
Indonesia dalam konteks implementasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Jurnal
Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12-25.
Kusniati, R. (2011). Sejarah Perlindungan Hak Hak Asasi Manusia dalam Kaitannya dengan
Konsepsi Negara Hukum. INOVATIF| Jurnal Ilmu Hukum, 4(5).