Anda di halaman 1dari 10

PELANGGARAN HAM PADA PERISTIWA MEI

1998 DI INDONESIA

KELOMPOK 3 :

1. BAIQ NISVA AZTY NUZULA (D1A020549)


2. FERRY CHANDRA KUSUMA (D1A020184)
3. KARLIANI (D1A020256)
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

PERISTIWAkrisis moneter/krisis Peristiwa trisakti 12 Mei Kerusuhan rasial terhadap


finansial Asia 1997-1998 1998 etnis Tionghoa Pada rentang
13-15 Mei
KRONOLOGI KASUS
• 12 Mei 1998
merupakan aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai elemen
mahasiswa, termasuk Mahasiswa Universitas Trisakti. Demonstrasi dipicu mulai
goyahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial
Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden
RI.
• 14 Mei 1998
aksi kerusuhan yang awalnya hanya terjadi di Jakarta mulai merambah ke kota-
kota lainnya, seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
• 15 Mei 1998
Presiden Soeharto yang mengetahu peristiwa Kerusuhan Mei 1998 bergegas
kembali ke Tanah Air dari Kairo.
• 21 Mei 1998
Presiden Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengalihkan
kekuasaannya kepada BJ Habibie.
AKHIR KERUSUHAN 1998

Kerusuhan mei 1998 ini menghasilkan pengunduran diri


Presiden Soeharto yang dipaksa mundur pada 21 Mei 1998 dan
dilanjutkan dengan pembentukan Kabinet Reformasi
Pembangunan di bawah pimpinan Presiden B.J.Habibie. Pada
akhirnya, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF ) yang dibentuk
oleh Presiden B.J. Habibie, tidak berhasil mengusut tuntas
oknum-oknum yang terlibat kerusuhan mei 1998 ini dan
terkesan ditutupi dari publik. Kerusuhan mei 1998 berakhir
begitu saja tanpa ada pengambilan tindakan lebih lanjut dan
hanya menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.
PELANGGARAN HAM YANG TERJADI PADA PERISTIWA MEI 1998

 PEMBUNUHAN

 PEMERKOSAAN

 PELECEHAN SEKSUAL
LANDASAN HUKUM

UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang


pengadilan HAM

Pelanggaran HAM menurut Pasal
1 angka 6,UU no. 39 Tahun 1999
RESPON DARI BERBAGAI NEGARA ATAS PERISTIWA MEI 1998
SINGAPURA
Membuka Bandara Internasional Changi selama 1 x 24 jam dan siap menerima kedatangan korban
kerusuhan.

TAIWAN
Menyampaikan protes kepada pemerintah Indonesia serta mengirimkan pesawat untuk membawa
para Korban kerusuhan.

MALAYSIA
Sekretasi Partai Aksi Malaysia, Lin Juxiang, meminta Komite HAM PBB untuk menyelidiki
peristiwa pemerkosaan bergilir yang terjadi pada wanita etnis Tionghoa Indonesia dan kasus
pembunuhan yang terjadi, serta menyerahkan hasil penyelidikan Internasional untuk diadili. Selain
itu, Malaysia menggelar aksi demonstrasi guna mendukung penuh korban kerusuhan.

AMERIKA SERIKAT
Melaporkan tindak kekerasan pada kerusuhan mei 1998 dan menyampaikan kecaman keras atas
kejadian tersebut. Selain itu, Amerika juga memaksa pemerintah Indonesia menghentikan
kerusuhan in dan juga mengirimkan sejumlah kapal perangnya di Indonesia untuk mengangkut
korban kerusuhan.
ANALISIS
Kerusuhan massa yang terjadi pada peristiwa Kerusuhan
Mei 1998 sepatutnya dilihat secara jernih. Apakah
bentuk kerusuhan tersebut muncul karena orang-orang
tertentu yang memang ingin membuat kekacauan,
ataukah adanya suatu kesalahan yang memberikan
peluang untuk berbuat rusuh, dan mungkin juga sebagai
refleksi kekecewaan, ketidakpuasan atas situasi
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik yang ada.
● KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya
terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah
melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara
HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap
bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok
PENUTUP atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
●SARAN
Kami berharap Presiden Jokowi berani membuka kebenaran dan
menuntaskan proses hukum atas kasus pelanggaran HAM yang terjadi
pada masa lampau. Penundaan atas proses hukum dalam Tragedi Trisakti
dan Tragedi Mei yang berlarut-larut adalah bentuk dari pengabaian hak
atas keadilan yang melekat pada korban sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia dan instrumen HAM
internasional yang lain.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai