HAM berat di
indonesia
Kerusuhan mei 1998
Sarmila ramadhani.soloweno
Manajemen A2
3 poin kerusuhan mei 1998
Kerusuhan Mei terjadi pada saat kerusuhan politik dan ekonomi yang hebat, karena krisis
keuangan Asia tahun 1997-1998 membawa pengangguran massal dan inflasi yang
menyebabkan biaya bahan pokok meroket. dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana
empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei
1998.
Penyebab kerusuhan Mei 1998 yang terjadi merupakan hasil dari kumpulan peristiwa
politik, sosial dan ekonomi yang terjadi di masa orde baru. Rezim Suharto “Orde Baru”,
yang telah bertahan selama 30 tahun, rusak parah oleh korupsi yang merajalela dan
ketidak mampuannya untuk menjaga stabilitas ekonomi .
Penyebab pertama yang memicu terjadinya Kerusuhan Mei 1998 adalah
krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997. Saat itu, banyak
perusahaan yang bangkrut, jutaan orang dipecat, 16 bank dilikuidasi, dan
berbagai proyek besar juga dihentikan.
Waktu itu, muncul isu bahwa Presiden Soeharto bersedia untuk mundur
dari jabatannya. Akan tetapi, berita tersebut langsung ditampis oleh
Menteri Penerangan Alwi Dahlan. Presiden Soeharto membantah bahwa
ia bersedia mengundurkan diri.
Saat itu beredar tuduhan bahwa etnis Tionghoa penyebab krisis moneter, provokasi tersebut
disebarkan oleh beberapa jenderal yang tidak memiliki hubungan dengan perekonomian.
Tuduhan tersebut didasarkan pada informasi palsu bahwa etnis Tionghoa melarikan uang
rakyat ke luar negeri dan sengaja menimbun sembako sehingga rakyat Indonesia kelaparan
dan sengsara. Apalagi jika dilihat secara materi, perekonomian etnis Tionghoa yang stabil
dan strategis, serta dinilai lebih sukses, hal tersebut semakin memperkuat kebencian
masyarakat pribumi terhadap keberadaan etnis Tionghoa tersebut.
Kerusuhan Mei 1998 merupakan peristiwa memilukan bagi etnis Tionghoa di Indonesia,
toko-toko dan rumah mereka dijarah, dibakar dan bahkan dihancurkan."
Lebih dari itu, pelanggaran HAM berat terhadap wanita Tionghoa juga terjadi, mereka
diperkosa, dilecehkan, dianiaya dan dibunuh.
Tidak lama setelah kejadian berakhir dibentuklah Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)
untuk menyelidiki masalah ini. TGPF ini mengeluarkan sebuah laporan yang dikenal
dengan "Laporan TGPF“ bahwa terdapat oknum” dari militer yang menjadi provokasi
Ita F nadia
kerusuhan ini
Seorang Aktivis Relawan, Ita F. Nadia menganalisis alasan wanita Tionghoa ditargetkan
sebagai sasaran utama Kerusuhan Mei 1998 adalah karena mereka lemah dan tidak dapat
memberikan perlawanan.
Salah satu korban pemerkosaan, Ita Martadinata Haryono yang telah bergabung sebagai
anggota Tim Relawan bahkan dibunuh secara keji pada 9 Oktober 1998. Ita tewas di
rumahnya sesaat sebelum kepergiannya ke Amerika Serikat sebagai saksi Pembela HAM
Internasional terkait kasus Kerusuhan Mei 1998 tersebut. Total korban tewas dalam
kerusuhan Mei 1998 adalah sekitar 1.188 orang, dan setidaknya 85 wanita dilaporkan
mengalami pelecehan seksual.
Apa pendapat saya
tentang peristiwa ini
Dari pandangan saya , peristiwa ini sangat tragis, Kejadian
tersebut pasti menyisakan bekas trauma psikis yang amat
berat bagi korban yang masih hidup, dari sumber- sumber
yang saya baca beberapa di antaranya bahkan memiliki
mengakhiri hidup karena tidak sanggup menanggung beban
trauma, ada yang menjadi gila, diusir oleh keluarga, serta
menghilangkan diri keluar negeri dengan mengganti
identitas.
Dari peristiwa in saya berharap negara dan bangsa Indonesia
menjadi beradab dengan menghormati, melindungi, dan
memenuhi HAK seluruh warga negara. Para korban yang
justru dipersalahkan oleh Negara agar dipulihkan nama
baiknya. Dengan demikian, para korban pelanggaran HAM
dapat dihormati martabatnya.
Saya sediki patah hati dari peristiwa ini, saya berharap indonesia
mampu menujunjung tinggi keadilan dam penegakan HAK
ASASI MANUSIA serta tanggung jawab negara atas korban
02
pembunuhan ,dan pemerkosahan. Yang terjadi dalam peristiwa
kerusuhan mei 1998 . Dan dari sumber – sumber yang saya baca
masih belum ada kejelasan atas tindakan hukum dan keadilan
bagi para korban . Semoga peristiwa ini bisa menjadi
pembelajaran yang serius bagi pemerintah atau penegakan hukum
di negara ini dalam melindungi korban yang tidak mendapat
perlakuan perikemanusiaan dan semoga peristiwa yang
memilukan ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
TERIMAKASIH