Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Mewaspadai Ancaman di Bidang Politik terhadap Integritas Negara

SMA Kristen 6 PENABUR Jakarta


Jl. Muara Karang Elok Blok Z 3 S, Pluit, Penjaringan,
Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14450
Disusun oleh:

Anescha Natalya Kapito 1326062

Daniel Darmadi 1009051

Fellicia Florens 1633059

Laura Englo 1009106

Velicia H.G. Nauli 1201054


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta berada di antara 2 benua yaitu

benua Asia dan benua Australia, dan juga diapit oleh 2 samudra yaitu samudra Pasifik

dan samudra Hindia. Dapat dilihat bahwa lokasi Indonesia merupakan lokasi yang

strategis. Lokasi yang strategis tersebut menyebabkan Indonesia tidak terbebas dari

ancaman-ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Salah satu ancaman yang tak

dapat terelakkan bagi Indonesia adalah ancaman di bidang politik. Ancaman politik

adalah ancaman yang bersumber dari dalam maupun luar negri yang dapat menimbulkan

dan dianggap berbahaya untuk politik Indonesia. Ancaman ini dapat bersumber baik dari

luar maupun dalam negeri. Contoh tindakan yang mengancam integritas negara di bidang

politik adalah intimidasi politik, blokade politik, dan provokasi.

Ancaman dalam negeri yang merupakan ancaman dari dalam negeri itu sendiri,

salah satunya berupa Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme atau yang kita kenal dengan

singkatan KKN yang adalah tindakan kejahatan yang menyalahgunakan kewenangan

politik demi kepentingan pribadi. Sebagai salah bentuk ancaman integritas, tentunya

tindakan KKN sangat merugikan negara karena dana yang seharusnya digunakan untuk

perbaikan negara namun malah digunakan untuk kepentingan pribadi pelaku tindakan

KKN tersebut. Sementara itu, ancaman dari luar negeri salah satu contohnya adalah

percobaan invasi asing. Upaya ini dapat berupa tindakan intimidasi,blokade, dan
provokasi politik, serta kedatangan imigran gelap di Indonesia, dan bahkan terorisme

yang bertujuan untuk menyebabkan kepanikan dan menimbulkan disintegrasi.

Ancaman-ancaman bagi politik ini harus diwaspadai karena dapat menghilangnya

integritas negara, memecah belah politik negara. Jika ancaman tersebut berhasil maka

akan berdampak ke Indonesia yang akan menjadi negara yang hancur layaknya

Afghanistan dan Suriah yang dikuasai oleh kelompok Islam Radikal. Oleh karena itu,

ancaman di bidang politik memiliki resiko yang sangat besar untuk ditanggung sebab

mengancam kedaulatan dan integrasi negara.


BAB II

PEMBAHASAN/ISI

1. Kasus

Kerusuhan Mei 1998 merupakan sejarah kelam bagi perjalanan Indonesia. Peristiwa ini

memakan ribuan korban jiwa, membuat masyarakat Indonesia luka fisik maupun mental,

mengguncang Indonesia, dan bahkan mencoreng keberadaan bangsa Indonesia. Kerusuhan ini

terjadi di 13-15 Mei 1998 di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.

Peristiwa Mei 1998 ini merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa. Selain

merusak bangunan bangunan, kerusuhan Mei 1998 ini menjarah toko etnis Tionghoa dan

terjadinya pelanggaran HAM yaitu pemerkosaan terhadap wanita etnis Tionghoa. Penyebab lain

dari peristiwa Mei 1998 ini adalah terjadinya krisis ekonomi akibat turunnya nilai tukar rupiah

terhadap dollar AS pada 8 Juli 1997. Turunnya nilai tukar ini menyebabkan beberapa perusahaan

bangkrut dan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Krisis ekonomi ini sangat berdampak terhadap

naiknya bahan-bahan pokok makanan. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak

bertanggung jawab, baik dari dalam maupun luar yang membuat terjadinya kerusuhan di

berbagai daerah.

Untuk menyelamatkan perekonomian negara, Indonesia memutuskan untuk meminta

bantuan kepada Dana Moneter Indonesia (DMI) pada Oktober 1997. Namun AS meminta IMF

untuk menunda mencairkan dana agar perusahan-perusahan AS yang berada di Indonesia dapat

selamat. AS berharap dengan adanya pengangkatan isu seperti pelanggaran HAM, penculikan,
dan operasi militer, AS berharap Indonesia dapat lebih transparan terhadap sistem ekonomi dan

politik.

Peran dari mahasiswa sangatlah berpengaruh terhadap penggulingan orde baru. Puncak

dari aksi mahasiswa ini terjadi pada 18 Mei 1998, para mahasiswa berhasil menduduki Gedung

MPR/DPR. Awalnya gerakan mahasiswa ini sempat diragukan, mereka menilai jika para

mahasiswa kurang peka terhadap krisis ekonomi. Namun sebenarnya telah tercatat bahwa adanya

gerakan mahasiswa sejak pertengahan 1997. Jauh sebelum terdapat isu tersebut, mahasiswa ITB

sudah menggelar beberapa aksi seperti pidato hingga teatrikal. Dan aksi mereka yang paling

fenomena terjadi pada 10 Maret 1998. Mereka mengadakan “sidang umum tadingan” yang berisi

penolakkan terhadap pertanggungjawaban presiden.

Puncak dari kerusuhan ini yaitu saat 21 Mei 1998 dimana melalui menteri penerangan

Alwi Dahlan, Presiden Soeharto menyatakan jika ia tidak pernah menyatakan mundur, namun

jika rakyat tidak percaya lagi, ia akan lengser keprabon. Saat mahasiswa menduduki gedung

MPR/DPR Soeharto sempat berdialog jika ia akan menjabat sampai pemilu dipercepat. Namun

pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, Soeharto menyatakan mundur. Pernyataan ini telah

menutup era Orde Baru dan telah membuka era reformasi melalui masa pemerintahan transisi.

2. Analisis

Kasus reformasi Mei 1998 ini merupakan bentuk ancaman politik dalam negeri, karena

kasus ini menggunakan kekuatan politik demi kepentingan pribadi. Dalam kasus ini,

pemerintahan Orde Baru dinilai melakukan praktik KKN, sehingga menjadi ancaman di bidang
politik dalam negeri, yang akhirnya mengancam di bidang politik dalam bentuk demokrasi untuk

menumbangkan pemerintah yang berkuasa. Adanya krisis moneter yang mengakibatkan terjadi

sebuah demonstrasi yang menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto hingga membuat tentara

Angkatan Darat menembaki para demonstran yang tidak bersenjata. Karena adanya penembakan

itu, mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta pelantikan B.J.Habibie.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Tragedi Mei 1998 adalah momen yang memilukan dalam sejarah Indonesia yang

menyoroti kerentanan negara terhadap ketegangan etnis, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, krisis

ekonomi, dan ketidakstabilan politik. Dampaknya terasa luas, dengan ribuan korban jiwa,

kerugian materi yang besar, dan citra negara yang tercoreng di mata dunia. Peristiwa ini

menggarisbawahi pentingnya penanganan krisis ekonomi dengan kebijakan yang adil dan

inklusif, serta perlunya upaya konkret untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan politik yang

dapat memicu ketegangan sosial.

Maka dari itu, Indonesia harus mengambil pelajaran berharga untuk memperkuat fondasi

sosial, ekonomi, dan politiknya. Perlunya komitmen yang kuat dari pemerintah dan masyarakat

sipil untuk memperbaiki ketidakadilan sosial-ekonomi, memperkuat institusi penegakan hukum,

dan mempromosikan perdamaian antar-etnis serta dialog yang lebih terbuka antar-masyarakat.

Reformasi politik yang mendalam juga diperlukan untuk memastikan bahwa kekuasaan politik

tidak disalahgunakan dan agar pemimpin negara bertanggung jawab secara transparan kepada

rakyat.

Tragedi ini sendiri mengingatkan kita bahwa perdamaian dan stabilitas bukanlah hal yang

dapat dianggap remeh, melainkan merupakan hasil dari upaya bersama dalam membangun

fondasi yang kokoh bagi masyarakat yang inklusif dan adil. Oleh karena itu, perlu terus

diperjuangkan untuk mewujudkan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial
agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan, serta untuk memastikan bahwa Indonesia dapat

maju sebagai negara yang damai, sejahtera, dan berdaulat.

2. Saran

Tentu saja kerentanan sebuah negara bukan suatu hal yang permanen, untuk menjaga

kedaulatan negara itu sendiri dibutuhkan rasa nasionalisme yang tinggi. Tak hanya itu, untuk

mencegah hal serupa terjadi adalah para masyarakat Indonesia bersama-sama memperkuat

keamanan masyarakat, meningkatkan dialog antar-etnis tanpa memandang asal, memperbaiki

ketimpangan ekonomi, dan memperkuat kepercayaan pada sistem hukum untuk menjamin

keadilan bagi semua warga negara. Tak hanya masyarakat yang ikut berkontribusi besar dalam

pencegahan keretakan sebuah negara, pemerintah juga memiliki kewajiban untuk mengambil

peran dalam hal ini. Pemerintah tentunya harus selalu mendahulukan kepentingan masyarakat,

mengayomi masyarakat, serta menjadi jembatan pemersatu perbedaan. Penting juga bagi seluruh

warga Indonesia untuk mengembangkan sikap dan sifat toleransi, penghormatan terhadap

keragaman budaya, menomorsatukan "Bhinneka Tunggal Ika" dan mengutamakan perdamaian

sosial.

Dalam sebuah negara, perpecahan merupakan salah satu hal tujuan yang harus dihindari

dan dilawan demi keutuhan suatu negara. Tentu saja peran masyarakat sangat dibutuhkan demi

menjaga kedaulatan bangsa ini, dengan mengembangkan serta mengimplementasikan "Bhinneka

Tunggal Ika" dalam kehidupan sehari-hari kian menjadi wujud pertahanan bangsa. Tak hanya itu,

untuk mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan adalah memperkuat keamanan

masyarakat dan membekali diri dengan memilah pergaulan agar tidak mengikuti sesuatu yang
tidak baik, meningkatkan dialog antar-etnis dengan perasaan dan hati yang saling menerima dan

toleransi, memperbaiki ketimpangan ekonomi dengan mencintai produk lokal.


DAFTAR PUSTAKA

Parandaru, Inggra. 2021. Sejarah Peristiwa Mei 1998: Titik Nol Reformasi Indonesia.
https://www.kompas.id/baca/paparan-topik/2021/05/12/sejarah-peristiwa-mei-1998-titik-
nol-reformasi-indonesia diakses pada 12 Maret 2024

Daniel, Jonathan. 2023. Kerusuhan Mei 1998 : Sejarah kelam Indonesia.


https://bpkpenabur.or.id/bekasi/smak-penabur-harapan-indah/berita/berita-lainnya/kerusu
han-mei-1998-sejarah-kelam-indonesia diakses pada 12 Maret 2024

Frishka, Sondang. Kerusuhan Mei 1998 Fakta, Data & Analisa : Mengungkap Kerusuhan Mei
1998 Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan.https://perpustakaan.komnasperempuan
go.id/web/index.php?p=show_detail&id=3576 diakses pada 12 Maret 2024

Farisa, Fitria Chusna. 2023. Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan
Ditinggal Para Penghuninya.https://nasional.kompas.com/read/2023/05/1314033171/mei
-1998-saat-jakarta-dilanda-kerusuhan-mencekam-dan-ditinggal-para?page=all diakses
pada 12 Maret 2024

Anda mungkin juga menyukai