Seperti yang kita ketahui bersama, etnis Tionghoa menjadi korban utama kekerasan yang
terjadi pada peristiwa itu, dimana ketika rumah, toko, perusahaan dan aset milik kaum
Tionghoa dibakar dan isinya dijarah; termasuk pemerkosaan, penganiayaan dan pelecehan
terhadap ratusan wanita etnis Tionghoa kala itu. Seperti dikutip dari situs Wikipedia dan
berbagai media blog/website referensi lain, disimpulkan bahwa Kerusuhan yang terjadi pada
Mei 1998 terjadi awalnya karena
Pendapat saya : sangat disayangkan karena pada saat itu masyarakat sudah dibutakan
oleh pemikiran bahwa warga tionghoa merupakan musuh yang harus dijadikan korban
atas perlampiasan kebencian, kemarahan, serta amukan massa. Tidak memperdulikan
hak asasi manusia, bahkan perlakuan yang tidak berprikemanusiaan tersebut tidak
diproses oleh pemerintah sampai sekarang seakan dijadikan tumbal politik demi
reformasi.
Solusi saya : Dengan ditetapkan UUD serta sanksi / hukuman yang ketat tentang
perlindungan HAM, serta masyarakat harus mengerti, sadar dan berkomitmen untuk
menghargai hak asasi manusia orang lain. Semoga dengan kejadian yang tragis ini
dapat menjadi pembelajaran untuk Indonesia yang lebih baik untuk mencari keadilan
dan kesatuan. Ingat, bahwa saat itu bisa dibilang kita menganiaya warga kita sendiri.
Kita harus sadar akan kesatuan bangsa baik itu perbedaan etnik, bahasa, agama,
daerah, kebudayaan dan lain lain. Kita harus menjalin solidaritas antar warga Negara
Indonesia agar Indonesia menjadi Negara yang maju, sejahtera, damai, dan humanis.