NAMA KELOMPOK :
MELLYSA MUDA
ENJELINA BENGA WUAN
HERMALINA SABU
MARIA Y. MALA PASA
PETRUS NAMA SABON
KELAS : XI IBB 2
Puji dan syukur kami hanturkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya,sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Kerusuhan Mei 1998”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusunan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................i
DAFTAR ISI........................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................
1.1 Latar belakang.............................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................4
1.3 Tujuan penulisan.........................................................4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................
BAB III PEMBAHASAN.........................................................
3.1 Kronologi kejadian........................................................6
3.2 Solusi penyelesaian....................................................10
3.3 Undang- undang....... .................................................11
BAB VI PENUTUP ................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................13
4.2 Saran.............................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Mereka umumnya dipahami sebagai hal yang mutlak sebagai hak-hak dasar “yang
seseorang secara inheren berhak karena dia adalah manusia” , dan yang “melekat pada
semua manusia” terlepas dari bangsa, lokasi, bahasa, agama, asal-usul etnis atau
status lainnya.
Ini berlaku di mana-mana dan pada setiap kali dalam arti yang universal, dan ini
egaliter dalam arti yang sama bagi setiap orang.
HAM membutuhkan empati dan aturan hukum dan memaksakan kewajiban pada
orang untuk menghormati hak asasi manusia dari orang lain.
Mereka tidak harus diambil kecuali sebagai hasil dari proses hukum berdasarkan
keadaan tertentu; misalnya, hak asasi manusia mungkin termasuk kebebasan dari
penjara melanggar hukum , penyiksaan, dan eksekusi.
BAB III
PEMBAHASAN
Meningkatkan sense of human rights dalam diri aparat penegak hukum, khususnya
Kejaksaan Agung dan kehakiman dan upaya penghapusan praktik-praktik impunitas.
Mencabut hak DPR dalam pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc dalam kasus
pelanggaran HAM berat.
Mempertegas kedudukan Komnas HAM dalam upaya penegakan HAM di Indonesia.
Pembuatan UU Penghapusan Diskriminasi Rasial.
Meratifikasi secara penuh konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial
oleh pemerintah Indonesia.
2.3 Undang – undang yang terkait dengan HAM
Tragedi Trisakti merupakan suatu catatan sejarah berdarah bagiIndonesia. Pembunuhan
terhadap 4 mahasiswa Trisakti di saat demonstrasi telah berakhir adalah satu bentuk
pelanggaran HAM. Hak Asasi Manusia sebagaimana telah disebutkan, merupakan hak yang
melekat pada diri manusia sejak lahir. Adapun Undang-undang Mengenai Hak Asasi Manusia
yang terkait dengan tragedi Trisakti adalah sebagai berikut :UU No. 39 Tahun 1999 :
Pasal 1 Ayat (6)Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang/
kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi,mambatasi, dan
atau mencabut HAM seseorang atau kelompok yang dijamin oleh Undang-undang ini,
dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Pasal 4Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah Hak Asasi Manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa undan oleh siapa pun.
Pasal 23 Ayat (2)Setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan
menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan
melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa.
Dari UU No. 39 Tahun 1999 tersebut kita dapat melihat bagaimana Hak Asasi Manusia
para mahasiswa Trisakti dirampas.Semestinya mereka bebas menyampaikan pendapat
kepada publik secara lisan maupun tulisan, yang pada saat itu mereka lakukan tidak
melanggar ketertiban dan justru melakukan negoisasi secara baik-baik. Selain itu, dikaitkan
dengan UU No. 39 Tahun 1999Pasal 1 Ayat (6) yang telah disebutkan diatasi, jelas sekali ini
merupakan pelanggaran mengingat peristiwa penembakan pada 12Mei 1998 lalu
merupakan perbuatan para aparat militer, hal ini dibuktikan dengan keberadaan para
penembak jitu ( S Nipar ) yang berada di area sekitar kampus yang dilihat oleh beberapa
mahasiswa. Maka jelas, seharusnya masalah ini segera di bawa kemeja hijau untuk
diselesaikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
4.1. Aksi yang dilakukan oleh para civitas akademik Universitas Trisakti ternyata dilakukan
secara damai dan tertib, namun provokasi dari pihak luar akhirnya memicu kemarahan
mahasiswa yang kemudian kembali surut namun ternyata aparat tidak kembali mundur
ketika para mahasiswa sudah kembali masuk ke area kampus sehingga terjadi keributan
hebat dan terjadilah peristiwa penembakan terhadap mahasiswa Universitas Trisakti
tersebut
.4..2. Undang-undang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut adalah UU No. 39 Tahun
1999 pasal 1 ayat (6), pasal 4, dan pasal23 yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak
menyampaikan dan menyebarluaskan pendapatnya secara lisan maupun tulisan, juga
mengenai hak hidup setiap orang dan tentang aparat baik disengaja ataupun tidak yang
mencabut Hak Asasi Manusia dan tidak memperoleh penyelesaian sesuai hukum merupakan
suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia.
4.2 SARAN
4.2.1. Pemerintah perlu melakukan penyelidikan lanjutan terhadap sebab-sebab pokok dan
pelaku utama peristiwa kerusuhan Mei1998 dan menyelesaikannya
.4.2.2. Pemerintah perlu menegaskan dan mensosialisasikan kembali hukum atau aturan-
aturan yang terkait dengan Hak Asasi Manusia.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/58671215/trisakti-makalah
https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/03/140000179/solusi-kerusuhan-mei-1998?
amp=1&page=2