Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN SEJARAH TRAGEDI TRISAKTI

Tahun Pelajaran 2022/2023

(logo sekolah di sini)

Guru: (Nama guru mapel)

Disusun oleh:
1. Nama anggota kelompok
2. Masih sama
3. Sama
4. Sama
5. Sama

(nama sekolah co: SMA NEGERI 1 KOTA DENPASAR)


(alamat sekolah)
Tahun ajaran 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian Tragedi Trisakti ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1

II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2


2.1 Latar Belakang Terjadinya Tragedi Trisakti 2
2.2 Tragedi Trisakti Mei 1998 .......................................................................................... 2
2.3 Dampak Tragedi Trisakti Mei 1998 Terhadap Kampus Trisakti ............................... 2
2.4 Dampak Gerakan Mahasiswa trisakti 1998 Terhadap
Perubahan Sosial Masyarakat ..................................................................................... 2

III. PENUTUP ................................................................................................................. 3


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 3
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudaha sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memnuhi tugas ibu (nama guru
mapel) pada mata pelajaran Sejarah Peminatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Tragedi Trisakti bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan trima kasih kepada (nama guru mapel) selaku guru mata pelajaran
Sejarah Peminatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yan telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaa makalah ini.

(nama kota),
(tanggal penulisan)

Penulis
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian Tragedi Trisakti

Mahasiswa sebagai agent of change dan social control dalam kehidupan bermasyarakat
menempatkan mahasiswa sebagai basis intelektual menuju perubahan yang lebih baik dan
dalam praktiknya dilakukan dengan membentuk suatu gerakan mahasiswa. Gerakan
mahasiswa adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi
yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan
kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam konteks transisi politik Indonesia,
gerakan mahasiswa telah memainkan peranan yang secara nyata mampu mendobrak rezim
otoritarian (Prasetyantoko, 2001: 1). Ini dapat di lihat dari pengalaman historis bangsa
Indonesia bahwa mahasiswa selalu mendapat peranan penting dalam setiap perjuangan bangsa
Indonesia. Seperti pada masa kolonialisme Belanda di Indonesia, kaum-kaum terpelajar atau
mahasiswa Indonesia sejak tahun 1915 telah mengenal nasionalisme dan memulai gerakan-
gerakan mereka dengan mendirikan TRIKORO-DARMO yang kemudian gerakan-gerakan
mahasiswa tersebut terus berspora ke seluruh pelosok Nusantara. Pada masa pendudukan
Jepang muncul Gerakan Bawah Tanah (GBT) yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Indonesia
yang bertujuan untuk secepatnya memerdekakan diri tanpa bantuan Jepang.

Gerakan mahasiswa tidaklah berhenti sampai Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.


Gerakan mahasiswa masih berlanjut pada masa Orde Lama. Ini tentu mendapat kritikan dari
mahasiswa yang memiliki jiwa muda dan berintelektual sehingga mahasiswa tidak segan-segan
untuk menyuarakan tuntutannya dengan TRITURA yang berisi bubarkan PKI beserta ormas-
ormasnya, perombakan kabinet DWIKORA, dan turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan.
Tuntutan mahasiswa tersebut berhasil menjatuhkan Soekarno atau rezim Orde Lama dengan
panglima politiknya.

Fenomena sejarah pun berulang pada rezim Soeharto tahun 1998. Gerakan mahasiswa pun
dapat membuat Soeharto mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai presiden. Terutama
peristiwa yang menjadi klimaks dari pengunduran diri Soeharto yaitu pada tanggal 12 Mei
1998 yang di kenal Tragedi Trisakti. Berdasarkan permasalahan diatas, maka kami akan
membahas mengenai Peristiwa Trisakti Mei 1998 Sebagai Tonggak Perpindahan Kekuasaan
Dari Orde Baru Ke Reformasi.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok pikiran diatas, terdapat masalah utama yang menjadi kajian penulisan
makalah ini, yaitu: Bagaimana Gerakan Mahasiswa tahun 1998 yang mengakibatkan
keruntuhan Orde Baru?. Untuk lebih memfokuskan masalah dari masalah utama maka penulis
membatasi permasalahan yang dirumuskan dalam beberapa pernyataan sebagai berikut :

a. Bagaimana latar belakang peristiwa targedi Trisakti Mei 1998?


b. Bagaimana dampak dari peristiwa tragedi Trisakti Mei 1998?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Menjelaskan bagaimana latar belakang gerakan trisakti Mei 1998


b. Menjelaskan dampak tragedi Trisakti Mei 1998
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terjadinya Tragedi Trisakti Mei 1998

Dalam sejarah panjang Republik Indonesia kita mengenal masa Orde Baru dimana selama
hampir 32 tahun Soeharto menjabat sebagai Presiden. Banyak prestasi yang ditorehkan, namun
kita juga tidak dapat menutup mata bahwa masa Orde Baru juga menyimpan banyak kejelekan
pula. Terutama diakhir masa pemerintahannya kita banyak mendengar terjadi demontrasi
dimana-mana.

Bulan Juli 1997 pecah krisis moneter di Thailand yang ternyata menjalar ke wilayah Asia
Tenggara termasuk Indonesia (Asvi Warman Adam, 2009:53). Kejatuhan perekonomian
Indonesia sejak tahun 1997 membuat pemilihan pemerintahan Indonesia saat itu sangat
menentukan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini supaya dapat keluar dari krisis ekonomi.
Pada bulan Maret 1998 MPR saat itu walaupun ditentang oleh mahasiswa dan sebagian
masyarakat tetap menetapkan Soeharto sebagai Presiden. Tentu saja ini membuat mahasiswa
terpanggil untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis dengan menolak terpilihnya kembali
Soeharto sebagai Presiden. Cuma ada jalan demonstrasi supaya suara mereka didengarkan.

Bukan hanya krisis ekonomi yang menyebabkan ketidakpuasan mahasiswa dan


masyarakat untuk melakukan demontrasi, namun krisis multidimesional juga sangat
mempengaruhi, diantara lain :

a. Krisis Hukum
Dapat dibilang, telah terjadi krisis hukum di zaman Orde Baru. Krisis tersebut
terjadi akibat terdapat banyak ketidakadilan yang terjadi dalam pelaksanaan hukum
pada masa pemerintahan Orde Baru. Seperti kekuasaan kehakiman yang
dinyatakan pada pasal 24 UUD 1945 bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang
merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif). Namun pada saat itu,
kekuasaan kehakiman dibawah kekuasaan eksekutif. Hakim juga sering dijadikan
sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi
rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa,
keluarga kerabat, atau para pejabat negara.
b. Krisis Ekonomi
Soeharto adalah satu nama yang paling dikaitkan dalam terjadinya krisis
moneter atau krisis finansial di Indonesia. Pada masa itu, wilayah Asia dilanda
krisis yang sama, 1997-1998. Inflasi rupiah dan lonjakan harga bahan makanan
menciptakan kekacauan. Berikut merupakan penyebab krisis ekonomi pada masa
orde baru.
1. Pemerintah Indonesia gagal mengatasi krisis moneter yang melanda Dunia
sejak tahun 1996.yang mengakibatkan nilai rupiah terus melemah terhadap dolar.
Masalah ekonomi itu berawal dari jatuhnya nilai mata uang Thailand, Baht akibat
hutang luar negeri yang menggunung. Krisis tersebut lantas menyebar ke sejumlah
negara Asia, termasuk Indonesia yang mengalami pelemahan nilai mata uang.
2. Pondasi Pembangunan Ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru adalah
bersumber dari hutang Luar Negeri. Kondisi ekonomi yang sedang dilanda krisis
membuat Indonesia terpaksa mengandalkan bantuan finansial dari Dana Moneter
Internasional (IMF).
3. Pelaksanaan pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru menyimpang dari
landasan Ekonomi Indonesia seperti yang diatur dalam pasal 33 UUD 1945. Pasal
ini secara khusus mengatur sistem ekonomi sesuai dengan prinsip demokrasi
ekonomi. Tetapi pada kenyataannya, perekonomian dikendalikan oleh sebuah
sistem ekonomi yang telah dijalankan adalah suatu sistem kapitalis.

2.2 Tragedi Trisakti Mei 1998

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial
Asia (juga disebut krisis moneter) sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi
demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul
12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya
aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas Trisakti. Namun
aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke
Rumah Sakit Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon Kavaleri
9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan
Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air
mata, Steyr, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang
dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru
tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi
peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.

2.3 Dampak Tragedi Trisakti Mei 1998 Terhadap Kampus Trisakti

Dampak gerakan mahasiswa Trisakti pada Mei 1998 menyebabkan banyak persoalan bagi
Universitas Trisakti. Selain harus kehilangan empat mahasiswanya karena ditembaki aparat,
pengusutan kasus penembakan tersebut belum selesai hingga sekarang. Pernyataan yang paling
penting adalah sebenarnya siapakah yang paling harus bertanggung jawab atas peristiwa
tersebut? namun jawaban itu belum pasti karena pengusutannya pun belum tuntas hingga saat
ini.

Gedung M. Sjarief Thayeb kampus Universitas Trisakti, Jakarta menjadi saksi bisu,
bagaimana aparat keamanan melalui selongsongan peluru yang membubarkan barisan
mahasiswa, saat melakukan aksi mimbar bebas 12 Mei 1998 lalu. Peristiwa ini juga
mengakibatkan gedung-gedung maupun pertokoan rusak dan hancur oleh kekacauan amukan
mahasiswa yang demonstrasi pada pemerintahan. Begitu banyak korban yang harus dirawat di
Rumah Sakit. Polisi maupun Brimob yang mengurusi keamanan akhirnya tidak bisa
dikendalikan dengan baik yang kemudian terpaksa dengan menembaki mahasiswa dan
masyarakat.

2.4 Dampak Gerakan mahasisa Trisakti 1998 Terhadap Perubahan Sosial di Masyarakat
Indonesia
Proses reformasi pada tahun 1998 telah berdampak besar dalam kehidupan masyarakat
diIndonesia secara umum. Pertama, yang paling dapat dirasakan dan dapat dilihat dengan jelas
adalah jatuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Selama berkuasa,
Rezim Orde Baru telah menjadi orde kekerasan, yang selalu mengedapankan tindakan represif
dalam menjaga kelanggengan kekuasaannya. Mundurnya Presiden Soeharto sebagai symbol
dari Orde Baru telah menjadi tolak ukur dari perubahan tersebut.

Seiring dengan jatuhnya Rezim Orde Baru maka berdampak pada struktur pemerintah.
Ketiga, perubahan sistem politik di Indonesia. Walaupun sering dikatakan bahwa paham yang
dianut oleh system politik di Indonesia adalah demokrasi, ini jauh berbeda dengan apa yang
dirasakan oleh masyarakat. Perbedaan pendapat kerap kali dianggap mengganggu stabilitas
nasional, menjadi hal yang dilarang pada masa Orde Baru. Perubahan sosial juga
mempengaruhi sistem nilai, sikap, dan perilaku dalam sistem masyarakat di Indonesia. Dalam
konteks Reformasi pada tahun 1998 terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pengekangan yang dulu dilakukan pada masa Rezim Orde Baru
diberbagai bidang berangsur-angsur sudah mulai dihilangkan. Sebagai salah satu contohnya
kebebasan berpendapat yang dilarang sekarang sudah mulai terbuka. Kemudian, mulai
dilindungi Hak Asasi Manusia menjadi salah satu indikator perubahan sosial di Indonesia
setelah jatuhnya Orde Baru.

Perubahan yang diharapkan dalam gerakan mahasiswa adalah sebuah perubahan yang
menyeluruh di masyarakat. Tujuannnya adalah semua kebijaksanaan politik dan ekonomi
berada ditangan rakyat. Walaupun pada akhirnya gerakan mahasiswa di Indonesia menjadi
gerakan moral yang menyuarakan masalah-masalah sosial masyarakat kemudian berubah
menjadi sebuah gerakan politik. Gerakan mahasiswa sebaiknya kembali menjadi gerakan yang
mempunyai pandangan lebih mendalam pada berbagai masalah sosial yang melanda bangsa
ini.

Berikut whasiswa yang gugur sebagai pahlawan refomasi pada saat terjadinya Tragedi
trisakti ;

Elang Mulya Lesmana

Lahir 5 Juli 1978, anak kedua dari 3 bersaudara. Ia gemar melukis. Itulah yang
mendasarinya memilih jurusan arsitektur. Elang tercatat sebagai mahasiswa angkatan tahun
1996. Elang, yang tertembak dihalaman gedung Dr. Sjarief Thayeb, bukanlah aktivis dan tidak
aktif di senat mahasiswa.

Hafidin Royan

Yang kerap dipanggil Idhin adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil, kelahiran Bandung 28
September 1976. Idhin yang dijuluki Ustad oleh teman-temannya, seorang aktivis yang vocal.
Beberapa hari sebelum berpulang, ibunya sempat bertanya kapan ia akan mudik ke Bandung.
Idhin menjawab, akan pulang Rabu, 13 Mei 1998. Dan ia memang pulang, tapi sudah dalam
keadaan terbujur kaku.

Hendriawan Sie

Mahasiswa jurusan Manajemen, perantau asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Hendri


adalah putra tunggal dari pasangan Hendrik Sie dan Karsiyah, kelahiran 3 Mei 1998. Kepada
kakeknya, ia selalu mengatakan akan selalu berada digaris depan dalam setiap aksi
demonstrasi.

Hery Hartanto

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Trisakti angkatan 1995. Ia dikenal dengan getol
berwirausaha. Sebelum nyawanya terenggut, Heri sempat mengajukan pinjaman kredit sebesar
Rp. 200 juta untuk usahanya. Sebagai usaha yang tak pernah ia wujudkan.

2.5 Interpretasi Tragedi Trisakti

Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan emosional, dilihat dari cara penulis
mengungkapkan segala kejadian yang ada dalam tragedi trisakti bisa dilihat ada keterkaitan
emosional di dalam nya, mulai dari isu politik dan dampak yang terjadi dari kerusuhan tersebut
Hal-hal yang dibahas penulis dalam penelitian ini adalah isu politik global, keadan politik
nasional dan krisis ekonomi 1997 yang merupakan latar belakang terjadinya Tragedi Trisakti
12 Mei. Isu politik global adalah sebuah wacana dunia internasional yang mengkritisi kinerja
Soeharto dalam memerintah Indonesia, dimana kritikan tersebut memicu keberanian rakyat
Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya terhadap pemerintah yang akan mempengaruhi
keadaan politik nasional yaitu sikap anti rezim Soeharto.

Keadaan diperparah dengan adanya krisis ekonomi 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar
menurun akibatnya harga-harga bahan pokok meningkat. Meningkatnya harga bahan pokok
berdampak pada PHK dan sikap anarkis, akibatnya tindak kriminalitas dalam masyarakat ikut
meningkat. Keadaan tersebut yang akhirnya mendorong mahasiswa untuk melakukan aksi
keprihatinan. Aksi keprihatinan mahasiswa tersebut akhirnya berkembang menjadi aksi turun
ke jalan dengan tuntutan dilakukan reformasi secara menyeluruh oleh pemerintah.

Aksi mahasiswa mencapai klimaksnya pada tanggal 12 Mei 1998 di terjadi penembakan
empat mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan
Hery Hartanto. Insiden penembakan empat mahasiswa Trisakti tersebut memicu kemarahan
masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta 13-15 Mei 1998. Kerusuhan tersebut
semakin mendorong mahasiswa dan politikus kritis untuk melakukan demonstrasi secara besar-
besaran ke gedung DPR/MPR dengan tema reformasi total dan turunnya Soeharto dari kursi
kepresidenan karena dianggap gagal menyetabilkan perekonomian bangsa. Pada tanggal 21
Mei 1998, Soeharto secara resmi menyatakan mundur dari jabatan kepresidenan dan
menyerahkan mandatat kepada Bj. Habibie untuk menjadi presiden. Dapat disimpulkan bahwa
Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 tidak begitu saja terjadi namun ada beberapa permasalahan yang
mendorong dan berdampak pada berakhirnya Rezim Orde Baru.
BAB III

Penutupan

3.1 Kesimpulan

Gerakan mahasiswa muncul ketika golongan terpelajar yang memiliki pemikiran jauh
kedepan melihat keadaan negara yang sedang kacau. Krisis multidimensi yang melanda
Indonesia menjadi penyebab inti timbulnya demontrasi besar-besaran hampir di seluruh
wilayah Indonesia yang dimulai oleh mahasiswa. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para
mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti ;

• Adili Soeharto dan kroni-kroninya, Laksanakan amandemen UUD 1945, Penghapusan


Dwi Fungsi ABRI, Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, Tegakkan
supremasi hukum,
• Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Dengan tuntutan-tuntutan diatas mahasiswa tidak hanya melakukan aksi di dalam kampus
tetapi juga turun ke jalan. Begitu juga dengan mahasiswaTrisakti. Mereka melakukan aksi
hingga terjadi bentrok dengan aparat keamanan dan terjadilah penembakan terhadap 4
mahasiswa Trisakti. Dengan adanya penembakan tersebut maka suasana hampir di seluruh
Indonesia mulai bergejolak. Terutama di Jakarta, mahasiswa semakin lantang menyuarakan
aspirasinya dan banyak terjadi bentrokan-bentrokan hingga ada juga oknum yang
memanfaatkan situasi tersebut dengan melakukan penjarahan ataupunperampokan.

Mahasiswa yang tergabung dalam Forkot (forum kota) berhasil menduduki gedung DPR
dan MPR dan dari sanalah berhasil mendesak Soeharto lengser dari kursi Presidennya. Struktur
dan tatanan pemerintah juga ikut berubah. Selain itu di masyarakat juga terjadi perubahan
sosial. Dimana masyarakat yang tadinya kurang memiliki kebebasan dalam menyuarakan
aspirasi akibat resresifnya pemerintah menjadi terbuka. Kemudian, mulai dilindungi Hak Asasi
Manusia menjadi salah satu indikator perubahan sosial di Indonesia setelah jatuhnya Orde
Baru. Satu catatan yang harus digaris bawahi dari peristiwa tersebut bahwa mahasiswa sebagai
agen perubahan jangan hanya menyuarakan hal-hal yang berbau politik saja tetapi sebaiknya
juga memberika porsi lebih untuk menyuarakan nasib masyarakat.
3.2 Lampiran Heuristik

Anda mungkin juga menyukai