Disusun oleh:
Aditya Jati Pratama
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Batasan Penelitian...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Konsep Gerakan......................................................................................3
2.2 Konsep Gerakan Mahasiswa...................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.1 Latar Belakang
Gerakan mahasiswa merupakan gerakan sosial yang menjadi faktor
menentukan dalam situasi perubahan sosial yang terjadi pada suatu bangsa dan
Negara. Sejarah mencatat bahwa dalam setiap perubahan sosial yang terjadi di
Indonesia dipicu dan dipelopori oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa
bertekad untuk mempersatukan bangsa dan Negara dengan senantiasa
menjunjung tinggi keadilan, kejujuran serta hadir dengan ketegasan dan
keberanian.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Jakarta terjadi kudeta dari PKI. Terjadi
kepanikan yang hebat dalam kehidupan masyarakat yang ditandai dengan
kekacauan politik dan krisis ekonomi. Kepanikan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat membuat agen-agen gelap PKI semakin leluasa bergerak. Pemerintah
melakukan politik kenaikan harga beratus-ratus persen dalam waktu seminggu
sehingga membuat rakyat kecil terpukul dan tertindas. Tujuan dari tindakan
pemerintah ini yaitu untuk menyabot usaha-usaha masyarakat yang melakukan
pembasmian PKI.
Mahasiswa sebagai rakyat kecil merasa terpukul dengan adanya tindakan ini.
Para mahasiswa yang melihat kekacauan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat ini juga melakukan pergolakan bersama dengan kekuatan lainnya
dalam masyarakat yang meminta agar peraturan yang ditetapkan ditinjau
kembali. Akan tetapi, semua usaha tersebut gagal, bahkan para delegasi pemuda
diejek oleh Menteri-menteri bersangkutan
Para mahasiswa mendirikan sebuah organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI). Berdirinya KAMI sebagai wadah untuk menyuarakan
penderitaan rakyat sebagai akibat dari Gerakan 30 September (G30S/PKI) 1965.
Akhirnya, hari Senin pagi tanggal 10 Januari 1966 merupakan hari yang sangat
Penting dalam sejarah pergerakan mahasiswa Indonesia. Para mahasiswa dan
Aktivis muda turun ke jalan dan melancarkan demonstrasi untuk melakukan
Aspirasi rakyat. Masa demostran ini dikenal dengan angkatan mahasiswa 66.
Gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda bangsa Indonesia inilah
Yang akan menumbangkan Orde Lama dan menghapuskan PKI yang telah
Menyimpang dari cita-cita proklamasi.
Gerakan mahasiswa angkatan ’66 memberikan tekanan yang pengaruhnya
Sangat besar pada masa transisi tersebut. Arus lalu lintas pada awal tahun 1966
Mengalami kemacetan, bahkan beberapa kegiatan dalam ketatanegaraan seperti
Pertemuan para menteri dan pelantikan kabinet baru sempat terhambat oleh
Gerakan mahasiswa. Mahasiswa muncul sebagai pemain utama dalam usaha
Menuntut pemerintah untuk memenuhi tiga tuntutan rakyat (Tritura). Tritura
Tersebut mewakili masalah dan sebagai sikap tegas atas kinerja pemerintah kala
itu yakni, pertama bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI, kedua rombak
Kabinet Dwikora, Dan ketiga turunkan harga.
Salah satu tokoh pemuda yang berperan penting dalam pergerakan
Mahasiswa tersebut adalah Soe Hok Gie. Soe Hok Gie lahir di Jakarta pada
Tanggal 17 Desember 1942. Ayahnya seorang penulis, sehingga bakat inilah yang
iv
Diturunkan ke Soe Hok Gie. Seo Hok Gie merupakan seorang intelektual yang
Bebas, banyak menulis dan membuat catatan-catatan diberbagai media massa
Salah satu contohnya yaitu surat kabar Harian KAMI. Tulisan-tulisan Soe Hok
Gie Yang tersebar diberbagai media cetak, merupakan bagian dari dinamika
sejarah Pada umumnya, tapi tulisan-tulisan tersebut menjadi penting artinya
apabila Dilihat dari dinamika sejarah intelektual Indonesia. Seo Hok Gie tidak
memelopori Gerakan secara besar-besaran, tapi sebagai konseptor, dia
mengilhami temanteman segenerasi untuk berpikir dan berbuat sesuatu.
Soe Hok Gie ikut dalam berbagai demonstrasi mahasiswa, termasuk yang
Digalang Kesatuan Aksi Mahasiswa Indoneisia (KAMI). Namun beliau bukan
Anggota KAMI, Gie lebih suka terlibat dalam kelompok-kelompok diskusi kecil
Untuk menyebarkan gagasannya.9 Berdasarkan kelompok-kelompok diskusi.
Tersebut para mahasiswa merancang aksi. Gerakan mahasiswa yang dibawa oleh
Soe Hok Gie ini memiliki dampak perbaikan kehidupan masyarakat serta dunia
Kampus dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Hal inilah yang menjadi
Sorotan dalam penulisan ini. Penulis mencoba melakukan pengkajian secara lebih
Komprehensif. Bahwa terbentuknya Tritura yang dirancang oleh Soe Hok Gie
Tersebut memiliki dampak terhadap perbaikan kehidupan masyarakat dan dunia
Kampus, baik dari segi sosial, politik dan ekonomi.
Gerakan mahasiswa yang dilakukan oleh Soe Hok Gie bersama mahasiswa
Lainnya pada tahun 1966 telah mamapu memenunjukkan mahasiswa adalah
Kekuatan yang mampu menghadirkan perubahan dalam bidang kehidupan
Masyarakat serta dunia kampus. Dalam kehidupan masyarakat terjadinya
Modernisasi, sedangkan dalam kehidupan kampus terjadi proses pemulihan
Kehidupan kampus yang normal, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
Gerakan mahasiswa dapat sukses ikut berperan dalam pemerintahan
Dengan dukungan dari tentara dan partai politik yang memiliki kepentingan yang
Sama. Mahasiswa yang seharusnya meneruskan tugas, peran dan fungsinya dalam
Bidang pendidikan dan sosial, sebagian telah berubah peran dalam kegiatan
politik Praktis dengan masuk dalam parlemen dan berbagai institusi pemerintah.
Gerakan perubahan yang berasal dari kaum intelektual yaitu mahasiswa
yang termasuk juga Soe Hok Gie didalamnya, telah membawa kehidupan kampus
yang dulu dipengaruhi oleh golongan PKI, setelah adanya gerakan mahasiswa
dunia kampus dilaksakan sistem pertahanan dari campur tangan kekuatan politik
luar yang ditandai dengan meluasnya kasus korupsi.
Inilah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan pengkajian
penelitian Ini dengan judul Soe Hok Gie dalam pergerakan mahasiswa Indonesia
Menuntut Tritura 1962-1969.
v
1. Bagaimana latar belakang terjadinya aksi Tritura?
2. Bagaimana pemikiran Soe Hok Gie dalam pergerakan mahasiswa Indonesia
menuntut Tritura 1962-1969?
3. Bagaimana dampak dari implementasi pemikiran Soe Hok Gie dalam
pergerakan mahasiswa Indonesia menuntut Tritura 1962-1969?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
“Suatu gerak yang tumbuh dan berkembang secara evolusi, karena
Mengambarkan peristiwa sejarah masa lampau secara kronologis.Urutan
Secara kronologis merupakan teori untuk menggambarkan gerak Sejarah”
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka gerakan dapat diartikan sebagai
sebuah media atau perkumpulan di dalam masyarakat dan ini dijadikan sebagai
sesuatu untuk menyampaikan rasa ketidak puasan oleh penguasa pada saat itu
dan biasanya gerakan ini diakomodir oleh suatu lembaga untuk mencapai
keberhasilan dari gerakan tersebut.
Hal ini sejalan seperti apa yang diungkapkan oleh Nasikun bahwa:
“Suatu sistem sosial memang seringkali mampu melakukan
penyesuaianpenyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang datang dari
viii
luar, dan oleh karenanya mampu mengikuti perubahan-perubahan tersebut
tanpa mengalami disintegrasi sosial. Akan tetapi, sebaliknya suatu sistem
sosial dapat juga bersikap menolak perubahan-perubahan yang datang dari
luar, baik dengan cara tetap memelihara statu quo maupun dengan cara
melakukan perubahan-perubahan yang bersifat reaksioner. Dan suatu
reaksioner untuk melakukan perubahan terhadap status sosial tersebut selalu
melibatkan mahasiswa dan masyarakat”
Idealisme mahasiswa itu muncul karena mereka berada di dalam kelompok dan ketika
mereka di luar kelompok mereka idealisme itu pun tidak ada. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Selo Soemardjan dalam bukunya tentang Kisah Perjuangan
Reformasi bahwa:
“Di dalam kondisi collective behaviour terdapat kesadaran kolektif dimana
Sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa
Menyebar dengan cepat sehingga menjadi milik semua mahasiswa. Di Dalam
collective behaviour akan muncul norma yang disebut dengan Emergent norm
yaitu norma yang harus ditaati oleh orang-orang yang Merasa menjadi
bagian dari kelompok mahasiswa. Jika tidak ikut serta Dalam arus tersebut
akan dinilai sebagai orang yang menyimpang dan akan Mendapatkan sanksi.
Sanksi diberikan dapat berupa ejekan bahwa mereka Adalah pengecut, banci,
antek-antek penguasa. Bentuknya bisa secara lisan Melalui mikrofon yang
diteriakan oleh orator aksi-aksi demo ataupun Bingkisan yang berupa
pakaian dalam wanita”
Menurut Andik matulessy terdapat sebuah teori yang memicu munculnya gerakan
Mahasiswa adalah:
“Deprivisasi kumulatif (Cumumlative Deprivation), Deprivisasi kumulatif
Cenderung mencakup ketidak puasan dalam masalah ekonomi. Artinya Ketika
seseorang dalam kondisi ekonomi yang miskin menjadi lebih Miskin maka
akan terjadi ketidak puasan, yang lama kelamaan akan Terakumulasi,
sehingga akan lebih mudah mengarahkan individu untuk berpartisipasi dalam
gerakan sosial”
ix
Hal ini seperti diungkapkan oleh Daliso bahwa ketidak puasan depriviatif akan
melahirkan terjadinya kekerasaan massal. Teori psikologis maupun teori konflik
sama-sama mengakui bahwa semakin besar intensitas ketidak puasan semakin besar
dorongan untuk melaksanakan kekerasan. Timbulnya gerakan mahasiswa dikarenakan
kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil, seperti yang diungkapkan oleh Henry
A. Landberger bahwa gerakan protes hadir karena adanya suatu reaksi terhadap
kondisi sosial, ekonomi dan politik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor ketidak adilan sosial, ekonomi dan politik
dalam sepanjang sejarah melahirkan pemberontakan dan kekerasan massa radikal.
Kekerasan masa radikal pada dasarnya merupakan reaksi spontan, kefrustasian dalam
kehidupan rakyat.
Hal serupa seperti yang diungkapkan Andik Matulessy bahwa, gerakan mahasiswa
adalah sebagai bentuk gerakan sosial dan ini selalu dimotori oleh sejumlah mahasiswa
dalam jumlah yang besar.
“Gerakan Mahasiswa sebagai bentuk gerakan sosial selalu muncul dengan
Bentuk organisasi tertentu, baik dari tingkatan yang paling sederhana Sampai
dengan yang kompleks. Aktifitas mereka pun didasari oleh Berbagai alasan
dan strategi tertentu yang dibuat untuk mencapai sebuah Tujuan tertentu.
Selain itu gerakan mahasiswa relatif memiliki usia yang Lama untuk
beraktifitas, paling tidak semasa mereka kuliah dalam waktu 3 Sampai
dengan 4 tahun. Namun demikian gerakan mahasiswa tidak pernah Padam
sama sekali, selalu beraktifitas dalam bentuk yang berbeda sesuai Dengan
situasi dan kondisi sosial suatu negara”
x
Adapun ciri khas dari gerkan tersebut, menurut Jayanto dalam Hariman Siregar
menjelaskan ciri gerakan mahasiswa, yaitu :
Dalam teori gerakan mahasiswa diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari
aktualisasi gerakan mahasiswa terbagi kedalam tiga bentuk diantaranya seminar,
diskusi dan demonstrasi. Ketiga bentuk gerakan tersebut merupakan sebuah jalan
dalam mencapai keberhasilan gerakan mahasiswa tersebut. Oleh karna itu ketiga
bentuk tersebut yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam sejarah gerakan
mahasiswa pada tahun 1966-1998. Gerakan mahasiswa merupakan sebuah gerakan
yang mempunyai kekuatan moral dalam mendobrak kekuatan pemerintah pada saat
itu. Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal
mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga
memunculkan ketiga bentuk gerakan mahasiswa yaitu seminar, diskusi, dan
demonstrasi.
xi
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
xii
Latar belakang Gerakan Mahasiswa 1966 di Medan diawali dengan adanya
Konflik pengarapan tanah yang dilakukan masyarakat atas instruksi
ormasormas PKI.
Konflik yang menjadi catatan terpenting yaitu terbunuhnya Pelda Soejono
Di Bandar Betsy dan pertikaian yang berujung terbunuhnya dua anggota
Pemuda Pancasila (PP) di Desa Kolam, Tembung.
Pembersihan PKI dan Ormas-ormasnya dilakukan mahasiswa dan
ormasormas anti PKI dengan dukungan TNI-AD. Dengan wilayah
pembersihan meliputi instansi pemerintahan, sekolah, TNI, Kampus, dan
lingkungan masyaarakat.
Dampak yang ditimbulkan gerakan Mahasiswa 1966 di Medan yaitu
Berakhirnya Pemerintahan Demokrasi Terpimpin Orde Lama. Serta
Memakan korban jiwa baik pada PKI maupun pada anti PKI.
Banyaknya aksi-aksi secara tidak terkendali yang dilakukan masyarakat
Anti PKI terhadap masyarakat yang dituduh sebagai anggota PKI yang
Dibunuh secara kejam. Serta terjadinya pembantaian massal yang
Dilakukan masyarakat bersama dengan TNI-AD.
Dengan berlangsungnya pemerintahan Orde Baru, maka PKI dan
ormasormasnya ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. Serta
Segala ajaran Karl Marx dan Lenin dilarang untuk dipelajari serta
Dijadikan asas organisasi.
2.2 Saran
Diharapkan agar para sejarawan lebih banyak lagi menulis tentang sejarah gerakan
mahasiswa di Medan khususnya pada tahun 1966.
Perlunya dilakukan penelitian yang lebih berimbang dalam penulisan Sejarah
pergerakan mahasiswa tahun 1966 di Medan. Dengan Mengesampingkan berbagai
kepentingan-kepentingan tertentu.
Pentingnya dikaji mengenai korban dari peristiwa gerakan 1966, yang Banyak
memakan korban jiwa. Baik pihak mahasiswa maupun pihak PKI.
Dilakukannya klarifikasi terhadap mereka-mereka yang di ‘capp’ sebagai PKI dan
tidak bersalah sesuai dengan hukum yangg berlaku di Negara ini.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
https://digilib.unila.ac.id
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1181-dampak-covid-19-dalam-
bidang-kesehatan
https://digilib.unimed.ac.id
https://repository.unja.ac.id/
https://smeru.or.id/id/article-id/riset-pandemi-covid-19-akibatkan-anak-anak-indonesia-
mengalami-dampak-bertumpuk
xiv