PENDAHULUAN
dalam setiap perubahan yang terjadi guna menegakan kesejahteraan sosial dan
mahasiswa berpeluang untuk berada pada posisi terdepan dalam proses perubahan
peran pokok yang selalui tampil mewarnai aktivitas mereka selama ini. Pertama,
masyarakat luas akan problema yang ada dan menumbuhkan kesadaran untuk
strategisnya, tak pernah lepas dari kaitan-kaitan dialektis dengan struktur yang
ada, baik sosial maupun politik. Mereka sebagai pelaku sosial harus melakukan
change (agen perubahan), moral force (kekuatan moral), iron stock (perangkat
1
Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa antara Aksi Moral dan Politik,
Yogyakarta: INSIST Press & Pustaka Pelajar, 1999, hlm. 10.
2
Muhammad A.S. Hikam, Politik Kewarganegaraan – Landasan Redemokrasi di Indonesia
Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999, hlm. 222.
3
Alfian. Dikutip dalam R. Andriadi Achmad, Mahasiswa Hanya Bisa Demo, Jakarta: PT
Mimpiku Bukusiana, 2007, hlm. 4.
1
Sejarah mencatat, gerakan mahasiswa Indonesia setidaknya telah 7 kali
dimana Boedi Oetomo, menjadi suatu wadah perjuangan yang pertama kali
dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan menjadi tujuan awal perkumpulan
gerakan pemuda yang berorientasi kepada nasib bangsa. Akhir tahun 1909
gerakan ini telah mencapai 10.000 anggota. Gerakan ini sangat istimewa karena
Merdeka.4
Tidak berbeda dengan angkatan 1908, angkatan 1928 juga telah meletakan
politik yang dihadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat
Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi
4
Fachry Ali, Mahasiswa, Sistem Politik dan Negara, INTI Sarana Aksara, Jakarta, 1985, hlm. 3
2
Umum (Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan
mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada
bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi
mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam
dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang
Oktober 1928, dimotori oleh PPPI. Masa-masa sulit berujung pada cita-cita pra-
penguasa Belanda yang menjadi liberal. Muncul kebutuhan baru untuk menjadi
partai politik terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas.
(PNI). Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman
5
Adi Suryadi Culla, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Sketsa Pergolakan Mahasiswa dalam Politik
dan Sejarah Indonesia (1908-1998), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hlm. 28
3
antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau
politik dan hal ini ditindaklanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar
dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi
yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh,
adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-
tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan
kehidupan bangsa. Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah dalam
kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul
Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan
imperialisme dan kolonialisme oleh para pemuda ini berhadapan langsung dengan
6
Facry Ali, op.cit., hlm. 4
7
Ibid., hlm. 4
4
kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni
diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),
Indonesia (KASI), dan lain-lain. Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan
Orde Baru. Terjadinya penyimpangan terhadap pancasila dan UUD 1945 akibat
Indonesia dari Orde lama ke Orde Baru dibenderai Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI).8
Realitas berbeda terjadi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah
bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer,
untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer. Pada Tahun
Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo sebagai reaksi
mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force Universitas Indonesia
8
Ibid. hlm. 4-5
5
TFUI) sampai Komisi Empat. Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi
sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat.
Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh
berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik dan pemborosan anggaran
negara dalam proyek taman mini Indonesia indah, berikutnya tahun 1973 selalu
PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada
korupsi" sebagai salah satu tuntutan "Tritura Baru" disamping dua tuntutan
lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga. Gerakan ini berbuntut
9
Ibid. hlm. 4-5
10
Ibid, hlm. 4-5.
11
Muridan S Widjojo er al, Penakluk Rezim Orde Baru, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999,
hlm. 58-59.
6
kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka diserbu
militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya
Indonesia.12 Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun
dibubarkan paksa. Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos
di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-
dan Palembang. 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan
12
NKK/BKK adalah peraturan yang membuat mahasiswa tidak bisa melakukan gerakan sama
sekali hal ini dikarenakan tanggung jawab keamanan kampus diletakkan di pundak rektor sehingga
setiap kegiatan mahasiswa harus berdasarkan persetujuan rektor yang mendopolitisir peran
mahasiswa, dikutip dalam Muridan S Widjojo er al, Penakluk Rezim Orde Baru, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1999, hlm. Ibid., 53-54.
13
Ibid, hlm. 58-59.
7
ekonomi dan politik. Mahasiswa memformulasikan reformasi tersebut sebagai
agenda krusial terkait krisis ekonomi yang melanda Indonesia akibat rapuhnya
struktur ekonomi dan politik rezim orde baru. Rezim tersebut rapuh karena sarat
dengan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Isu reformasi terus meluas
bahwa gerakan mahasiswa pascareformasi masih solid dan kritis. Namun gerakan
karena itu pula reformasi gagal tidaklah benar. Yang terjadi sebenarnya adalah
8
kelompok mahasiswa itu sibuk berkonsentrasi dengan isunya masing-masing.
rezim penguasa, kenaikan BBM dan TDL, atau utang konglomerat dan isu-isu
lainya. Hal ini menyebabkan gerakan mahasiswa kurang terarah dan tidak
memiliki bargaining.18
Seperti kondisi bangsa yang tidak menentu, rakyat hidup dalam himpitan
menyatakan bahwa setelah tahun 1998 yang dianggap sebagai tahun kemenangan
gerakan mahasiswa, maka suara protes mahasiswa seakan tertelan oleh hingar
tampil kembali dalam kekuatan yang besar membuat bargaining power mereka
mulai menurun. Hal tersebut karena nuansa protes lebih mengarah pada ruang
gerak yang relatif sempit. Selain itu isu yang dibawa oleh gerakan mahasiswa
18
Ibid.
19
Ibid.
9
cenderung parsial dan bernuansakan kepentingan kelompok tertentu (primordial),
lain.20
yang mengalami disorientasi gerakan atau kekaburan aran dengan tidak memiliki
fokus isu bersama, hal senada juga terjadi dalam gerakan mahasiswa di daerah,
mahasiswa di kota Padang Padang sedikitnya terbagi ke dalam lima isu utama
yakninya isu korupsi, pendidikan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini yang merupakan aksi-aksi
yang pernah dilakukan oleh aliansi gerakan mahasiswa di Padang pada tahun 2013
hingga 2014:
20
Andik Matulessy, Mahasiswa dan Gerakan Sosial, Srikandi, Surabaya, 2005, hlm. 1-3.
10
Berdasarkan jumlah organisasi mahasiswa yang terlibat dalam aksi-aksi
mahasiswa di Kota Padang sebagaimana terlihat pada pada tabel di atas, dapat
dipahami bahwa gerakan mahasiswa di Kota Padang pada hari ini memberi
perhatian yang jauh lebih besar dalam mengawal isu kenaikan harga BBM
dan tolak Siloam. Kenaikan harga BBM tersebut memang selalu mendapat protes
11
keras dari berbagai organisasi mahasiswa di Kota Padang, akan tetapi, dari semua
organisasi saja yang tetap konsisten dalam melakukan penolakan kenaikan harga
BBM di tahun 2013 dan 2014. Pada tabel. 1.1 di atas dapat dilihat perbandingan,
harga BBM di tahun 2013 dan 2014, yaitu, HMI, Front Mahasiswa Nasional
Cabang Padang, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik
Unand.
penolakan kenaikan harga BBM di kota Padang, HMI Cabang Padang memiliki
peranan besar, hal itu dibuktikan dengan adanya aktivis HMI yang seringkali
dalam menolak kenaikan harga BBM di tahun 2013 dan 2014 yang saat itu di
ketuai oleh Ikhwan Ramadhan Siregar. Ini merupakan kepercayaan dan tanggung
jawab yang besar dalam sebuah aksi demonstrasi, karena dalam aksi tersebut
Hal senada juga diungkapkan oleh Yudi Fernandes yang menilai HMI
Cabang Padang merupakan salah satu organisasi yang konsisten mengawal setiap
kebijakan kenaikan harga BBM di kota Padang. Secara kepemimpinan pun HMI
Arifki Chaniago merupakan Aktifis HMI Cabang Padang, merupakan koordinator lapangan aksi
21
menolak kenaikan harga BBM tahun 2014 di kota Padang. Arifki Chaniago, wawancara,
Wawancara pada 08 Januari 2016, di Sekretariat HMI Komisariat ISIP Unand , Jalan Tunggang,
Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang.
12
cukup dipercayai mengisi posisi penting sebagai koordinator umum dalam
gerakan menolak kenaikan harga BBM di tahun 2013 dan 2014 di kota Padang.22
Meskipun isu kenaikan harga BBM mendapat perhatian yang lebih besar
dimana HMI memiliki peran strategis dalam gerakan tersebut namun tidak
menunjukkan bahwa isu BBM menjadi fokus isu bersama yang bersifat substantif
yang hendak diusung oleh gerakan mahasiswa di Kota Padang. Aksi yang yang
dilakukan oleh berbagai organisasi mahasiswa tersebut lebih bersifat temporer dan
pun kembali meredup. Tujuan dari aksi tersebut pun belumlah tercapai yang mana
terhenti pada upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah saja yang pada akhirnya
tetap naiknya Harga BBM di tahun 201323 dan di tahun 201424 tanpa ada aksi
22
Yudi Fernandes merupakan Aktifis UKM PHP Unand, merupakan koordinator lapangan aksi
menolak kenaikan harga BBM tahun 2013 di kota Padang, Wawancara pada tanggal 12 Januari
2016, di Sekretariat UKM PHP Unand , Pusat Kegiatan Mahasiswa lt. 2.
23
Pengumuman Nomor 07.PM/12/MPM/2013 tentang penyesuaian harga eceran BBM bersubsidi,
sesuai ketentuan pasal 4, pasal 5 dan pasal 6 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2013,
dan peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2013. Pemerintah secara resmi menaikkan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar mulai Sabtu (22/6/2013) pukul
00.00 WIB. Harga premium naik Rp 2000 menjadi Rp 6.500 per liter dan harga solar naik Rp
1.000 menjadi Rp 5.500 per liter, dikutip dalam Pebrianto Eko Wicaksono, Premium Rp 6.500,
Solar Rp 5.500 Mulai Sabtu Pukul 00.00, Edisi 23 Juni 2013, diakses dari
http://bisnis.liputan6.com, pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 21.30 WIB.
24
Pada pukul 00.00 WIB terhitung sejak tanggal 18 November 2014. Harga premium ditetapkan
dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Harga solar ditetapkan dari 5.500 menjadi 7.500 , dikutip dalam
Sabrina Asril, Jokowi tetapkan harga premium 8.500 dan solar 7.500, diakses dari
http://nasional .kompas.com, Edisi 19 November 2014, diakses pada tanggal 25 Januari 2016
pukul 21.45 WIB.
13
persiapan matang yang didukung dengan hasil kajian mendalam terhadap isu.
dalam beberapa isu yang berbeda dengan basis massa yang sedikit jumlahnya
visi gerakan bersama yang terlihat adalah kekaburan arah gerakan dan tidak
B. Rumusan Masalah
Dalam kondisi gerakan mahasiswa di kota Padang yang mengalami
ditunjukkan dalam gerakan mahasiswa di kota Padang pada saat reformasi 1998,
kader HMI yang menjadi pemimpin lembaga senat kemahasiswaan pada waktu
itu. Para pimpinan lembaga kemahasiswaan intra kampus tersebut, yang juga
gerakan reformasi yang dikoordinir oleh HMI Cabang Padang sebagai organisasi
14
aktif dalam gerakan reformasi 1998. Sederhananya dapat diasumsikan bahwa
saat reformasi 1998 di Kota Padang hingga hari ini yaitu dengan peranannya yang
kota Padang. Selain isu BBM, sebagaimana telah dikonfirmasi oleh Sekretaris
HMI Cabang Padang, Rahmad Ramli, yang menyatakan bahwa HMI juga terlibat
aktif dalam mengawal beberapa isu baik isu yang bersifat keislaman maupun
kebangsaan, setidaknya terdapat 3 isu utama yang diangkat HMI Cabang Padang
dalam kurun waktu 2013-2014 yaitu SP3 22 Kasus Korupsi di Padang, kenaikan
harga BBM, dan aksi solidaritas untuk Palestina. Hal ini dikarenakan HMI punya
ideologi berbeda.26
dengan flatform HMI Cabang Padang maka terdapat beberapa hal yang perlu
yang berperan sebagai alat perjuangan yang berasaskan islam dan bersifat
yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
25
Eka Vidya Putra dikutip oleh Yogi Prima Danu, Gerakan Sosial Politik Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Padang Pada Saat Reformasi Indonesia Tahun 1998, Padang, 2012, Skripsi FISIP-
UNAND, hlm, 8.
26
Rahmad Ramli merupakan Sekretaris HMI Cabang Padang Periode 2014-2015, Wawancara
pada 24 Februari 2016, di Kampus Universitas Bung Hatta, Kota Padang.
15
dan makmur yang diridhai oleh Allah ta’ala”. Misi HMI yaitu, membina pribadi
kader HMI yang kreatif, inovatif dan solutif dalam nilai-nilai keislaman,
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tujuan HMI, menjalin hubungan
baik dan kerjasama dengan pihak eksternal dan internal HMI Cabang Padang, dan
Dari perbandingan flatform HMI dan HMI Cabang Padang diatas terdapat
dua catatan penulis dalam hal visi dan misi HMI Cabang Padang. Pertama, secara
visi HMI Cabang Padang, menimbulkan kesan telah terjadi pergeseran nilai di
HMI Cabang Padang dari khittahnya dengan visi utama HMI. Kedua, secara misi
27
Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam Kongres XXIX di Pekanbaru, tanggal 22
November – 5 Desember 2015
28
Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang
Periode 2014-2015.
16
HMI cabang padang perlu kiranya kita melihat perbandingan realitas yang terjadi
bahwa HMI Cabang Padang yang diharapkan mampu menjadi lokomotif gerakan
mahasiswa di kota Padang justeru juga mengalami hal senada dengan organisasi-
belum terorganisir secara optimal dan lebih cenderung bersifat reaktif serta
minimnya kajian yang konsisten dan mendalam terhadap isu sehingga tidak
dan sesuai dengan flatform HMI Cabang Padang itu sendiri. Pernyataan tersebut
didasarkan atas beberapa aksi-aksi berikut yang pernah dilakukan HMI Cabang
Pertama, pada isu SP3 22 kasus korupsi dan aksi solidaritas untuk
tersebut dan terkesan spontanitas, sedangkan pada aksi penolakan kenaikan harga
BBM yang memiliki massa jauh lebih besar namun tidak menunjukkan bahwa isu
tersebut sebagai isu substantif yang hendak diusung oleh gerakan mahasiswa di
Padang. Gerakan mahasiswa juga belum terkonsentrasi secara baik hal itu terlihat
dari beberapa organisasi yang hanya fokus pada isu-isu tertentu saja namun tidak
17
Kedua, dalam hal konsistensi gerakan, gerakan yang dilakukan HMI lebih
bersifat temporer dan tidak permanen padahal tujuan dari aksi tersebut belumlah
ada kejelasannya hingga saat ini.29 Hal senada juga terjadi dalam aksi menolak
pemerintah saja yang pada akhirnya tetap naiknya Harga BBM di tahun 2013 30
dan di tahun 201431 tanpa ada aksi lanjutan dari mahasiswa menolak kenaikan
harga BBM tersebut. Ketiga, dari beberapa isu yang telah dikawal oleh HMI
belum memperlihatkan fokus isu utama yang hendak dikaji secara mendalam oleh
yang lebih besar. Pada akhirnya gerakan pengawalan terhadap isu tidak berjalan
secara optimal. Hal ini menimbulkan kesan gerakan yang dilakukan hanya bersifat
momentum saja tanpa disertai kajian lanjutan agar mahasiswa memiliki analisis
pengaruh dan peranan di kota Padang maka penting untuk dilihat secara lebih
29
Fiddy Angriawan, Jaksa Agung Akan Eksaminasi 22 Kasus Korupsi Di Padang, Edisi 19 Juni
2014, diakses dari http://news.okezone.com//jaksa-agung-akan-eksaminasi-22-kasus-korupsi-di-
Padang,pada tanggal 2 Maret 2016 pukul 19.00 WIB.
30
Pengumuman Nomor 07.PM/12/MPM/2013 tentang penyesuaian harga eceran BBM bersubsidi,
sesuai ketentuan pasal 4, pasal 5 dan pasal 6 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2013,
dan peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2013. Pemerintah secara resmi menaikkan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar mulai Sabtu (22/6/2013) pukul
00.00 WIB. Harga premium naik Rp 2000 menjadi Rp 6.500 per liter dan harga solar naik Rp
1.000 menjadi Rp 5.500 per liter, dikutip dalam Pebrianto Eko Wicaksono, Premium Rp 6.500,
Solar Rp 5.500 Mulai Sabtu Pukul 00.00, Edisi 23 Juni 2013, diakses dari
http://bisnis.liputan6.com, pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 21.30 WIB.
31
Pada pukul 00.00 WIB terhitung sejak tanggal 18 November 2014. Harga premium ditetapkan
dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500. Harga solar ditetapkan dari 5.500 menjadi 7.500 , dikutip dalam
Sabrina Asril, Jokowi tetapkan harga premium 8.500 dan solar 7.500, Edisi 19 November 2016,
diakses dari http://nasional .kompas.com, pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 21.45 WIB.
18
mendalam tentang bagaimana eksistensi gerakan HMI Cabang Padang hari ini.
Hal ini bertujuan agar dapat ditemukan solusi persoalan yang terjadi atas
menjadi bahan diskusi kritis bagi proses pembenahan internal HMI sehingga
sumber daya potensial HMI terwujud dalam mobilisasi sumber daya faktual yang
akan menyokong jalannya demokrasi yang lebih kondusif. Hal ini sejalan dengan
semangat yang tertuang dalam visi HMI Cabang Padang yang tetap kokoh dan
eksis dalam mengemban tugas selaku iron stock, agent of change, dan guardian
padang sebagai objek penelitian maka penulis menilai terdapat dua kemungkinan
utama sebagai faktor penyebabnya dilihat secara internal dan eksternal HMI
peneliti menilai adanya hambatan secara internal organisasi HMI sendiri secara
secara eksternal dilihat dari sisi peluang terwujudnya gerakan yakninya peluang
politik yang terjadi pascareformasi yang melahirkan sistem politik baru dengan
arena politik yang terbuka luas serta permasalahan yang semakin kompleks
perlu menyusun kembali format gerakan mahasiswa sesuai dengan situasi politik.
32
Laporan Pertanggungjawaban HMI Cabang Periode 2014-2015, Hlm. 2.
19
Berdasarkan pemaparan di atas, maka hal yang menarik minat peneliti dan
yaitu:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
diskusi ilmiah bagi aktivis mahasiswa Kota Padang pada khususnya dan
soliditas gerakan sosial mahasiswa Kota Padang di masa yang akan datang.
20
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Kepustakaan
yang relevan, pendekatan teoritis yang digunakan. Kajian terhadap teori-teori atau
hasil studi terdahulu yang difokuskan pada konsep utama yang digunakan:
33
Andik Matulessy, Mahasiswa dan Gerakan Sosial, Srikandi, Surabaya, 2005, hlm. 1-3.
21
gerakan mahasiswa secara nasional dan juga mengambil contoh gerakan
Penelitian ini menemukan bahwa setelah tahun 1998 yang dianggap sebagai
nuansa protes lebih mengarah pada ruang gerak yang relatif sempit. Selain itu
isu yang dibawa oleh gerakan mahasiswa cenderung parsial dan bernuansakan
mahasiswa telah jauh mengalami penurunan. Penelitian ini juga ingin melihat
22
Kemudian, Penelitian dilakukan oleh Yogi Prima Danu34, dengan
ditempuh oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Padang pada masa
bahwa pola gerakan sosial politik HMI Cabang Padang dalam reformasi
atau reformis) dan pencapaian (gerakan sosial lama atau baru). Dari segi
ruang lingkup, pola gerakan sosial politik HMI Cabang Padang pada saat
pada objek penelitian yakninya HMI Cabang Padang, dan yang menjadi
gerakan HMI pada saat reformasi 1998 yang mana gerakan yang dilakukan
34
Yogi Prima Danu, Gerakan Sosial Politik Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang Pada
Saat Reformasi Indonesia Tahun 1998, Padang, 2012, Skripsi FISIP-UNAND.
23
ingin melihat terjadinya perubahan orientasi gerakan HMI paska reformasi di
kota Padang yang lebih bersifat temporer dalam pengawalan suatu isu atau
HMI Cabang Padang berperan dalam gerakan reformasi 1998 di Kota Padang.
Peran itu tidak saja dalam keikutsertaan massa, unsur pimpinan, dan aktor-
aktor HMI dalam proses demonstrasi dimana peran ini bersifat organisasi
penelitian dengan penelitian ini yaitu HMI Cabang Padang, dan yang menjadi
dan tujuan dari penelitian. Dari penelitian yang dilakukan As’ad memberikan
As’ad Albatroy Jalius, Peran Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang dalam Gerakan
35
24
kota Padang yang mampu melihat persoalan sosial sekaligus menjadi
pada tahun 2013-2014 di kota Padang yang lebih bersifat reaksioner dengan
Dalam penelitian ini, teori yang akan peneliti gunakan adalah teori
sosial menurut para ahli, tipologi gerakan sosial, dan terakhir adalah
dengan masalah politik, karena memang gerakan sosial lahir dari sebuah
orang yang tidak bersifat rutin dan perilaku mereka merupakan hasil
25
memiliki tujuan dan kepentingan bersama dibandingkan perilaku kolektif.
sistem politik.37
sebagai berikut: (1) berbentuk aksi-aksi kolektif dan bersama; (2) memiliki
organisasi; (4) memiliki aspek kontinuitas, meski kadang temporal; dan (5)
sekelompok orang yang dalam beberapa hal dilakukan oleh organisasi dan
36
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Poskolonial, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 223-224.
37
Mark N Hagopian, Regimen, Movement, and Ideologies: A Comparative Introduction to
Political Science, Longman, New York, 1978 dikutip dalam Andik Matulessy, Mahasiswa dan
Gerakan Sosial, Srikandi, Surabaya, 2005, hlm. 67.
38
Doug McAdam & Benford Snow (ed.), Social Movement Dikutip dalam Burhanudin Muhtadi,
Dilema PKS: Suara dan Syariah, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2012, hlm. 51.
26
status quo. Dengan tegas, McAdam dan Snow masih mempertahankan
Perbedaan itu dilihat dari berbagai faktor yang disimpulkan dalam tabel
berikut :
39
Ibid.
40
Piotr Sztompka, Sosiologi perubahan sosial, Jakarta : Prenada Media Group, 2005, hlm. 332-
336.
27
yang menganjurkan kembali ke aturan dinasti. Ketiga, menurut target yang
dinginkan menurut target yang diinginkan terbagi menjadi gerakan sosial
politik dan gerakan sosio kultural, gerakan suci dan sekuler. Gerakan
sosial politik yang berupaya mengubah stratifikasi politik, ekonomi dan
kelas. Gerakan ini senantiasa menentang penguasa negara atas nama
rakyat. Gerakan sosio-kultural yang ditujukan pada aspek keyakinan,
norma nilai dan symbol pada kehidupan sehari-hari. Gerakan suci adalah
gerakan yang ingin menyelamatkan. Gerakan suci adalah gerakan yang
ingin menyelamatkan.
c. Gerakan Mahasiswa
28
(anomic) dalam jangka pendek. Sebagai contoh gerakan yang bersifat
kiri, dengan membela kaum buruh dan tani. Kelima, Gerakan mahasiswa
29
dengan isu Tritura, dan aksi mahasiswa tahun 1998 mengangkat isu KKN,
mereka pun didasari oleh berbagai alasan dan strategi tertentu yang dibuat
relatif memiliki usia yang lama untuk berkembang, paling tidak selama
beraktifitas dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi
42
Ibid., hlm. 12.
43
Ibid., hlm. 13-14
30
mahasiswa masih yakin bahwa mereka adalah kekuatan perubahan (agent
of change). Lebih jauh lagi mahasiswa menjadi tulang punggung dalam
memberi warna kehidupan politik di dalam maupun di luar negeri, karena
ada keterkaitan yang erat antara gerakan mahasiswa dengan stabillitas atau
instabilitas nasional. Kondisi stabilitas tersebut yang akhirnya bisa
menjadi tolok ukur kepercayaan dunia Internasional terhadap Indonesia.44
di perguruan tinggi.45
(Darmawan dalam Nasri, 1993), dikutip dalam Matuleesy., Ibid, hlm. 19.
44
45
J.W Coleman., HR Kerbo, Social Problems: A Brief Introduction. Preniticeall, Upper Sadle,
New Jersey, 2003, dikutip dalam Matulessy, Ibid., hlm. 22.
31
kembali pemerintahan Kinshi: demonstrasi oktober 1956 di Polandia dan
gerakan.48
intelektual dari ketiga faktor di atas lebih menekankan pada satu aspek
46
Seymor Martin Lipset, Student and Politics in Comparative Perspective. Deadulus, Vol:97 No. 1
dikutip dalam Matulessy, Ibid., hlm. 67-68.
47
Doug McAdam, John D McCarthy & Mayer N Zald. Dikutip dalam Burhanudin Muhtadi,
Dilema PKS: Suara dan Syariah, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2012, hlm. 20
48
Ibid., hlm. 20.
32
kolektif, sementara para pendukung pembingkaian aksi kolektif
secara terpisah dan juga tidak akan memberi porsi pembahasan terlalu
banyak pada terhadap satu aspek saja dalam gerakan sosial. Studi ini
justeru akan menggabungkan ketiga tren itu atau faktor yang muncul
Gambar 2.1.
Pendekatan Integrasi Gerakan Sosial51
Struktur Kesempatan
Politik
Aksi
Framing
Kolektif
Teori Mobilisasi
49
Ibid., hlm. 20. Sumber Daya
50
Ibid., hlm. 20-21.
51
Ibid., hlm. 22.
33
Faktor pertama dalam pendekatan intgrasi sosial yaitu Political
tergantung pada konteks sosial politik. Dalam hal ini kajian gerakan
gerakan-gerakan sosial.52
satu konsep paling menonjol yang lahir dari upaya ini adalah konsep
secara bebas dapat dipahami sebagai konteks politik yang lebih luas
52
Ibid.
34
merosot dan mati. Dalam satu esainya yang terkenal, McAdam
ada atau tidak-adanya sekutu di tingkat elite. Ketika para elit politik
mengalami konflik besar dan konflik ini dipergunakan oleh para pelaku
represi.53
tertutup suatu sistem politik, maka semakin kecil kesempatan yang ada
35
Berdasarkan definisi kesempatan politik di atas, dengan
acapkali terhenti ditengah jalan dan terkesan reaktif meskipun tujuan dari
36
menyediakan infrastruktur pendukung yang mereka butuhkan untuk
unit tempat bekerja dan elemen-elemen negara itu sendiri menjadi lokasi-
55
Muhtadi, op.cit., hlm. 22.
56
Situmorang, op. cit., hlm. 38.
37
Kedua, Jejaring komunikasi merupakan wadah yang digunakan
gerakan sosial.58
57
Muhtadi., Ibid.
58
Muhtadi., Ibid.
38
disertai peran strategis aktivis HMI dalam gerakan tersebut, peneliti
norma-norma yang sesuai dengan gagasan dan cita-cita bersama, atau apa
melandasi adanya gerakan sosial dinilai tak kalah penting dengan faktor
39
interpretasi” (schemata of interpretation) yang memungkinkan seseorang
untuk mencari dasar legitimasi dan memotivasi untuk terlibat dalam aksi-
aksi kolektif. Ada hubungan sejajar antara peserta gerakan dan organisasi
Di sisi lain, “mereka juga terlibat dalam proses produksi makna bagi
indogen), dan aksi, dan didefinisikan sebagai “tafsir atau makna yang
gerakan.” Pada tingkat yang paling minimal, aspek makna yang dihayati
bersama di atas penting agar para partisipan gerakan (1) merasa bahwa
atau kedua perasaan ini, maka orang-orang tidak akan bersedia terlibat di
gerakan sosial dan karena itu kesempatan ini hanya akan terbuang
59
Muhtadi, op.cit,. hlm. 22-24.
40
percuma. Gerakan “berhenti” hanya sebatas potensi, atau tidak tumbuh
menjadi aktual.60
personal bingkai itu bagi para calon peserta, konsistensi bingkai, dan
budaya dan alur sejarah. Zald berpendapat bahwa kesempatan politik dan
41
pembentukan atau penyusunan framing seperti, keluhan dan
gerakan mahasiswa juga terbagi ke dalam beberapa isu. Dalam aksi yang
62
Situmorang, op.cit., hlm. 42.
63
Burhanudin Muhtadi, op.cit., hlm. 165.
42
pernah dilakukan HMI terlihat belum bersatunya gerakan mahasiswa
dalam satu wadah gerakan dikarenakan tidak adanya fokus isu bersama
gerakan.
43
B. Skema Pemikiran Penelitian
Gambar 2.2.
Skema Pemikiran
Struktur
Kesempatan
Politik
44
HMI Cabang Padang belum
Framing menunjukkan arah perubahan yang
ingin dicapai sebaliknya mengalami
kekaburan arah/disorientasi gerakan
Teori
Mobilisasi
Sumber Daya
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
alamiah.64
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi
kasus dinilai sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, dan rinci, dan
B. Lokasi Penelitian
Sumatera Barat, adapun fokus dari penelitian adalah organisasi Ekstra Kampus
64
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
hlm, 4.
65
Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode, Jakarta: Rajawali Pers, 2003, hlm 2.
45
yakninya HMI Cabang Padang yang berada di Jalan Hang Tuah 158, kota
Padang. Selain berlokasi di HMI Cabang Padang, penelitian ini nantinya juga
gerakan sosial di kota Padang yang menjadi informan untuk keperluan triangulasi
data.
C. Peranan Peneliti
dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian atau instrumen penelitian. selain
itu, peranan peneliti pun menjadi sangat dominan karena peneliti pub berperan
pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi
penelitian yang akan diteliti di mana sebuah fenomena yang menarik untuk
sekretariat jurusan ilmu politik dengan judul, “Gerakan Aksi Protes Mahasiswa
Sumatera Barat dalam Upaya Menurunkan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
66
Lexy Moleong, op., cit. Hlm. 168.
46
Selama proses bimbingan, peneliti berusaha mencari data-data untuk
informan yang terkait dengan judul penelitian. setelah data yang diperoleh dirasa
penguki ke dekanat fakultas. Maka pada tanggal 15 Februari 2016 ditetapkan surat
kepada kesbangpol Kota Padang pada tanggal 19 Mei 2016. Pada hari yang sama
menyiapkan pedoman wawancara. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh
47
sesuai dengan kebutuhan penelitian. peneliti juga menjadi lebih mudah untuk
lampiran V).
2014-2015 di Wisma HMI yang berada di jalan Hang Tuah 158 yang mana dua
hari sebelumnya telah membuat janji via telepon. Tepat pada pukul 16.00
wawancara dimulai dan berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan
dengan obrolan santai dan kemudian peneliti juga menanyakan tentang data-data
aksi yang dilakukan HMI pada tahun 2013-2014 di Kota Padang (lihat lampiran
VI).
dengan baik sehingga sulit untuk menyebutkan dengan rinci baik hasil kajian
secara menyeluruh maupun jumlah peserta aksi. Namun, untuk bukti fisik berupa
catatan aksi HMI secara umum dan kondisi objektif internal HMI dapat dilihat
periode 2013-2014 dan periode 2014-2015. Peneliti pun memohon izin untuk
memperoleh data dari LPJ hingga akhirnya penelitian pun selesai dilakukan
menjelang magrib.
48
Pada hari Rabu tanggal 8 Juni 2016 peneliti melanjutkan wawancara
Anggota HMI Cabang Padang Periode 2014-2015. Peneliti telah membuat janji
satu hari sebelumnya dan telah disepakati wawancara akan dilakukan di HMI
Cabang Padang di jalan Hang Tuah No. 158, Kota Padang. Wawancara dimulai
pukul 20.00 WIB dan berakhir pukul 21.30 WIB (lihat lampiran VII).
Keesokan harinya tepat pada hari Kamis tanggal 9 Juni 2016 peneliti
wawancara langsung dilakakukan mulai pada pukul 14.00 WIB dan berakhir pada
Pada hari Kamis tanggal 9 Juni 2016 peneliti juga melakukan wawancara
dengan Febriki Saputra yang menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Aparatur
terlebih dahulu untuk membuat janji pada siang harinya pukul 11.00 WIB.
informan pada siang hari maka informan menawarkan waktu pada malam hari.
dilaksanakan dimulai pada pukul 21.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB bertempat
di Jalan Raden Shaleh No. 17A, Kota Padang (lihat lampiran IX).
49
Informan triangulasi pertama yang berhasil peneliti wawancarai adalah
belum ditentukan tanggal pastinya. Pada hari kamis tanggal 9 Juni peneliti
keesokan harinya. Maka disepakati wawancara dilakukan pada hari Jumat tanggal
10 Juni 2016 di Kantor Pengacara Miko Kamal di Jalan Sari Anggrek, Pasar
Raya, Padang. Wawancara pun dapat terlaksana dengan yang dimulai pada pukul
10.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB (lihat lampiran X).
Padang Periode 2012-2015. Satu hari sebelum wawancara peneliti telah terlebih
Kota Padang berhubung informan sedang berkegiatan di sana pada hari itu. Maka
sesuai kesepakatan wawancara pun dapat dilaksanakan yang dimulai pada pukul
50
Pada tanggal 19 Juli 2016 peneliti datang ke Sekretariat Unit Kegiatan
Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik Universitas Andalas (UKM PHP UA)
untuk menemui Yudi Fernandes yang merupakan Ketua Umum UKM PHP
waktu itu pukul 13.00 WIB saya dapat bertemu langsung dengan Yudi yang
yang sedang dilakukan sehingga wawancara baru dimulai pada pukul 15.00 WIB
Pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2016 peneliti bertemu dengan Bapak
Universitas Negeri Padang. Setelah sehari sebelumnya telah dibuat janji via telpon
mantan Ketua HMI Cabang Padang Periode 1993-1994 dan mantan Ketua Umum
terhadap perkembangan HMI hari ini. Banyak informasi maupun kritik dan saran
bagi gerakan mahasiswa hari ini terkhususnya HMI Cabang Padang (lihat
lampiran XIII).
Cabang Padang dan merupakan mantan Ketua Umum Badan Koordinasi HMI
Padang. Wawancara dilakukan pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2016 yang
bertepatan dengan acara buka bersama HMI Cabang Se-Sumbar dan KAHMI.
51
Peneliti yang kebetulan juga diundang menyempatkan diri untuk hadir dalam
acara tersebut. Awalnya peneliti hanya ingin membuat janji terlebih dahulu
diwawancarai yang saat itu masih berada di Wisma HMI setelah acara buka
bersama selesai pada pukul 20.00 WIB. Ternyata informan tidak berkeberatan
Wawancara pun dapat dilaksanakan pada hari itu juga yang berakhir pada pukul
Universitas Negeri Padang. Wawancara dilakukan pada hari Senin 4 Juli 2016 di
sudah mencoba untuk bertemu informan dengan datang ke kampus UNP untuk
menanyakan jadwal informan. Akan tetapi beliau sedang berada di Jakarta untuk
menghubungi informan yang ketika itu ternyata telah berada di Padang. Pada
siang harinya peneliti membuat janji dengan informan dan informan pun bersedia
untuk meluangkan waktunya pada malam harinya yang mana wawancara dimulai
pukul 22.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB (lihat ampiran XV).
Total waktu yang dihabiskan oleh peneliti dalam proses pengumpulan data
kurang lebih menghabiskan waktu satu bulan dua puluh satu hari. Terhitung sejak
tanggal 19 Juni 2016 peneliti sudah mulai menghubungi informan satu per satu
52
untuk menanyakan kesedian informan dan untuk menyepakati rencana waktu
penyesuaian waktu antara waktu dan kesempatan yang dimiliki informan dan
secara keseluruhan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan didukung sikap
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. 67 Teknik yang
2013-2014.
kepengurusan.
67
Ibid..hlm. 90.
68
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2009, hlm. 66.
53
Tabel 3.1
Daftar Informan
NO Nama Jabatan
Ketua Bidang
Ikhwan Kemahasiswaan dan
1. Ramadan
Perguruan Tinggi Periode
Siregar
2013-2015
Ketua Bidang Pembinaan
Febriki Aparatur Organisasi
2.
Saputra
Periode 2013-2014
Bidang Pembinaan
Jumfany
3. Anggota Periode 2014-
Ichwal
2015
Sekretaris Umum HMI
4. Rahmad Ramli Cabang Padang 2014-2015
E. Unit Analisis
54
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
69
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat: Edisi Ketiga, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1997, hlm. 129.
70
Moleong menjelaskan bahwa dalam melakukan wawancara seorang peneliti hanya perlu
menyiapkan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan. Sehingga tidak perlu dirumuskan
secara berurutan dalam penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara. Hampir sama
dengan wawancara tak terstruktur. tetapi didalam jenis wawancara ini lebih menyiapkan kerangka
isi penelitian sebelum melakukan wawancara. Tidak seperti wawancara tak terstruktur yang terjadi
secara alami tanpa persiapan yang matang.
71
Moleong, op. cit., hlm.187-188.
55
Kedua, wawancara pembicaraan informal. Hubungan pewawancara
waktu yang cukup panjang sehingga peneliti dapat menggali informasi secara
melakukan kontrol terhadap jawaban informan agar tidak melebar dari fokus
Wawancara).
2. Dokumentasi
56
Bentuk lain dari kualitatif adalah dokumen. Dokumen dapat
populer. Tulisan sendiri yang ditulis oleh informan, dokumen rapat, buku harian,
memo dan lain-lain. Belakangan ini peneliti tertarik dengan dokumentasi, hal ini
ada.72
Peneliti hanya melampirkan hasil evaluasi beberapa bidang organisasi HMI saja
pemberdayaan umat (lihat lampiran XVI). Selain data berupa dokumen ertulis
penelitian yang bersedia untuk diminta foto bersama sebagai bukti telah
macam teknik pengumpulan data dan dari sumber yang telah ada. Proses ini
72
Ibid., hlm. 77.
57
dilakukan dengan triangulasi sumber data. Menurut Beni, triangulasi data
pelbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Pada
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data itu.74 Triangulasi sumber data berusaha untuk
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan
jalan:
73
Ibid., hlm. 78.
74
Ibid., hlm. 331.
58
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
berkaitan.75
Oleh karena itu, untuk menguji teknik keabsahan data dari 5 cara
wawancara dengan orang-orang di luar instansi. Ini dilakukan agar data valid
dan tidak bersifat sepihak saja. Adapun kriteria informan yang menjadi
75
Ibid.
59
Tabel 3.2
Daftar Informan Triangulasi Sumber Data
No Nama Jabatan
1 M Taufik Koordinator Umum Demo BBM Tahun
2014/Presiden BEM KM Universitas
Andalas (Unand) Periode 2013-2014
2 Angelique Ketua Front Mahasiswa Nasional Cabang
Maria Cuaca Padang Periode 2013-2014
3 Yudi Ketua UKM Pengenalan Hukum dan Politik
Fernandes Unand Periode 2013-2014
4 Ranny Emilia Dosen Hubungan Internasional
Unand/Pemerhati gerakan Mahasiswa
5 Eka Vidya Putra Dosen Sosiologi Universitas Negeri
Padang/Pemerhati gerakan Mahasiswa Sumbar
6 Reno Fernandes Ketua Badan Koordinasi (BADKO HMI)
Sumbar Periode 2013-2015
7 Hendra Naldi Ketua HMI Cabang Padang Periode 1993-1994
dan Ketua BADKO HMI Sumbar Periode 1996-
1997
H. Analisis Data
dari catatan lapangan, hasil rekaman, dokumen berupa laporan dengan cara
60
Dalam melakukan interpretasi penelitian ini peneliti terlebih dahulu
merangkum jawaban dari seluruh informan penelitian. Setelah data dirasa sudah
jenuh maka peneliti membuat sebuah kesimpulan sementara dari berdasarkan hasil
1. Bab I Pendahuluan
61
3. Bab III Metode Penelitian
dijelaskan adalah dalam bentuk lembaga atau instansi yang menjadi tujuan
birokrasi yang menjadi tujuan penelitian ini, adapun fokus dari lokasi
di kota Padang.
Bab ini akan menjelaskan hasil temuan data yang diambil selama
6. Bab VI Penutup
62
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
deskripsi secara umum mengenai umum Kota Padang adalah sebagai berikut:
sekaligus ibu kota dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini
(Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota ini memiliki jumlah penduduk
Meskipun memiliki luas total 694,96 km², hampir 70% wilayah Kota
Padang berupa perbukitan dan kawasan hutan lindung. Kota Padang terletak
di pantai barat pulau Sumatera, dengan luas keseluruhan 694,96 km² atau
setara dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatera Barat. Hampir 70% dari luas
Kota Padang berupa perbukitan dan kawasan hutan lindung. Hanya sekitar
77
BPS Kota Padang, Luas Daerah dan Jumlah Penduduk Kota Padang diakses dari
http://padangkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/2, pada tanggal 22 Juni 2016 pukul 22.00
WIB.
63
Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran. Kota Padang memiliki garis pantai
pulau kecil, di antaranya yaitu Pulau Sikuai dengan luas 4,4 ha di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di
Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam
Indonesia) yang masih duduk ditingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun.
umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam. Hal ini tidak
terlepas dari sejarah yang mencatat bahwa umat islam merupakan bangsa jajahan
imperialis yang membawa umat islam larut dalam ketertinggalan berbagai macam
bidang, termasuk dalam hal pemahaman dan pengamalan ajaran islam itu sendiri.
ideologi komunis dan ideologi liberal yang sama-sama tidak bisa diadopsi secara
78
Ibid.
64
mutlak oleh bangsa indonesia. Keempat, Kondisi mahasiswa, khususnya
mahasiswa islam yang belum memiliki organisasi sebagai wadah perjuangan pada
saat itu.79
pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah tafsir. Ketika itu
hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947,
lainnya, yaitu:
79
Agussalim Sitompul, HMI Mengayuh diantara Cita dan Kritik, Surabaya: Bina Ilmu,
1999,dikutip dalam Yogi Prima Danu, Gerakan Sosial Politik Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Padang Pada Saat Reformasi Indonesia Tahun 1998, Padang, 2012, Skripsi FISIP-UNAND, hlm.
63-64.
80
Pengurus Besar HMI, Hasil-Hasil Kongres HMI ke XXVII, Jakarta: PB HMI, 2010, dikutip
dalam Yogi Prima Danu, Gerakan Sosial Politik Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang Pada
Saat Reformasi Indonesia Tahun 1998, Padang, 2012, Skripsi FISIP-UNAND, hlm. 64-65.
65
1. Fase Pengokohan (5 Februari 1947-30 November 1947)
Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap
kelahiran HMI barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk
menjawab berbagai reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, yang
terabaikan. Namun hal itu dilakukan secara sadar, karena itu semua untuk
81
Ibid., hlm. 65.
82
Ibid., hlm. 65.
66
merealisir tujuan dari HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas Agama
masalah besar sepanjang masa. Bulan Juli 1951 PB HMI dipindahkan dari
Yogyakarta ke Jakarta.83
4. Fase Tantangan
Masyumi dan GPII, PKI menganggap HMI adalah kekuatan ketiga umat
usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata
siapa yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30
67
Usaha-usaha itu tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari’ie
akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat umum dilaksanakan
yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang
keamanan sehingga tidak tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban.
konsekuen (meski hal ini perlu kajian lagi lebih mendalam), maka sejak
85
Ibid., hlm. 67-68.
68
(Repelita). HMI pun sesuai dengn 5 aspek pemikirannya turut pula
telah tampak apda tahun 1968. Namun klimaksnya memang terjadi pada
(ketua umum PB HMI saat itu) menyampaikan ide masalah integritas umat.
8. Fase Reformasi
pidatonya pada Dies Natalies HMI Ke 51 di Graha Insan Cita Depok tanggal
69
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, tegakkan supremasi hukum dan HAM,
serta Cabut Dwifungsi ABRI seruan ini menjadi gerakan massal bagi segenap
kota Padang HMI telah ada semenjak era 1950an, salah satu tokoh HMI yang
terkemuka pada waktu itu adalah Almarhum dr. Saidal Bahaudin (mantan
DR. Murni Jamal. HMI pada umumnya, baik secara organisasi maupun
Cabang Padang.89
Jafrinur, HMI Cabang Padang menjadi tuan rumah Kongres HMI ke XVI.
Kongres ini merupakan salah satu kongres paling fenomenal, karena HMI
memutuskan untuk menerima azaz tunggal Pancasila (UU No. 1 tahun 1985)
88
Ibid., hlm. 69.
89
Fajar Rusvan, Konsistensi Anak Zaman, Jakarta: Citra Pendidikan, 2007, dikutip dalam As’ad
Albatroy Jalius, Peran Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang dalam Gerakan Reformasi
Tahun 1998 Di Kota Padang, Padang, 2013, SKRIPSI FISIP-UNAND, hlm. 49.
70
dan mengganti Nilai-nilai Dasar Perjuangan dengn Nilai-Nilai identitas
yang dimotori oleh Egi Sudjana, MS. Ka’ban dan menyatakan diri nereka
kelompok yang menerima hasil kongres identik dengan sebutan HMI DIPO
Pusat).90
Indonesia. HMI yang saat itu dipimpin oleh Anas Urbaningrum dan kawan-
HMI, karena setiap elemen yang ada ditubuh HMI terlibat dalam reformasi
1998. Puncaknya pada konggres HMI Ke XXI di Jambi tahun 1999, HMI
Dasar Perjuangan sebagai rumusan ideologis. Tidak hanya pada tataran pusat
(Pengurus Besar), segenap kader HMI yang ada di daerah-daerah juga turut
berupaya dalam gerakan reformasi saat itu sebagai wujud kepedulian terhadap
90
Ibid., hlm 49.
91
Ibid., hlm. 50.
71
Di kota Padang, HMI Cabang Padang merupakan organisasi
lembaga senat kemahasiswaan kota padang pada saat itu, seperti Sarli
Mubarak (Ketua Senat Mahasiswa Unand 1998), Nuzran Joher (Ketua Senat
Mahasiswa IAIN IB- Padang), Ahmad Khairudin (Ketua Senat UBH), Yul
Rahnat (Ketua Senat ITP), dan lain sebagainya. Para pimpinan lembaga intra
92
Eka Vidya Putra, Gerakan Mahasiswa dan Otoritarianisme Negara: Sketsa Gerakan Mahasiswa
Sumatera Barat, Jakarta: Citra Pendidikan, 2003, dikutip dalam As’ad Albatroy Jalius, Peran
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang dalam Gerakan Reformasi Tahun 1998 Di Kota
Padang, Padang, 2013, SKRIPSI FISIP-UNAND, hlm. 50-51.
72
Sastra UNP, IP-MIPA UNP, Proklamator UBH, STKIP PGRI, UPI YPTK,
macam kegiatan, seperti diskusi panel, seminar, bedah buku, bakti sosial,
minya pada bulan Maret 2012 beberapa waktu yang lalu. Secara internal
Cabang Padang dalam bentuk latihan formal (Latihan kader 1/basic training),
93
Pengurus HMI Cabang Padang, Laporan Pertanggungjawaban Pengurus HMI Cabang Padang
Periode 2014-2015, Padang: Sekretariat HMI Cabang Padang, 2015, hlm. 51.
73
Padang beralamat di Wisma HMI/KAHMI Jalan Hang Tuah No. 158
Padang.94
Tabel 4.1
Struktur kepengurusan HMI Cabang Padang Periode 2013-2014
No Nama Jabatan
1 Eka Novriadi Ketua Umum (PJS)
2 Zainal Fadhli Sekretaris Umum
3 Eka Novriadi Ketua Bidang Pemberdayaan Anggota
(PA)
4 Yan Rifki Wasekum PA
5 Ferdi Aswindo Departemen PA
6 Mara Prandes Ketua Bidang Pemberdayaan Aparatur
Organisasi (PAO)
7 Husni Setiawan Wasekum PAO
8 Bilfahmi Putra Departemen PAO
9 Mega Mutia Elza Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan
Daerah (PPD) Non aktif
10 Madri Nasution Wasekum PPD
11 Ikhlasia Amal Departemen PPD (Non Aktif)
12 Arif Hartoyo Bendahara Umum
13 Septi Safrianti Wakil Bendahara Umum I
14 Martika Rahma S Wakil Bendahara Umum II
15 Ikhwan Ramadan Siregar Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP)
16 Rizal Affandi Ketua Umum Badan Pengelola Latihan
(BPL)
17 M Alfajri Sekeretaris Umum BPL
Sumber: LPJ HMI Cabang Padang Periode 2013-2014, data dioleh oleh peneliti
94
Ibid., hlm. 52.
74
BAB V
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bagian temuan dan analisis data ini peneliti menjabarkan faktor-faktor
peserta gerakan.
dalam sistem politik dan pemerintahan bangsa Indonesia. Mulai dari peraturan
kehendak rakyat.
75
otonomi daerah yang seluas-luasnya, tegakkan supremasi hukum, dan ciptakan
Umum. Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu hak asasi
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang, "
Universal Hak-Hak Asasi Manusia yang berbunyi : "Setiap orang berhak atas
pendapat dengan cara apapun juga dan dengan tidak memandang batas-batas."
undang Nomor 9 Tahun 1998 tersebut tertuang dalam pasal 1 ayat 1 yang
untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas
yang berlaku.96
95
Mawardah Nur Hanifiyah,Peringati Turunnya Soeharto, Ada Demo Ingatkan 6 Tuntutan,
Tempo.co Edisi Sabtu, 26 Mei 2016, diakses dari http://m.tempo.co/read/news/peringati;turunnya-
soeharto-ada-demo-ingatkan-6-tuntutan, pada tanggal 26 Juni 2016 Pukul 18.30 WIB.
96
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
76
Dengan berlakunya undang-undang tersebut dapat menjamin aspirasi
untuk terlibat aktif dalam mengawal setiap kebijakan pemerintah. Selain undang-
pemerintah. Hal itu sangat berguna dalam mewujdukan sistem pemerintahan yang
dalam Pasal 2 ayat 1: Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap pengguna informasi publik dan Pasal 3 poin a dan b Undang-Undang
ini bertujuan untuk: a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana
lahirnya gerakan sosial. Dalam gerakan sosial, untuk meneliti kondisi-kondisi atau
mekanisme situasi adalah bahwa berhasil atau tidaknya aktivis gerakan dalam
pengaruh adalah sangat tergantung pada konteks sosial politik. Dalam hal ini
97
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
Publik
77
sebagai struktur kesempatan politik (political opportunity structure) yang
politik: (1) keterbukaan atau ketertutupan relatif dari sistem politik yang formal
dan terlembagakan; (2) stabilitas atau instabilitas aliansi kelompok elite yang
secara tipikal mencirikan sebuah komunitas politik; (3) ada atau tidak-adanya
sekutu di tingkat elite; dan (4) kemampuan aparat-aparat negara untuk melakukan
Cabang Padang.
mahasiswa, maka suara protes mahasiswa seakan tertelan oleh hingar bingar
98
Ibid.
99
Quintan Wiktorowics, Aktivisme Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, Yayasan Abad
Indonesia, Jakarta, 2012, hlm. 14.
100
Andik Matulessy, op.,cit, hlm 1-2.
78
Perubahan sistem politik pasca 1998 yang terbuka dan demokratis
penurunan. Perubahan ini pun juga disadari dan dirasakan oleh beberapa
tersebut:
Jumfany Ichwal:
101
Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:
Adili Soeharto dan kroni-kroninya, Laksanakan amandemen UUD 1945, Hapuskan Dwi Fungsi
ABRI, Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, Tegakkan supremasi hukum, dan
Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.
102
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
103
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
79
Pernyataan di atas juga didukung oleh Febriki Saputra yang menilai
gerakan mahasiswa:
Kebijakan politik hari ini terbuka dan memberi ruang gerakan dan
partisipasi mahasiswa di dalamnya. Tetapi dalam sistem politik hari
ini dalam hal kreatifitas kreatifitas mahasiswa tidak ada hal-hal yang
membuat mahasiswa untuk berpikir lebih visioner kedepannya karena
kawan-kawan sudah banyak hilang patron.104
Terbukanya kesempatan politik hari ini bagi lahirnya gerakan
menyatakan:
Sistem politik hari ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk lebih
aktif, kritis, dan kreatif dalam gerakannya. Kebebasan media massa
hari ini juga berpengaruh besar dalam penggiringan opini publik yang
seringkali memutar balikkan fakta yang lebih sering melindungi
kepentingan penguasa. Maka mahasiswa hari ini harus mampu
mengisi ruang publik melalui media yang ada dan jangan sampai
tergiring opini yang justeru tidak konstruktif.105
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan beberapa aktifis HMI Cabang
Padang di atas bahwa perubahan sistem politik hari ini telah memberikan
celah atau kesempatan politik yang begitu besar bagi partisipasi mahasiswa
disampaikan oleh aktifis HMI tersebut juga dibenarkan oleh beberapa aktifis
mahasiswa lainnya yang juga terlibat aktif dalam gerakan mahasiswa di kota
104
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
105
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
80
Padang. Pernyataan pertama disampaikan oleh Yudi Fernandes yang
menyebutkan:
Kalau kita bicara sistem politik, saya rasa sudah memberikan ruang
yang besar bagi gerakan mahasiswa. Tidak ada persoalan semacam
pembatasan jadi kesempatan sudah ada tinggal seberapa besar
mahasiswa mampu memanfaatkan ruang tersebut. Kalau berbicara
kapasitas ada kecenderungan justeru semakin hari semakin tidak siap
kita. Karena banyak faktor mulai dari faktor ruang publik yang tidak
bisa kita manfaatkan secara baik untuk berdiskusi dan semacamnya
kemudian kita terlalu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang
bersifat justeru mematikan nalar. Kemudian pengaruh teknologi, kita
tidak siap menghadapi arus teknologi sehingga terjebak dan tidak
memanfaatkan teknologi sebagai alat pergerakan. Kalau untuk akses
informasi tentu jauh lebih luas terhadap bahan-bahan literatur tapi
bagaimana organisasi memanfaatkan literatur, memanfaatkan
informasi itu yang justeru tambah berkurang.106
Aktifis mahasiswa lainnya juga menilai bahwa perubahan sistem
di kota padang namun kian hari kualitas gerakan itu terasa semakin menurun
106
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
107
Wawancara dengan Angelique Maria Cuaca (Ketua Front Mahasiswa Nasional Cabang
Padang) di Monumen Gempa, Kota Padang, pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
81
Pendapat di atas juga diperkuat oleh Muhammad Taufik yang menilai
yang begitu fundamental akan tetapi tidak mampu diimbangi dengan gerakan
HMI lainnya. Alumni HMI juga menilai pengaruh perubahan sistem politik,
tiap daerah. Hal ini dipaparkan oleh Reno Fernandes yang menyatakan:
108
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
82
Otonomi daerah juga mempengaruhi kalau menurut saya. Artinya
ketika kita berbicara otonomi daerah itu sipengambil keputusan tidak
serta merta dipusat lagi. Isu didaerah juga banyak sehingga untuk
menyatukan gerakan mahasiswa yang benar-benar isu yang kuat atau
sesuatu yang perlu dikritisi tidak ada sehingga gerakan mahasiswa itu
tidak terlihat besar. Contohnya ketika 1998 ada isu bersama yaitu
pemerintahan yang otoriter. Kalau kini apa kebijakan yang otoriter.
Ketika di pusat dijalankan otoriter di daerahpun diatur Perda. Ternyata
di daerah A Bupatinya otoriter di daerah B Bupatinya Humanis
sehingga tidak ada isu bersama isupun terpecah-pecah dan itupun
yang membuat gerakan mahasiswa bukan tidak ada tapi sunyi tidak
terdengar gemanya. Di mana-mana ada gerakan tetapi tidak
terkonsentrasi dan sunyi.109
Hal senada juga diungkapkan oleh alumni HMI Cabang Padang
lainnya, Hendra Naldi yang menilai bahwa sistem politik hari ini telah
berperan dengan aksi nyata. Artinya secara sistem politik sudah sangat
yang fundamental bagi gerakan mahasiswa. Sistem politik yang lebih terbuka
109
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
110
Wawancara dengan Hendra Naldi (Dosen Sejarah UNP/Mantan Ketua Badan Koordinasi HMI
Sumbar Periode 1996-1997) Di Kantor WD III FIS UNP, Padang, pada tanggal 25 Juni 2016
pukul 13.00 WIB.
83
yang seharusnya menjadi kesempatan politik bagi mahasiswa untuk lebih
Vidya Putra yang menilai secara sistem politik sudah sangat mendukung
berikut ini:
Perubahan itu ialah sistem yang lebih terbuka. Dulu sentalistik otoriter
sekarang desentralisasi demokrasi. Jadi mahasiswa hari ini sedang
mencari posisi. Posisi di antara perubahan yang terjadi
dilingkungannya. Ketika sedang mencari posisi di internal mahasiswa
sendiri punya masalah. Masalahnya yaitu beban sejarahnya tadi itu
sebagai agent of change dan lain-lainnya itu. Jadi tetap juga ingin
tampil heroik tapi pada saat yang sama kondisi lingkungan
menyulitkan mahasiswa kesulitan mencari posisi itu. Masuk ke dalam
pendalaman demokrasi maka perlu isu-isu yang lebih fokus. Untuk
fokus sampai kesana itu juga butuh kemampuan membuat kajian
111
Wawancara dengan Ranny Emilia via email, pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 13.30 WIB.
84
ilmiah, butuh data, butuh langkah-langkah apa yang dilakukan, tidak
bisa angkat tangan tanpa dasar retorika.112
Dengan kondisi pemerintahan yang terdesentralisasi menyebakan
mahasiswa juga menjadi terbagi antara isu yang bersifat nasional dan daerah
otonom tempat mereka berasal. Maka dari itu perhatian mahasiswa tidak
berikut:
dengan otonomi daerah yang makin kental pada dirinya, pemerintah daerah
112
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
113
Haryanto, Otonomi daerah dan Perubahan Sosial, dikutip dalam Abdul Gaffar Karim (Ed),
Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah Di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm.
324-325.
85
2. Mahasiswa dan Elit Politik
mahasiswa yang berafilisiasi dengan partai politik tertentu. Hal ini tentu
organisasi yang dekat kepada elit politik tertentu tentu akan memperoleh
ini:
86
kawan-kawan mahasiswa untuk mengadvokasi isu-isu sosial.
Contohnya seperti ini, pada hari ini pemerintah dipimpin oleh
jokowi, maka kawan-kawan GMNI secara struktural tentu lebih
dekat dengan pemerintahan kali ini.. Sehingga untuk mengadvokasi
persoalan-persoalan seperti itu kadang kita susah untuk
mengajaknya tapi lebih tepat juga kawan-kawan mahasiswa yang
lebih independen seperti BEM, Hima dan lain sebagainya itu tidak
ada persoalan itu saya pikir. Contoh seperti kota padang yang
dipimpin oleh Irwan Prayitno dan Mahyeldi dari PKS, cobalah
kawan-kawan forum mau tidak menentang kebijakan yang
dikeluarkan Irwan Prayitno dan Mahyeldi. Seharusnya kawan-
kawan yang independen tanpa underbouw partai politik bisa untuk
mengadvokasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan
dengan kepentingan masyarakat. Dan itu menjadi persoalan juga
bagi kawan-kawamn mahasiswa untuk melakukan konsolidasi.
Cipayung ada lima: HMI, PMI (PKB), GMNI (PKB), Forum
(PKS).114
KAMMI agar dapat menjadi pilar gerakan mahasiswa namun juga menjadi
114
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
115
Wawancara dengan Febriki Saputra (Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI Cabang
Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A, Padang, pada
tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
87
Angelique berpandangan bahwa selama ini tidak begitu jelas hitam
berikut:
jelas dan tegas sikapnya menjadi tokoh yang dapat menjadi referensi. Hal
88
Itu tidak terlepas dari struktur negara kita, pemimpin-pemimpin
kita yang hari ini tidak dianggap sebagai reference (tokoh). Yang
hari ini tidak dianggap sebagai seorang negarawan. Krisis
kepercayaan sebetulnya yang terjadi hari ini, hampir ketika Amin
Rais bicara kita tidak percaya, ketika Gus Dur bicara kita tidak
percaya, atau ketika Prabowo berbicara belum tentu kita percaya,
Fadli Zon, Ade Komarudin, bahkan ketika Presiden pun bicara
tidak dianggap sebagai sesuatu yang menjadi referensi orang tidak
dianggap sebagai sebuah kebijakan karena itu bisa berubah sesuai
opini masyarakat. Tidak ada yang bisa dipegang, tidak ada yang
bisa dipercaya.118
Kedekatan lembaga mahasiswa dengan elit politik tertentu dapat
partai dan tidak mandiri. Hal itu diungkapkan oleh Ranny sebagai berikut:
politik yang menjadi figur sentral dan konsisten akan sikap politiknya.
Perbedaannya ialah pada hari ini sulit menemukan sosok tokoh sentral
sedangkan di tahun 1998 begitu jelas sikap politik tokoh politik sehingga
89
oleh Eros Djarot, elit politik PDIP, penentang pemerintahan B.J. Habibie
konsesi politik dengan elit-elit politik. Oleh karena itu tidak adanya tokoh-
120
Hasibuan, Muhammad Umar Syadat. 2010. Gerakan Politik Mahasiswa Studi Kasus Polarisasi
Gerakan Mahasiswa Pada Masa Pemerintahan BJ Habibi dan Abdurrahman Wahid. Disertasi
FISIP Universitas Indonesia. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/detail?id=13205&lokasi=lokal pada
tanggal 26 Oktober 2016 Pukul 15.30 WIB, hlm. 33.
121
Ibid., hlm. 241-242.
90
moral dan agen perubahan. Hal itu tentu akan dapat diwujudkan dengan
mahasiswa tidak melekat pada satu figur, tetapi melekat pada nilai dan
sosial kontrol, mahasiswa tidak akan pandang bulu. Siapa pun penguasa
Padang
negara yang anti kritik sehingga protes besar-besaran yang terjadi kemudian
Zaenuddin HM, Prospek Gerakan Oposisi: Dalam Era Pemerintahan Gus Dur dan Megawati,
122
91
Pascareformasi dengan sistem politik yang demokratis bangsa ini
luapan kekesalan rakyat dapat tersampaikan sedikit demi sedikit. Meski saat
ini negara tidak dalam kondisi yang krisis secara ekonomi, sosial, politik
seperti pada tahun 1998 namun gejolak politik tetap ada. Hal tersebut
merumuskan gerakan nyata seperti apa yang harus dilakukan itulah yang
belum terwujud:
92
Ikhwan juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa dalam sistem
ataupun terwujud secara nyata. Secara sistem politik memang lebih stabil
namun masih banyak yang harus dibemahai dan dikritisi maka disitulah peran
Pemerintahan yang hari ini yang terlihat stabil sebetulnya tidak juga
dikarenakan banyak permasalahan-permasalahan yang butuh upaya
keras mahasiswa di dalamnya. Hanya saja pemerintahan hari ini
pandai memainkan isu politik agar masyarakat tidak bergejolak
sedangkan mahasiswa lemah secara kajian isu sehingga tidak mampu
mengimbangi ataupun menyerang balik isu-isu yang terkadang
bersifat politis.126
125
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
126
Wawancara dengan Febriki Saputra (Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI Cabang
Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A, Padang, pada
tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
93
Senada dengan pernyataan Febriki di atas M Taufik menilai dalam
sistem politik hari ini sebetulnya dituntut juga peran mahasiswa dalam sistem
untuk bergerak semakin menurun padahal tantangan hari ini semakin berat.
ini memang cukup stabil namun bukan berarti tidak adanya gejolak politik.
Akan tetapi peran mahasiswa itulah yang tidak begitu terlihat sebagaimana
127
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
94
Kalau gejolak politik memang tidak seperti 1998 atau awal reformasi
atau menjelang kerusuhan orde baru tapi justeru persoalan ada mulai
dari isu-isu seperti persoalan lingkungan, persoalan pendidikan,
persoalan ekonomi, kesenjangan sosial, seluruh persoalan itu hampir
masih sama cuma perbedaannya sebelum reformasi ada rezim yang
membatasi ruang berdemokrasi, terjadi pembatasan. nah yang saya
lihat setelah ruang yang ketika orde baru itu dibatasi dalam ketika
orde reformasi dibukakan kita seperti gagap sendiri memanfaatkan
ruang itu. Jadi persoalannya bukan karena tidak ada isu atau tidak ada
gejolak politik.128
muncul semakin banyak dan kompleks. Tinggal bagaimana peran dan strategi
Terkait dengan kondisi politik hari ini, Reno menilai memang belum
pada tahap yang kritis disertai dengan kebebasan berekspresi yang semakin
terbuka. Hari ini bukan tanpa masalah namun banyak saluran hiburan yang
128
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
95
membuat orang dapat lari dari masalah. Hal ini sebagaimana pernyataan Reno
berikut:
129
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
130
Wawancara dengan Hendra Naldi (Dosen Sejarah UNP/Mantan Ketua Badan Koordinasi HMI
Sumbar Periode 1996-1997) Di Kantor WD III FIS UNP, Padang, pada tanggal 25 Juni 2016
pukul 13.00 WIB.
96
Terkait stabilitas politik hari ini, Eka juga memperkuat bahwa dalam
sistem politik yang demokratis hari ini masih ada persoalan-persoalan yang
harus dibenahi. Hanya saja peran seperti apa yang seharusnya dapat dilakukan
Hari ini sebetulnya format besarnya sudah jelas kita tidak lagi otoriter
tetapi demokrasi, tidak lagi sentralistik tetapi terdesentralisasi dengan
kondisi politik yang lebih stabil tetapi pernak-pernik di dalamnya
memang masih tambal sulam. Ketika telah masuk ke pendalaman
demokrasi butuh isu yang fokus dengan kajian mendalam sedangkan
mahasiswa hari ini berada pada sistem pemerintahan yang
terdesentralisasi menjadi gagu, bingung mengambil posisi apa, apa
yang mesti dilakukan, apa yang mau di demo.131
Berdasarkan keterangan wawancara di atas terlihat bahwa sistem
politik yang sedang berjalan memang dirasakan cukup stabil walaupun masih
97
rakyat di daerah belum memiliki kemampuan untuk memahami bahwa
distribusi kekuasaan merupakan kesempatan untuk membangun
daerah. Sebaliknya, distribusi kekuasaan yang ada di daerah justru
melahirkan semangat korup yang sudah mengakar dalam kehidupan
masyarakat.132
tahap deraja tpelembagaan cukup tinggi dan rendah. Dalam batasan kualitas
hanya untuk aristokrasi tradisional dan elit birokrat; pada tingkat menengah,
kelompok kelas menengah telah memasuki arena politik; sedang pada jenjang
prakarsa dan terjun langsung dalam kancah politik. Di negara maju, sistem
politik dengan ratio pelembagaan politik dan partisipasi yang cukup tinggi
polities).133
sebagai kelas menengah terlihat masih rendah dalam hal intensitas dan
132 Endang Komara, (2015), Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi, Social Science Education
Journal Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK, diakses pada tanggal 15
Oktober 2016 pukul 11.00 WIB.
133
Samuel P. Huntington, Tertib Politik: Di Tengah Pergeseran Kepentingan Massa, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 91-93.
98
Indonesia. Apabila peranserta politik mahasiswa meningkat, tentu akan
sosial yang ada. Sehingga mahasiswa menjadi lemah secara kognisi dan
kampus yang melakukan larangan untuk berunjuk rasa. Dengan kata lain
dilakukan beberapa kali pada masa pemerintahan orde baru setelah demo
99
menyebabkan mahasiswa menjadi sibuk dengan perkuliahan dan lebih
disampaikan oleh Rahmad Ramli yang menilai sistem pendidikan secara tidak
terhadap lemahnya kapasitas kognisi dan daya kritis mahasiswa terhadap isu-
pernyataannya berikut:
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
135
100
partisipasi mahasiswa dalam gerakan yang dilakukan HMI dikarenakan
yang menilai sistem pendidikan telah mengubah orientasi dan pola pikir
sosial disekitarnya:
atas, Ikhwan juga menyebutkan bahwa tantangan yang dihadapai HMI hari ini
136
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
137
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
101
adalah kondisi mahasiswa yang pragmatis disebabkan pengaruh sistem
kampus:
berorganisasi. Hal tersebut tidak hanya diamati oleh HMI terhadap kader-
102
Masalah pertama itu, pasca 1998 itu diwarnai semakin terkekangnya
kebebasan berpendapat dan berbicara mahasiswa seperti berbagai
macam kebijakan mulai sistem SKS, adanya jam malam, kemudian
wajib tamat sekian tahun itukan yang akhirnya membuat minat-minat
mahasiswa untuk berorganisasi itu minim. Tantangan mahasiswa hari
ini jauh lebih berat dibandingkan masa reformasi dulu. Kita
dihadapkan dengan budaya hedon yang semakin meluas. Kita
dihadapkan dengan berbagai macam aturan di perkuliahan akhirnya
mengekang kebebasan mahasiswa dengan berbagai macam pelarangan
ada pelarangan tidak boleh demo. Hal sederhana saja dilarang
misalnya mengenai baju, itukan hal-hal kecil yang membuat
mahasiswa pelan-pelan menjadi patuh.140
Pengaruh sistem pendidikan terhadap lemahnya sikap kritis
mahasiswa terhadap persoalan sosial politik hari ini juga dirasakan oleh
Hal tersebut di atas juga didukung oleh Ranny Emilia yang menilai
103
Peninggalan mahasiswa dalam bentuk runtuhnya sebuah rejim telah
dilihat sebagai ancaman atau menimbulkan rasa tidak aman pada
pemerintah-pemerintah negara. Pengaruh ini menjadi salah satu yang
hendak dihapuskan oleh kekuatan neoliberal, dengan perangkat
kebijakan, peraturan, dan pedoman akademik yang dapat menukar
orientasi mahasiswa dan menghapuskan militansi mereka. Masih ingat
program enterprenuership yang marak di kampus-kampus? Apalagi
kalau bukan untuk membuat mahasiswa bangga dengan kemampuan
menghasilkan dan mendatangkan keuntungan uang dari usaha-usaha
mereka. Hampir tidak ada universitas saat ini yang tidak memakai
ide-idenya dalam menetapkan pengembangan program maupun
kurikulum.142
yang begitu besar dalam sistem pendidikan yang telah membuat mahasiswa
gerakan. Pendapat ini didukung oleh Dyke dengan menyatakan bahwa “suatu
142
Wawancara dengan Ranny Emilia via email, pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 13.30 WIB.
143
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
104
pelembagaan relatif terbuka terhadap mereka. Sebaliknya, semakin tertutup
suatu sistem politik, maka semakin kecil kesempatan yang ada bagi
antara isu-isu yang bersifat nasional dan isu-isu yang bersifat sektoral
menciptakan perasan yang sama antar daerah. Akan tetapi untuk isu-isu yang
144
Muhtadi, op.cit., hlm. 92-94.
105
bersifat sektoral kedaerahan meskipun didukung kesempatan politik yang
terbuka HMI Cabang Padang juga belum menunjukkan visi bersama yang
utamanya bukan lagi dikarenakan tidak adanya persoalan bangsa hari ini
yang tepat untuk mengambil peran seperti apa dalam perubahan sistem politik
kota Padang
aksi kolektif”. Ketika kapasistas organisasi dan jejaring yang memadai tidak
106
penting bagi para aktivis, dalam rangka menyediakan infrastruktur pendukung
ada tiga aspek infrastruktur yang sangat penting: jejaring komunikasi dan
pemimpin atau tokoh gerakan, dan basis keanggotaan. Studi tentang alat-alat
145
Muhtadi, op.cit., hlm. 22.
146
Situmorang, op. cit., hlm. 38.
107
Kedua, jejaring komunikasi merupakan wadah yang digunakan oleh
luas. Selain memanfaatkan relasi basis keanggoataan yang bersifat formal dan
komunikasi berupa televisi, radio, pamflet, buku-buku, video, kaset dst. 147
internal HMI yang berpengaruh besar dalam peran HMI Cabang Padang dalam
147
Muhtadi., Ibid.
148
Muhtadi., Ibid.
108
organisasi-organisasi yang berbeda dalam gerakan tersebut. Sedangkan dilihat
mobilisasi sumber daya. Dalam hal ini pengamatan lebih berfokus pada kondisi
kepemimpinan:
sendiri yaitu adanya beberapa pengurus hingga akhir masa jabatan yang tidak
dalam proses pengkaderan (Lihat Lampiran XVI, LPJ HMI Cabang Padang
109
Tahun 2013-2014, Bidang Pembinaan Anggota, Hlm. 17). Hal ini memang
terutama dari segi kuantitas kader. Ini semua disebabkan faktor (Lihat
ekstra.
2. Kurangnya arahan dan bimbingan dari para senior yang ada di komisariat.
Alasan kenapa gerakan mahasiswa hari ini meredup, baik yang terjadi
di OKP lain maupun internal HMI sendiri, dikarenakan kawan-kawan
110
mahasiswa sibuk dengan persoalan internalnya sendiri, termasuk HMI
salah satunya, karena tidak bisa saya pungkiri, HMI sibuk dengan
permasalahan-permasalahan internal sehingga lupa dengan isu-isu
sosial yang seharusnya itu menjadi tujuan utama oleh kawan-kawan
HMI untuk memperjuangkan Tujuannya. Kalau secara internal kawan-
kawan HMI mendukung gerakan yang dilakukan HMI secara moral,
namun secara prakteknya berbeda. Sewaktu teklap banyak yang hadir
namun ketika di lapangan tidak sebanyak yang kita inginkan padahal
kawan-kawan itu mendukung tindakan yang dilakukan. Cuma
dukungan secara tindakan tidak terlalu banyak karena persoalan-
persoalan politik perlu kehati-hatian.149
Aktivis HMI lainnya menyebutkan bahwa memang kurang terjalinnya
komunikasi yang baik antar kampus yang menjadi basis keanggotaan HMI.
Hal ini disadari dapat menghambat dalam hal proses koordinasi sebagaimana
terkendala karena jumlah sumber daya hal ini seharusnya tidak terjadi, baik
itu pelaksana, peserta dan pihak yang akan terlibat di dalamnya. Hal ini
bahkan sampai ribuan orang dari berbagai organisasi yang ada diperguruan
149
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
150
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
111
tinggi (Lihat Lampiran XVII LPJ HMI Cabang Padang Periode 2014-2015,
terlihat dalam aksi-aksi menolak kenaikan harga BBM pada tahun 2013 dan
2014. Gambaran aksi demo BBM pada tahun 2013 dapat terlihat dari jumlah
112
Gambar 5.1
HMI dalam Gerakan Mahasiswa Sumbar Tolak Kenaikan Harga BBM Tahun
2013
rendahnya aksi nyata yang dilakukan aktifis HMI tidak berbanding lurus
berikut:
113
seringkali terdapat perbedaan pandangan dalam menyikapi isu-isu
sosial yang ada.153
Sedangkan dalam aksi demo BBM pada tahun 2014 yang juga
dibandingkan dengan aksi tahun 2013. Hal itu sebagaimana terlihat dalam aksi
153
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
154
Husni Afriadi, Ratusan Mahasiswa Sumbar Demo Tolak Kenaikan BBM, diakses dari
http://www.covesia.com/berita/776/ratusan-mahasiswa-sumbar-demo-tolak-kenaikan-bbm.html,
Edisi 12 Nopember 2014 pukul 13.42 WIB, dikutip pada tanggal 15 september 2016 pukul 15.55
WIB
114
Gambar 5.2
Aksi HMI dalam Aliansi Mahasiswa Sumbar di depan gedung DPRD
Sumbar tahun 2014
Setelah LK I apa yang akan dilakukan kader HMI, dari seratus orang
kader HMI paling hanya sedikit aktif. Proses kaderisasi di masing-
115
masing lembaga. Sebetulnya HMI mampu untuk mengajak mahasiswa
untuk bergerak karena kader-kadernya banyak di dalam kampus.
Silahkan bergerak tetapi jelas batasan organisasi yaitu sebagai alat
perjuangan, alat gerakan bukan absolut dan simbol. Hambatannya
karena rasa tanggung jawab untuk menjalankan organisasi yang masih
kurang sehingga ada tanggung jawab diselesaikan hanya sebagai
pelepas tanya saja. Itu yang cenderung banyak terjadi, tidak bergerak
karena kebutuhan untuk bergerak tapi karena keterpaksaan sehingga
berpengaruh terhadap kualitas gerakan. Permasalahan eksternal itu
yang paling dirasakan di organisasi mahasiswanya. Di kawan-kawan
OKP itu sekarang timbul rasa kecurigaan yang tinggi itu kemudian
yang menyulitkan untuk kita berkumpul, duduk bareng dan membahas
suatu isu. Dia dibeking siapa, membawa kepentingan apa dan itu
seringkali terjadi disetiap pertemuan-pertemuan mahasiswa dan itu
yang menjadi problem besarnya. Karena bagaimanapun pemerintah
pemerintah akan terus represif tapi kemudian bagaimana melawan
represifitas itu sendiri ketika OKP satu dengan yang lainnya tidak
mengalami keterbukaan dan tidak ada satu pandangan.155
Senada dengan apa yang disampaikan Yudi, M Taufik juga menyoroti
155
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
116
harus mengelola organisasi dengan serius apalagi kita mengelola
wadah-wadah publik yang siapa saja bisa berhimpun di sini. Kawan-
kawan yang ada di organisasi harusnya sudah menyadari hal ini
dengan baik. Mungkin ya kalau perlu senior-senior turun tangan untuk
membangkitkan kembali jiwa, ruh adik-adik untuk terus berjuang
menyadarkan mereka betapa kemelut negara dan pemerintahan daerah
harus dikawal ya yang penting bagaimana organisasi ini kembali
ketujuan dasar pembentukannya. Kalau HMI, mengapa HMI harus ada
dulunya, kalau BEM kenapa harus ada dulunya kalu tidak ya sama-
sama kita bubarkan saja kalau tidak berada pada jalur dan koridornya
kembali.156
Mantan Ketua Umum HMI Cabang Padang tahun 1993 pun menilai
adanya perubahan orientasi gerakan HMI yang lebih pragmatis ditambah juga
lemah dalam hal keilmuan, dan kurangnya baiknya komunikasi baik dalam
Pertama, HMI hari ini merupakan HMI Politik bukan HMI dalam
pergerakan politik, yang terjadi adanya sekat kedaerahan dan
universitas. HMI Politik menjadikan HMI ingin mencapai mencapai
tujuan politik sehingga minat kader-kader HMI terhadap hal-hal yang
bersifat keilmuan berkurang. Kedua, ada yang masuk HMI, GMNI
tetapi tidak millitan lebih banyak yang fanatik dan ada juga yang tidak
tahu apa-apa sehingga dengan kognisi yang lemah tidak mungkin
memiliki kepercayaan diri untuk mengajak mahasiswa yang lebih
besar karena ada sekat kedaerahan itu tadi. Mahasiswa di organisasi
kampus hari ini senang berkonflik tetapi tidak ada lanjutan jalan
keluar. Di organisasi ekstra juga terbukti, di HMI juga seperti itu,
mereka pandainya Cuma berkonflik tetapi ketika konflik
menghasilkan sesuatu yang harus dicarikan titik simpul tidak ada
dicari. Ketiga, ada keterputusan hubungan antara generasi di HMI
sehingga terjadi gap generation. KAHMI yang gerakannya elitis
vulgar keluar menjadi elitis melalui media online sehingga tidak
memiliki hubungan emosional yang kuat dan tidak tahu kader-kader di
HMI. Maka saat ini KAHMI mereka mulai berpikir untuk menyiapi
156
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
117
munculnya HMI di masing-masing perguruan tinggi, malah orang-
orang sekelas Akbar Tanjung dan lainnya mau menjadi instruktur
kembali untuk LK di Basic Training di PT, itu sudah pertanda sudah
sangat jauh lompatannya, gap generation itu saya pikir sudah parah
dari tahun 80an. Tahun 90an itu tingkat kemandirian mahasiswa masih
tinggi tapi ketakutan dari represif kuat.157
157
Wawancara dengan Hendra Naldi (Dosen Sejarah UNP/Mantan Ketua Badan Koordinasi HMI
Sumbar Periode 1996-1997) Di Kantor WD III FIS UNP, Padang, pada tanggal 25 Juni 2016
pukul 13.00 WIB.
158
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
118
Ditengah pesatnya kemajuan teknologi informasi semakin
membuat HMI Cabang Padang tidak menjadi salah satu sumber informasi
utama dikalangan mahasiswa. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lembaga
pers HMI yang seyogyanya dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi bagi
diskusi yang bersifat keilmuan yang ditandai dengan tidak adanya wadah
isu-isu sosial politik terkini. Maka hal ini menjadikan lemahnya hubungan
Kalau media internal di pusat ada namanya LAPMI, kalau untuk HMI
Cabang padang kebetulan kini sudah vakum namun kalau untuk
tingkat pusat itu ada. Terkadang kegiatan kita di HMI cabang padang
kita berikan ke LAPMI (Lembaga pers Mahasiwa Islam). Media itu
media LAPMI sebagai media Online. Kalau hubungan dengan
lembaga lain sebetulnya tidak ada persoalan, paling masalah
keanggotaan, dan untuk melakukan mobilisasi itu yang agak sulit.
Sebenarnya gerakan-gerakan yang seperti ini bukannya gerakan yang
sifatnya insiden yang terjadi saat itu. Sebelumnya kami juga
melakukan konsolidasi dan kegiatan-kegiatan gabungan seperti
kawan-kawan kelompok cipayung bukan hanya kita berkomunikasi
pada saat tertentu saja contohnya ketika kami melakukan training
cipayung artinya hubungan emosional kita sudah terbangun sehingga
ketika ada isu-isu sosial kawan-kawan itu merespon baik dan kita
tinggal melakukan konsolidasi. Kalau wadah pertemuan rutin
mahasiswa kotaPadang sih tidak ada palingan OKP-OKP atau
119
organisasi mahasiswa itu yang punya inisiatif untuk mengadakan itu.
Seharusnya kawan-kawan OKP punya inisiatif mempelopori dan hari
ini belum ada yang memulai untuk itu kan.159
Ichwal yang menyebutkan bahwa memang benar untuk saat ini media
informasi resmi milik HMI memang tidak ada. Padahal Jumfany meyakini hal
berikut ini:
bahwa selain pentingnya pemanfaatan media informasi juga harus ada wadah
159
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
160
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
120
padang ini bersatu saya yakin kota Padang ini bisa stabil politiknya.
Kalau cipayung masih jalan seyogyanya pasti ada hiring dengan
pemerintah karena tujuan didirikannya cipayung dulu itu untuk
mendukung atau mengevaluasi kebijakan pemerintah. Hari ini kita
tidak punya wadah sebagai jaringan komunikasi antar lembaga
mahasiswa di kota Padang.161
Peryataan di atas semakin diperkuat oleh Ikhwan Ramadan siregar
Sebenarnya fungsi media sosial yang ada kita gunakan tapi itu
efektifitasnya hanya 30-40 persen, namun hal itu hanya sebagai alat
untuk mempermudah komunikasi saja. Yang lebih penting adalah
adanya tindak lanjut dengan membentuk wadah. Sering bertemu dan
bersilaturahmi sehingga terbangun hubungan emosional antara
lembaga mahasiswa. Namun hal ini yang belum terbangun
dikarenakan masing-masing lembaga lebih senang hal-hal yang
bersifat formal, tidak fleksibel, dan sibuk dengan internal masing-
masing.162
Pernyataan para aktifis HMI di atas juga diperkuat oleh pernyataan
121
diskusi. Nah ini kalau diciptakan pola-pola berantai maka akan
menciptakan efek domino, justeru ini yang tidak terjadi komunikasi
ini terputus. Atau kalau kita berbicara kelompok hanya pada tataran
kelompok itu saja tidak keluar kelompoknya sehingga terbatas.
Karena saya percaya masih banyak orang-orang yang cerdik yang
punya kapasitas, benar-benar berbicara tentang niat bergerak tetapi
tidak terkonsolidasi karena tidak ada komunikasi. Kemudian kita
masih terjebak pada organisasi sebagai simbol bukan organisasi sebagi
alat gerakan sehingga yang timbul egosentris organisasi yang apabila
tersinggung organisasinya sedikit terjadi keributan. Jadi organisasi
sebagai simbol karena kalau kita berbicara organisasi sebagai alat
gerakan maka yang kita kedepankan adalah gagasan bukan
pembanggaan terhadap lembaga dan segala macamnya termasuk
prestasi.163
Angelique juga menilai semakin rendahnya minat mahasiswa untuk
berikut:
163
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
164
Wawancara dengan Angelique Maria Cuaca (Ketua Front Mahasiswa Nasional Cabang
Padang) di Monumen Gempa, Kota Padang, pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
122
Pendapat mengenai kondisi mahasiswa di kota padang hari ini
semakin diperkuat oleh Muhammad Taufik yang menyatakan bahwa hari ini
bahwa:
Hari ini yang saya lihat terjadi iklim kompetisi diantara segmentasi-
segmentasi lembaga mahasiswa. Mereka ingin menunjukkan mereka
yang paling sering turun ke jalan, mereka yang paling kritis, mereka
yang paling bagus. Nah sekarang kalau kawan-kawan BEM punya
tawaran apa sekarang, kawan-kawan fakultas punya tawaran apa
sekarang, kawan-kawan OKP punya tawaran ide apa sekarang, lalu
juga kawan-kawan di project kreatif diluaran sana punya tawaran apa
sekarang. Saya pikir hari ini belum ada forum yang mengakomodir itu
semuanya. Kalau ada OKP, ataupun juga forum-forum kampus,
ataupun juga forum-forum project kreatif ataupun komunitas yang
mungkin bermurah hati untuk menjadi leader, untuk menjadi inisiator
menghimpun gerakan ini dalam sebuah forum yang rutin untuk
membahas situasi politik ini sangat dimungkinkan sekali untuk
tercipta ruang yang lebih baik. Wadah itu belum ada masih bersifat
sendiri-sendiri. Kalau masing-masing segmen mungkin ada. Kalau
BEM misalnya ada aliansi BEM Kota Padang, aliansi BEM Sumatera
Barat cuma yang saya ketahui tidak terlalu intens sekarang, satu lagi
mereka disibukkan dengan hal-hal personal. Di OKP juga ada
wadahnya, terhimpun di KNPI misalnya tetapi sampai dimana
kerjanya sekarang tolak ukurnya itu bisa kita rasakan juga. Ada tapi
tidak ada saja misalnya. Kemudian kawan-kawan di project kreatif
juga bergerak sendiri-sendiri ya akhirnya itulah yang terjadi. Kita
terlalu disibukkan dengan hal-hal yang bersifat administratif dalam
organisasi ini apakah itu mengejar LPJ-nya, ataukah itu
membanyakkan anggotanya, atau sekedar mengadakan event-event
yang ibaratnya organisasi ini dibawakan kepada EO dan lain-lain. Jadi
saya pikir kawan-kawan yang hari ini terhimpun dalam ruang-ruang
pergerakan mahasiswa. Dalam setiap isu sebetulnya bisa kita bawakan
dalam sebuah pergerakan yang besar kalau kita mau.165
165
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
123
Tidak pemanfaatan teknologi informasi sebagai media komunikasi
HMI justeru tidak ambil bagian di dalamnya. Kondisi ini menjadikan HMI
124
anak HMI, tidak perlu dibuat Cipayung. Ketika kelompok Cipayung
ini ada bertemu anak-anak GMKI, PMKRI, GMNI ya sekedar ada saja
yang ketika datang itu mengumpulkan banyak tanda tangan yang
mengatakan kelompok Cipayung bergerak yang massanya kebanyakan
anak HMI. Beda kalau seperti di Medan, Jakarta GMNI punya massa,
PMKRI punya massa jadi ketika mereka datang itu memang mewakili
lembaganya. Jadi hari ini saya pikir apabila peran Cipayung
mengalami penurunan hari sangat dipengaruhi peran HMI di
dalamnya yang juga tengah mengalami penurunan.167
3. Kepemimpinan HMI dalam Gerakan Mahasiswa di Kota Padang
tokoh sentral yang menjadi figur pemimpin bagi gerakan mahasiswa. HMI
Hal ini dikarenakan proses kaderisasi internal sebagai upaya transfer ilmu dan
dihasilkan seharusnya mampu menjawab tantangan zaman hari ini. Hal ini
167
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
125
sering main-main ke beberapa OKP seperti PMKRI, GMNI dan lain
sebagainya itu, seharusnya itu kita lakukan juga proses kaderisasi, kita
kenalkan juga adik-adik hari ini ke organisasi-organisasi lainnya
sehingga hubungan emosional itu ada bukan karena ada suatu
peristiwa saja kan tidak adapun perisitiwa atau kejadian sosial kita
tetap juga komunikasi. Contoh kini ada pengurus baru, mereka masih
awam misalnya harus datang ke organisasi mahasiswa lain maka harus
pendekatan dari awal yang kan waktu lama sehingga gerakanpun tidak
efektif. Tapi kalau kita sudah saling kenal tinggal telpon aja
langsung.168
Pernyataan Rahmad juga dibenarkan oleh Jumfany Ichwal yang
menyatakan bahwa hari ini belum ada tokoh sentral yang bisa menjadi
menyatakan bahwa:
Hari ini kan banyak orang yang ingin jadi pemimpin, tapi yang bisa
jadi pemimpin tidak ada karena yang menjadi pemimpin itu satu orang
sehingga menjadi kehilangan arah. Apalagi untuk menyatukan aliansi
besar kita lama, berdebat panjang dulu. Jadi untuk saat ini belum ada
yang menjadi motor gerakan.169
Pernyataan diatas juga didukung oleh Febriki yang menilai tidak ada
Yang terjadi dalam gerakan mahasiswa hari ini adanya ego masing-
masing kelompok. Tidak ada organisasi mahasiswa yang mau
memulai untuk mewadahi organisasi mahasiswa lainnya untuk
bertukar pikiran menambah wawasan intelektual. Hal ini pada
akhirnya juga berimbas kepada semakin rendahnya kualitas
gerakan.170
168
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
169
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
170
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
126
Pernyataan tersebut di atas semakin diperkuat oleh Ikhwan yang
pernyataannya berikut:
Dalam hal kepemimpinan HMI cukup aktif dan tempat bertanya bagi
organisasi lain. Hanya saja memang kepemimpinan dalam sisi gerakan
yang dilakukan memang terkendala adanya sikap saling kecurigaan
antara lembaga mahasiswa terkait kepentingan siapa. Hal ini yang
seringkali menjadi salah satu faktor penghambat dikarenakan
perbedaan ideologi mahasiswa.171
menyatakan:
Sejauh ini HMI sendiri masih pasif karena belum menjadi leading
gerakan yang betul-betul mampu menciptakan perubahan. Sangat
disayangkan karena harus kita akui HMI adalah sebuah organisasi
besar yang memiliki massa yang sangat banyak itu tapi tidak diiringi
dengan kualitas kader-kadernya. Jadi kecenderungan itu akhirnya
yang bergerak itu hanya segelintir orang di tubuh HMI itu sendiri.
Ketika kader-kadernya yang sedikit itu walaupun bukan leading
gerakan akan tetapi setidaknya mereka mensupport gerakan dan
itupun tidak terjadi jadi kesannya HMI itu hanya sebuah identitas bagi
kadernya bukan sebagai alat gerakan, penyebaran ideologinya, baik
ada kelompok yang islam ataupun pancasila itu hanya sebagai
identitas atau simbol nah itu yang mayoritas terjadi dan justeru yang
menjadikan HMI sebagai alat untuk pergerakan hanya segelintir
orang. Jadi organisasi hanya menciptakan kader secara kuantitas tetapi
tidak menciptakan kualitas yang sebanding dengan kualitas tadi. Nah
kualitas tentu didapatkan melaui kaderisasi di internal suatu organisasi
tapi ada proses yang bermasalah di internal organisasi bukan hanya
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
171
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
127
satu lembaga tapi mayoritas lembaga hari ini persoalan seperti itu
yang terjadi baik dalam kampus maupun luar kampus.172
Angelique juga menilai bahwa hari ini gerakan mahasiswa kota
menurun dan daya kritisnya terhadap suatu isu semakin berkurang sehingga
128
mahasiswa selalu diajak, selalu dimintai pendapatnya. Sekarang
dimana posisi mahasiswa untuk ikut serta dalam setiap kebijakan-
kebijakan yang diambil pemerintah hampir tidak ada karena memang
kalau kita turun ke jalan apakah itu dianggap sebagai omong kosong
saja, atau suara-suara yang tidak perlu di follow up atau bagaimana.
Itukan dikembalikan juga kepada kita sampai dimana kita mampu
membangun personal atau institusi kita sebagai wadah pergerakan
dengan baik.174
Salah seorang alumni HMI Cabang Padang juga menilai telah terjadi
bahwa:
174
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
175
Wawancara dengan Hendra Naldi (Dosen Sejarah UNP/Mantan Ketua Badan Koordinasi HMI
Sumbar Periode 1996-1997) Di Kantor WD III FIS UNP, Padang, pada tanggal 25 Juni 2016
pukul 13.00 WIB.
129
mengumpulkan orang-orang beramai-ramai itu sangat susah karena di
HMI tidak tampak menjadi pusat informasi. Kalau dulu hanya ada
HMI, PMII, IMM sekarang dikampus sudah ada organisasi eksternal.
Sumber informasi juga semakin banyak sehingga kesimpangsiuran
informasi membuat orang tidak peduli, apatis saja. Yang mana orang
akan percayai, bagaimana cara mengkonsolidasikan. Dahulu orang
percaya ke ketum cabang, karena ketum cabang dianggap sebagai
orang yang mendapat informasi A1 langsung dari PB HMI jadi
memang didengar kata ketum cabang. Ketika Anas Urbaningrum jadi
ketum PB HMI datang ke Padang itu ramai orang hadir. Kenapa,
karena dia dianggap sebagai sumber informasi. Kini ketua umum PB
HMI datang ke Padang, di jemput aja sama kawan tidak. Artinya
konsolidasi gerakan mahasiswa perlu dengan format lain. Jadi faktor
sumber informasi yang sudah sangat banyak berkembang, tidak
terkontrol dengan baik dan tidak ada tokoh sentral yang dipercaya
sehingga gerakan terpecah.176
Pernyataan diatas semakin diperkuat oleh Eka Vidya Putra yang
menilai hari ini gerakan mahasiswa terfragmentasi tanpa ada organisasi yang
menjadi motor penggerak. Dia menilai HMI pun juga telah mengalami
pernyataannya berikut:
176
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
177
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
130
Melalui teori struktur mobilisasi sumber daya, peneliti memperoleh
moral namun dalam tindakan nyata di lapangan hanya sedikit yang terlibat.
HMI juga tidak memiliki semacam media utama untuk memberikan kajian-
kajiannya terhadap suatu persoalan sehingga tidak terlihat HMI sebagai salah
di kota Padang dikarenakan nama besar yang telah melekat pada HMI.
Namun belum terlihat arah gerakan HMI sebagai garda terdepan gerakan
dalam gerakan bersama HMI Cabang Padang atau tidak bersatunya gerakan
131
dan mobilisasi sumber daya potensial menjadi sumber daya aktual baik secara
dan cita-cita bersama, atau apa yang disebut sarjana gerakan sosial sebagai
Dengan kata lain, proses pembingkaian menunjukkan “apa yang mesti dilihat,
kontruksi keyakinan yang melandasi adanya gerakan sosial dinilai tak kalah
untuk terlibat dalam aksi-aksi kolektif. Ada hubungan sejajar antara peserta
gerakan dan organisasi gerakan. Disatu sisi, gerakan sosial dianggap sebagai
dan gagasan. Di sisi lain, “mereka juga terlibat dalam proses produksi makna
132
gerakan adalah agen-agen penanda yang secara aktif membentuk dan
Sosial-Politik
yang mendalam terhadap isu-isu yang ada di masyarakat hari ini. Sehingga
178
Muhtadi, op.cit,. hlm. 22-24.
133
(Lihat Lampiran XI Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah) dan dua kali di
mahasiswa tidak tahu dan berani melakukan tindakan konkrit yang harus
menyatakan:
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
179
134
pendidikan. Kenapa isu ini menjadi terhambat untuk dikomunikasikan
dikarenakan lemahnya dari sisi kajian ilmiah terhadap permasalahan
sehingga untuk mengumpulkaan lembaga mahasiswa lainnya
mengalami kesulitan, belum permasalahan diinternal kampus
mahasiswa yang menjadi penghambat.180
berikut:
terhadap isu yang ada sangat lemah alhasil berdampak kepada gerakan yang
pernyataannya berikut:
Isu hari ini banyak yang harus mendapat pengawalan serius terhadap
pemerintah. Namun isu yang disuarakan menjadi lemah dalam hal
analisis sehingga kajian menjadi terasa kering. Dalam melakukan
konsolidasi terhadap suatu permasalah seringkali bersifat spontanitas
dalam menanggapi suatu permalasahan. Hal ini membentuk gerakan
mahasiswa sebagai kekuatan moral yang menunjukkan keberpihakan
180
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
181
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
135
kepada masyarakat bawah namun lemah dalam kajian dan kurang
konstruktif.182
isu bersama dikarenakan lemahnya kajian dan analisis isu juga diamati oleh
Yudi yang juga aktif dalam gerakan mahasiswa kota Padang sebagaimana
pernyataannya berikut:
Sebenarnya hari ini bukan persoalan isu atau permasalahan yang tidak
ada. Kalau isu banyak seperti isu lingkungan, persoalan pasar raya,
bagaimana perda pasar tradisional, bagaimana strategi pasar raya
menghadapi pedagang tradisional dalam menghadapi MEA. Jika kita
bandingkan dengan isu BBM ini yang sebetulnya sangat politis dan
kebijakannya skala nasional jadi respon terhadap isu itu juga secara
nasional. Harus kita akui karena isunya politis ada peran-peran
kelompok tertentu. Apakah kelompok tertentu digerakkan atau tidak
tetapi persoalannya memang isu itu bisa memberikan eksistensi bagi
gerakan mahasiswa itu yang membuat partisipasi banyak. Karena bisa
kita kaji apakah rakyat hari itu tercekik dengan harga BBM atau tidak
tapikan karena kebijakannya secara nasional, sorotannya skala
nasional dari media dan itu kembali akan memperlihatkan mahasiswa
yang ibaratnya sebagai penyambung lidah rakyat dan sebagainya
hanya seperti itu saja saya lihat. Karena belajar dari beberapa aksi
BBM minim diskusi dan minim dasar bergerak, lalu aksi, chaos, dan
disorot media tapi tidak menciptakan perubahan, kritik atau masukan
yang benar-benar membangun. Gerakan penolakan kenaikan harga
BBM tidak konsisten tidak sampai membatalkan kenaikan, itu artinya
tidak ada keseriusan dalam bergerak. Itu bukan hanya satu organisasi
tapi lintas organisasi.183
182
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
183
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
136
dampaknya banyak yang terasa dan ini juga bukan isu baru dan isu
yang terus dibawa ketika BBM naik pasti rame terus. Problemnya itu
seringkali dalam gerakan mahasiswa menolak kenaikan harga BBM
mahasiswa juga minim analisa sehingga seringkali mahasiswa bergerak
tanpa analisa yang mendalam. Akhirnya ya apakah BBM itu naik atau
tidak naik hanya selesai sampai di situ. Yang kemudian kita jengah
dengan isu lokal karena kawan-kawan di OKP itu minim kajian.184
permasalahan yang ada hari ini. Harus ada yang memulai sebagai motor
Kalau isu saya pikir sebenarnya banyak yang harus dikawal mungkin
kita saja yang seakan-akan bingung memikirkan isu apa seakan-akan
negara ini tidak punya masalah. Hari ini saya lihat dari apa yang saya
alami setidak-tidaknya ada sebuah isu yang dalam beberapa
demonstrasi terakhir kawan-kawan berhimpun dalam masa yang cukup
banyak di dalamnya. Terakhir saya mengalami itu isu kenaikan BBM
dan sebelumnya saya juga mencermati isu kenaikan harga BBM ini
cukup bisa dibawakan dalam forum yang banyak sehingga ketika itu
kita turun ke jalan hampir dari beberapa pemerintahan terakhir kawan-
kawan turun bergabung. Tapi sebenarnya tidak sampai disitu semua itu
sekarang dalam segmentasi apakah itu politik, ekonomi, pemerintahan,
pemerintahan daerah sebenarnya bisa saja kita jadikan pemersatu dalam
gerakan-gerakan. Cuma hari ini kita tidak memanfaatkan momen-
momentum itu masalahnya. Hari ini kita lihat apakah pemerintahan kia
benar-benar berjalan secara baik, ekonomi kita apakah sudah berjalan
dengan baik. Hari ini kita juga telah menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN sementara negara kita dalam tanda kutip masih negara terjajah,
kita bukan negara yang merdeka seutuhnya. Kita belum berdiri di atas
kaki kita sendiri, pengelolaan tambang kita masih dikuasai oleh asing,
bahkan pemerintah kita mengambil kebijakan-kebijakan dengan
pertimbangan kondisi politik internasional. Harusnya ini menjadi
kondisi titik sadar kita, kalau kita ingin berhimpun sebenarnya kita bisa
lebih baik dari ini untuk membawakan pergerakan-pergerakan kita
cuma saya lihat karena tidak satu perasaan saja. Kalau perasaan disetiap
orang-orang yang berhimpun ini sama lalu kemudian
mengebelakangkan ego-ego tanpa harus menonjolkan satu sama lainnya
184
Wawancara dengan Angelique Maria Cuaca (Ketua Front Mahasiswa Nasional Cabang
Padang) di Monumen Gempa, Kota Padang, pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
137
ya bisa kembali kita ulangi tragedi 1998. Kalau kita fokus pada satu isu
lalu menafikkan isu-isu yang lain ini kan berbahaya juga. Kecuali kalau
organisasi yang bersangkutan memang organisasi yang fokus. Misalnya
sebuah komunitas yang aktif pada gerakan anti korupsi, gerakan lawan
mafia hukum, komunitas pecinta lingkungan. Cuma kalau misalnya
seperti HMI, KAMMI dan lain-lain lalu juga kawan-kawan di BEM
tentu semua hal harus dikejar karena kalau tidak ya tidak akan ada yang
membicarakan persoalan ini.185
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan aktifis HMI dan beberapa aktifis
turun kejalan tidak akan efektif tanpa didukung kajian dan ide-ide yang
185
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
186
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
138
konstruktif. Dukungan ide-ide diharapkan dapat membuat masyarakat mengerti
berikut:
menilai mahasiswa seringkali melakukan aksi yang bersifat moral force yang
isu-isu yang lebih sektoral hari ini butuh kajian dan analisa mendalam. Di satu
sisi mahasiswa ingin untuk bergerak di sisi lain lemahnya kajian menjadi
139
mengkritisi. Mungkin yang spontanitasnya itu seperti aksi moralitas itu.
Tetapi karena isunya sektoral jadi tidak tampak besar diluaran. Tetapi
sebetulnya ada juga isu-isu yang lebih substantif seperti isu pendidikan.
Tapi di isu pendidikan sudah serius atau tidak karena di situ butuh
keseriusan, ketekunan, butuh pengetahuan, butuh banyak hal di situ.
Dalam isu pendidikan misalnya. Itu merupakan bentuk respon
mahasiswa menghadapi kondisi hari ini. Nah persoalannya adalah jika
sudah direspon mengapa belum efektif. Kalau saya lihat kenapa belum
efektif tentu membicarakan isu itu yang lebih tematik, yang lebih fokus
seperti itu tidak bisa sesaat. Ada pertemuan yang bergulir, ada
pematangan situasi terhadap isu-isu. Kalau kita mengamati dalam demo
BBM partisipasi mahasiswa tinggi. Itu tidak perlu penjelasan, isu
mahasiswa ketika kenaikan harga BBM kan satu saja, turunkan BBM,
menambah penderitaan rakyat, rakyat sudah terhimpit. Coba tanya
ketika terhimpit berapa data yang dimiliki mahasiswa. Isu BBM itukan
isu umum yang munculnya juga sesekali. Mahasiswa itu sebagai moral
force di situ posisinya. Nah hari ini dengan sistem yang terbuka dengan
moral force dengan ide-ide mengambang seperti itu. Maka ketika
menjadi moral force saja mahasiswa akan tampil pada isu-isu yang
bersifat moral force. BBM naik dan mahasiswa menuntut untuk turun
karena itu tidak perlu kajian itu hanya perlu keberpihakan.188
adanya isu akan tetapi minimnya kajian secara mendalam terhadap isu. Kajian
menunggu.
188
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
140
Apabila kita berkaca pada persoalan bangsa hari ini tentu begitu banyak
tahun lebih umurnya, praktis sama saja dengan kita selama sekian abad berada
di bawah penjajahan asing. Sistem ekonomi yang berkembang sampai saat ini
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara” (Pasal 33 Ayat 2); ”Bumi dan air dan kekayaan alam
ekonomi nasional” (Pasal 33 Ayat 4). Selain karena terlalu lama dijajah, juga
karena sistem sosial-budaya yang dimiliki oleh bangsa ini yang dominan
despotik. Alhasil, itulah yang berlanjut sampai hari ini, yaitu sistem ekonomi
141
nasional yang ”bergedumpuk” di sektor nonformal. Sementara 5 persen lainnya
dari hulu sampai ke muara, di darat, laut, dan bahkan udara di negara
2015 mencapai 28,51 juta atau 11,13% dari total penduduk Indonesia. Namun,
September 2014 jumlah penduduk miskin masih sekitar 27,73 juta jiwa atau
penduduk miskin meningkat sekitar 780 ribu jiwa. Cukup tingginya lonjakan
yang naik. Selain itu, pada periode tersebut gejolak perekonomian global
belum terjadi. Harus ada strategi khusus untuk mengurangi angka kemiskinan
sekarang, semua borok ini jadi terbuka. Tahulah kita betapa sakit negara ini
sehingga dunia menjulukinya sebagai salah satu dari negara terkorup di dunia.
189
Mochtar Naim, Kembali ke Pasal 33 UUD 1945, Kompas Edisi Kamis 22 Desember 2011
pukul 02.06 WIB, http://nasional.kompas.com/read/2011/12/3/Kembali.ke.Pasal.33.UUD.1945,
diakses pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 19.30 WIB.
190
Lily Rusna Fajriah, Angka Kemiskinan Meningkat Tembus 28,51 Juta Orang, Sindo Edisi
Senin, 4 Januari 2016 13:55 WIB, diakses dari http://ekbis.sindonews.com/read/1074259/angka-
kemiskinan-meningkat-tembus-28-51-juta-orang-1451890507 pada tanggal 26 Juni 2016.
142
Kita sesungguhnya sedang berada di tepi jurang kehancuran sebagai negara akibat
salah urus dan akibat dari sistem sosial dan budaya politik yang kita anut selama
ini, yang berbeda antara yang diucapkan dan yang dilakukan. Pilihannya tinggal
korupsi masih sangat tinggi di Indonesia. Hal itu sebagaimana terlihat pada berita
meningkat. Dalam hasil survei yang dilakukan Centre for Strategic dan
tingkat korupsi di Indonesia justru meningkat jika dibandingkan dengan dua tahun
sebelumnya. Penegakan hukum yang tidak memberi efek jera merupakan salah
pendeteksian (9%), masyarakat yang apatis dan kurang paham terhadap korupsi
(7,7%), dan yang terakhir karena kurangnya komitmen Presiden (2,1%). 192 Indeks
192
Erandhi Hutomo Saputra, Survei CSIS: Tingkat Korupsi di Indonesia Meningkat, Media
Indonesia, Edisi Selasa, 26 July 2016 oukul 21:04 WIB, diakses dari
http://mediaindonesia.com/news/read/58308/survei-csis-tingkat-korupsi-di-indonesia-
meningkat/2016-07-26, pada tanggal 18 Oktober 2016, pukul 17.00 WIB.
143
167 negara dengan skor 36 (0 berarti sangat korup dan 100 berarti sangat
bersih).193
terus meningkat. Hal ini tentu dapat merusak generasi penerus bangsa di masa
Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang. Sebelumnya pada
bulan juni 2015 tercatat 4,2 juta dan pada November meningkat signifikan hingga
pemahaman tentang narkotika serta kepedulian dari masyarakat serta hukum yang
masih belum mengikat secara maksimal. "Tidak ada bagian masyarakat yang tidak
clear dari narkoba. Semua sudah terkena. Ada oknum TNI, oknum Polri termasuk
oknum dari BNN. Setiap hari ada 30-40 orang yang mati karena narkoba.194
yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Maka sudah seyogyanya mahasiswa
193
Arsyad, Indeks Persepsi Korupsi 2015, Indonesia Urutan Ke 88, Edisi 28 Januari 2016,
08:57:36 WIB, http://seputarsulawesi.com/berita-indeks-persepsi-korupsi-2015-indonesia-urutan-
ke-88.html
194
Ira Rachmawati, Buwas: Pengguna Narkoba di Indonesia Meningkat hingga 5,9 Juta Orang,
Kompas Edisi Senin, 11 Januari 2016 14:31 WIB. Diakses dari
http://regional.kompas.com/read/2016/01/11/14313191/Buwas. Pada tanggal 20 Maret 2016 pukul
17.30 WIB.
144
2. Gagasan dan Solusi yang Ditawarkan HMI Cabang Padang terhadap Persoalan
Bangsa Hari Ini
Terkait dengan lemahnya kajian mahasiswa terhadap suati isu hari ini
tentu hal ini mempengaruhi pola gerakan yang dilakukan HMI. Kelemahan dalam
lebih bersifat reflektif dalam bentuk aksi solidaritas seperti save paletine,
peringatan hari buruh, mengenang perjuangan Munir, hari anti korupsi dan HAM
(Lihat Lampiran XVII, LPJ HMI Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan
Kepemudaan).
yang tepat terhadap sebuah permasalahan sangat bergantung kepada hasil kajian
berikut:
145
mahasiswa saya pikir secara otomatis kawan-kawan itu akan ikut
terlibat. Secara moral kan mereka mendukung tapi dilapangan tidak
ada, hal itu dikarenakan rasa takut sebenarnya. Ketika itu telah dibekali
oleh keilmuan dan memang kita dilindungi oleh undang-undang saya
pikir kawan-kawan itu mau untuk terlibat.195
Gerakan konkrit untuk menanggapi isu-isu yang ada hari ini tidak
bertemu, diadakan aksi-aksi paling kan aksi solidaritas, habis itu ya
sudah, habis itu aksi pengumpulan dana. Cuma kawan-kawan yang dari
BEM, yang di internal. Kalau di HMI biasanya kitakan khusus isu di
cabang, kalau yang bersifat nasional berdasarkan kebijakan PB HMI
karena sistem kekuasaannya seperti itu. Kalau kita coba juga untuk
membahas isu eksternal masalah diinternal tertinggal jadinya.196
sebelumnya bahwa hari ini mahasiswa belum sampai kepada perumusan solusi
seperti apa yang harus diambil karena kajian terhadap suatu permasalahan
masih lemah. Maka hal yang utama yang harus dilakukan adalah kajian dan
pemahaman yang mendalam terhadap suatu isu agar mampu memfilter opini
146
pendidikan hari ini. Hari ini sebenarnya kalau mahasiswa di kota
padang dari semua keilmuan itu punya kesadaran untuk melakukan
perubahan sesuai kebutuhan hari ini maka politik di kota Padang akan
stabil.197
juga menilai bahwa soslusi terbaik akan didapatkan ketika pematangan sebuah
Ketika kajian terhadap suatu isu sudah cukup matang maka dapat
dirumuskan suatu solusi terhadap persoalan yang dihadapi. Dalam hal
ini sekalipun solusi yang diwarkan merupakan solusi yang terbaik tetap
saja dibutuhkan banyak dukungan dari seluruh elemen mahasiswa.
Seringkali terjadi benturan kepentingan antara penguasa dan rakyat
maka dibutuhkan sikap konsisten dari mahasiswa dalam mengawal isu-
isu yang ada.198
pentingnya gagasan-gasan yang mendalam yang mana hal itu akan didapatkan
ketika organisasi dengan latar belakang ideologi yang beragam mampu saling
197
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
198
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
147
dan itu yang berkembang hari ini. Namun upaya perumusan isu
bersama inilah yang belum terjadi.199
Lemahnya kajian terhadap sebuah persoalan hari ini juga dirasakan oleh
Taufik:
199
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
200
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
148
Hari ini kita terlanjur banyak berharap kepada kawan-kawan yang ada
di pusat. Kalau hari ini OKP-OKP yang PBnya di pusat tetapi tentu saja
dengan tidak menafikkan gerakan-gerakan di daerah. Dengan catatan
semua daerah harus mempunyai perasaan yang sama agar sebuah isu
harus terakomodir dengan baik. Kalau memang isunya nasional,
misalnya hari ini kota Padang yang bergerak kemudian daerah-daerah
yang lain bagaimana dan isu ini terdistribusi dengan baik atau tidak ke
darah-daerah lain agar nanti kalau misalnya ada sebuah pernyataan
sikap bersama dari sabang sampai merauke nanti bisa diambil
kesimpulan bahwa memang terjadi sebuah permasalahan. Kawan-
kawan juga serentak bergerak karena kalau cuma di satu daerah saja
dari 33 provinsi rasanya tidak bisa menghasilkan suatu pressure yang
kuat bagi pemerintahan di pusat.201
Hal yang tidak jauh berbeda juga dinyatakan oleh Reno Fernandes yang
menilai telah terjadi perubahan dalam gerakan HMI Cabang Padang. Dahulu
yang cukup matang sehingga dapat mengambil langkah konkrit apa yang harus
Pasca gempa tahun 2009 ada gerakan yang digagas atau digerakkan
oleh HMI pada saat itu ada aliansi mahasiswa peduli pedagang pasar
raya waktu itu HMI, Cipayung, LAM&PK, PHP, itu ada didalamnya, di
wisma HMI base campnya yang waktu itu bulan puasa. Ramai Pada
waktu itu, wisma ini menjadi tempat berkumpul orang, tempat rapat
orang, berkumpul pedagang disini. Nah siapa yang mensupport
pengetahuan mahasiswa dan data pada waktu itu tidak terlepas dari
LSM. Itu ada PBHI untuk mensupport data atau tempat berdiskusi kita
apa dasar argumentasi kita. Ketika 1998 juga demikian ada LSM yang
memiliki kajian, mereka yang menjemput bola ke mahasiswa bahwa ini
ada masalah, ayo kita bersama-sama. Kini pascareformasi kurang
terbangunnya sinergitas antara LSM dan mahasiswa. Artinya selain dua
faktor di atas. Di tataran mahasiswa hari ini HMI harus membangun hal
itu kembali agar menjadi magnet atau memiliki daya tarik sebagai
sumber informasi dengan kajian-kajian yang bersifat konstruktif
ditengah pilihan saluran informasi yang semakin banyak.202
201
Wawancara dengan Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas,
Padang, pada tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
202
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
149
Selain persoalan-persoalan yang bersifat lokal kedaerahan juga
sebelumnya semakin diperkuat oleh Ranny Emilia yang menilai bahwa solusi
utama hari ini secara jelas terlebih dahulu. Ranny menilai bahwa persoalan
besar yang juga butuh perhatian mahasiswa hari ini adalah neoliberalisme
150
kekayaan bagi negara. Korupsi adalah salah satu cara untuk mengikat
pejabat-pejabat negara agar tetap setia kepada paham neoliberalisme.203
kajian ilmiah yang mendalam terhadap persoalan, Eka Vidya menilai hal
tersebut harus menjadi suatu langkah konkrit yang dilakukan oleh mahasiswa
Hari ini tidak bisa sekedar berbicara moralitas karena ada mekanisme
penyelesaian permasalahan. Dulu itu disuarakan Otoriter, selesai. Nah
diluaran juga sudah berubah, kalau dulu ada Forum Peduli Sumatera
Barat (FPSB). FPSB kan tidak demo, tidak bicara pada isu-isu narasi
besar, dulu narasi besar seperti demokratisasi, negara otoriter dan lain-
lainnya. Kini tidak bisa bicara hal-hal itu lagi karena narasi besar itu
telah terjadi. Demokrasi sudah ada, dan Indonesia sudah termasuk
negara bebas. Maka kalau masuk ke dalam pendalaman demokrasi
maka perlu isu-isu yang lebih fokus. FPSB misalnya fokus pada isu
korupsi berjamaah di DPRD, ini kasusnya, ini undang-undang yang
dilawannya, lebih fokus, jadi ini jelas. Untuk fokus sampai kesana itu
juga butuh kemampuan ilmiah, butuh data, butuh langkah-langkah apa
yang dilakukan, tidak bisa angkat tangan tanpa dasar retorika. Mungkin
tantangan mahasiswa hari ini lebih berat karena ruang mainnya makin
terbuka sebenarnya tetapi ketika semakin terbuka itu mereka harus lebih
konstruktif. Dulu itu sederhana saja, turunkan Soeharto, turunkan
Soeharto, sarang koruptor. Kini tidak bisa seperti itu, menuduh koruptor
seseorang, ICW sudah lengkap dengan data. Seharusnya mahasiswa
hari ini masuk ke hal-hal yang lebih konstruktif, lebih ilmiah. Nah
untuk masuk ke kawasan itu mungkin terkendala secara kapasitas yang
belum mencukupi sehingga kesannya mahasiswa hari ini gagap tidak
tahu apa yang mesti diperbuat.204
3. Pemberian Motivasi dalam Pembingkaian Isu Kolektif terhadap sasaran
151
Kunci penting keberhasilan gerakan mahasiswa menciptakan aksi
bagi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam upaya membangun sebuah gerakan.
Partisipasi dalam gerakan tidak hanya pada saat aksi di lapangan akan tetapi
dimulai dari proses pematangan isu, perumusan solusi yang konkrit, serta
tindakan nyata yang harus diambil. Hal tersebut sangat bergantung kepada
lembaga sudah terbangun secara baik. Selain sebagai upaya pematangan isu
Wawancara dengan Rahmad Ramli (Sekretaris HMI Cabang Padang) di Wisma HMI Cabang
205
152
Hal senada juga disampaikan oleh Jumfany terkait pentingnya
komunikasai antar lembaga namun belum ada yang memulai dan saling
dibangun, orang-orang yang non organisasi pun juga dapat dilibatkan dalam
Hari ini coba kita lihat benar atau tidak orang diluar OKP tidak bisa
melakukan kerja sosial, sebenarnya bisa tergantung dari cara kita
menyadarkan mereka dengan cara kreatif dan menarik misalnya
melalui kegiatan seni, baru kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
pemberdayaan ke panti asuhan, bersih pantai. Balik ke kampung
cerdaskan masyarakat baik itu gerakan ekonomi, sosial, politik. kita
ajarkan bagaimana caranya masyarakat menentukan pilihan politik
terkait dengan sistem pemilu hari ini. Bagaimana cara mengcounter
isu uang karena suara yang bisa dibeli. Jadi sebenarnya banyak hal
yang bisa dilakukan oleh mahasiswa hari ini.207
206
Wawancara dengan Jumfany Ichwal (Bidang Pembinaan Anggota) di Wisma HMI Cabang
Padang, pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
207
Wawancara dengan Febriki Saputra (Kepala Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI
Cabang Padang Periode 2013-2014) di Sekretariat Baitul Mal, Jalan Raden Saleh No. 17A,
Padang, pada tanggal 9 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
153
banyak lembaga mahasiswa yang lebih menonjolkan ego masing-
masing kelembagaan ketimbang menonjolkan substansi isu yang
dibawakan disertai adanya saling kecurigaan ditunggangi kepentingan
politik kelompok tertentu sehingga tidak menarik minat beberapa
segmentasi mahasiswa untuk terlibat.208
Pernyataan beberapa aktifis HMI di atas juga serupa dengan apa yang
disampaiakan oleh Yudi yang menilai bahwa hari ini untuk kota Padang belum
komunikasi tidak terbangun dengan baik. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah komunikasi barulah langkah apa yang mesti diambil selanjutnya. Hal
208
Wawancara Via telpon dengan Ikhwan Ramadan Siregar (Ketua Bidang Perguruan Tinggi
Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Padang Periode 2013-2015) pada tanggal 9Juni
2016 pukul 14.00 WIB.
154
Angelique menilai rendahnya partisipasi mahasiswa sehingga gerakan
utamanya ada pada organisasi itu sendiri. Hal ini tentu akan terwujud secara
mahasiswa dalam demo di UGM dapat terlihat dari hasil liputan berita
209
Wawancara dengan Yudi Fernandes (Ketua UKM PHP Unand Periode 2013-2014) di
Sekretariat UKM PHP Unand, pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 19.00 WIB.
210
Wawancara dengan Angelique Maria Cuaca (Ketua Front Mahasiswa Nasional Cabang
Padang) di Monumen Gempa, Kota Padang, pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
155
1.000-an Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar
demo, Senin (2/5/2016). Aksi tersebut digelar di halaman Balairung
UGM seusai acara peringatan Hardiknas yang digelar pihak rektorat.
Mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM KM UGM
mengenakan jas almamater dan membawa beberapa poster. Juga ada
spanduk dan sebuah replika keranda mayat berbalut kain hitam. "Tolak
UKT, Judicial Review PTNBH, Tolak Relokasi Bonbin. Dalam
orasinya, mahasiswa menolak Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang
berlaku sekarang. Juga menolak relokasi Kantin Bonbin yang berada di
sekitar Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB) dan Fakultas Psikologi. Selain itu, kata Umar, mahasiswa
menyatakan menolak kenaikan UKT 2016 dan menolak penerapan uang
pangkal bagi mahasiswa jalur Ujian Mandiri (UM). Alasannya dalam
range penghasilan yang sama dalam penggolongan UKT dengan
mempertimbangkan jumlah tanggungan keluarga dari mahasiswa.
211
Suasana Aksi demo tersebut terlihat pada gambar 5.1.
Gambar 5.1
Demo Mahasiswa UGM Menolak UKT
211
Bagus Kurniawan, Ribuan Mahasiswa UGM Demo UKT dan Tolak Relokasi Kantin,
diakses dari http://news.detik.com/berita/3201547/1000-an-ribuan-mahasiswa-ugm-
demo-menolak-ukt-dan-relokasi-kantin, Edisi Senin 02 May 2016 pukul 13:37 WIB,
dikutip pada tanggal 12 Juni 2016 pukul 16.00 WIB.
156
Sumb
er: detik.com
Andalas (UNAND) menolak Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dengan isu yang sama
gerakan mahasiswa UNAND menolak UKT memiliki partisipasi yang jauh lebih
rendah dibandingkan gerakan yang dilakukan mahasiswa UGM. Hal itu dapat
157
Kemudian di Permendikti mengatur 30 persen jalur mandiri Unand
menerapkan 25 persen, tapi kita lihat di ring biayanya saja pembayarannya
ada yang mencapai Rp12 juta,” papar Diqi. Menristekdikti M Nasir pun
mengajak mahasiswa untuk melakukan dialog tertutup. Namun, menurut
salah satu mahasiswa peserta dialog, tidak ada titik temu dalam pertemuan
tersebut karena terlalu singkat. Saat dialog berlangsung, mahasiswa yang
masih melakukan demo di luar gedung sempat dibubarkan oleh Pembantu
Rektor III Unand dengan menarik spanduk-spanduk yang
dibentangkan.212Suasana saat mahasiswa UNAND demo menolak UKT
terlihat Pada gambar 5.2.
Gambar 5.2
Demo Mahasiswa UNAND Menolak UKT
Sumber: Okezone.com
juga menilai bahwa penting untuk dapat memilah persoalan dan sasaran
strategis dalam perluasan isu baik itu organisasi mahasiswa maupun non
http://hariansinggalang.co.id/menristekdikti-datang-mahasiswa-unand-demo/ , Berita
Edisi 12 Agustus 2016, dikutip pada tanggal 16 september 2016 Pukul 17.55
WIB.
158
organisasi. Disamping itu daya kreatifitas juga sangat menentukan keberhasilan
dalam pembingkaian isu agar memberikan perasaan yang sama terhadap suatu
persoalan. Namun yang dapat menjadi inisoator gerakan dengan ide kreatif
159
massa saja walaupun itu juga menjadi suatu hal yang penting tapi
kualitas personal, kualitas aksi kita juga harus kita tingkatkan hari ini.213
menilai hari ini mahasiswa baru termotivasi bergerak ketika itu menyangkut
langsung dengan kepentingan dirinya sendiri. Hal ini tentu harus dirubah
pernyataannya berikut:
yang diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata dalam upaya untuk semakin
213
Muhammad Taufik (Presiden BEM KM UNAND) di Universitas Andalas, Padang, pada
tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.00 WIB.
214
Wawancara dengan Reno Fernandes (Ketua Badan Koordinasi HMI Sumbar Periode 2013-
2015) di Wisma HMI Cabang Padang di Jalan Hang Tuah, pada tanggal 30 Juni 2016 pukul 21.00
WIB.
160
minim aksi jalanan, dengan memanfaatkan ruang-ruang pendidikan,
aksi komunitas dan gerakan yang memberi dampak langsung pada
perubahan pola pikir dan tindakan masyarakat. Satu hal yang penting
diingat setiap gerakan yang berhasil didahului oleh mobilisasi ide-ide.
Tak ada gerakan massa yang berhasil tanpa itu.215
yang kuat itulah sebetulnya yang dapat menjadi dasar yang meyakinkan bagi
Hari ini kenapa antar mahasiswa ada saling kecurigaan, tidak memiliki
isu bersama, tidak konsisten. Hal ini karena ya itu tadi ketika
mahasiswa masuk ke isu normatif dipersoalkan karena di luaran orang-
orang membicarakan itu juga. Kini untuk mencari isu moral force
dengan sistem yang lebih terbuka seperi pada kasus korupsi telah ada
lembaga-lembaga yang menangani seperti KPK. Akhirnya tidak cukup
hanya menjadi gerakan moral force saja. Pada saat sedang mencari,
tuntutan di luar ketika ada isu ini isu itu, minang mart di Sumbar
contohnya. Responnya kini baru sebatas aksi solidaritas, fokus pada isu-
isu yang makro yang bersifat evaluatif, refleksi pada level normatif.
Beberapa berhasil masuk ke level regulasi dengan melawan kebijakan
A. Level regulasi atau level normatif tergantung kognisi orang dengan
sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya mahasiswa mungkin
belum masuk ke level regulasi karena level regulatif tidak hanya butuh
keterampilan tetapi butuh pengetahuan. Maka untuk memotivasi banyak
mahasiswa untuk bergerak butuh kajian yang betul-betul konstruktif
agar dapat meyakinkan banyak pihak dan meng-counter isu-isu yang
simpang siur hari ini.216
215
Wawancara dengan Ranny Emilia via email, pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 13.30 WIB.
216
Wawancara dengan Eka Vidya Putra (Pengamat Gerakan Mahasiswa) di Kuranji Padang, pada
tanggal 15 Juni 2016 pukul 21.30 WIB.
161
Berdasarkan hasil wawancara di atas dalam sistem pemerintahan
desentralisasi maka fokus isu mahasiswa terbagi menjadi dua. Pertama, isu
jalan dalam isu kenaikan harga BBM. Sementara untuk gerakan di daerah,
khususnya kota Padang dengan isu yang sektoral dan lebih tematik belum
terlihat apa yang menjadi prioritas isu ataupun isu bersama yang mana masing-
fokus isu yang HMI kawal. Dalam aksi yang pernah dilakukan HMI terlihat
adanya fokus isu bersama yang akan diangkat disertai kajian mendalam.
minim kajian mahasiswa akan hal tersebut. Ini jugalah yang menjadi alasan
gerakan seringkali hanya sebatas dukungan moral semata tetapi tidak dalam
aksi nyata dilapangan. Karena kajian yang dilakukan seringkali lebih bersifat
normatif.
162
Kajian yang tidak mendalam terhadap suatu persoalan menjadikan
dampak dari gerakan HMI Cabang Padang tidak begitu dirasakan karena isu
dan momentum. (Lihat Lampiran II, LPJ HMI Periode 2014-2015 Bidang
organisasi di dalamnya. Kekaburan arah gerakan karena HMI sudah tidak lagi
persoalan sosial politik dan menjadi garda terdepan dalam gerakan mahasiswa
di kota Padang.
baik. Hal ini dapat dikarenakan strategi pembingkaian motivasi tidak berjalan
secara optimal menjangkau partisipan yang lebih luas dan bertambah besar
BAB VI
PENUTUP
163
A. Kesimpulan
Orientasi gerakan mahasiswa pada hari ini dapat juga dikatakan sebagai
visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak
sebelum reformasi yang menjadi musuh bersama adalah rezim otoriter Soeharto
rezim otoriter tersebut kepada rezim dan menggantikannya dengan rezim yang
demokratis. Kemudian dalam sistem yang demokratis dengan isu-isu yang lebih
Namun peran mahasiswa sebagai agen perubahan itulah yang tidak begitu terlihat
baik isu yang berskala nasional maupun daerah. Kondisi demikian pun dialami
HMI Cabang Padang dalam menentukan visi bersama gerakan mahasiswa di kota
sekaligus tantangan bagi gerakan mahasiswa. Sistem politik yang terbuka telah
164
pemerintahan yang terdesentralisasi menjadikan pengambil kebijakan tidak hanya
menyebabkan fokus isu mahasiswa terbagi antara isu-isu yang bersifat nasional
dan isu-isu yang bersifat sektoral kedaerahan. Sehingga untuk isu-isu berskala
nasional menjadi lebih sulit menciptakan perasan yang sama antar daerah. Akan
kesempatan politik yang terbuka HMI Cabang Padang juga belum menunjukkan
visi bersama yang hendak diwujudkan dalam gerakan mahasiswa kota Padang.
namun peluang tersebut justeru belum mampu dimanfaatkan HMI Cabang Padang
terlihat gagap dan sedang mencari posisi seperti apa, format gerakan yang pas
untuk mengambil peran seperti apa dalam sistem politik yang demokratis
pascareformasi.
berkurang. Hal tersebut semakin mengurangi minat dan perhatian mereka seputar
isu-isu sosial yang ada. Sehingga mahasiswa menjadi lemah secara kognisi dan
perlahan-lahan menjadi patuh dan takut untuk bersikap kritis. Faktor tersebut juga
165
dirasakan dampaknya kepada minimnya pilihan kader potensial yang direkrut
HMI Cabang Padang. Adanya kader yang cenderung memanfaatkan HMI untuk
mencapai kepentingan politik namun bukan untuk tujuan pergerakan politik atau
mahasiswa.
sumber daya yaitu terkait dengan basis keanggotaan, jejaring komunikasi, dan
ketidakdisiplinan anggota dan kurangnya rasa tanggung jawab. Hal ini menyita
secara moral namun sedikit dalam tindakan di lapangan karena kurang optimalnya
proses kaderisasi membentuk militansi anggota hal ini juga berpengaruh kepada
mobilisasi sumber daya potensial yang ada menjadi mobilisasi yang bersifat
aktual.
166
kajian mahasiswa tidak mendalam dan cenderung bersifat normatif sehingga aksi-
aksi yang dilakukan lebih sering bersifat reflektif dalam bentuk aksi-aksi
tidak maksimal dan tidak mampu meyakinkan target peserta gerakan sehingga
B. Saran
1. Secara akademis
Hal ini perlu kiranya untuk melihat pengaruh LSM dalam mendukung kajian
dan analisis isu bagi gerakan mahasiswa sebagaimana dukungan yang pernah
167
teoritis, penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan teori
gerakan sosial yang lebih melihat perilaku kolektif HMI sebagai organisasi
Cabang Padang.
2. Secara Praktis
168