Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MENTORING DENGAN JUDUL SEJARAH

PERJUANGAN MAHASISWA

Nama : Muhammad Raysa Haqiqi


NIM : 1232070071
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Prodi : Pendidikan Fisika

1908
Budi otomo
Pada tahun ini, terdapat gerakan mahasiswa bernama Boedi Oetomo. Boedi
Oetomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian
modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Gerakan ini
didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh para pemuda STOVIA atau sekolah dokter di
Jawa. Pada kongres pertama, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, ditetapkan tujuan
perkumpulan yaitu untuk kemajuan selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta
kebudayaan. Fokus utama dari BU adalah pengembangan generasi muda di bidang
sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Sejak saat itu, Budi Utomo mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tercatat akhir tahun 1909, BU telah memiliki
sebanyak 40 cabang dengan kurang lebih 10.000 anggota.
Perhimpunan Indonesia
Selain BU, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah
satunya Mohammad Hatta, mendirikan Indische Vereeniging pada 1922. Kemudian,
tahun 1925, organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Berdirinya
perhimpunan Indonesia sendiri adalah untuk memajukan kepentingan orang-orang
pribumi dan non-pribumi. Awalnya, PI hanya sebagai organisasi sosial, namun
kemudian berubah menjadi organisasi politik. Misi utama dari PI adalah untuk
memperoleh kemerdekaan dan mendorong semangat rakyat melalui pendidikan

1928
Kelompok Studi Indonesia
pada pertengahan 1923, segerombolan mahasiswa yang bergabung dalam PI
merasa kecewa dengan perkembangan kekuatan perjuangan Indonesia. Untuk
mengatasi kekecewaan tersebut, pada 29 Oktober 1924 dibentuk Kelompok Studi
Indonesia oleh Soetomo di Surabaya.

Kelompok Studi Umum


Kemudian, kelompok kedua dibentuk di Bandung oleh Soekarno pada 11 Juli
1925. Kelompok ini direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi
Teknik di Bandung.
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)
Setelah pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, disusul kemudian
pembentukan PPPI pada September 1926 oleh para mahasiswa Sekolah Tinggi Humum
di Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknik di Bandung. PPPI adalah organisasi yang
menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan
Sumpah Pemuda
Dari kebangkitan semangat perjuangan pemuda Indonesia, muncullah generasi
baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah pemuda dicetus melalui Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada
26 hingga 28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI. Tujuan dari Sumpah Pemuda sendiri
adalah untuk membangkitkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Isi Sumpah Pemuda
adalah:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

1945
Perserikatan Nasional Indonesia (PNI)
Akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang liberal, muncul kebutuhan baru
untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan untuk memperoleh basis massa
yang luas. Oleh sebab itu, dibentuklah Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pada 4
Juli 1927 oleh Soekarno. Tujuan dari PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka
dengan menjalankan politik non-koperasi terhadap pemerintahan Belanda. PNI sendiri
dibentuk berdasar pada gagasan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Hindia
Belanda

1966
Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI)
Pasca-kemerdekaan Indonesia, muncul Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa
Indonesia yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa I di Malang tahun 1947. Tujuan
dibentuk PPMI adalah untuk mempererat hubungan persaudaraan antara para pelajar
Indonesia.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)


KAMI dibentuk tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan
sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pendidikan Mayjen dr. Syarief Thayeb.
Angkatan '66
Sekitar tahun 1965 dan 1966, para pemuda Indonesia banyak terlibat dalam
perjuangan mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66
yang merupakan awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional. Tokoh-tokoh
dalam gerakan tersebut adalah Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi.
Angkatan '66 ini mengangkat isu komunis yang dianggap sebagai bahaya negara.
Melalui gerakan ini, masyarakat berhasil dibangun kepercayaannya untuk mendukung
mahasiswa menentang komunis yang ditunggangi Partai Komunis Indonesia (PKI).

1974
Mahasiswa Menggugat
Awal 1970-an, para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi.
Gerakan mahasiswa diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM). Setelah itu, aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa
adalah terkait pemberantasan korupsi. Karena aksi-aksi tersebut, terbentuklah gerakan
Mahasiswa Menggugat yang dimotori oleh Arif Budiman. Program utama dari gerakan
tersebut adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM dan korupsi.
Komite Anti Korupsi (KAK)
Setelah itu, muncul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas dan terbentuk
Komite Anti Korupsi diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK sendiri berlandaskan
pada reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori
pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) sampai Komisi Empat.
Komisi Empat adalah badan pemberantasan korupsi pemerintah Indonesia yang
dibentuk Soeharto pada 31 Januari 1970.
Gerakan Mahasiswa dalam Peristiwa Malari
Protes masih terus berlanjut hingga tahun 1972, di mana terdapat isu harga beras
naik. Selanjutnya tahun 1973 masih diwarnai dengan isu korupsi sampai meletusnya
demonstrasi memprotes Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke
Indonesia. Kedatangan PM Jepang ini menuai kerusuhan yang dilakukan mahasiswa dan
kerusuhan sosial pada 15 Januari 1974. Peristiwa demonstrasi ini disebut dengan
Peristiwa Malari.

1977-1978
Setelah peristiwa Malari, gerakan mahasiswa mulai meredup. Namun, menjelang
Pemilu 1977, muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Muncul
berbagai masalah penyimpangan politik, seperti soal pemilu mulai dari kampanye
sampai berlangsungnya pemilihan umum. Gerakan mahasiswa saat itu juga untuk
mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional. Awalnya, pemerintah
berusaha melakukan pendekatan dengan mahasiswa melalui Tim Dialog Pemerintah
yang dibentuk pada 24 Juli 1977. Namun, upaya ini ditolak oleh para mahasiswa. Pada
periode ini terjadi pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap
telah melakukan pembangkangan politik. Meskipun gerakan mahasiswa saat itu tidak
membuahkan hasil, perjuangan gerakan mahasiswa tahun 1978 telah menumbuhkan
adanya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka guna menggugat bahkan
menolak kepemimpinan nasional.

1990
Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta (FKMY)
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Fuad Hasan, terjadi aksi mahasiswa di Yogyakarta yang bernama FKMY. Aksi ini
menuntut pencabutan NKK/BKK. NKK/BKK adalah kebijakan yang dikeluarkan pada
rezim Soeharto untuk memecah kemasifan gerakan mahasiswa. Kampus yang terlibat
dalam gerakan FKMY adalah ISI, Janabadra, UMY, UGM, UII, dan IAIN Sunan
Kalijaga. Setelah gerakan dilancarkan, akhirnya kebijakan NKK/BKK dicabut dan
diganti oleh Pdeoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).

1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) pada 1997-1998, melalui pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan
mahasiswa. Para mahasiswa ini menuntut agar Presiden Soeharto segera turun dari
jabatannya. Untuk meredam gerakan mahasiswa ini, pemerintah melakukan tindakan
represif yang menewaskan aktivis mahasiswa. Tindakan yang dilakukan oleh Peristiwa
Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, dan Tragedi
Lampung. Setelah banyak pertumpahan darah terjadi, akhirnya Presiden Soeharto
mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada 21 Mei 1998.

2007
Pasa-reformasi, gerakan mahasiswa masih terus berlanjut. Tahun 2007,
mahasiswa dari 37 perguruan tinggi mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa-Seluruh
Indonesia (BEM SI). Gerakan mahasiswa ini muncul pada periode pertama Soesilo
Bambang Yudhoyono dengan Tujug Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat). Aksinya kemudian
diselenggarakan pada Mei 2008 di Istana Negara. Mereka menuntut agar pemerintah
menasionalisasi aset strategis bangsa, mewujudkan pendidikan yang merata,
menuntaskan kasus korupsi, hingga isu lingkungan akibat lumpur lapindo.

2014
Masih terus berlanjut, gerakan Tugu Rakyat berlangsung hingga tahun 2014
ketika Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla memimpin. Para mahasiswa hendak
menurunkan Joko Widodo, tetapi gagal.

2019
Pada 2019 terjadi aksi mahasiswa dalam Reformasi Dikorupsi. Protes ini
berlangsung di kota-kota besar seluruh Indonesia dengan menolak beberapa UU,
meminta pengesahan RUU PKS untuk kasus kekerasan seksual, hingga penyelesaian
kasus pelanggaran HAM.

2020
Selanjutnya, tahun 2020, terjadi aksi mahasiswa dalam menolak Omnibus Law
(UU Cipta Kerja) yang dinilai dapat berdampak pada segala aspek, mulai dari isu
lingkungan hingga mengabaikan kesejahteraan buruh.

Anda mungkin juga menyukai