Anda di halaman 1dari 4

Gerakan berasal dari kata dasar gerak yang membawa makna perubahan tempat

atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali. Mahasiswa adalah sebuah
lapisan masyarakat terdidik yang menikmati kesempatan pendidikan di univesitas.
Gerakan mahasiswa merupakan gerakan intelektual yang mempunyai visi dan misi
yanng jelas yang bukan hanya sekedar berfokuskan pembangunandan kemajuan dari
sudut fizikal (ekonomi, infrastruktur, dan politik) akan tetapi, dengan lebih
menitikberatkan aspek yang berbentuk dalaman (pendidikan, pemikiran, dan nilai
murni). Gerakan Mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan mahaiswa di dalam maupun
di luar perguruan tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan, kemampuan
kepemimpinan, dan intelektualitas. Gerakan mahasiswa pertama kali bernama Boedi
Utomo yang didirikan pada tahun 1908.

Gerakan Boedi Utomo merupakan wadah perjuangan pertama kali yang


memiliki struktur modern yang bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang
terhormat. Gerakan ini didirikan oleh para pemuda STOVIA atau sekolah dokter di
Jawa pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Organisasi Boedi Utomo ini merupakan refleksi
terhadap keresahan intelektual dan sikap kritis terlepas dari primordialisme Jawa yang
ditampilkannya. Kongres pertama yang diadakan oleh organisasi Boedi utomo adalah
pada tanggal 5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Tujuan diadakan kongres tersebut adalah
menetapkan tujuan perkumpulan yaitu kemajuan yang selaras untuk negeri dan bangsa,
terutama dengan memajukan peternakan dan dagang, pengajaran, pertanian,
kebudayaan, dan teknik dan industri. Fokus utama pendirian organisasi Boedi Utomo
adalah pengembangan generasi muda di bidang pendidikan, sosial, kebudayaan, dan
pengajaran. Setelah 5 tahun berjalan, mulailah muncul pemikiran untuk semakin
bergerak maju. Para mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda, salah satunya adalah
Mohammad Hatta yang pada saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di
Rotterdam yang mendirikan Indische Vereeninging lalu berubah nama menjadi
Indonesische Vereeninging pada tahun 1922, yang disesuaikan dengan perkembangan
dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik yang jelas.
Organisasi ini kembali berganti nama baru menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun
1925 yang bertujuan untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang
diperjuangkan. Berdirinya Indische Vereeninging dan orgnisasi-organisasi lain, seperti :

1. Indische Partij yang melontarkan propaganda Sarekat Islam, kemerdekaan


Indonesia, Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar
agama
2. Indische Social Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme,
menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini
membuat organisasi ini mempunyai sisi negatif dan positif. Sisi positifnya
adalah membantu rakyat Indonesia. Sisi negatifnya adalah sangat melemahkan
Boedi Utomo karena banyak orang yang kemudian memandang Boedi Utomo
ini terlalu lembek oleh karena hanya menuju “kemajuan yang selaras” dan
terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang kebudayaan Jawa)
meninggalkan Boedi Utomo. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum
berubah ke arah politik, Boedi Utomo juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan
politik.

Kegiatan organisasi ini pada masa itu adalah suatu episode sejarah yang menandai
munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai
aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia. Mempunyai misi utama yaitu
menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat
Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat Indonesia
melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang
membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.

Pergerakan Mahasiswa pada tahun 1928 adalah Kelompok Studi Indonesia,


Kelompok Studi Umum, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), dan Sumpah
Pemuda. Sekelompok mahasiswa pada tahun pertengahan 1923 yang bergabung dalam
Indonesische Studie-Club, merasa kecewa dan kembali ke tanah air. Mereka kecewa
dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi
politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat
berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Yang pertama
adalah Kelompok Studi Indonesia yang terbentuk oleh Soetomo di Surabaya pada
tanggal 29 Oktober 1924. Yang kedua adalah Kelompok Studi umum yang
direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung
yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925. Yang ketiga adalah
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pada September 1926 oleh mahasiswa
Sekolah Tinggi Humum di Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknik di Bandung . PPPI ini
merupakan organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang
bersifat kebangsaan. Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah bagi
mahasiswa beragama Katholik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi
mahasiswa yang beragama Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi
mahasiswa yang beragama Islam pada tahun 1930-an. Yang keempat adalah Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, tercipta karena kebangkitan kaum terpelajar,
mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda.

Pergerakan Mahasiswa pada tanggal 4 Juli 1945 adalah Perserikatan Nasional


Indonesia (PNI) oleh Soekarno. Dibentuknya PNI disebabkan oleh akibat pengaruh
sikap penguasa Belanda yang liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai
politik, terutama dengan tujuan untuk memperoleh basis massa yang luas. Tujuan
dibentuknya PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dengan menjalankan
politik non-koperasi terhadap pemerintah Belanda. PNI dibentuk berdasar pada gagasan
untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.

Pergerakan Mahasiswa pada 1966 ada 3 yaitu Perserikatan Perhimpunan


Mahasiswa Indonesia (PPMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan
Angkatan ’66. Peserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia dibentuk melalui
Kongres Mahasiswa 1 di Malang tahun 1947. Tujuannya untuk mempererat hubungan
persaudaraan antara para pelajar Indonesia. Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
dibentuk pada tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah
organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pendidikan Mayjen dr. Syarief Thayeb. Angkatan ’66 pada tahun 1965 sampai 1966,
pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak yang terlibat dalam perjuangan mendirikan
Orde Baru. Gerakan ini menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional
yang sebelumnya hanya gerakan-gerakan yang masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh
mahasiswa pada saat itu adalah Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat),
Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketinganya dari PKMRI, Akbar Tanjung dari dari
HMI,dll. Angkatan ’66 mengangkat isu komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan
ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa
menentang Komunis yang ditunnggangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah
Orde lama berakhir, aktivis Angkatan ’66 mendapat hadiah yaitu banyak yang duduk di
kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabinet pemerintahan Orde Baru.

Pada tahun 1970-an mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi.
Gerakan mahasiswa diawali dengan kenaikan harga BBM. Setelah itu, protes terkait
pemberantasan korupsi. Karena aksi tersebut terbentuklah Pergerakan Mahasiswa yaitu
Mahasiswa Menggugat yang dimotori oleh Arif Budiman. Komite Anti Korupsi (KAK)
diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya karena reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-
tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK)
sampai Komisi Empat. Komisi Empat dibentuk oleh Soeharto pada 31 Januari 1970.
Gerakan Mahasiswa dalam Peristiwa Malari. Protes masih terus berlanjut hingga tahun
1972, di mana terdapat isu harga beras naik. Selanjutnya tahun 1973, masih diwarnai
dengan isu korupsi sampai meletusnya demonstrasi memprotes Perdana Menteri Jepang
Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia. Kedatangan PM Jepang ini menuai kerusuhan
yang dilakukan mahasiswa dan kerusuhan sosial pada 15 Januari 1974.

Setelah peristiwa Malari, gerakan mahasiswa mulai redup. Pada saat menjelang
Pemilu, muncul kembali pergerakan mahasiswa yang berskala masif. Pergerakan
mahasiswa pada tahun 1978 telah menumbuhkan adanya keberanian mahasiswa untuk
menyatakan sikap terbuka guna menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.

Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta (FKMY) pada tahun awal 1990, di


bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan. Aksi ini menurut pencabutan
BKK/NKK. BKK/NKK adalah kebijakan yang dikeluarkan pada rezim Soeharto untuk
memecah kemasifan gerakan mahasiswa. Setelah gerakan dilancarkan, akhirnya
kebijakan BKK/NKK dicabut dan diganti oleh Pedoman Umum Organisasi
Kemerdekaan (PUOK).
Gerakan Mahasiswa pada tahun 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), melalui pendudukan gedung DPR/MPR oleh
ribuan mahasiswa. Para mahasiswa menuntut agar Presiden Soeharto segera turun dari
jabatannya. Untuk meredam gerakan mahasiswa ini, pemerintah melakukan tindakan
represif yang menewaskan aktivis mahasiswa. Tindakan yang dilakukan oleh Peristiwa
Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, dan
Tragedi Lampung. Setelah banyak pertumpahan darah terjadi, akhirnya Presiden
Soeharto mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada 21 Mei 1998. 

Kesimpulannya adalah Peran Mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran serta


fungsinya di dalam masyarakat. Peran serta fungsi yang dimiliki oleh mahasiswa ini
tentunya sangat penting. Mahasiswa sendiri ialah seseorang yang sedang menempuh
pendidikan pada perguruan tinggi. Selain belajar di perguruan tinggi atau universitas,
mahasiswa juga memiliki peranan dan fungsi dalam masyarakat.

Daftar Pustaka : https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/29/110000279/sejarah-


gerakan-mahasiswa-di-indonesia-sejak-1908-hingga-reformasi?page=all

Anda mungkin juga menyukai