Anda di halaman 1dari 30

PMII & SEJARAH GERAKAN MAHASISWA INDONESIA

(Analisis Kepemimpinan Mahasiswa & Dinamika


Politik di Era Konsolidasi Demokrasi di Indonesia)

MATERI KADERISASI FORMAL: MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU (MAPABA)


BIDANG KADERISASI NASIONAL & TIM INSTRUKTUR NASIONAL
PENGURUS BESAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

DISUSUN OLEH: NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A.


ALUMNUS S1 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
ALUMNUS S2 SOSIOLOGI FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) YOGYAKARTA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DIREKTUR INSTITUTE FOR PHILOSOPHICAL AND SOCIAL STUDIES (INPHISOS) YOGYAKARTA
DOSEN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHOZALI (UNUGHA) CILACAP

CONTACT PERSON: +6285 647 634 312 (IM3) / +6287 839 178 226 (XL / WA) / PIN BBM: 5221 7134
E-Mail: nuriel.ugm@gmail.com / Fanspage Facebook: Nur Sayyid Santoso Kristeva
Public Group Facebook: Intelektual Marxis / Website: www.negaramarxis.blogspot.com
Home: PP. Al-Madaniyyah As-Salafiyah Jl. Pucang D.37 Gumilir Cilacap 53231
Jl. Urip Sumoharjo 71 RT.03 RW.03 Mertasinga Cilacap Jateng 53232
SEJARAH GERAKAN MAHASISWA
• Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan
yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan
untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan
kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
• Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa
seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang
tampak dalam lembaran sejarah bangsa.
• Sejarah Gerakan mahasiswa yang tertua yang tercatat dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia adalah Perhimpoenan Indonesia di
Belanda, yang didirikan pada 1922 oleh Mohammad Hatta, yang saat
itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam.
• Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak
terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini
dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan
gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-
gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
Faktor Pendorong Gerakan Mahasiswa

• Faktor pendorong gerakan mahasiswa sehingga peka dengan


permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka
untuk melakukan perubahan:
– Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk
dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat.
– Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami
pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik
terpanjang di antara angkatan muda.
– Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui
akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka.
– Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki
lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan
memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain
adalah kelompok elit di kalangan kaum muda.
– Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran,
perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat,
memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian
mengangkatnya ke jenjang karier.
PERIODISASI SEJARAH GERMA (cita-cita
luhur para mahasiswa Indonesia)

• Pertama, gerakan mahasiswa tahun 1945-


1966
• Kedua, gerakan mahasiswa tahun
1974/1975
• Ketiga, gerakan Mahasiswa tahun 1998
• Sepintas Gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia Dalam
sejarah perjalanan bangsa pasca kemerdekaan Indonesia,
mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di
setiap perubahan.
– Tumbangnya Orde Lama tahun 1966,
– Peristiwa Lima Belas Januari (MALARI) tahun 1974, dan
– Runtuhnya Orde baru tahun 1998 adalah tonggak sejarah gerakan
mahasiswa di Indonesia.
• Sepanjang itu pula mahasiswa telah berhasil mengambil
peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi
“perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan
keadilan.
Periodisasi Sejarah Germa
• 1955-1978
• Tahun 1955 merupakan tahun ke-5 Indonesia menganut sistem pemerintahan liberal.
• Kondisi ekonomi yang amburadul, antara 1954 hingga 1959, akibat inflasi yang meninggi, semakin
memmermatang kontradiksi social.
• Sejarah pun mencatat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berafiliasi ke PNI, Gerakan Mahasiswa
Sosialis Indonesia (Germasos) yang berbasis di UI berafiliasi dengan PSI, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI)
berafiliasi ke Masyumi, berbagai organ local yang dikemudian hari terkonsolidir dalam CGMI berafiliasi ke PKI.
Sedangkan PPMI memilih untuk tidak terlibat dalam konstelasi kekuasaa praktis (apolitis), dengan konsekuensi
kehilangan populisme mediatik karena tersingkir dari dunia politik.
• Tahun 1957 adalah tahun yang suram bagi organisaasi baik mahasiswa maupun masyarakat. Peranan politik
berangsur menurun yang akarnya adalah penandatanganan kerjasama antara pemuda dengan Angkatann Darat
(AD), 17 Juni 1957.
• pada tahun 1960 PSI dan Masyumi yang tidak sehaluan dengan Sukarno dibubarkan. Tahun ini PMII lahir krn
keluar dari HMI
• Pada tahun 1964 Robert F Kennedy menguruskan suatu gencatan senjata malaysia-Indonesia.
• Antara 1960-1965 politik PKI tergolong sukses sekaligus tragedi. Di bidang ideologi, Marxime, telah diajarkan di
mana-mana sebagai pelajaran resmi dii sekolah-sekolah dan isntansi-instansi pemerintah.
• Awal tahun 1966 secara bertahap peran-peran politik Suharto mulai tampak. Militer sendiri punya basis yang
cukup kuat untuk mendorong mahasiswa memusuhi sukarno.
• 10 Januari 1966 aksi KAMI secara besar-besaran berlangsung. Keadaan Ekonomi yang kacau (inflasi 600%),
inefisiensi pemerintahan (termasuk kabinet 100 menteri) dan sikap Sukarno yang tidak tegas menimbulkan
ketidakpuasan. Aksi tersebut kemudian melahirkan Tritura. Aksi berlangsung selama 60 hari sampai turunnya
Supersemar, Surat Perintah Sebelas Maret.
• Kesalahan terbesar yang dilakukan Sukarno adalah tindakannya mereshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari
1966.
• Legitimasi kekuasaan Suharto tercapai dengan lebih sempurna setelah pemilu 1971. 9 Partai yang mengikuti
Pemilu antara lain: PKRI, PSII, NU, Parmusi, Parkindo, Murba, PWI, PNI, Perti, IPKI, dan Golkar. Kemenangan
mutlak diperoleh Golkar dengan mendapatkan 236 kursi (masih ditambah 25 berdasarkan pengankatan. Golkar
kemudian memegang peranan besar dengan mendominasi jumlah kursi baik di DPR maupun MPR.
• 1978-1997
• Pasca pemilu 1977, empat kota besar di Indonesia diwarnai serangkaian aksi mahasiswa.
• Sejumlah kampus diduduki militer dan dewan mahasiswa semua universitas dibekukan
Kopkamtib. Kekuatan politik mahasiawa semakin terpuruk dengan munculnya NKK/BKK.
• Pada tanggal 19 April 1978, Menteri P&K, Prof. Daoed Joesoef, mengeluarkan SK. No. 0156
/U/1978 tentang normalisasi kehidupan kampus (NKK). Selanjutnya pada tanggal 24 Februari
1979 menyusul SK. No. 037/U/1979 yang mengatur organisasi kemahasiswaan di lingkungan
perguruan tinggi Departemen P&K. Setiap kegiatan mahasiswa berada di bawah pengawasan
rektor. Adapun dalam merencanakan kegiatan mahasiswa, rekror dibantu badan koordinasi
kemahasiswaan (BKK).
• Memasuki awal 1980, melalui Tap MPR No. 11/MPR/1978 pemerintah memberlakukan penataran
P-4. Dengan metode indoktrinasi, diharapkan masyarakat menghayati dan mengamalkan ideologi
pancasila sebagai satu-satunya asas tunggal.
• Sebagai organisasi ekstra universitaas, HMI menolak pancasila sebagai ideology tunggal, yang
berbuntut pada pecahnya HMI menjadi HMI DIPO dan HMI MPO.
• Pertengahan 80-an, di kampus-kampus bermunculan terbitan-terbitan kritis. Lembaga pers
mahasiwa (LPM) dalam peranannya sebagai pers “moral” menghadirkan pemikiran-pemikiran
kritis-konseptual di kalangan mahasiswa disamping terjun dalam pengorganisasian protes.
Sayangnya usaha pers mahasiswa (Persma) ini tidak bisa bertahan lama. Tindakan represif
pemerintah dimunculkan kembali melalui Permenpen RI No. 01/Per/menpen/1975 dan surat
edaran Dikti No. 849/D/T/1989, mengenai penerbitan kampus di perguruan tinggi. Permenpen
menggolongkan bahwa persma sebagai penerbitan khusus yang bersifat non-pers. Dampak yang
dirasa aktivis persma adalah pembatasan terhadap persoalan yang boleh diangkat. Selain
persoalan akademik (kampus), jangan harap persma dapat leluasa.
• Latar Belakang Perlawanan
• Simbol institusi perlawanan mahasiswa saat itu adalah Dewan
Mahasiswa, organisasi intra kampus yang berkembang di semua
kampus. Karena Dewan Mahasiswa menjadi pelopor gerakan
mahasiswa dalam menolak pencalonan Soeharto pasca pemilu 1977,
kampus dianggap tidak normal saat itu dan dirasa perlu untuk
dinormalkan.
• Lahirlah kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) sekaligus
pembubaran dan pelarangan organisasi intra universitas di tingkat
perguruan tinggi yaitu Dewan Mahasiswa.
• Dan sejak 1978 itulah, ketika NKK/BKK diterapkan di kampus, aktivitas
kemahasiswaan kembali terkonsentrasi di kantung-kantung Himpunan
Jurusan dan Fakultas. Mahasiswa dipecah-pecah dalam disiplin ilmu
nya masing-masing. Ikatan mahasiswa antar kampus yang
diperbolehkan juga yang berorientasi pada disiplin ilmunya, misalnya
ada Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI), Ikatan Senat
Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) dan sebagainya.
• Pada pertengahan 80-an, struktur ekonomi Indonesia dipegang oleh swasta. Dari
kalangan elite negara banyak bermunculan pemilik modal baru yang mempunyai
posisi dan pengaruh di pemerintahan
• Menjelang pertengahan 1980-1990-an NKK/BKK berakhir. Melalui PP No. 30/1990
yang diikuti dengan SK No. 0457/U/1990 diberlakuan Ormawa Senat Mahasiswa
Perguruan Tinggi (SMPT). Wadah tunggal di tingkat universitas kembali diberlakukan.
Dalam perjalanannya SMPT tidak bisa membawa aspirasi mahasiswa. Kampus
masih mempunyai toritas tertinggi dalam pemberian izin kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan mahasiswa.
• Aktivis mahaiswa 90-an kebanyakan menggunakan tema “rakyat” dalam mengangkat
isu ketidak adilan social ekonomi, seperti Komite Pergerakan Mahasiswa Untuk
Rakyat Indonesia (KPMURI). Orde baru mulai menampakkan “watak aslinya.”
Tindakan represif berupa penangkapan, pengadilan, tuduhan “subversif” ditujukan
terhadap mahasiswa.
• Menjelang Pemilu 1997, mahasiswa kembali bergejolak. Mereka mengangkat isu
menolak Pemilu 1997 disamping isu-isu lainnya (isu HAM, isu keadilan social, isu
internal kampus).
• Pada 20 Mei’97 di Jogja, KMAP (komite mahasiswa anti penindasan) menyatakan
menolak pemilu ’97, menuntut paket 5 UU politik, UU anti subversi dan Dwi fungsi
ABRI. Pasca pemilu’97 aksi mahasiswa berlanjut. Di Semarang, FARI (front aksi
rakyat Indonesia) menuntut agar pemilu diulang.
• Agustus 1997, Indonesia mengalami krisis moneter atau krisis mata uang. Nilai
rupiah merosot terhadap dolar AS. Sumber krisis berawal dari utang swasta.
Berdasarkan data Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapore, sekitar 800
debitur berutang sekitar US$ 68-US$ 69 miliar.
• Pasca 1998
• Pelaku baru gerakan protes dan perlawanan mahasiswa yang oleh beberapa kalangan
disebut GK deru (Gerakan Koreksi Orde Baru) mulai menonjol pada akhir Februari 1998.
• Belasan aktivis diculik, sebagian besar adalah aktivis mahasiswa. Penculikan ini malahan
memperbesar demonstrasi mahasiswa, terbukti pada bulan Maret 1998. Dari aksi
mahasiswa pada Februari 1998 langsung melonjak mencapai 247 aksi pada Maret 1998.
Aksi mahasiswa merata di 20 kota dari 10 Provinsi. Rekor terbanyak di buat oleh
mahasiswa Surabaya kurang lebih(35 aksi), Ujung Pandang kurang lebih(32 aksi),
Jogjakarta kurang lebih (25 aksi), Solo kurang lebih (19 aksi), Malang kurang lebih (17
aksi), dan Semarang kurang lebih ( 16 aksi), aktivis dikota-kota lain juga memulai aksi
demonstrasinya.
• Pengumuman pelimpahan wewenang dari Suharto ke wakil Presiden waktu itu Habibie
sebagai presiden baru. Tolak Habibie menggema dibeberapa kota selama 21 dan 22 Mei
1998. Ribuan massa dari FAMPR ( Front Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat) membentuk
barisan dan berpawai sepanjang 2 Km.
• Pemilu yang digelar tahun 1999 oleh pemerintahan Habibie .
• Naiknya Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI yang ke-4 telah mengecewakan
beberapa pihak yang merasa paratainya menang tetapi tidak bisa mengegolkan Capres
nya.
• Sejak Gus Dur menduduki jabatan presiden, sejak itu pulalah pintu kebebasan terbuka
lebar. Setelah lebih dari 50 tahun dibawah cengkraman dua orang diktator ( Sukarno dan
Suharto),
• Agar gerakan mahasiswa menjadi progresif,
dinamis, revolusioner, dan inklusif. Gerakan
mahasiswa meniscayakan hal berikut ini.
– Pertama, proaktif merespon keadaan dan teguh
pendirian. Gerakan mahasiswa harus bersatu
dalam visi penegakan keadilan
– Kedua, melakukan dialog transformatif-meminjam
istilah Jurgen Habermas untuk menciptakan
masyarakat komunikatif dan demokratis.
– Ketiga, mendorong para aktivisnya untuk
membentuk kapasitas intelektual yang memadai
dan berjiwa intelektual organik meminjam istilah
Gramsci. Hal ini berguna agar para aktivis
gerakan tidak hanya sibuk dilapangan, kurang
melakukan refleksi dan cenderung bergerak
secara pragmatis.
 Di Indonesia terdapat lima organisasi mahasiswa Islam ekstra
universitas atau sering dinamakan ormas mahasiswa, yang
cukup menonjol (Kesemuanya menarik untuk dikaji karena
sama-sama membawa label Islam sebagai identitas
organisasinya, namun memiliki corak wacana dan strategi
perjuangan yang khas) yaitu:
– HMI Dipo (Himpunan Mahasiswa Islam),
– PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia),
– IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah),
– HMI MPO (Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat
Organisasi) dan
– KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).
• PMKRI, GMNI, GMKI, FPPI, LMND, dll.
• Berikut sekilas perjalanan dari ormas mahasiswa Islam :
– 1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dipo HMI lahir ditengah-tengah suasana revolusi untuk
mempertahankan kemerdekaan, yaitu pada 5 Februari 1947 di kota Yogyakarta.
– 2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas
Islam terbesar di Indonesia pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya mendirikan sebuah
organisasi sebagai wadah pergerakan angkatan mudanya dari kalangan mahasiswa yakni
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pada perkembangannya di awal tahun 1970-
an PMII secara struktural menyatakan diri sebagai organisasi independen, terlepas dari
ormas apa pun, termasuk dari sang induknya, NU. 5 Februari 1947 di kota Yogyakarta.
– 3. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ketika situasi nasional mengarah pada
demokrasi terpimpin yang penuh gejolak politik di tahun 1960-an, dan perkembangan dunia
kemahasiswaan yang terkotak-kotak dalam bingkai politik dengan meninggalkan arah
pembinaan intelektual, beberapa tokoh angkatan muda Muhammadiyah seperti Muhammad
Djaman Alkirdi, Rosyad Soleh, Amin Rais dan kawan-kawan memelopori berdirinya Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964.
– 4. Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Kebijakan
pemerintah memberlakukan asas tunggal Pancasila sebagai satu-satunya dasar ormas
mendapat tantangan yang cukup beragam dari kalangan umat Islam. Himpunan Mahasiswa
Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) sebagai organisasi pecahan/faksi dari HMI
yang disebutkan sebelumnya, terlahir akibat konflik berkepanjangan dalam menyikapi
penerimaan asas tunggal tersebut. PB (Pengurus Besar) HMI melalui jumpa pers pada 10
April 1985 di Yogyakarta mengumumkan tentang penerimaan asas Pancasila oleh HMI.
– 5. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) KAMMI terbentuk dalam rangkaian
acara FS LDK (Forum Sillaturahmi Lembaga Da’wah Kampus) Nasional X di Universitas
Muhammadiyah Malang tanggal 25-29 Maret 1998.
TANTANGAN GERAKAN MAHASISWA
• Pertama, antara upaya membuka ruang
demokrasi nasional dengan harapan munculnya
gejolak demokrasi arus bawah yang massif
• Kedua, persoalan perubahan dinamika ekonomi
politik global yang bermetamorfosis menjadi
kekuatan Neo-liberal yang kuat
• Ketiga, dan yang masih krusial, adalah bagaimana
mendesain ulang format gerakan yang lebih
konstruktif dan terkonsolidasi secara massif
LEGITIMASI SEJARAH GERAKAN MAHASISWA (mengapa gerakan
mahasiswa sangat berpengaruh)

• Pertama, modernisme dalam banyak bidang ekonomi politik,


terutama dalam rangkaian dengan kekuasaan, oleh kekuatan dan
dominasi ekonomi politik negara-negara Utara terhadap negara-
negara Selatan, menyebabkan terjadinya transformasi sosial dalam
bentuk kolonialisme, imperialisme sampai neo-liberalisme yang
terjadi hingga sekarang ini.
• Kedua, di Indonesia Gerakan Mahasiswa mendapat suatu legitimasi
sejarah atas keturutsertaannya terlibat dalam gerakan kemerdekaan
dan semenjak berdirinya negara menjadi bagian yang di akui dari
sistem politik.
• Ketiga, kekurangan lembaga dan struktur politik yang mapan. Akibat
dari itu adalah relatif mudahnya bagi setiap kelompok yang
terorganisir untuk mempunyai dampak langsung tehadap politik.

STRATEGI GERAKAN MAHASISWA

• Pertama, IDEOLOGI, dasar filosofi gerakan


merupakan nilai-nilai yang menjadi landasan
pergerakan mahasiswa.
• Kedua, FALSAFAH GERAKAN, strategi ini lebih
kepada falsafah bertindak dengan model pendekatan
(appoach methode).
• Ketiga, SEGMENTING, strategi ini merupakan pilihan
wilayah gerak.
• Keempat, POSITIONING, artinya adalah bahwa
lembaga eksekutif tersebut harus meletakkan dasr
organisasi sebagai institusi profit atau non-profit.
IDEALISME MAHASISWA DAN GLOBALISASI

Hakekatnya sebuah gerakan (movement)


merupakan upaya melakukan antitesa
dari kondisi status-quo yang konservatif
dan tidak memiliki kepekaan akan cita-
cita masyarakat yang lebih maju.
Philip G. Albach dalam bukunya Student in
Reovolt
Melihat posisi gerakan mahasiswa berada dalam
dua level yaitu:
(1) Sebagai proses perlu bahan, yaitu
menumbuhkan perubahan sosial dan
mendorong perubahan politik.
(2) Sejarah juga banyak mencatat bagaimana
gerakan mahasiswa bisa bergerak dalam level
sistem politik yang akan meluas pada
pengaruh kebudayaan dan sosial.
LEGITIMASI SEJARAH GERAKAN MAHASISWA

Mengapa gerakan mahasiswa banyak muncul di


negara berkembang:
• Pertama, modernisme dalam banyak bidang ekonomi
politik, terutama dalam rangkaian dengan kekuasaan,
– oleh kekuatan dan dominasi ekonomi politik negara-negara
Utara terhadap negara-negara Selatan, menyebabkan terjadinya
transformasi sosial dalam bentuk kolonialisme, imperialisme
sampai neo-liberalisme yang terjadi hingga sekarang ini.
LEGITIMASI SEJARAH GERAKAN MAHASISWA

• Kedua, di Indonesia Gerakan Mahasiswa


mendapat suatu legitimasi sejarah atas
keturutsertaannya terlibat dalam gerakan
kemerdekaan dan semenjak berdirinya
negara menjadi bagian yang di akui dari
sistem politik.
LEGITIMASI SEJARAH GERAKAN MAHASISWA

• Ketiga, kekurangan lembaga dan struktur


politik yang mapan.
– Akibat dari itu adalah relatif mudahnya bagi
setiap kelompok yang terorganisir untuk
mempunyai dampak langsung tehadap politik.
Melacak Idealisme Gerakan Mahasiswa

• Realitas politik memang mengatakan bahwa


independensi perguruan tinggi yang notabene adalah
basis pendidikan nasional, sehingga banyak harapan
akan adanya pemikiran-pemikiran baru tentang ke-
Indonesiaan yang dihasilkan dari institusi ini.
• Selain civitas akademika yang merepresentasikan
kelompok intelektual, mahasiswa juga diharapkan
mampu memberikan gagasan dan ide-ide ke-
Indonesiaan, dengan beragam aktualisasi.
Refleksikan!
Akankah kita para mahasiswa sekarang
kembali akan menjadi alat dan
terprovokasi dengan isu-isu politis tertentu
yang ternyata hanya menguntungkan
kelompok tertentu dan jauh dari
kepentingan riil masyarakat ?
GERAKAN MORAL MAHASISWA

• Meminjam istilah Ben Anderson dalam bukunya


Revolusi Pemuda, mengenai peran pemuda
yang sangat besar dalam menentukan masa
depan sebuah bangsa.
• Dimana dalam peran ini mahasiswa menjadi
bagian didalamnya.
• Selain itu adanya pepatah Arab yang berbunyi
“Syubhanul yaum rijaalul ghoddi (Pemuda
Sekarang Adalah pemimpin masa depan)”.
DILEMATISASI ANTARA GERAKAN MORAL & GERAKAN
POLITIK

Dilatar belakangi oleh beberapa alasan:


• pertama, gerakan mahasiswa dalam
orientasinya yang ingin melakukan perubahan,
selalu mengunakan ukuran perubahan struktur
atau lebih spesifik perubahan kebijakan sebagai
ukuran keberhasilannya.
DILEMATISASI ANTARA GERAKAN MORAL & GERAKAN
POLITIK

• Kedua, stigma gerakan moral tidak lain adalah


bentuk justifikasi dari kebenaran akademis yang
kelahirannya dilatar belakangi karena
independensi perguruan tinggi, yang
berimplikasi pada cara pandang bahwa gerakan
mahasiswa adalah gerakan yang masih murni
dan independen yang sangat jauh dari
kepentingan pragmatis dan kepentingan politik
tertentu.
DILEMATISASI ANTARA GERAKAN MORAL & GERAKAN
POLITIK

• Ketiga, gerakan mahasiswa yang


mengklaim dirinya menyuarakan aspirasi
rakyat dengan mengunakan idiom
demokrasi, HAM, supremasi sipil,
supremasi hukum dan yang lainnya, telah
menjadikan idiom-idiom tersebut sebagai
standar moral gerakan.
DILEMATISASI ANTARA GERAKAN MORAL & GERAKAN
POLITIK

• Keempat, moral dalam gerakan


mahasiswa sebenarnya hanya menyetuh
pada aspek psikologi, emosional dan
romantisme, bukan moral yang menjadi
élan dan subtansi dari gerakan, karena
kebangkitan gerakan mahasiswa lebih
signifikan dipengaruhi faktror eksternal
yang lebih massif.
Apakah yang menjadi modal idealisme
mahasiswa?
• Intelektualitas
• Moralitas
• Religiusitas
• Kepekaan Sosial
• Konsolidasi gerakan
• Cita-cita luhur kaum terpelajar
EPILOG
Maka moral sebenarnya adalah sistem nilai
yang berlaku universal bagi individu bukan
komunitas (baca gerakan) dan menjadi
alat mekanisme kontrol atas perilaku
individu dalam menjalankan kehidupannya
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai