Anda di halaman 1dari 7

PERAN MAHASISWA

Sabtu, 19 Juni 2010


PERAN SEBAGAI MAHASISWA
MAHASISWA: ANTARA STATUS DAN PERAN

Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai
insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut
terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab
individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

disampaikan dalam Orientasi Kemahasiswaam di IAI Nurul Jadid th. 1999

Siapa Mahasiswa ?

Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berarti besar
atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk
pada suatu kelebihan tertentu bagi penyandangnya. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan
Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada
perguruan tinggi tertentu (Bab I ps.1 [6]), yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan /
atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. (Bab II ps. 1 [1]). Dengan demikian, mahasiswa adalah
anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “ elit ” intelektual dengan
tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan
“tridarma” lembaga tempat ia bernaung.

Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang
dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.

Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual,
tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral

Bagaimana bentuk peran mahasiswa?

• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang
ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan
pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen
perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.
Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia

Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan
diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan
yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat
aktif pada posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di
negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik
serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati
sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun
berkembang, termasuk di Indonesia.

Dalam arti yang luas, ideologi berisi tatanan nilai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
pedoman untuk menjalankan kehidupan bersama dalam rangka meraih harapan-harapan mereka.
Tatanan nilai tersebut berasal dari tradisi atau adat-istiadat dan dapat pula bersumber dari ajaran
agama.

Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah
arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada
proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk
untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa
kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada
posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya sebagai agent of social change dan
man of analysis, menjadi jargon yang dimitoskan.

Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua
pada era 1960-an.

Peran ideologi mahasiswa tahun 1910-an sampai dengan 1930-an terfokus pada peran penggagas,
yaitu menysun, menafsirkan serta memulasikan pemikiran tentang segenap aspek kehidupan
bermasyarakat yang berasal dari masyarakat asing dan masyarakat sendiri menjadi ideologi yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya sendiri. Mahasiswa dari generasi Soetomo
1910-an dan generasi Soekarno-Hatta 1920-an, adalah pemikir-pemikir yang meletakkan dasar
ideologi nasiolnalisme bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Nasionalisme merupakan fokus
dari keseluruhan ideologi yang digagaskan oleh mahasiswa 1910-1930-an.

Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi
menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang
sudah ada. Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran
sebagai penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik
profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh
politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri
(Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh
politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa
mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran.

Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari
kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi
sejak yahun 1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang
dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot
bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa,
pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini,
melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas
sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran
sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru.

Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya
mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju
terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk
lebih memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan
dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini
diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan
HANKAM juga memiliki peran sosial politik.

Lakon yang dimainkan mahasiswa angkatan 66 berada dalam panggung sejarah yang romantis, di
dalamnya terjadi aliansi segitiga yang harmonis antara militer, teknokrat, dan mahasiswa.
Ketiganya merupakan bagian lapisan elit intelegensia yang bakal mengobarkan gagasan
modernisasi. Dengan kata lain disamping militer teknokrat, mahasiswa juga dipercaya sebagai
agen modernisasi atau pembangunan.

Dekade 1970-an aliansi ini pecah akibat berubahnya orientasi dan strategi pemerintahan orde baru.
Cita-cita awal gerakan orde baru sudah tidak sesuai dengan idealisme dan ideologi mahasiswa.
Akibatnya, hampir sepanjang era 1970-an terjadi protes, kritik, petisi, selebaran dan lobi yang
diarahkan kepada pemerintahan orde baru. Gerakan ini bermuara pada persoalan demokrasi, peran
militer, dan pembangunan ekonomi. Akibatnya gerakan mahasiswa semakin berhadapan dengan
kekuatan represif, yang mengutamakan stabilitas nasional dalam upaya menjaga kelangsungan
pembangunan nasional. Pada gilirannya gerakan mahasiswa mengalami kemerosotan yang sangat
tajam, yang belum pernah terjadi dalam gerakan mahasiswa di Indonesia. depolitisasi dan
deparpolisasi, melalui penerapan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) dan BKK (Badan
Koordinasi Kampus) menjadi senjata pamungkas hegemoni Orba terhadap kehidupan mahasiswa.
Lalu kepada mahasiswa yang melanggar NKK/BKK diberikan sanksi akademik yang berat, mulai
dari skorsing sementara atau terbatasnya sampai kepada pemecatan bahkan dipenjarakan.

Dekade 1980-an adalah masa-masa mandul peran mahasiswa dalam kancah sosial-politik karena
perannya dipersempit dalam peran profesional saja. Dalam masa-masa ini terjadi proses-proses
penggugatan dan penyadaran terhadap peran sosial-politik mahasiswa. Upaya ini tampak berbuah
ketika pada era 1990-an angin perubahan di dalam diri mahasiswa mulai berhembus, yang
berujung pada munculnya generasi reformasi pada tahun 1990-an akhir ini.
----------------------------------------------------------------------------------------
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana mahasiswa selalu menjadi motor
penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan
mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian
di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan
menjadi bagian hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat
yaitu :

Peran moral

Mahasiswa yang dalam kehidupanya, tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik
dan telah meninggalkan amanah dan tanggung jawabnya sebagai kaum terpelajar. Jika hari ini
kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenangan), lebih suka
mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu tentang peruban di negeri ini,
dan jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi
(entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi
masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal yang lebih ilmiah dan menyentuh
kerakyat, maka mahasiswa semacam ini adalah potret“generasi yang hilang“yaitu generasi yang
terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.

Peran sosial

Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas
sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang
universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa
tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat
adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya
turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya.
Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa
mahasiswa adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis
untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak –
pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.

Peran Akademik

Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak
apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa mahasiswa adalah
insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap
orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai
seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk
mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan
komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga
keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka
segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu
menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta
mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah
di dunia dan akhirat.

Peran politik

Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai
presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang
zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada
masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan
pemerintah langsung di cap sebagai kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak
segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan berseberangan dengan
kebijakan pemerintah yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Dan kebijakan ini
terbukti ampuh memasung gerakan – gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk
dengan kegiatan rutinitas kampus sehinngga membuat mahasiswa terpenjara oleh system yang
ada.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita
yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan
lingkungan.
M Salim di 23.51

7 komentar:

asuransipendidikankita27 Juli 2013 04.20


Ya, bagaimanapun mahasiswa turut dalam berperan dalam perjalanan sejarah bangsa kita,
mahasiswa berperan menaikkan Suharto ke puncak kekuasaan dan mahasiswa juga melengserkan
Suharto pe prabon

Balas

Ridho Prawira20 Maret 2014 08.49


niceee

Balas

Channel academic Indonesia19 Maret 2016 18.54


Mahasiswa memang harus menjadi bagian dari proses peradaban. Karena mahasiswa adalah
harapan cahaya di tenga2 menipisnya implementasi keilmuan. Begitu penting peran mahasiswa
semoga dapat menjalankannya.

Balas
Channel academic Indonesia19 Maret 2016 18.55
Mahasiswa memang harus menjadi bagian dari proses peradaban. Karena mahasiswa adalah
harapan cahaya di tenga2 menipisnya implementasi keilmuan. Begitu penting peran mahasiswa
semoga dapat menjalankannya.

Balas

BLASIUS TNH19 Oktober 2016 07.12


Wah artikel ini menarik. Anda sedang cari-cari bisnis untuk penghasilan tambahan? Ikuti bisnis
saya di www.3ijaringnusantara.blogspot.com. Bisnisnya hanya menabung. Tabungannya untuk
Anda sendiri atau untuk keturunan Anda. Tidak perlu jualan barang atau jualan yang lain. Tapi di
bisnis ini banyak orang yang berhasil dan punya gaji puluhan juta. Ikuti kisah Pak Heeri Purnomo
yang gajinya naik dari 866 ribu menjadi 53 juta dalam 7 bulan. Kalau pengin tahu, WA saya
088226144373 Saya tidak cantumkan link.PIN BB D3B59484

Balas

Mitra Penerjemah3 November 2016 21.31


Mitra Penerjemah | Jasa penerjemah tersumpah di jakarta
Merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa dan kami berdiri sejak tahun 2005
Kami melayani translation:
-CV
-Jurnal
-Abstrak
-Legalisasi dokumen
-Tugas Sekolah/Kuliah
-Esai/Karangan
-Dokumen penting (KK/KTP/Akta Kelahiran/Akta Tanah)
Kami juga menyediakan jasa: -SWORN TRANSLATOR resmi untuk kebutuhan pembuatan visa
atau kedutaan.
File dapat dikirim melalui email:mitrapenerjemah@yahoo.com
Kontak Kami Alamat:
Jl. Olahraga 1 no.33B, Condet Raya-Jakarta Timur
Phone. 021-50448230 – 082123532858 (Whatsapp)
website kami: www.mitrapenerjemah.com

Balas

Rion BORNEO16 Januari 2017 17.16


Terimakasih gan.
Kunjungi juga DUNIA KAMPUS.
http://fkip-unmulkampusku13.blogspot.co.id

Balas
Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai