Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKA GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA DALAM KERANGKA

PANCASILA SEBELUM DAN SESUDAH REFORMASI

Dosen Pembimbing :

Dr. Bambang Tri Purwanto, MS., Apt

Anggota Kelompok 3 :

1. Nazila Dwi K (051811133011) 7. Wafaa Ginong P (051811133131)

2. Farly Avinda (051811133027) 8. Ade Syamsi K (051811133143)

3. Rimawati S H (051811133047) 9. Nizam Al Fikri S (051811133187)

4. Annisa M.N.H (051811133067) 10. Faizah Maulida S (051811133167)

5. Martha Ilmi N (051811133079) 11. Ananda P.F (051811133223)

6. Huzaifah Arofik (051811133119)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri

dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara

bagi seluruh rakyat Indonesia yang tercantum pada paragraph ke-4 Preambule

(pembukaan) UUD 1945. Pancasila sebagai dasar Negara yang artinya mejadi

pedoman rakyat Indonesia dalam menjalankan segala aspek kehidupan

bernegara.

Salah satu pemeran yang menerapkan Pancasila dalam aspek kehidupan

adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan lapisan masyarakat terdidik yang

mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Pada

proses mengenyam pendidikan, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dalam

berbagai bidang. Hal ini membuat mahasiswa menjadi peka dan peduli terhadap

persoalan-persoalan di lingkungan, terutama mengenai implementasi ideologi

Pancasila, sehingga mahasiswa dapat dikatakan sebagai leader of change yang

melahirkan gerakan-gerakan perubahan menuju Indonesia yang berlandaskan

Pancasila.

Adanya gerakan mahasiswa dengan perannya yang signifikan dalam

perubahan, secara langsung akan memberikan napas baru yang kemudian

melahirkan aktivis-aktivis mahasiswa yang cerdas dan berani. Pada umumnya,


gerakan yang dibangun ini berangkat dari sebuah kesadaran tentang posisi

masyarakat yang berhadapan dengan negara (konsep patron-client). Kesadaran

tersebut kemudian membawa gerakan pada sebuah tujuan yang hendak dicapai.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sendiri, aktivitas gerakan mahasiswa

selalu mengalami pasang surut, tergantung pada metode dan strategi gerakan

yang digunakan. Beda zaman beda tantangan, begitulah gambaran dinamika

gerakan mahasiswa dalam torehan sejarah.

1.2 ASPEK PERMASALAHAN

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak sekali aspek yang berubah dari

era sebelum reformasi sampai sekarang ini, yang mana dipengaruhi oleh faktor-

faktor tertentu. Pada era sekarang ini, justru mahasiswa sudah kehilangan ruh

sebagai penggerak peradaban (pendidikan). Banyak mahasiswa yang sudah

meninggalkan kebesaran identitas kemahasiswaan mereka. Kepedulian

mahasiswa saat ini sudah menjadi hal yang langka, ketika sebagian mahasiswa

hanya mampu kritis terhadap elite politik dan sebagian besar lainnya hanya diam.

Tidak heran, karena arus globalisasi yang tidak di-filter dengan baik berdampak

kepada generasi muda (mahasiswa). Meskipun semua hal pasti berkembang

sesuai dengan perkembangan zaman, namun mahasiswa sebenarnya dapat

mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengacu pada nilai-

nilai Pancasila. Sehingga dapat mencetak lulusan-lulusan hebat yang dapat


membentuk masyarakat yang modern tanpa melupakan Pancasila sebagai dasar

negaranya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Gerakan Mahasiswa Sebelum Reformasi

Perjalanan sejarah pergerakan mahasiswa indonesia dimulai sekitar tahun

1908-an yang ditandai dengan didirikannya Budi Utomo. Pelopor pergerakan

tersebut adalah mahasiswa yang tercerahkan dan memaknai serta memahami arti

suatu persatuan menuju kemerdekaan. Titik klimaks dari perjuangan mahasiswa

Indonesia adalah pada tahun 1966 dan tahun 1998, dimana dua rezim otoriter

pada saat itu berhasil di runtuhkan. Adapun tahun-tahun bersejarah bagi

pergerakan mahasiswa Indonesia adalah Terbentuknya Budi Utomo(1908),

Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi dan Perjuangan fisik (1945), Tritura dan

runtuhnya rezim Orde Lama (1966), Peristiwa Malari (1974), Pembelengguan


kemerdekaan mahasiswa melalui NKK/BKK (1978), Aksi Reformasi dan

Tragedi Semanggi (1998).

Gerakan Mahasiswa Indonesia mendapatkan momentumnya saat

terjadinya krisis moneter pada pertengahan 1997. Mahasiswa yang merupakan

satu satuan karakter, mampu menjadi satu gerakan besar yang bukan saja

memperjuangkan suatu tujuan, namun berupaya membuat sejarah baru dalam

sebuah pembangunan masa depan suatu bangsa. Era reformasi mahasiswa

mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga

pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan

mahasiswa masih tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap

kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk

terus mengawal reformasi masih berjalan.

2.2 Fenomena Mahasiswa Zaman Sekarang

Kemunduran gerakan serta pergeseran budaya mahasiswa memang telah

menjadi realitas yang mencolok. Penyebabnya bisa saja karena faktor internal

maupun eksternal mahasiswa itu sendiri. Dalam perspektif psikologi

perkembangan, lingkungan adalah faktor kuat yang dapat mempengaruhi pola

pikir serta tingkah laku seorang individu. .

Sejauh ini, aktivitas-aktivitas mahasiswa mengalami pergeseran kepada

budaya yang cukup signifikan. Pada aspek penguatan emosional atau


persekawanan diakui terlihat mengagumkan karena sikap empati serta saling

peduli yang mereka tunjukkan, dan itu pun hanya terjadi karena mereka berada

dalam satu lingkaran komunitas atau organisasi tertentu. Bahkan sekumpulan

mahasiswa tersebut dapat dikatakan mampu bersama tiap saat, terlebih jika

terdapat suatu permasalahan, baik permasalahan terkait perkumpulan maupun

permasalahan anggotanya.

Rasa persekawanan dan sikap empati mahasiswa zaman sekarang

memang berkembang baik, dan itu pun merupakan modal dasar mahasiswa

zaman dahulu. Namun, perbedaannya terlalu mencolok, jika mahasiswa zaman

dahulu berkumpul untuk melahirkan suatu manifestasi gerakan, sedangkan

mahasiswa zaman sekarang berkumpul justru hanya untuk sekadar nongkrong,

menghayal, serta curhat belaka.

Mahasiswa pada zaman sekarang juga dapat dikatakan cenderung apatis

dan tidak aktif dalam perjuangan masyarakat. Bukan hanya perjuangan

masyarakat, dalam hal kecil saja, seperti kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan sekitar sudah mulai luntur.

2.3 Faktor- Faktor Pendorong Terjadinya Gerakan Mahasiswa

Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan

peranan mahasiswa.
1. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan

terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.

2. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku

sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi

politik yang terpanjang diantara angkatan muda.

3. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan

mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah,

suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari- hari.

4. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas

dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam

masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam kalangan angkatan

muda.

Denny JA juga menyatakan adanya tiga kondisi lahirnya gerakan

sosial seperti gerakan mahasiswa :

1. Pertama, gerakan sosial dilahirkan oleh kondisi yang memberikan

kesempatan bagi gerakan itu. Pemerintahan yang moderat, misalnya

memberikan kesempatan yang lebih besar bagi timbulnya gerakan sosial

ketimbang pemerintahan yang sangat otoriter.

2. Kedua, gerakan sosial timbul karena meluasnya ketidakpuasan atas situasi

yang ada. Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern,

misalnya dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang makin lebar

untuk sementara antara yang kaya dan yang miskin. Perubahan ini dapat pula

menyebabkan krisis identitas dan lunturnya nilai-nilai sosial yang selama ini
diagungkan. Perubahan ini akan menimbulkan gejolak yang dirugikan dan

kemudian meluasnya gerakan sosial.

3. Ketiga, gerakan sosial semata- mata masalah kemampuan kepemimpinan

dari tokoh penggerak adalah sang tokoh penggerak yang mampu

memberikan inspirasi, membuat jaringan, membangun organisasi yang

menyebabkan sekelompok orang termotivasi terlibat dalam gerakan.

2.4 Upaya Untuk Mengembalikan Sikap Rasa Cinta Terhadap Pancasila

Melihat dari fenomena dimana banyak anak muda termasuk mahasiswa

yang sudah mulai luntur nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila pada jati

diri mereka, maka perlu dilakukan yang namanya “Restorasi Pancasila”. Hal ini

perlu untuk mengembalikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Restorasi

Pancasila mempunyai tiga aspek.

1. Pertama adalah pendalaman dan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang

jauh lebih intensif di seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di

kalangan terpelajar dan kalangan pimpinan bangsa dan daerah.

2. Aspek kedua adalah Pancasila berperan sebagai faktor utama dalam

hakikat pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia

dan pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia (Nation and

Character Building).

3. Aspek ketiga Restorasi Pancasila adalah menjadikan Pancasila sebagai

referensi utama untuk memperkaya kebudayaan Indonesia dengan

mengadopsi nilai-nilai bukan-Indonesia.


Kemudian, peran pemuda dalam merestorasi Pancasila adalah dengan

menjadikan Pancasila sebagai gaya hidup masa kini dan mengubah kebudayaan

hedonisme yang identik dengan sikap anak muda sekarang ini. Langkah awal

dalam mengintegrasikan nilai – nilai Pancasila sebagai style atau gaya hidup

pemuda adalah mencintai negara ini, termasuk di dalamnya adalah Pancasila.

Dengan rasa cinta terhadap lima sila di dalamnya, maka sikap dan tindakan

pemuda berlandaskan dan sesui dengan hakekat Pancasila.

2.5 Manfaat Atau Dampak Untuk Indonesia Jikamahasiswa dapat menjalankan

tugasnya dengan benar

Bangsa Indonesia menaruh harapan kepada mahasiswa. Ditangan

mahasiswalah yang dapat mengubah bangsa kearah yang lebih baik. Jika kita,

mahasiswa, melakukan peran kita dengan sangat baik pastinya kesejahteraan

masyarakat akan terwujud karena kita merupakan seorang pengawas dan kritikus

terdepan dari masyarakat jika sudah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang

dilakukan oleh penguasa maupun pemerintah. Untuk mencapai itu semua, kita

harus memulai dari pribadi kita sendiri. Tentunya akan sulit mengubah keluarga,

masyarakat bahkan Bangsa jika dari diri sendiri tidak ingin berubah. Oleh karena

itu, ubahlah kebiasaan-kebiasaan buruk seperti rasa malas, apatis, sering menunda-

nunda dan lain-lain yang menjadi hambatan bagi kita untuk melakukan tugas kita

sebagai mahasiswa.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan aspek permasalahan yang telah dirumuskan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa Pancasila memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai

identitas nasional yang kemudian menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia. Dalam

perkembangannya, pancasila juga mengalami berbagai dinamika interpretasi dari

masa ke masa seperti dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara agar Pancasila selalu

relevan dalam fungsinya memberikan pedoman  bagi pengambilan kebijaksanaan

dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di lain pihak

loyalitas warganegara terhadap Pancasila tetap tinggi.,sehingga apatisme dan

resistensi terhadap Pancasila bisa diminimalisir.

Mahasiswa sebagai pemimpin perubahahan (leader of change) harus

menjadi pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Selain itu, mahasiswa

harus menjadi Leader of Change untuk menghadapi ancaman perpecahan serta

radikalisme terorisme yang sedang marak saat ini. Dan juga telah banyak

pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita

sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah


semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan

tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/fariskhulafa/579243bfa2afbd061e61aa4c/restor
asi-Pancasila-sebagai-upaya-pemuda-mempertahankan-Pancasila

https://news.detik.com/berita/4217126/mahasiswa-diminta-jadi-leader-of-
change-hadapi-radikalisme

https://awaludinalya.wordpress.com/optimalisasi-peran-mahasiswa-agent-of-
change-social-control-iron-stock/

http://immalfarabbi.blogspot.com/2015/08/dinamika-sejarah-pergerakan-
mahasiswa.html

https://ryanhl.wordpress.com/2011/07/12/mahasiswa-zaman-dahulu-dan-
sekarang/

http://www.marhaenpress.com/2016/09/peran-gerakan-mahasiswa-di-era-
reformasi.html

https://anwarunj.blogspot.com/2012/06/budaya-mahasiswa-jaman-
sekarang.html

Sanit, Arbi, Sistim Politik Indonesia, Jakarta, Penerbit CV Rajawali, 1981.

JA, Denny, Menjelaskan Gerakan Mahasiswa, Harian Kompas, 25 April


1998, diambil dari www.kompas.com, tanggal 5 Mei 2010, jam 14.00
WIB.

Anda mungkin juga menyukai