Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR SOSIOLOGI

STUDI PENDUDUK

PENDUDUK
Sosiologi tidak lepas dari kependudukan
karena pokok perhatian sosiologi adalah
masyarakat, institusi sosial, interaksi
sosial, dll, sangat erat kaitannya dengan
masalah kependudukan.
Ilmu yang memperlajari mengenai
kependudukan adalah ilmu demografi.

Demografi

Demografi
formal (formal
demography)

Demografi sosial
(social
demography)

DEMOGRAFI SOSIAL

Melalui demografi sosial dapat dipelajari:


1. Dampak masalah kependudukan pada
struktur sosial seperti: pengaruh
kepadatan penduduk pada bentuk
interaksi sosial.
2. Dampak faktor sosial pada faktor
demografi contohnya: faktor
kepercayaan atau adat terhadap tingkat
kelahiran atau kematian

PERUBAHAN PENDUDUK

Jumlah penduduk Indonesia cenderung


meningkat dari tahun ke tahun.

Kelahiran
(Fertilitas)

Perubaha
n
Pendudu
k

Kematian
(Morbiditas)

Migrasi

KELAHIRAN

KEMATIAN
Indikator
kematian

Angka Kematian
Kasar
(CDR)
Angka Kematian
Bayi

Rentang Hidup
(life span)
Angka Harapan
Hidup
(life expectancy)

MIGRASI
Migrasi merupakan perpindahan penduduk
dari satu unit geografis ke unit geografis
lainnya.
Jenis migrasi:
1. Migrasi intern (urbanisasi & transmigrasi)
2. Migrasi internasional (emigrasi & imigrasi)
3. Migrasi ke-luar (out migration)
4. Migrasi ke-dalam (in migration)

Push Factors
Faktor pendorong migrasi

Faktorfaktor
MIgrasi

Contohnya: ketidakstabilan politik,


keamanan, ekonomi yang tidak
memadai, kebudayaan dan lingkungan
atau paksaan seperti bencana alam
Pull Factors
Faktor penarik migrasi
Contohnya: kebebasan politik,
peluang kerja lebih besar, adanya
harapan untuk kehidupan yang lebih
baik, pendidikan, keamanan dan
fasilitas yang lebih baik maupun
keindahan panorama.

ZERO GROWTH POPULATION

Situasi dimana jumlah penduduk setiap


tahun tidak berubah karena jumlah
kelahiran sama dengan jumlah kematian
dan jumlah migrasi ke luar sama dengan
jumlah migrasi ke dalam.

KOMPOSISI PENDUDUK

Pengelompokan penduduk dapat disusun


menurut berbagai ukuran seperti: jenis kelamin,
usia, pendidikan, tempat tinggal, dll.
Data mengenai struktur penduduk menurut usia
dan jenis kelamin disajikan secara grafis dalam
bentuk piramida penduduk
Bentuk piramida penduduk memberikan indikasi
mengenai tingkat kelahiran, tingkat kematian,
usia median dan dependency ratio

JENIS PIRAMIDA PENDUDUK

Kebijaksanaan
Penduduk

Kebijaksanaan
Pronatal

Kebijaksanaan
Antinatal

KEBIJAKSANAAN PRONATAL

Kebijaksanaan Pronatal menunjang


angka kelahiran tinggi. Contohnya:
1. Tunjangan uang bagi ibu bersalin
2. Perpanjangan cuti hamil
3. Pembatasan alat kontrasepsi
4. Larangan abortus
5. Pembebanan pajak tambahan bagi orang
yang tidak menikah atau sudah menikah
tetapi tidak memiliki keturunan

KEBIJAKSANAAN ANTINATAL

Kebijaksanaan Antinatal bertujuan membatasi


tingkat kelahiran. Contoh:
1. Penetapan batas usia pernikahan
2. Penetapan batas jumlah anak
3. Anjuran memakai kontrasepsi
4. Menggencarkan program keluarga berencana
5. Menetapkan pajak tambahan bagi pasangan
suami istri yang jumlah anaknya melampaui
batas.

TEORI MALTHUS

Jumlah penduduk berkembang menurut


deret ukur, sedangkan jumlah bahan
makanan hanya dapat ditingkatkan
menurut deret hitung
Pertumbuhan penduduk yang tak terbendung
akan terbentur pada masalah keterbatasan
penyediaan bahan makanan

TEORI MALTHUS

Mekanisme pencegahan (pengekangan


penduduk)
1. Positive checks : perang, kelaparan,
penyakit, bencana alam
2. Preventive checks : abortus, pembunuhan
bayi, dan pengendalian kelahiran
3. Pengendalian moral-moral restraint
(penundaan pernikahan dan pembatasan
hubungan seks)

TEORI TRANSISI
DEMOGRAFI

Suatu masyarakat yang mengalami


proses industrialisasi akan melewati tiga
tahap :
1. Tahap praindustri, tingat kelahiran
dan tingkat kematian tinggi dan stabil
2. Tahap transisi, tingkat yang dicapai di
bidang kesehatan sehigga jumlah
penduduk meningkat cepat
3. Tahap industrial, tingkat kelahiran
dan tingkat kematian rendah dan

MASYARAKAT
Pendapat Para Ahli

Prof. M. M. Djojodiguno

Hasan Sadily

Masyarakat adalah suatu


kebulatan daripada segala
perkembangan dalam hidup
bersama antara manusia
dengan manusia
Masyarakat adalah suatu
keadaan badan atau
kumpulan manusia yang
hidup bersama
suatu kelompok
manusia

Masyarakat adalah
yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama
ditaati dalam lingkungannya

PEMBAGIAN KERJA DALAM


MASYARAKAT

Indones
ia
Perkembangan
Jumlah Penduduk

Negara
Agraris
Perkembangan
Teknologi
Pertanian

Akibatnya, arus urbanisasi tidak mungkin


dihindari

Penduduk usia kerjaadalah penduduk berumur


15 tahun dan lebih.
Penduduk yang termasuk angkatan kerjaadalah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja dan pengangguran.
Penduduk yang termasuk bukan angkatan
kerjaadalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga
atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan
pribadi.

ANGKA-ANGKA PEMBAGIAN KERJA BERDASARKAN LAPANGAN


PEKERJAAN DI INDONESIA
No.

Lapangan Pekerjaan Utama

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan

Februari

Agustus

40,122,816

37,748,228

1,420,917

1,320,466

16,382,756

15,255,099

311,834

288,697

7,714,384

8,208,086

26,647,168

25,686,342

5,192,181

5,106,817

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa


Perusahaan
3,643,881

3,266,538

2 Pertambangan dan Penggalian


3 Industri
4 Listrik, Gas, dan Air Minum
5 Konstruksi
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
8

2015

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan


Total

Sumber : Badan Pusat Statistik (Sakernas


Tahun 2015)

19,410,884

17,938,926

120,846,821

114,819,199

HAMBATAN DALAM
MEMPERLUAS ANGKATAN
KERJA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pola pemukiman penduduk yang tidak merata


Ketimpangan pembangunan antar daerah
Informasi pasar tenaga kerja tidak berkembang
Ketimpangan program pendidikan dengan arah
pembangunan
Ketimpangan produktivitas pertanian dan non
pertanian
Ketimpangan perkembangan sektor formal dan
informal
Besarnya pengangguran terbuka dan tertutup
Ketimpangan peranan pemerintah dan swasta

KEBUDAYAA
N

ASAL KATA

Colere (Latin)

Cultuur (Belanda)

Culture.(Inggris)

Tsafaqah (Arab)

mengolah,
mengerjakan,
menyuburkan,
mengembangkan,
terutama mengolah
tanah atau bertani

DEFINISI

1. Segi Bahasa
Kebudayaan, berasal dari bahasa Sansekerta:
Budhayah bentuk jamak dari Budhi (budi/akal).
Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
2. EB Taylor
Komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang
meliputi: pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta
lain-lain kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan
manusia sebagai anggota masyarakat. Secara
umum orang mengartikan kebudayaan sama
dengan kesenian: seni tari, seni lukis, seni suara
dan lain-lain.

3. Pandangan
Sosiolog
Kebudayaan meliputi semua hasil cipta, karsa,
rasa dan karya manusia baik yang material
maupun non materiil (kebendaan dan
kerohanian).

Kebudayaan materiil
Hasil cipta, karsa yang
berwujud benda-benda atau
alat-alat pengolahan alam.

Kebudayaan non
materiil
Hasil cipta, karsa yang
berwujud kebiasaankebiasaan atau adat
istiadat, kesusilaan, ilmu
pengetahuan, keyakinan
dan keagamaan.

UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN

Kebudayaan memiliki 6 (enam)


unsur, yaitu:
1. Sistem religi dan upacara
keagamaan
2. Sistem organisasi
kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian, sistem mata pencarian
hidup
6. Sistem teknologi dan peralatan

HUBUNGAN MANUSIA,
MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN

Dari sudut antropologi manusia dipandang sebagai :


1. Mahluk Biologi
: Merupakan obyek
biologi dan anatomi
2. Mahluk Sosio Budaya
: Merupakan obyek
antropologi budaya

Antropologi menyelidiki seluruh cara hidup


manusia, bagaimana manusia dengan akal
budinya dan struktur fisiknya dalam
mengubah
lingkungan
berdasarkan
pengalaman-pengalamannya

Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan


satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena
kepada ketiga unsur inilah kebudayaan mahluk sosial
berlangsung.
Pengertian kebudayaan sangat luas, oleh sebab itu
Koentjaraningrat merumuskannya menjadi 3 wujud
:1. Ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan
Abstrak tidak dapat diraba, lokasinya ada di
dalam kepala kita masing-masing wujud ini akan
nampak apabila dibuat tulisan, karangan, uraian,
lisan dsb. berpola dari manusia dalam masyarakat
2. Kelakuan
Interaksi
manusia
dalam
masyarakat
berhubungan, bergaul satu sama lain.
3. Wujud benda hasil karya manusia
Hasil karya manusia konkrit, nyata dapat dilihat,
diraba dan difoto.

NORMA-NORMA SOSIAL

1. Cara (Usage)
Titik berat perbuatan antar individu dalam
masyarakat. Norma ini kekuatannya sangat lemah,
bila dilanggar hukumannya ringan, biasanya hanya
berupa celaan-celaan.
Contoh : Cara minum bunyi atau tidak bunyi.
2. Kebiasaan (Folkways)
Mempunyai kekuatan meningkat karena dilakukan
berulang-ulang
sehingga
orang
menyukainya.
Pelanggaran terhadapnya dianggap penyimpangan.
Contoh: Menghormati orang tua, saling menyapa bila
berjumpa kenalan.

3. Tata Kelakuan (Mores)


Menurut Mac Iver dan H.Page
Kebiasaan-kebiasaaan yang ada dalam masyarakat
dan diterima sebagai pengatur dalam masyarakat
yang
bersangkutan.
Berfungsi
sebagai
alat
pengawas, alat pemeriksa, alat melarang terhadap
anggotanya.

4. Adat Istiadat (Custom)


Terjadi dari mores yang kekal serta telah
berintregrasi
dengan
masyarakat
yang
bersangkutan. Bagi pelanggar akan mendapat
sanksi keras. Misal: Masalah kawin cerai.

PRANATA SOSIAL
Pranata (lembaga kemasyarakatan) - social institution, berfungsi
sebagai pengatur perilaku masyarakat.
Macam-macam lembaga sosial (pranata)
Bila manusia menciptakan asosiasi, maka akan tercipta peraturanperaturan dan cara-cara pengaturan pelaksanaanya. Bentuk aturan
tersebut dikelola oleh lembaga-lembaga (institusi) dalam rangka :
1. Memenuhi kebutuhan kekerabatan, pelamaran, perkawinan,
keluarga dan pengasuhan anak (Domestic Institution).
2. Memenuhi kebutuhan untuk mata pencaharian : pertanian,
peternakan, industri (Economic Institution).
3. Memenuhi kebutuhan ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah
(Scientific Institution).
4. Memenuhi kebutuhan pendidikan (TK sampai PT, Pesantren)
(Education Institution).
5. Memenuhi kebutuhan rasa keindahan dan rekreasi
(Aesthetic/Recreational Institution).
6. Memenuhi kebutuhan berhubungan dengan Tuhan (Religius

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai