Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK TAMBANG BATUBARA ILEGAL

TERHADAP LINGKUNGAN

Nama : Muhammad Bondan Alfarabbi


NIM : 20513001
Kelas : Bahasa Indonesia (E)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020

1
DAMPAK TAMBANG BATUBARA ILEGAL TERHADAP
LINGKUNGAN

ABSTRAK

Permasalahan hukum dalam tulisan ini merupakan imbas dari aktivitas


pertambangan yang terus menjadi tidak terkontrol yang memunculkan
bermacam imbas yang berbahaya buat masyarakat serta kehidupan dekat
tambang.Akan tetapi aktivitas pertambangan di Indonesia sangatlah
membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan
daerah,bila dilihat dari sisi Hak Asasi Manusia(HAM),ialah paling utama
yang berkaitan dengan hak- hak ekonomi, sosial serta budaya,tentulah sangat
bersentuhan dengan akibat dari pertambangan batubara ini.Sebab hak asasi
manusia meliputi aspek- aspek hak buat hidup dan berkehidupan yang baik,
terjamin serta sehat yang ialah hak atas lingkungan hidup yang baik yang
sehat yang diatur didalam UUD 1945.
Kata kunci : Permasalahan,Pertambangan,Hak Asasi Manusia,Ekonomi

The legal problems in this paper are the impact of mining activities that
continue to become uncontrolled which gives rise to various harmful
effects for the community and life near the mine. Humans, especially
those related to economic, social and cultural rights, are certainly very
in touch with the consequences of this coal mining. Because human
rights include aspects of the right to live and have a good, secure and
healthy life which is the right to a good and healthy environment as
regulated in the 1945 Constitution.
Keywords: Problems, Mining, Human Rights, Economy

2
PENDAHULUAN

Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi,


termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, terdapat
dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan
hidupnya serta kesejahteraan manusia (Munadjat Danusaputro,
1985).Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup lingkungan hidup
yang sehat dan bersih merupakan hak asasi setiap orang, sehingga
diperlukan kesadaran pribadi dan lembaga baik lembaga pemerintah
maupun non pemerintah agar tercipta lingkungan yang nyaman dan
layak terhadap penghidupan manusia. Kebijakan pengelolaan
lingkungan secara menyeluruh perlu diterapkan dari sisi pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak menuju lingkungan
yang berkelanjutan.
Permasalahan lingkungan yang kerap berlangsung di dekat kita
berupa pencemaran serta peluluh lantahkan area misalnya, dalam hal ini
terkurasnya sumber energi alam. Akibat negatif dari menyusutnya mutu
lingkungan hidup sebab terbentuknya pencemaran serta terkurasnya
sumber energi alam merupakan munculnya ancaman ataupun akibat
negatif terhadap kesehatan,menyusutnya nilai estetika, kerugian
ekonomi serta terganggunya keseimbangan alam.
Beberapa negara di dunia terus meningkatkan dan menambah
keperduliannya terhadap masalah-masalah lingkungan hidup, selaku
wujud perwujudan keprihatinan terhadap terus merosotnya keadaan
lingkungan global, Selaku negara kaya akan Sumber daya alam yang
mempunyai ribuan pulau serta lautan yang luas, Indonesia mempunyai
potensi kekayaan sumber energi alam yang sangat berlimpah termasuk
bidang Pertambangan Mineral hal ini mengundang banyak para pelaku
investasi(Investor) untuk melakukan Kegiatan Usaha pertambangan di
indonesia. Tidak dapat dipungkiri jika pertambangan merupakan salah
satu pemberi income/ devisa yang besar kepada Negeri ini.
Kegiatan usaha Pertambangan dilakukan dengan tujuan untuk
pengolahan hasil bumi menjadi bahan baku, sehingga dapat
dipergunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam
kelangsungan hidupnya (Abrar Saleg,2004). Penyelenggaraan kegiatan
usaha pertambangan mineral dan batubara bertujuan untuk
melaksanakan kebijakan yang mengutamakan pemanfaatan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri, karena masyarakat
perlu melindungi hak-haknya dalam pengelolaan mineral dan batubara.
Oleh karena itu, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Mineral dan Batubara.Dalam Undang-undang itu mengatakan bahwa
Mengelola pertambangan mineral dan batubara. Masyarakat berhak
mengajukan Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IPR) dan Izin Usaha

3
Pertambangan (IUP). Dengan izin ini, kegiatan penambangan bisa
berjalan normal. Melalui kegiatan tersebut, masyarakat menjadi
sejahtera lahir dan batin.
Realita nya, kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh warga
jarang mendapat perhatian pemerintah khususnya pemerintah daerah,
sehingga banyak warga yang melakukan kegiatan penambangan liar
(Illegal Mining), penambangan liar sangat merugikan masyarakat,
pemerintah bahkan lingkungan hidup di sekitar area penambangan.
dalam pelaksanaan Illegal Mining tersebut berlaku hukum rimba,
artinya siapa yang kuat, maka dialah yang menguasai sumur-sumur
galian tambang yang telah digali oleh orang lain. Apabila hal itu
dibiarkan, maka akan menimbulkan persoalan kerugian yang cukup
besar, baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah (Salim
Hs,2012).
Hukum Pidana Penambangan ilegal tercantum dalam Undang-
undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan mineral dan
batubara. menurut Keputusan UU No. 4 Tahun 2009 mengatur bahwa
setiap perusahaan pertambangan dapat melakukan usaha jika memiliki
Izin Usaha Pertambangan (IUR), Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IPR)
atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Mengenai syarat-syarat
pelaksanaan kegiatan usaha, Pasal 136 UU No. 136. Keputusan No. 4
Tahun 2009 mewajibkan pengusaha pertambangan pemegang IUP atau
IUPK untuk terlebih dahulu menyelesaikan hak atas tanah dengan
pemegang hak, dan dilanjutkan secara bertahap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan kebutuhan lahan nya.
Dampak lingkungan dari operasi pertambangan dan pertambangan
illegal Memang ada banyak jenis dan bentuknya, antara lain: Industri
pertambangan dapat mengubah kondisi tanah dalam waktu singkat,yang
dapat mengubah keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Dalam al-Qur’an juga sangat jelas perintah dan larangan Allah swt
kepada manusia agar tidak melakukan tindakan kejahatan yang akan
menimbulkan kerusakan sebagaimana Allah swt berfirman dalam Q.S
Ar-Rum/30:41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar)” .Melihat masalah penambangan
liar (Illegal Mining) itu penulis merasa perlu untuk mengkaji masalah
ini lebih dalam dan dapat memaparkannya dalam bentuk makalah yang
berjudul DAMPAK TAMBANG ILEGAL TERHADAP LINGKUNGAN
KALIMANTAN SELATAN.
Berdasarkan Latar belakang masalah yang sudah
diuraikan,Penukis dapat merumuskan permasalahan yaitu Bagaimana
dampak Kegiatan Pertambangan khusus nya Tambang Illegal terhadap
lingkungan di daerah Kalimantan Selatan.Dan Apakah ada kendala dan

4
kebijakan pemerintah dalam penendalian kerusakan Lingkungan yang
disebabkan oleh aktivitas pertambangan ini.Ada pula Tujuan penelitian
ini dilakukan adalah untuk Mengetahui dampak berkenaan dengan
Aktivitas Pertambangan di Kalimantan selatan dan mengetahui bahaya
Tambang illegal bagi Lingkungan sekitar.

PEMBAHASAN

1. Tambang Batubara

Kegiatan pertambangan  batubara  merupakan kegiatan jangka


panjang, melibatkan teknologi tinggi dan modal yang cukup besar.
Selain iu, karakteristik mendasar   industri pertambangan batubara
adalah  membuka lahan dan mengubah bentang alam   sehingga
mempunyai potensi  menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial
dan ekonomi masyarakat. Secara lingkungan, keberadaan pertambangan
batubara menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang alam,
penurunan kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap
keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, penurunan kualitas
udara  serta pencemaran lingkungan. Industri pertambangan pada
pascaoperasi juga meninggalkan lubang tambang dan air asam tambang.
Lubang-lubang bekas penambangan batubara berpotensi   menimbulkan 
dampak lingkungan berkaitan kualitas dan kuantitas air. Dampak sosial
dari pertambangan batubara diantaranya   adalah adanya konflik yang
terjadi antara masyarakat dengan perusahaan, menurunnya kualitas
kesehatan masyarakat, terjadinya perubahan pola pikir masyarakat dan
terjadinya perubahan struktur sosial di masyarakat. Adapun keberadaan  
kegiatan pertambangan batubara mampu menjadi pionir roda ekonomi,
mendorong pengembangan wilayah, memberikan manfaat ekonomi  
regional dan nasional, memberikan peluang usaha pendukung,
pembangunan infrastruktur baru, memberikan kesempatan kerja,  
membuka isolasi daerah terpencil dan   meningkatan ilmu pengetahuan
dengan transfer teknologi masyarakat sekitar pertambangan. Batubara
pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar pembangkit
listrik walaupun sebenarnya batubara bermanfaat juga bagi sektor
rumah tangga, industri, dan transportasi. Untuk sektor rumah tangga
manfaat batubara sebagai bahan bakar dibentuk briket batubara. Dalam
dunia industri dan transportasi batubara diubah dalam bentuk cair atau

5
berupa batubara yang bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar
minyak.
Wilayah Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki
sumber daya alam yang sangat melimpah. Salah satunya adalah potensi
sumber daya alam mineral yaitu batubara yang merupakan bahan galian
golongan C sesuai ketentuan UU No. 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Pertumbuhan produksi batubara
sepanjang tahun 2008-2012 sebesar 13% per tahun, dengan rata-rata
produksi sekitar 200 juta ton setiap tahunnya. Untuk penggunaan
batubara didalam negeri lebih dominan digunakan untuk sektor
ketenagalistrikan, selebihnya digunakan untuk industri semen, tekstil,
pupuk, metalurgi dan lainnya. Produksi batubara yang selalu meningkat
dari tahun ke tahun menjadikan batubara sebagai komoditi utama dalam
subsektor pertambangan umum serta menempati posisi vital dan
merupakan salah satu sumber energi primer bagi dunia industri
Indonesia. (Dirjen Mineral dan Batubara, 2013)
Dan Kalimantan Selatan adalah produsen batubara terbesar kedua
di Pulau Kalimantan setelah Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun
2013 total produksi bahan tambang Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 163.815.779,23mt.Potensi sumber daya alam,tambang
batubara, yang terdapat di Kalimantan Selatan cukup besar dengan
kualitas yang baik, serta keberadaannya hampir menyebar di seluruh
kabupaten (Banjar, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu, HST, HSU,
HSS, Tapin, dan Tanjung (Tabalong). Berdasarkan data dari Indonesian
Coal Mining Association pada tahun 2001, stock cadangan batubara
Kalimantan Selatan yang terukur adalah sekitar 2,430 milyar ton, dan
yang terindikasi sekitar 4,101 milyar ton. Sehingga paling tidak,
sampai saat ini, terdapat cadangan batubara yang sudah ditemukan
sebesar 6,529 milyar ton. Pemanfaatan sumber daya alam batubara di
Kalimantan Selatan, saat ini,Dilakukan secara resmi (legal), dijalankan
oleh beberapa perusahaan besar, menengah, dan skala kecil (koperasi)
serta perorangan. Karena pembukaan pasar batubara dalam beberapa
tahun terakhir Pasar domestik dan luar negeri yang luas menjadi ramai
dan membuat kegiatan penambangan batubara Kalsel terus meningkat,
Pengusahaan pertambangan batubara tersebut, terdiri dari perusahaan
pemegang izin PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara) dan perusahaan atau koperasi pemegang izin KP (Kuasa
Pertambangan), pengelola pelabuhan, para pedagang (trader), dan
eksportir. Tetapi,ada juga terdapat pertambangan batubara ilegal, yang
aktivitasnya, sampai saat ini, semakin marak dan semakin menambah
carutmarutnya pengelolaan sumberdaya alam tambang batubara di
Kalimantan Selatan dan sekitarnya.

6
2. Tambang Ilegal

Aktivitas Penambangan Illegal dilakukan dengan cara


mengadopsi metode Penambangan secara terbuka (Open pit),Hal ini
dipilih dibandingkan dengan penambangan bawah tanah
(Underground),karena tidak memerlukan teknologi yang rumit, dan
biaya investasi yang bisa dibilang lebih rendah.dengan cara mengadopsi
metode Penambangan secara terbuka,Hal ini dipilih dibandingkan
dengan penambangan bawah tanah,karena tidak memerlukan teknologi
yang rumit, dan biaya investasi lebih rendah.
Data yang dirilis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan menunjukan perizinan pertambangan batubara
menggelembung semakin tidak terkontrol sejak era otonomi daerah
berlangsung.Hal ini menyebabkan Semakin banyak juga Kawasan hutan
yang tergerus karena ada nya eksplorasi Penambangan
Batubara,Tercatat sekitar 402.655,98 hektar digunakan untuk kawasan
hutan untuk IUP eksplorasi,sedangkan kawasan untuk IUP Operasi
produksi tercatat sekitar 191.433,04 ha. Secara umum dampak dari
pertambangan batubara terhadap lingkungan ialah penyusutan
produktivitas lahan, kepadatan tanah meningkat, terbentuknya erosi
serta sedimentasi, terbentuknya gerakan tanah ataupun longsoran,
terganggunya flora serta fauna, terganggunya kesehatan warga dan
berakibat terhadap transformasi iklim mikro. Sebaliknya imbas pasca
tambang yang berlangsung yaitu, pergantian morfologi serta topografi
lahan, pergantian bentang alam wujud bentang alam pada lahan sisa
tambang umumnya tidak tertib, memunculkan lubang- lubang terjal,
gundukan tanah sisa timbunan alat berat, lahan menjadi tidak produktif
serta rawan potensi longsor.

3. Permesalahan Tambang Batubara Ilegal

Permasalahan lain yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan


pertambangan batubara adalah karena sebagian besar tambang tersebut
berada dalam kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi yang
ada di Kalimantan selatan.Menurut Data yang dirilis oleh Kementrian
Lingkungan hidup dan Kehutanan, di wilayah Kalimantan Selatan
(Kalsel) sampai tahun 2020 ada 93 izin pinjam pakai kawasan hutan
yang masih aktif dan mencakup area seluas 56.243 hektare atau sekitar
5,92 persen dari luas kawasan hutan lindung dan hutan produksi di
provinsi itu.Padahal Penetapan Peraturan oleh Pemerintah bisa dibilang
sudah cukup banyak yang di keluarkan untuk masalah seperti ini

7
sebagai contoh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor
1 Tahun 2004 yang sengaja ditujukan untuk melindungi Hutan lindung
dari segala aktivitas pertambangan tidak berpengaruh secara signifikan,
Beberapa kebijakan Pemerintah justru memperbolehkan penggunaan
hutan lindung dan hutan produksi sebagai lokasi pertambangan.

4. Upaya Penanganan Masalah

Selanjutnya ada Keputusan Presiden yang dibuat untuk


menyelesaikan masalah seperti ini yaitu KEPRES R1 No.41 tahun 2004
yang isi nya mengatur Perizinan dan perjanjian pertambangan yang
berada di Kawasan area Hutan lindung.Dalam Keputusan itu ditetapkan
13 (tiga belas) izin atau perjanjian di bidang pertambangan yang terbit
sebelum keluarnya UU Nomor 41 tahun 1999 untuk melanjutkan
kegiatannya sampai berakhirnya izin atau perjanjian
tersebut.Berikutnya Pemerintah Mengeluarkan PP (Peraturan
Pemerintah) No.10 tahun 2010 tentang tata cara perubahan peruntukan
dan fungsi Kawasan hutan yang kemudian di ubah dengan alasan di
sempurnakan menjadi PP (Peraturan Pemerintah) No.60 tahun 2012
tentang perubahan fungsi Kawasan untuk kegiatan di luar kehutanan
salah satu nya adalah aktivitas pertambangan.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil Pembahasan Masalah diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa Kegiatan Pertambangan Khusus nya Batubara adalah sebagai
salah satu Pemanfaatan sumber daya alam.Yang berdasar atas
pelaksanaan pembangunan ekonomi untuk menyosong pembangunan
nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dibalik itu

8
Pertambangan Batubara memiliki sisi negatif karena kegiatan ini
beresiko terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,Khusus
nya Pertambangan Batubara yang memikiki status Illegal karena Jenis
pertambangan ini tidak mengikuti segala kebijakan perizinan dan
konsekuensi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang betujuan
melindungi lingkungan hidup dari dampak buruk Pertambangan
batubara.Pertambangan Batubara akan sangat berdampak terhadap
Lingkungan hidup jika dijalankan dengan bebas tidak mengikuti
ketentuan perizinan yang sudah ditetapkan,seperti contoh menjalankan
aktivitas pertambangan di Kawasan hutan lindung yang banyak terjadi
di daerah Kalimantan Selatan.

Saran

1. Pemerintah perlu mempertegas kebijakan dalam aspek menjaga


lingkungan maupun perizinan usaha pertambangan yang mengacu
pada konsep pembangunan berkelanjutan dengan berwawasan
lingkungan,sebagai upaya preventif terhadap terjadinya
pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh aktivitas
Pertambangan Batubara di Kalimantan Selatan.

2. Pemerintah perlu mendindak tegas para pelaku penambangan


illegal,Seperti menerapkan denda yang cukup besar jika para
pelaku penambangan itu melakukan kesalahan yang merusak
lingkungan sekitar.Seperti yang diatur dalam Pasal 2 huruf j
UUPPLH yang menjelaskan tentang konsep “Pencemar membayar”

3. Masyarakat juga diharapkan tidak tinggal diam saja dalam


permasalahan ini karena hal itu juga menackupi hak-hak warga
negara khususnya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
yang telah dilanggar akibat kegiatan pertambangan batubara.

9
Daftar Pustaka

Danusaputro Munadjat, 1985, Hukum Lingkungan Buku I : umum ,


Jakarta, Penerbit Binacipta,
Abrar Saleng, Hukum Pertambangan, Yogyakarta : UII Press, 2004
Salim, H.S. , Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara , Jakarta:
Sinar Grafika, 2012
Undang-Undanng Nomor 4 Tahun 2009,Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

10

Anda mungkin juga menyukai