Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN

PEMBANGUNAN
MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN



Disusun Oleh:
Kelompok : 1(Satu)
Anggota : Ayu Agriyani
Maimunnah
Miftakhul Jannah
Suci Kadarwati
Dosen : Bp. Irwan Santoso



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat
dikatakan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
organisme dalam melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, lingkungan hidup
merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan.
Masa depan bangsa ini tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan, ori
pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar,
modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995
dalam Tikson, 2005). Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro
tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro
tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma
ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development)
ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world system
theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain (1994). Sedangkan Tikson (2005)
membaginya kedalam tiga klassifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi,
keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma t ersebut itulah
kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Apa pengertian dari lingkungan hidup ?
2. Apa keterbatasan ekologis dalam pembangunan ?
3. Apakah pembangunan harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ?


1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari lingkungan hidup
2. Mengetahui keterbatasan ekologi dalam pembangunan
3. Mengetahui apakah pembangunan harus berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari
keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan
manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu masih banyak lagi
hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan
hidup. Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsur atau
komponen, maka tentu saja setiap lingkungan dapat dibedakan menjadi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Komponen-komponen lingkungan hidup
dapat dibedakan menjadi komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen
benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia,
hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik
adalah udara, tanah, dan air. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik
membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga
lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.

2.2. Keterbatasan ekologis dalam pembangunan
Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan berbagai
kebutuhan, mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan juga
sumber daya alam lainnya seperti tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang
diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula kehidupan manusia di
bumi dikuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Barat lahirlah sistem
nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan
menjadi pusat (antroposentris).
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia
menyebabkan menipisnya sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan
berbagai barang akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.
Beberapa contoh mengenai terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan
lainnya adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi.
2. Terganggunya udara di London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh
asap berbagai industri sehingga mengganggu kesehatan penduduk.
3. Pencemaran yang disebabkan karena kecelakaan. Misalnya bocornya pabrik
pestisida di Bhopal (India) dan kecelakaan pusat tenaga nuklir di Chernobyl
(Rusia) telah menimbulkan banyak kerugian.
4. Pencemaran limbah industri dan rumah tangga menyebutkan pencemaran air
tanah dan air permukaan. Hujan asam di berbagai kota termasuk di DKI
Jakarta menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, kerusakan, dan kematian
tanaman pertanian serta kerusakan hutan.
Nampaknya pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara dapat
meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Sejalan dengan itu, eksploitasi sumber
daya alam makin meningkat. Akibatnya, persediaan sumber daya alam makin
terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya
pada negara maju, tetap juga pada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan konsumsi energi terus meningkat dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Eksploitasi sumber daya alam yang
terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan menyebabkan
bencana lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi makin beragam.

3.3 Pembangunan harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak kendala,
termasuk masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembangunan
dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak negatif
pembangunan antara lain :
1. Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan
masalah kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah
menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai
vektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor
penyakit malaria, demam berdarah, enchepalis, filariasis, lalat yang menjadi
vektor penyakit tidur dan buta sungai (onchociasis), serta siput yang menjadi
vektor biltharziasis.
2. Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta,
Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk
Jakarta saja pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap
kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625 juta.
3. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah.
Kerusakan tata guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan Lembang adalah
contoh lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi
dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan Bandung banjir sudah menjadi
kejadian rutin dalam musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu
pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa
pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan
dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya.
Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan
sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi
pembangunan itu. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung
pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang
menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan manusia,
seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut
menentukan pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan.
Tergusurnya pemukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat
dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak
menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya
kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang semakin meningkat
sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan.
Jelaslah, bahwa untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, pembangunan
itu haruslah berwawasan lingkungan. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) merupakan salah satu alat dalam upaya dapat dilakukannya
pembangunan berwawasan lingkungan.



























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang
berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu yang bersangkutan.
Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik).
Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan,
sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan
air. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan
atau tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula
disamakan dengan ekosistem.
Keseluruhan permasalahan lingkungan hidup saling berkaitan dan apabila
direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima
permasalahan pokok, yaitu :
1. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
2. Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk
dunia sangat tajam.
3. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi
oleh moral, akan mengancam keserasian kehidupan di dunia.
5. Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur
lingkungan tidak berfungsi dengan baik.

3.2 Saran
Dari seluruh uraian yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat
kami sampaikan adalah :
1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan efek negatif pembangunan
karena yang merasakan dampak negatif langsung dari pemerintah adalah
masyarakat, terutama masyarakat miskin.
2. Kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam pengawasan dampak
pembangunan karena tanpa adanya pengawasan yang ketat, maka pemerintah
akan menjadi sembrono dan mengabaikan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang merupakan syarat utama mengurangi dampak
negatif pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA
Salim, E. 2006. Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan. Disampaikan
sebagai bahan kuliah Pasca Sarjana (S3) Program Studi PSL di IPB, Bogor, pada
tanggal 12 Agustus 2006.

http://makalah-kita.blogspot.com/2009/05/makalah-dampak
pembangunan-html

Anda mungkin juga menyukai