Anda di halaman 1dari 12

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERKAK REMBULANE WIS

NDHADHARI KARYA SRI SETYA RAHAYU


Lilisnawati
Teguh Supriyanto
ABSTRACT
The style of language in writing a literary work has a very important role because
the style of language is one of the factors determined whether its good or bad
literature. The problem in this research is how the style of language in anthology
cerkak Rembulane Wis Ndhadhari Setya Sri Rahayu included diction, sentence style,
and a figure of speech. This study used stylistic approach. Stylistic examines the
problem of diction, sentence style, and figure of speech. This study used semiotics
structuralism method.
The results of this study showed that the type of style in anthology cerkak
Rembulane Wis Ndhadhari used many kinds of words from many regions, foreign
languages such as Arabic, English, and Japanese. The level of the sentence that is
used were inverse sentence, long sentence, short sentence. Figurative language is
used to give aesthetic effect caused the literary figure of speech become attractive,
built up freshness, more lively, and built up clarity imagination.
Suggestions for further studied can be researched with other approaches such as
structural approach and semiotic.
Keywords: Style of Language, Anthology Cerkak Rembulane Wis Ndhadhari.
ABSTRAK
Gaya bahasa dalam penulisan sebuah karya sastra mempunyai peranan yang sangat
penting karena gaya bahasa merupakan salah satu faktor yang menentukan baik
buruknya karya sastra. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya
bahasa dalam kumpulan cerkak Rembulane Wis Ndhadhari karya Sri Setya Rahayu
yang mencakup diksi, gaya kalimat, dan majas. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan stilistika. Stilistika mengkaji masalah diksi, gaya
kalimat, dan majas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
strukturalisme-semiotik.
Hasil penelitian ini adalah jenis gaya bahasa dalam kumpulan cerkak Rembulane
Wis Ndhadhari banyak menggunakan pilihan kata dari bahasa Daerah, bahasa Asing
seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang. Tataran kalimat yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah kalimat inverse, kalimat panjang, kalimat
pendek. Majas digunakan untuk efek estetis sehingga majas menyebabkan karya

sastra menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, lebih hidup, dan


menimbulkan kejelasan gambaran angan.
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti dengan pendekatan lain seperti
pendekatan structural dan semiotik.
Kata kunci: Gaya bahasa, Kumpulan Cerkak Rembulane Wis Ndhadhari.
PENDAHULUAN
Kumpulan cerkak Rembulane

sinonim

digunakan

untuk

Wis Ndhadhari merupakan sebuah

menyebutkan persona pertama, kedua,

karya

dan ketiga. Kelebihan yang ketiga

sastra

yang

ditulis

oleh

pengarang asal Bojonegoro yaitu Sri

terletak pada digunakannya majas.

Setya Rahayu. Kumpulan cerkak ini


terdiri dari 30 judul cerita cekak yang
bersisi tentang pengalaman masa lalu,
rusaknya tatanan masyarakat karena
politik

dan

Antologi

imajinasi

cerkak

mempunyai

pengarang.

RWN

beberapa

sekilas
kelebihan,

kelebihan pertama ada pada gaya


bahasanya yang berada di dialog ,
yaitu dialog yang menggambarkan
dialek latar ceritanya, yaitu dialek
Bojonegoro.
pengarang

Kelebihan
banyak

kedua

memanfaatkan

kosakata bahasa Jawa yang digunakan


untuk menamai tokoh. Pemanfaatan
bahasa Asing juga ditemukan dalam
kumpulan

cerkak,

seperti

bahasa

Inggris, bahasa Arab, dan bahasa


Jepang.

Sinonim

juga

ditemukan

dalam kumpulan cerkak, pemanfaatan

Berdasarkan uraian di atas,


maka penulis tertarik untuk meneliti
gaya bahasa dalam kumpulan cerkak
Rembulane Wis Ndhadhari karya Sri
Setya Rahayu. Pokok permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini yaitu
bagaimana
kumpulan

gaya
cerkak

bahasa
Rembulane

dalam
Wis

Ndhadhari karya Sri Setya Rahayu


yang mencakup diksi, gaya kalimat,
dan majas? Tujuan penelitian ini yaitu
mendeskripsi penggunaan gaya bahasa
dalam kumpulan cerkak Rembulane
Wis Ndhadhari karya Sri Setya Rahayu
yang mencakup diksi, gaya kalimat,
dan majas. Penelitian gaya bahasa
dalam kumpulan cerka RWN ini
berguna secara teoretis dan praktis.
Secara

teoretis

kajian

ini

akan

memberikan sumbangan dalam bidang

teori stilistika sastra Jawa dan menjadi

bahasa.

bahan

penelitian

pemilihan kata dalam karya sastra

selanjutnya. Manfaat praktis dapat

seperti pemanfaatan kosakata bahasa

memberikan

daerah (Jawa, Sunda, Minangkabau,

pertimbangan
manfaat

untuk

Penyimpangan

mengembangkan ilmu sastra dan teori

dan

sastra.

kosakata bahasa asing (Arab, Inggris,


Pradopo (2010:54) menyatakan

bahwa penyair memilih kata yang


setepat-tepatnya untuk menghancurkan
perasaan dan isi pikirannya dengan
setepat-tepatnya seperti yang dialami
batinnya dan mengekspresikan dengan
ekspresi yang dapat menjilma jiwanya.
Diksi digunakan oleh pengarang untuk
menuangkan gagasannya kepada orang
lain agar tidak terjadi salah tafsir dan
merasakan
rasakan.

apayang
Diksi

sesungguhnya
dalam

atau

pengarang
pilihan

sangat

penyampaian

dan

pemanfaatan

sinonim.

Dalam

unsur stile (gaya bahasa) terdapat


unsur leksikal untuk mengkaji diksi
terdapat beberapa aspek agar informasi
yang hendak disampaikan atau kesan
yang hendak ditimbulkan terwujud
(Sudjiman
tersebut

1993:22).
antara

lain,

Aspek-aspek
pemanfaatan

kosakata daerah, pemanfatan kosakata


asing, dan pemanfaatan sinonim.
Tataran

kalimat

atau

gaya

kalimat terdiri dari kalimat inverse,

suatu

kalimat panjang, dan kalimat pendek.

karya sastra (Sudjiman 1993:22). Kata,

Kalimat inversi adalah kalimat yang

rangkaian kata, dan pasangan kata

mempunyai susunan tidak berurutan

yang dipilih dengan seksama dapat

dari

menimbulkan pada diri pembaca suatu

keterangan, tetapi berupa pembalikan.

efek

Hal itu dilakukan untuk memusatkan

yang

pengarang.
(2011:33),
pemilihan

makna

pemanfaatan

Mandarin, Belanda, dan sebagainya),

kata

menentukan

sebagainya),

tersebut

ingin

dikehendaki

Menurut

Supriyanto

penyimpangan
kata

dapat

subjek,

perhatian

predikat,

pada

hal-hal

objek,

yang

dalam

dikehendaki, atau untuk topikalisasi

ditemukan

(hal yang penting selalu dikedepankan)

pemanfaatan kosakata dari beberapa

(Supriyanto,

2011:62).

Menurut

allerton dalam (Supriyanto, 2011: 62)

Menurut Pradopo (2010:62),

menyatakan bahwa kalimat inversi

majas

digunakan

menjadi

untuk

memusatkan

menyebabkan

karya

menarik

sastra

perhatian,

perhatian yang dikehendakinya dalam

menimbulkan kesegaran, lebih hidup,

sebuah

dalam

dan menimbulkan kejelasan gambaran

(Supriyanto, 2011:63) kalimat panjang

angan. Dari beberapa beberapa uraian

yaitu rangkaian sejumlah kata yang

tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tidak

majas adalah

kalimat.

terbatas

Chapman

yang

berhubungan

bahasa kiasan yang

secara sintagmatik. Kalimat panjang

digunakan pengarang di dalam karya

biasanya digunakan oleh para penyair

sastra dengan kesan tertentu untuk

yang beraliran romantik Jassin dalam

mewakili

(Supriyanto, 2011:63). Pada umumnya

disampaikan. Majas dapat membuat

menurut

panjang

karya sastra lebih hidup dan bervariasi

dipilih untuk melukiskan kejadian

serta dapat menghindari hal-hal yang

sejelas-jelasnya.

bersifat monoton yang dapat membuat

Jassin,

kalimat
Kalimat

pendek

gagasan

ingin

merupakan kebalikan dari kalimat

pembaca

panjang

(dalam Supriyanto 2011:68), bahasa

sebagaimana

dikemukakan

bosan.

yang

oleh Chapman dalam (Supriyanto,

kias

2011:65).

dalam

metafora, metonimi, sinekdoke, dan

kerangka stilistika adalah rangkaian

personifikasi. Sementara itu, menurut

sejumlah

Pradopo (2010:62), membagi bahasa

Kalimat
kata

pendek

yang

berhubungan

terdiri

Menurut Abrams
perbandingan,

secara sintagmatik dan gramatikal.

kias

Pilihan penggunaan kalimat pendek

perbandingan

(simile),

mempunyai

perumpamaan

epos

efek

kesederhanaan.

menjadi

atas

tujuh

jenis,

yaitu

metafora,

(epic

simile),

Kalimat pendek dipilih dan digunakan

personifikasi, metonimia, sinekdoke,

terutama untuk dialog para tokoh.

dan alegori.

Penggunaan

kalimat

pendek

dimaksudkan untuk menggambarkan


suasana terkejut, bingung, panik, dan
gugup (Supriyanto, 2011:66).

METODE PENELITIAN
Pendekatan

yang

digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

stilistika. Pendekatan ini mengkaji

diterbitkan oleh Pamarsudi Sastra Jawi

penggunaan

yang

Bojonegoro (PSJB) tahun 2012 yang

mencakup diksi, gaya kalimat, dan

terdiri dari 30 judul cerita cekak

majas yang terdapat dalam kumpulan

dengan tebal 184 halaman. Teknik

cerkak Rembulane Wis Ndhadhari

pengumpulan data diperoleh melalui

karya Sri Setya Rahayu. Adapun

studi pustaka dan teknik pembacaan

metode

semiotik

gaya

yang

bahasa

digunakan

dalam

adalah

metode

pembacaan

Sasaran

terkumpul data diklasifikasi menurut

penelitian ini adalah gaya bahasanya

jenis persoalan yaitu diksi, gaya

yang mencakup diksi, gaya kalimat,

kalimat,

dan majas dalam kumpulan cerkak

pembacaan kedua yaitu pembacaan

Rembulane Wis Ndhadhari karya Sri

hermenuetik, digunakan untuk melihat

Setya Rahayu. Data dalam penelitian

sistem tanda dalam setiap data untuk

ini adalah gaya bahasa yang digunakan

mempermudah tahap analisis data

dalam kumpulan cerkak Rembulane

dalam kumpulan cerkak Rembulane

Wis

Wis

penelitian

ini

strukturalisme-semiotik.

Ndhadhari

karya

Sri

Setya

tingkat

pertama,

heuristik,

dan

Ndhadhari

Sri

Setya

Rahayu.

gaya bahasa yang mencakup diksi,

metode strukturalisme-semiotik karena

gaya kalimat, dan majas. Sumber data

penelitian

dalam penelitian ini adalah kumpulan

menghindari pemakaian metode secara

cerkak Rembulane Wis Ndhadhari

terpadu, artinya tidak secara satu-satu,

karya

karena

Setya

Rahayu

yang

dianalisis

Teknik

Rahayu, terutama dalam penggunaan

Sri

Data

setelah

permajasan.

karya

yaitu

sebuah

kekhasannya,

novel

dengan

sulit

penggunaan

metode strukturalisme-semiotik bisa

GAYA

dilakukan

KUMPULAN

bersama-sama.

Artinya

BAHASA

DALAM
CERKAK

dalam tahap pengumpulan data, yaitu

REMBULANE WIS NDHADHARI

dengan teknik pembacaan heuristik,

KARYA SRI SETYA RAHAYU

peneliti

(1) Pemanfaatan Kosakata Bahasa

bisa

pembacaan

menggunakan
yang

kedua,

tahap
yaitu

Daerah

pembacaan hermenuetik untuk bisa

Kumpulan cerkak RWN banyak

melihat sistem tanda dalam data,

menggunakan kosakata bahasa daerah.

dengan demikian analisis data dapat

Kata-kata

dilakukan pada saat bersamaan.

beberapa diantaranya Widada, Yayuk,

yang

yang

digunakan

Kajian gaya bahasa kumpulan

Yanto, Mbok, Sapari, Kirno, Marni,

cerkak Rembulane Wis Ndhadhari

Narti, Eyang, Sri, Sarip, dan Paini.

karya Sri Setya Rahayu dimulai dari

kosakata

mencari diksi (pemanfaatan kosakata

pengarang

bahasa Daerah, pemanfaatan kosakata

Tokoh yang menggunakan kosakata di

bahasa

atas menggambarkan latar tokoh dari

sinonim),

Asing,
gaya

dan

pemanfatan

kalimat

tersebut
untuk

digunakan

menamai

tokoh.

(kalimat

pedesaan, diperkuat dengan kosakata

inversi, kalimat panjang, dan kalimat

seperti sawah, pawon, dan pari (padi).

pendek), majas untuk bisa mengetahui

Berikut contoh beberapa kutipannya:

majas apa yang lebih dominan dalam


kumpulan cerkak.

Dheweke meneng wae. Aku terus


mlebu kamar, salin. Omah sepi,
mbakyu ora katon. Ana pawon uga
sepi. Rikala aku nengahi maem,
mbakyu njedhul saka mburi karo
nyangking kates sing warnane
kuning sumamburat.

Widada libur ta mbak?


Mogok karepe. (RWN,
PWA, hal. 27).

Terjemah,

dihati teman-temannya. Innalillahi


wa inna ilaihi rojiun. (RWN,
DWNKY, hlm. 43).

(3)

Dia
hanya
terdiam.
Kemudian aku masuk ke
kamar, ganti. Rumah sepi,
mbakyu tidak terlihat. Di
dapur juga sepi. Ketika aku
sedang
makan,
mbakyu
keluar dari belakang sambil
membawa buah papaya.
Widada libur ya mbak?
Ngambek
ceritanya.
(RWN, PWA, hal. 27).

Inggris
Pilihan kata dari kosakata bahasa
Inggris

banyak

ditemukan

pada

kumpulan cerkak karya Sri Setya


Rahayu ini. Kosakata bahasa Inggris
biasanya digunakan sebagai sarana
untuk

meningkatkan

pretise,

sok

modern, intelek, dan gaya hidup

Kosakata

mewah. Berikut beberapa kutipan yang

Bahasa Arab
Pilihan kata dari kosa kata

menggunakan kosakata bahasa Inggris.

bahasa Arab digunakan sebagai sarana

Surprise ya, Rin


Apa sing surprise?
Hebat pokoke. Engko sore aja
ngluyur ya. (RWN, RWN, hlm. 24).

(2)

Pemaanfaatan

Pemanfaatan Kosakata Bahasa

ajaran moral yang bersifat religius dan


menggambarkan

latar

tokoh

yang

beragama Islam (Supriyanto, 2011:40).

Terjemah,

Kosakata yang berasal dari bahasa

Kejutan ya Rin
Apa yang kejutan?
Hebat pokoknya.
Nanti sore jangan pergi ya.
(RWN, RWN, hlm. 24).

Arab

ditemukan

dalam

kumpulan

cerkak RWN. Berikut kutipan-kutipan


dalam kumpulan cerkak RWN
Sing lunga ora bakal bali. Wis,
usapen
eluhmu.
Dheweke
ninggalake, nanging langgeng jene
lan kabecikane ing atine kancakancane.innalillahi wa inna ilaihi
rojiun.(RWN, DWNKY, hlm. 43).
Terjemah,
Yang sudah pergi tidak akan
kembali. Sudah, usap airmatamu.
Dirinya meninggalkan tetapi nama
dan kebaikannya akan selalu ada

(4)

Pemanfaatan Sinonim
Pemanfaatan sinonim banyak

digunakan untuk menyebutkan persona


pertama, kedua, dan ketiga. Dalam
kumpulan

cerkak

RWN

banyak

digunakan

kata

aku

sebagai

penyebutan persona pertama. Sebutan


persona kedua kowe (kamu), bapak,
ibu, mas, kang, yu, dan mbak. Untuk

persona ketiga tunggal digunakan kata


seperti mbok, eyang,

dan mbah.

Kutipan berikut ini menggambarkan


keakraban tokoh Tanti dengan lawan
bicaranya

yaitu

(5)

Aria,

kakak

kandungnya dalam cerkak Tanti-tanti.

Kalimat inversi
Kalimat inversi

ditemukan dalam kumpulan cerkak


RWN. Kalimat inversi yaitu kalimat
yang mempunyai susunan kalimat yang
tidak berurutan dari subjek, predikat,
objek,

Mbak.
Tanti dak sawang.
Apuranen aku?
Aku ora mangsuli.
Mbak Ria nesu?
Aku mesem.
Ora, wangsulanku lirih. (RWN,
Tanti-Tanti, hlm. 5)

pertama

aku

Contoh

berupa

penggunaan

tampak dalam kutipan berikut.


Sauntara iku, srengenge saya alus
cahyane. Langite saiki klawu
angine wiwit santer, sumribit
nampeg rai, ngambyarake rambut,
nyilak-nyilak
klambi.
(RWN,
RWWBNS, hlm. 67).
Terjemah,
Sementara
itu,
matahari
cahayanya semakin redup. Langit
mendung angin mulai kencang.
(RWN, RWWBNS, hlmm. 67).

(6)
kata

tetapi

kalimat inversi dalam kumpulan cerkak

Mbak.
Tanti ku pandang.
Maafakan aku?
Aku tidak menjawab.
Mbak Ria marah?
Aku tersenyum.
Tidak, Jawabku lirih. (RWN,

Kutipan

keterangan,

pembalikan.

Terjemah,

Tanti-Tanti, hlm. 5).

juga

Kalimat panjang
Kalimat
panjang

biasanya

merupakan kata ganti orang pertama,

digunakan untuk melukiskan kejadian

kata aku biasanya digunakan untuk

sejelas-jelasnya

menggambarkan

(Supriyanto,

keakraban

tokoh

Jassin

dalam

2011:63).

Dalam

dengan lawan bicaranya bisa berupa

kumpulan

saudara atau teman sederajat. Mbak,

panjang

merupakan penyebutan untuk persona

menggambarkan

kedua, kata mbak biasanya digunakan

tokoh sehingga tokoh menjadi lebih

untuk menggambarkan rasa hormat

hidup.

kepada wanita yang lebih tua atau


wanita yang belum dikenal.

cerkak

RWN

digunakan
suasana

kalimat
untuk
perasaan

Temenan, aku sida diboncengake


Widada menyang kutha, sing ana
sangan kilonan saka desa iku, si

Wid saawan nglentruk saiki katon


sigrak, kanthi kumudu ngebutake
sepedhahe. (RWN, PWA, hlm. 31).

kumpulan cerkak RWN tampak dalam


kutipan berikut.
Lik Yoek arep nukokake, ta?
Pitakone serius.
Yen kowe gelem ngeterake,
Temen?
Temen.
Yakin?
Yakin.
(RWN, PWA, hlm. 31).

Terjemah,
Beneran, aku jadi memboceng
Widada ke kota, yang ada
Sembilan kilo dari desa itu, si Wid
dari siang lesu sekarang terlihat
semangat,
sampai
harus
mempercepat laju sepedanya.
(RWN, PWA, hlm. 31).

Terjemah,
Lik Yoek mau membelikan ya?
Tanyanya serius
Kalau kamu mau mengantarkan.
Bener?
Bener.
Yakin?
Yakin.
(RWN, PWA, hlm. 31).

Penggunaan kalimat panjang


digunakan

untuk

menggambarkan

suasana perasaan tokoh sehingga tokoh


menjadi lebih hidup. Kutipan di atas
menggambarkan

perasaan

Widada

dalam cerkak Parine Wiwit Ambyak


yang merasa sangat senang karena

(8)

Majas
Dalam kumpulan cerkak RWN

hanya ditemukan tiga jenis majas yaitu


majas perbandingan, personifikasi dan

akan dibelikan sepatu yang baru.


(7)

majas perumpamaan. Berikut kutipan-

Kalimat pendek
Kalimat pendek dalam kerangka

stilistika adalah rangkaian sejumlah


kata

yang

berhubungan

secara

sintagmatik dan gramatikal. Pilihan


penggunaan
mempunyai

kalimat
efek

pendek

kesederhanaan.

Kalimat pendek dipilih dan digunakan


terutama untuk dialog para tokoh.
Pemilihan

kalimat

pendek

dalam

kutipan yang menggunakan majas


perbandingan.
Piye ora ngono? Pendhakpendhak kandha: Rin, mripatmu
kaya lintang. Rin, mripatmu kaya
lintang.
Ya diwales ngono.
Mas
Wid
mripatmu
kaya
rembulan!
Wow! Edan pa?Embuh, embuh suk
yen mrene nggoleki aku arep
daktinggal turu. (RWN, RWN,
hlm. 21).

Terjemah,

Bagaimana tidak begitu? Setiap


cerita: Rin, matatmu seperti
bintang. Rin matamu seperti
bintang.
Ya dibalas begini.
Mas Wid matamu seperti bulan!
Wow! Gila?
(RWN, RWN, hlm. 21).

Kutipan

pertama

dan

kedua

merupakan majas perbandingan atau


simile. Mripatmu kaya lintang dan
mripatmu kaya rembulan digunakan
untuk menggambarkan suasana cerita
yang sedang berbunga-bunga. Majas
personifikasi juga ditemukan dalam
kumpulan cerkak RWN ini. Majas
personifikasi

digunakan

untuk

melukiskan keindahan alam. Alam


yang

digambarkan

seolah-olah

menjadi hidup (Supriyanto, 2011: 7071). Berikut kutipan-kutipan yang


menggunakan majas personifikasi.
Alon dakjupuk mawar kang meh
alum ing meja cedhake iku,
dakganti karo mawar kang isih
seger saka njaba. Mawar putih
kang sumringah. (RWN, SKM,
hlm. 55).
Terjemah,
diambillah mawar yang hampir
layu di meja itu, diganti dengan
mawar yang masih segar dari luar.
Mawar putih yang indah. RWN,
SKM, hlm. 55).

Kutipan di atas digunakan untuk


menggambarkan keindahan alam, alam
yang seolah-olah menjadi hidup yaitu
mawar putih yang indah sumringah.
Kata

sumringah

menggambarkan

dipilih
suasana

untuk
bahagia.

Pemilihan kata sumringah juga dapat


menimbulkan

daya

khayal

bagi

pembaca tentang bunga mawar yang


indah sumringah.
Majas

perumpamaan

dalam

kumpulan cerkak RWN digunakan


untuk

menggambarkan

kehidupan

manusia ibarat ombak di laut yang


tidak pernah tenang. Berikut kutipan
majas perumpaan.
.urip iki kaya dene ombak
segara, gumulung, ambyar, ora nate
anteng. (RWN, ALD, hlm. 90).
Terjemah,
.hidup ini seperti halnya ombak
di laut, bergelombang, tidak pernah
tenang. (RWN, ALD, hlm. 90).

SIMPULAN
Fungsi gaya bahasa pada tataran
pilihan kata dipusatkan pada unsur
yang dominan. Pilihan kata yang

dimaksud adalah penggunaan kosa

dan menimbulkan kejelasan gambaran

kata bahasa Daerah untuk menamai

angan.

tokoh peralatan atau benda-benda alam

memberikan sifat-sifat benda mati

sekitar. Unsur-unsur itu digunakan

dengan sifat-sifat seperti yang dimiliki

sebagai

cerita

manusia

yaitu

bersikap,

sarana

kumpulan

membangun

cerkak

menekankan

latar

RWN,
cerita.

Majas

personifikasi

sehingga
dan

dapat

berpikir,

bertingkah

laku

Tataran

sebagaimana halnya manusia. Fungsi

kalimat, pilihan penggunaan kalimat

majas personifikasi pada puisi tersebut

pendek

efek

untuk memberi bayangan angan yang

biasanya

kongret dan memberi kesan citaraan

mempunyai

kesederhanaan

dan

digunakan

pengarang

oleh

untuk

agar pembaca dapat mengimajinasikan

dialog para tokoh. Penggunaan kalimat

gambaran yang ingin disampaikan oleh

panjang digunakan untuk melukiskan

pengarang dengan jelas. Kumpulan

latar

cerkak RWN ini juga ditemukan majas

cerita,

dan

karakter

tokoh

sehingga tokoh menjadi lebih hidup.

perumpamaan.

Kalimat

DAFTAR PUSTAKA

inversi

digunakan

untuk

menekankan sesuatu dan mempunyai


efek penghayatan pembaca dalam

Aminuddin.
1995.
Stilistika,
Pengantar Memahami Bahasa
dalam Karya Sastra. Semarang:
IKIP Semarang Press.

suasana cerita.
Majas digunakan untuk efek estetis
sehingga majas menyebabkan karya
sastra menjadi

menarik

Herwanto, Rudy. 2011. Gaya Bahasa


Dalam Novel Carang-carang
Garing.
Skripsi.
Universitas
Negeri Semarang, Semarang.

perhatian,

menimbulkan kesegaran, lebih hidup,

Maisaroh, Rizki. 2010. Gaya Bahasa


Dalam Cerbung Salindri Kenya

Kebak
Wewadi.
Universitas Negeri
Semarang.

Skripsi.
Semarang,

Moeliono, Anton M., dkk. 1988.


Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Ngasiyati. 2009. Gaya Bahasa Dalam
Novel Dom Sumurup Ing Banyu.
Skripsi.
Universitas
Negeri
Semarang, Semarang.
Padopo, Rachmat Djoko. 2010.
Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Rahayu, Sri. 2012. Kumpulan Crita
Cekak Rembulane Wis Ndadari.
Bojonegoro: Pamarsudi Sastra
Jawi Bojonegoro.
Ratna,
Nyoman
Kutha.
2009.
Stilistika, Kajian Puitika Bahasa,
Sastra, dan
Budaya.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudarwanto. 2008. Kamus Lengkap
Bahasa Jawa. Semarang: Cv. Widya
Karya.

Sujdiman, Panuti. 1993. Bunga


Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti.
Supriyanto, Teguh. 2011.
Kajian
Stilistika dalam Prosa. Yogyakarta:
Elmetera
Publishing.
Suprihatin. 2008. Gaya Bahasa dan
Fungsinya Dalam Novel Ayat-ayat
Cinta. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Tarigan, Henry. 2009. Pengajaran
Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Yeibo, Ebi. 2011. Patterns of Lexical
Choices and Stylistic Function in
J.P. Clark Bekederemos Poetry.
International Journal of English
Linguistic. Niger Delta University.
Vol 1 (No.1): Hal 137-149.
Yeibo,
Ebi.
2012.
Figurative
Language and Stylistic Function in
J. P. Clark-Bekederemo's Poetry.
Journal of Language Teaching and
Research. Niger Delta University.
Vol 3 (No. 3): Hal 180-187.

Anda mungkin juga menyukai