Perubahan Sosial
OPINI | 22 October 2011 | 21:20 Dibaca: 40070 Komentar: 12 2
buat temen2 yg mau tau soal masyarakat, interaksi dan perubahan sosial dalam hubungannya
dengan studi masyarakat Indonesia,ni aku share yaaa
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASYARAKAT
1. Pengertian Masyarakat
Koentjaraningrat
Selo Soemardjan
Emile Durkheim
Karl Marx
B. INTERAKSI SOSIAL
Akomodasi
Contohnya: perbudakan.
Asimilasi
Akulturasi
b. Disosiatif
Persaingan/kompetisi
Kontravensi
Konflik
Contoh: Seorang anak laki laki yang begitu dekat dan akrab
dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi
sama dengan ayah nya .
C. PERUBAHAN SOSIAL
b. Penemuan-penemuan baru
c. Pertentangan masyarakat
b. Peperangan
h. Orientasi ke muka
g. Hambatan ideologis
h. Kebiasaan
i. Nilai pasrah
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/22/makalah-masyarakat-interaksi-dan-
perubahan-sosial-405714.html
19 -2- 2014
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Daftar Rujukan :
Koento, Wibisono. 1983. Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Augus
Comte. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Maliki, Zainuddin. 2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Salam, Aprinus. 2007. Perubahan Sosial dan Pertanyaan tentang Kearifan Lokal.
Sumber : Jurnal Ibda` | Vol. 5 | No. 2 | Jul-Des 2007 | 257-275 2 P3M STAIN
Purwokerto dari: www.ibdajurnal.googlepages.com. diakses tgl. 25 November
2010
Salim, Agus.2002. Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus
Indonesia.Yogyakarta: Tiara Wacana.
Widodo, Slamet. 2008. Perspektif Teori tentang Perubahan Sosial; Struktural
Fungsional dan Psikologi Sosial. Dari http//www.slametwidodo.com. diakses tgl.
26 November 2010.
Widodo, Slamet. 2008, Perubahan Sosial. Dari http://learning-
of.slametwidodo.com. diakses tgl. 26 November 2010.
http://sospol-fisip.blogspot.com/2012/11/makalah-perubahan-sosial.html
19-2-2014
Di susun oleh:
Kelompok 3
Taufiq Riyana
Roni Fardiansyah
Priatna
Khoerul Anwar
Kokom Komariah
Imas Alawiyah
Olivia Sarah
Ummi Lailatus Salaamah
Annisa Fitri Aprilia
Lina Herlinayati
Rika Dwi Ecaesar
Ovi Oktaviani
Mutia Addini
Rini Nuraeni
Putri Karina
Meri Sri Gantini
Dadan diki
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini berisikan
tentang Pengertian Perubahan Sosial Budaya, Faktor internal dan ekstrenal serta factor
pendorong dan penghambat perubahan social budaya.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Wawan
Hermawan,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan
makalah ini. Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama
kami membuat dan menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kepada seluruh rekan kami yang
membantu penyelesaian makalah ini baik berupa bantuan moril maupun materil.
Setelah itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata kami meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca mupun
pengoreksi, karena hingga saat ini kami masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kami
memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
Sukabumi, Desember 2012
Penyusun
a.n. Kelompok 3
Roni Fardiansyah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah . 3
b. Maksud dan Tujuan . 5
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Perubahan Sosial Budaya..6
b. Teori teori Perubahan Sosial.. 7
c. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya8
d. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan kebudayaan... ..9
e. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya.12
f. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya 16
g. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya .. 18
h. Proses Perubahan Sosial Budaya... 20
i. Sikap Kritis Masyarakat terhadap Perubahan Sosial Budaya23
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan .25
b. Saran-saran 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan
dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang
sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan
tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja
kurang mendalam dan kurang teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti
pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal perdagangan,
alat-alat transport modern, bahkan dapat mengakui berita-berita menggenai daerah lain
melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan
dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena
luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut maka bilamana
seseorang hendak membuat penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas,
perubahan apa yang dimaksudnya dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas, apabila hal
tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiolog modern
yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan
dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi dalam hubungannya dengan
pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh banyak masyarakat Negara-negara yang
memperoleh kemerdekaan politiknya setelah perang dunia II. Sebagian besar ahli ekonomi
mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan
cepat, apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam
bidang ekonomi. Akan tetapi pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan
pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan
pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan
pembangunan.Di samping itu diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat
menetralisasi faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan. Hal ini dapat
memperkuat atau menciptakan factor-faktor yang dapat mendukung pembangunan tersebut.
Sebaliknya, perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di bidang manakah yang
akan terjadi nanti sabagai akibat dari pembangunan ekonomi dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan karena setiap
perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-
perubahan di dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lainnya. Pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan tersebut selalu terkait proses saling mempengaruhi secara timbal
balik.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis
dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami
perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan dengan cepat.Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa
dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis. Sedangkan pada masyarakat yang lainya,
dianggap sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata
berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang
kehidupan tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan
gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain
berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang
terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh
dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan sering berjalan
secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena
sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan
di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang
terkena perubahan.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak memberi definisi
tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan-
perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur immaterial.
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang
didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semua
kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam kedua kategori tersebut
diatas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau sistem keuangan, merupakan utilitarian
elements, karena benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements
disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia
dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem
organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah,
hukum dan seterusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut. Cultur menurut Mac Iver
adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni
kesusastraan, agama rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan,
filsafat dan sebagainya, termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi
kebutuhan manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koening
mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi
dalam pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial
yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi
sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan
karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur
kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi, system mata pencaharian
hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian,
serta ilmu pengetahuan.
B. Teori-teori perubahan sosial
Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk merumuskan
prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat
bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan social merupakan gejala wajar
yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan
dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula
yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik.
Pokoknya, pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan
merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap
usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap
dalam perubahan-perubahan sosial , tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran
akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-
perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya gejala-
gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh
suatu generalisasi.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:
Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks
dan sampai pada tahap yang sempurna.
Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu
melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh
perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
2. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada
kehendak atau perencanaan sebelumnya.Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan
sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat
terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan
ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.
Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu
revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah:
Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat
harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin
masyarakat tersebut.
Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian
merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program
dan arah bagi geraknya masyarakat.
Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya
adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu,
diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor
adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan
waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
Contoh dari perubahan Revolusi adalah: Kemerdekaan Indonesia merupakan revolusi dari
Negara terjajah menjadi Negara merdeka.
3. Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang
telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan
di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.Oleh
karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan
pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut
perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat
polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk
mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga
berencana (KB).
4. Perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki
oleh masyarakat.Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering
membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam
masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan
akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir
dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.Sebagai
akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang
mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
5. Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
Perubahan berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata
pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini memberi pengaruh secara
besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan
adanya perubahan mata pencaharian.
Perubahan berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi
pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak
membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-
perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.
E. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya bukanlah merupakan faktor yang
tunggal, tetapi menyangkut hal yang kompleks.banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan dalam masyarakat. Soeryono Soekanto menyebutkan adanya faktor internal dan
eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat.
1. Faktor internal
a. Perubahan jumlah penduduk
Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat di pulau jawa, menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakatnya, terutama tentang hal yang menyangkut lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik atas tanah mengalami perubahan-
perubahan. Orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi
hasil, dan sebagainya, yang sebelumnya tidak dikenal. Sebaliknya, berkurangnya penduduk
disebabkan karena berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari satu daerah ke
daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk tersebut mangakibatkan
kekosongan misalnya dalam bidang pembagian kerja atau stratifikasi sosial yang
selanjutnya dapat memperngaruhi lembaga-lembaga kemasyrakatan.
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan juga dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan pada masyarakat
meliputi beberapa hal berikut.
1) Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat atau gagasan
yang diciptakan oleh seorang individu maupun serangkaian individu dalam suatu masyarkat.
Contoh: penemuan listrik, diesel, lokomotif, dan lain-lain.
2) Invention adalah discovery yang telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
Jadi, invention merupakan bentuk pengembangan dari discovery. Contoh: mobil, kreta api,
dan lain-lain.
3) Inovasi artinya suatu penemuan baru apabila unsur atau alat baru yang ditemukan tersebut
sudah menyebar ke bagian-bagian masyarakat dan dikenal serta dimanfaatkan secara luas
oleh masyarakat. Jadi, pada saat penemuan menjadi invention, proses inovasi belum
selesai.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya penemuan baru antara lain sebagai berikut:
1) Kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaannya.
2) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
3) Perangsang untuk aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat
c. Teknologi
Teknologi dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat yaitu dapat mempengaruhi
sebagian dari pikiran dan perilaku manusia yang akan membawa perubahan sosial budaya
dalam kehidupannya. Contoh: teknologi dalam industri tekstil dapat mempengaruhi cara
berpakaian serta mode atau gaya berpakaian manusia. Dengan demikian sesungguhnya
keberadaan teknologi telah banyak membantu atau memudahkan aktivitas manusia dan
juga mengubah kehidupan manusia menuju keadaan yang lebih baik. Namun, dalam
kenyataannya, teknologi juga dapat membawa pengaruh ke arah yang kurang baik dan
justru dapat menyebabkan masalah baru yang lebih parah. Contoh : teknologi komunikasi
seperti dalam bentuk tayangan telivisi, jika tidak dapat diadaptasi dengan baik secara
langsung dapat mengubah pola kehidupan sehari-hari masyarakat, misalnya gaya hidup,
kekerasan, dan lainya.
d. Pertentangan (conflict)
Sebagai proses sosial, pertentangan (conflict) merupakan proses disosiatif, namun selalu
berakibat negatif. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat dapat berupa hal-hal berikut:
1) Pertentangan antara individu di dalam masyarakat
2) Pertentangan antar kelompok di dalam masyarakat
3) Pertentangan antara individu dengan kelompok di dalam masyarakat.
4) Pertentangan antar generasi di dalam masyarakat
Sebenarnya, hubungan antara pertentangan dengan perubahan sosial budaya bersifat
timbal balik, yaitu pertentangan di suatu masyarakat dapat memungkinkan terjadinya
perubahan sosial budaya, dan sebaliknya perubahan sosial budaya di dalam masyarakat
dapat memungkinkan terjadinya pertentangan.
e. Keterbukaan masyarakat
Sifat masyarakat yang terbuka mempermudah masyarakat tersebut untuk menerima unsur-
unsur baru atau menyerapnya dalam kehidupan sosial dan budayanya. Oleh karena itu,
masyarakat yang bersifat terbuka akan mempermudah terjadinya perubahan-perubahan
sosial maupun budaya. Contoh : melalui pendidikan, seorang anak buruh bangunan dapat
menjadi seorang dokter atau insinyur, sehingga dapat mengubah kondisi keluarganya, yakni
mengangkat keluarganya untuk memiliki kehidupan sosial dan budaya yang lebih baik.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan alam (lingkungan fisik)
Perubahan lingkungan alam fisik (bukan karena faktor manusia) dapat membawa
perubahan pada kehidupan sosial budaya suatu masyarakat. Bencana alam yang dahsyat
dapat mengubah struktur sosial budaya masyarakat setempat. Contoh banjir dan gempa.
Gempa dan gelombang tsunami yang memporak porandakan Aceh, menyebabkan
beberapa penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan dievakuasi atau akhirnya
pindah ke dataran tinggi sehingga beralih profesi sebagai petani dan mencoba untuk
menekuni pertanian di daerah tersebut
b. Peperangan
Perang menyebabkan pada banyak aspek. Pihak yang menang pada umumnya berupaya
menerapkan norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap paling benar oleh masyarakat
mereka. Contoh : perang antara Amerika dan sekutu terhadap Irak. Amerika dan sekutu
sebagai pihak yang menang, berupaya mempengaruhi sistem politik, sosial , dan budaya
Iraq. Hal ini menyebabkan perubahan pemerintahan Iraq termasuk perubahan kehidupan
sosial negara Iraq seperti emansipasi kaum perempuan Iraq.
c. Kontak kebudayaan dengan masyarakat lain
Kontak kebudayaan antar masyarakat akan menyebabkan pengaruh positif dan negatif.
Contoh: kontak kebudayaan Indonesia dengan kebudayaa barat (Eropa). Pengaruh positif
yang di dapat oleh masyarakat Indonesia antara lain berupa transformasi ilmu pengetahuan
dan teknologi. Adapun pengaruh negatif yang diperoleh bangsa Indonesia dapat berupa
sikap sekelompok anak muda di dalam masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan
(westernis).
Proses terjadinya pengaruh perubahan karena kontak kebudayaan dengan masyarakat lain
dijelaskan sebagai berikut:
1) Difusi kebudayaan : penyebaran unsur kebudayaan dari suatu tempat lain
2) Akulturasi kebudayaan : pertemuan antar dua kebudayaan atau lebih di mana kebudayaan
asli masih tampak.
3) Asimilasi kebudayaan: proses pertemuan dan percampuran dua kebudayaan atau lebih.
Faktor yang merubah terjadinya asimilasi antara lain toleransi, pernikahan campur, atau
sikap simpati terhadap kebudayaan lain.
Di dalam masyarakat yang mengalami suatu proses perubahan, terdapat faktor- faktor
pendorong jalannya perubahan. Margono Slamet menyebutkan bahwa terdapat kekuatan-
kekuatan pendorong (motivational forces) yang mempengaruhi perubahan. Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Adanya ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan akan situai yang
lain.
b. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara apa yang ada dengan yang seharusnya
bisa ada.
c. Adanya tekanan-tekanan dari luar, seperti persaingan atau kompetisi, keharusan-keharusan
menyesuaikan diri, dan sebagainya.
d. Adanya kebutuhan-kebutuhan daridalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan,
misalnya produktivitas.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan
Laju perubahan sosial budaya setiap daerah berbeda-beda. Lihat saja, masyarakat kota
lebih cepat mengalami perubahan dibandingkan masyarakat desa. Laju perubahan sosial
budaya dalam masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor dasar, yaitu faktor pendorong dan
faktor penghambat.
a. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor pendorong perubahan sosial budaya sebagai berikut.
1) Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil
budaya. Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan satu kebudayaan bertemu dan
saling bertukar informasi. Misalnya kontak dagang antara pedagang nusantara dengan
pedagang India, Arab, dan Barat. Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya
membawa perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan
budaya lain akan mempercepat laju perubahan sosial budaya.
2) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk
berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap
orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Karya-karya inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Penemuan
pesawat terbang mengilhami Prof. Dr. Ing.B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di
Bandung.
3) Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan
tersebut, seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta
kebudayaan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu
seseorang melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu,
sistem pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
4) Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya
menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu, orang akan
melakukan berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah
kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan komputer.
5).Toleransi terhadap Perubahan
Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam
masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima halhal
baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.
6) Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat
dilihat pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam
suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa
keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak
disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang mendorong munculnya
perubahan sosial budaya.
7) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya
mereka lakukan untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan
mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat
Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan saat itu
mendorong masyarakat menuntut perubahan secara total.
8) Sistem Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi.
Sistem ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki
strata yang lebih tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik.
9) Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi
mereka masa lalu adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman
hidup. Masa depan harus lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang mendorong
seseorang melakukan perubahan.
10) Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
Suatu perubahan akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut.
Keadaan ini menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan
tersebut. Perubahan akan berlalu begitu saja tanpa ada masyarakat yang mengikutinya.
Oleh karena itu, sikap mudah menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan
sosial budaya di masyarakat.
b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor penghambat perubahan sosial budaya sebagai berikut.
1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang
lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan
masyarakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam
kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku
bangsa yang masih tinggal di pedalaman.
2) Masyarakat yang Bersikap Tradisional
Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak
segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-
agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.
3) Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola
pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan
mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami
perubahan yang berarti.
4) Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)
Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit
terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan
menolak segala bentuk perubahan. Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang
telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya
dalam masyarakat.
5) Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi
Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya.Oleh
karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru
ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.
6) Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing
Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing.
Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka
buruk terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal
dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
7) Hambatan Ideologis
Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang
memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena
itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat
tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.
8) Adat atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di dalam
memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku
tersebut efektif lagi didalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat
atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, system mata pencaharian, pembuatan
rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk di rubah.
Organisasi keagamaan
Organisasi pendidikan
Organisasi ekonomi
Organisasi hukum
Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut di atas merupakan suatu struktur apabila
mencakup hubungan antar lembaga-lambaga kemasyarakatan yang mempunyai pola-pola
tertentu dankeserasian tertentu.
Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu
perubahan dikenal, diterima, diakui serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan
singkat, mengalami proses institutionalization (pelembagaan)
3. Disorganisasi (disintergrasi) dan reorganisasi (reintergrasi)
a. pengertian
Disorganisasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari
suatu kebulatan, misalnya masyarakat, agar dapat berfungsi sebagai organisasi, harus ada
keserasian antar bagian-bagianya. Kriteria terjadinya disorganisasi antara lain terletak pada
persoalan apakah organisasi tersebut berfungsi secara semestinya atau tidak baik, masalah
lain yang sering timbul adalah disorganisasi dalam masyarakat acapkali dihubungkan
dengan moral yaitu anggapan-anggapan tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Suatu disorganisasi atau disintergrasi mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses
berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, karena perubahan-perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan reorganisasi atau
reintergrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
Tahap reorganisasi dilaksanakan apabilanorma-norma dan nilai-nilai yang baru telah
melembaga (institutionalized) dalam diri warga masyarakat. Berasil tidaknya proses
pelembagaan (institutionalization) tersebut dalam masyarakat, mengikuti formula sebagai
berikut.
Pelembagaan (institutionalization) = (efektivitas menanam) (kekuatan menentang masyarakat
Kecepatan menanam
Yang dimaksud dengan efektivitas menanam adalah hasil positif penggunaan tenaga
manusia, alat, organisasi dan metode didalam menanamkan lembaga baru. Semakin besar
kemampuan tenaga manusia, alat-alat yang dipakai organisasi yang tertibnya dan system
penanaman sesuai dengan kebudayaan masyarakat makin besar pula hasil yang dapat
dicapai oleh usaha penanaman lembaga baru itu.
b. Suatu gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi
Gambaran mengenai disorganisasi dan reorganisasi dalam masyarakat pernah dilukiskan
oleh William.I.Thomas dan Florian Znaniecki dalam karya klasiknya yang berjudul The
Polish Peasant in Europe and Amerika. Khusus tentang On disorganization and
Reorganization mereka membentangkan pengaruh dari suatu masyarakat yang tradisional
dan masyarakat yang modern terhadap jiwa anggotanya, watak atau jiwa seseorang sedikit
banyak merupakan pencerminan kebudayaan masyarakatnya. Pada masyarakat-
masyarakat tradisional, aktivitas seseorang sepenuhnya berada di bawah kepentingan
masyarakatnya.Segala sesuatu didasarkan pada tradisi dan setiap usaha untuk mengubah
suatu unsur saja, itu berarti bahwa sedang ada usaha untuk mengubah struktur masyarakat
seluruhnya. Struktur di anggap sesuatu yang suci, tak dapat di ubah-ubah dengan drastis
dan berjalan lambat sekali. Perubahan dari suatu masyarakat yang tradisional menjadi
masyarakat yang modern akan mengakibatkan pula perubahan dalam jiwa setiap anggota
masyarakat itu.
c. Ketidakserasian perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya (cultural lag)
Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan, tidak selalu perubahan-perubahan
pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan yang seimbang. Ada
unsur-unsur yang dengan cepat berubah, akan tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar
untuk berubah. Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah dari
pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Apabila terdapat unsur-unsur yang tidak
mempunyai hubungan yang erat, maka tak ada persoalan mengenai tidal adanya
keseimbangan lajunya perubahan-perubahan. Misalnya suatu perubahan dalam cara
bertani, tidak begitu pengaruh terhadap tarian-tarian tradisional, akan tetapi sistem
pendidikan anak-anak mempunyai hubungan yang erat dengan dipekerjakannya tenaga-
tenaga wanita pada industri, misalnya, apabila dalam hal ini terjadi ketidakserasian, maka
kemungkinan akan terjadi kegoyahan dalam hubungan antara-antara unsur-unsur tersebut
diatas, sehingga keserasian masyarakat terganggu.
Suatu teori yang terkenal di dalam sosiologi mengenai perubahan dalam masyarakat adalah
teori ketertinggalan budaya (cultural lag) dari William F.Ogburn, teori tersebut mulai dengan
kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam
keseluruhanya seprti di uraikan sebelumnya, akan tetapi ada bagian yang tumbuh cepat,
sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara kemajuan dari
berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat, dinamakan cultural lag (artinya
ketertinggalan kebudayaan), juga suatu ketertinggalan (lag) terjadi apabila laju perubahan
dari dua unsur masyarakat atau kebudayaan (mungkin juga lebih) yang mempunyai korelasi,
tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya.
H. Sikap kritis masyarakat terhadap perubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, apapun bentuk dan jenis unsur
yang berubah akan meninggalkan suatu kondisi yang baru. Peralihan dari kondisi lama
kepada kondisi baru tersebut dinamakan transisi.Keadaan lama dan baru bukan merupakan
keadaan yang terpisah, melainkan saling menyambung.secara singkat dikatakan bahwa
kondisi sekarang merupakan hasil dari proses perubahan di waktu lampau dan kondisi
sekarang ini pun akan mengalami perubahan membentuk keadaan baru di masa depan.
Selain ada unsur-unsur yang berubah, di dalam masyarakat terdapat juga unsu-unsur sosial
dan kebudayaan yang tidak mengalami perubahan.Unsur yang tidak mengubah unsur
kebudayaan fundamental yang diajadikan pedoman hidup, misalnya ideology.
Selain itu ada pula unsur-unsur sosial atau kebudayaan yang jika berubah dikhawatirkan
akan mengganggu keseimbangan system atau menimbulkan kegoncangan
dalammasyarakat. Bierens de Hann menyebutkan adanya dua unsur perubahan didalam
masyarakat:
1. Unsur statika, yaitu unsur-unsur di dalam masyarakat yang cenderung mempertahankan
sesuatu keadaan untuk tidak berubah, seperti adanya vested interest atau golongan orang-
orang yang menghendaki status quo(keadaan yang tetap).
2. Unsur dinamika, yaitu unsur-unsur di dalam masyarakat yang menghendaki adanya
perubahan, misalnya perubahan lingkungan alam, perubahan struktur sosial, nilai-nilai
sosial, dan sebagainya,
Oleh karena itu, masyarakat umum dan masyarakat Indonesia pada khususnya, hendaknya
menyikapi perubahan apapun yang terjadi secara selektif.Masyarakat Indonesia harus
mampu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan setiap perubahan sosial dan
budaya. Perubahan tersebut harus diantisipasi dengan perilaku-perilaku yang positif. Jangan
sampai pada saat terjadi perubahan sosial dan budaya, masyarakat Indonesia belum punya
pegangan nilai dan norma yang kokoh, sehingga terjadi keadaan anomie. Selain itu,
masyarakat Indonesia hendaknya jangan terlalu bersikap apriori terhadap perubahan sosial
dan budaya, hingga tidak ingin menerima perubahan sama sekali. Sikap apriori ini
menyebabkan ketertinggalan kebudayaan. Kita sadari bahwa perubahan sosial dan budaya
akan terjadi dalam masyarakat selama masyarakat itu masih ada. Sikap terbaik kita adalah
haros selektif dalam menerima perubahan, kita harus mampu memilih yang sesuai dengan
norma dan nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan
dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang
sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
mebandingkanya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan
tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Soerjono Soekanto, SH, MA,(1990).Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
pers.
Tim Absi Guru, (2007).IPS Terpadu untuk SMP Kelas 3. Jakarta: Erlangga
Wismuliani, Endar dkk, 2009, IPS : untuk SMP dan MTs Kelas IX, Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 57 67.
http://gurumuda.com/
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalah-perubahan-sosial-
budaya.html
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Perubahan Sosial Dalam
Masyarakat ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) 1. Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu Dhiniaty Gularso, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) 1 yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini.
2. Bapak dan Ibu kami, selaku orang tua yang selalu memberi dorongan untuk kami.
3. Teman-teman yang telah membantu penyelesaian karya tulis ini, dan kepada semua
pihak yang telah terlibat.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan memberikan penjelasan
perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Penulis menyadari bahwa
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis
harapkan. Atas saran dan kritiknya, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak
faktor dan juga perubahannya dapat menuju ke arah yang positif maupun menuju arah yang
negatif. Dalam hal ini, berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya.
Tentunya perubahan sosial yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mempunyai
berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat. Dan para ahli mempunyai pendapat yang
berbeda tentang perubahan sosial tersebut. Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami ingin
mengetahui bagamaina pendapat para ahli mengenai perubahan sosial dan contoh perubahan
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
3. TUJUAN
Tujuan yang ingin kami peroleh dari pembuatan makalah ini adalah :
4. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada
pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial
dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun
keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan
semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas,
termasuk perubahan dalam hal budaya.
2) Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang
menguntungkan bagi masyarakat.
Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan, masyarakat akan berkembang.
Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami
kemunduran.
Adanya pengenalan teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan ide baru, dan
munculnya nilai -nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun menggantikan nilai nilai sosial
yang lama merupakan beberapa contoh perubahan sosial dalam aspek kehidupan. Dengan
kata lain, perubahan sosial merupakan suatu perubahan menuju keadaan baru yang berbeda
dari keadaan sebelumnya.
Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadi perubahan sosial, yaitu faktor yang berasal
dari dalam masyarakat dan juga faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor yang
bersumber dari masyarakat itu sendiri meliputi : bertambah atau berkurangnya penduduk,
penemuan-penemuan baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, dan terjadinya
pemberontakan atau resolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri. Sedangkan, faktor yang
berasal dari luar masyarakat meliputi : sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang
ada di sekitar manusia, peperangan dengan negara lain, dan pengaruh kebudayaan lain.
Selain adanya faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, adapula faktor yang
mendorong dan juga menghambat perubahan sosial. Faktor yang mendorong terjadinya
perubahan yaitu : kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang lebih maju, sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi, sistem
lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke muka, dan juga nilai meningkatkan
taraf hidup.
Faktor yang menghambat terjadinya perubahan soaial adalah : kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang
tradisionalistis, adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat, rasa takut
akan terjadinya kegoyahan kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal yang baru, hambatan
ideologis, kebiasaan dan nilai pasrah.
Para sosiolog dan antropolog mempunyai pendapat yang berbeda mengenai perubahan sosial.
Berikut ini adalah para ahli beserta pendapat mereka mengenai perubahan sosial :
4. 4. Gillin dan Gillin (1957: 279), mengartikan perubahan sosialadalah suatu variasi
dari cara hidup yang telah diterima, baikkarena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaanmaterial, komposisi penduduk, dan ideologi maupun
karenaadanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalammasyarakat
7. 7. Sugihen (1982), mengkaitkan perubahan sosial dengan beberapa kata lain yang
merujuk pada proses sosial yang sama, seperti : industrialisasi, modernisasi, dan
pembangunan.
9. 9. Rogers, et. al. (1988), memahami bahwa perubahan sosial adalah suatu proses
yang melahirkan perubahan-perubahan di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem
kemasyarakatan. Ada 3 tahapan utama dalam proses perubahan sosial yang terjadi.
Pertama, berawal dari diciptakannya atau lahirnya sesuatu yang berkembang menjadi
suatu gagasan. Bila gagasan tersebut sudah menggelinding seperti roda yang berputar
pada sumbunya, dan sudah tersebar di kalangan masyarakat maka perubahan tersebut
sudah memasuki tahap kedua. Tahapan yang ketiga yaitu disebut dengan hasil, yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu sistem sosial yang bersangkutan
sebagai akibat dari diterimanya, atau ditolaknya suatu inovasi.
10. Larson dan Rogers (1964), mengemukakan pengertian tentang perubahan sosial yang
dikaitan dengan adopsi teknologi yaitu perubahan sosial merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dalam suatu bentangan waktu tertentu. Pemakaian teknologitertentu oleh
suatu warga masyarakat akan membawa suatu perubahan sosial yang dapat diobservasi lewat
perilaku anggota masyarakat yang bersangkutan.
14. Spencer mengungkapkan bahwa suatu organisme akan bertambah sempurna apabila
bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar organ-organnya. Kesempurnaan organisme
dicirikan oleh kompleksitas, differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada
dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari
keadaan homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa masyarakat
tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru tidak stabil yang disebabkan
oleh pertentangan di antara mereka sendiri. Pada masyarakat industri yang telah
terdiferensiasi dengan mantap akan terjadi suatu stabilitas menuju kehidupan yang damai.
Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya perlindungan atas hak individu,
berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya peperangan antar negara, terhapusnya
batas-batas negara dan terwujudnya masyarakat global.
15. Comte mempunyai pemikiran yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran ilmu alam.
Pemikiran Comte yang dikenal dengan aliran positivisme, memandang bahwa masyarakat
harus menjalani berbagai tahap evolusi yang pada masing-masing tahap tersebut dihubungkan
dengan pola pemikiran tertentu. Selanjutnya Comte menjelaskan bahwa setiap kemunculan
tahap baru akan diawali dengan pertentangan antara pemikiran tradisional dan pemikiran
yang berdifat progresif. Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi perkembangan
mahkluk hidup, Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian kerja, masyarakat akan
menjadi semakin kompleks, terdeferiansi dan terspesialisasi.
Comte membagi perubahan sosial dalam dua konsep yaitu social statics (bangunan
struktural) dan social dynamics (dinamika struktural). Bangunan struktural merupakan
struktur yang berlaku pada suatu masa tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur sosial
yang ada di masyarakat yang melandasi dan menunjang kestabilan masyarakat. Sedangkan
dinamika struktural merupakan hal-hal yang berubah dari satu waktu ke waktu yang lain.
Perubahan pada bangunan struktural maupun dinamika struktural merupakan bagian yang
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
16. Kornblum (1988), berusaha memberikan suatu pengertian tentang perubahan sosial.
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material
maupun immaterial. Penekannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
17. Soekanto, (1990) mendefinisikan perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan
kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan
sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis,
ekonomis dan kebudayaan.
1. 18. Moore (2000), perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan
kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang wujudnya dapat dibagi menjadi
beberapa bentuk. Beberapa bentuk perubahan sosial menurut Soekanto, yaitu sebagai berikut
:
cukup lama. Perkembangan perubahan ini termasuk dalam evolusi. Perubahan secara evolusi
dapat diamati berdasarkan batas waktu yang telah lampau sebagai patokan atau tahap awal
sampai masa sekarang yang sedang berjalan. Adapun penentuan kapan perubahan tersebut
terjadi, bergantung pada orang yang bersangkutan.
Perubahan sosial yang terjadi secara cepat mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat, perubahan itu dinamakan revolusi. Contohnya, Revolusi Industri di Eropa.
Revolusi tersebut menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses produksi barang-
barang industri. Contoh lain Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang mengubah tatanan
kenegaraan dan sistem pemerintahan NKRI.
Zoom
Pengaruhnya Besar
Sekarang ini banyak sekali perilaku yang menunjukkan perubahan sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat. Di lingkungan tempat tinggal saya pun terjadi berbagai macam
perubahan sosial, seperti :
Dahulu, sepasang suami istri memiliki anak yang lebih dari dua, misalnya lima, atau enam
bahkan lebih. Dengan adanya program Kelurga Berencana (KB), saat ini sepasang suami istri
hanya mempunyai 2 orang anak. Selain dipengaruhi oleh kelahiran perubahan jumlah
penduduk di lingkungan saya juga disebabkan oleh adanya kematian dan juga perpindahan
penduduk. Banyak masyarakat yang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan tetapi juga
sebaliknya banyak penduduk yang dari kota berpindah ke desa.
Masyarakat di taun-taun yang lampau hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar
atau Sekolah Menengah saja, namun sekarang masyarakat telah banyak yang menempuh
pendidikan hingga Perguruan Tinggi. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki semakin
bertambah, hal ini sebagai akaibat positif dengan terjadinya perubahan.
Akan tetapi, selain memberikan dampak positif bagi kualitas penduduk, perubahan sosial
juga menimbulkan dampak negatif yang berupa penurunan moral yang dimiliki oleh
masyarakat. Penurunan moral ini sering terjadi pada anak muda, hal ini dapat dilihat pada
perilaku yang kurang sopan dalam masyarakat. Misalnya ketika jalan/lewat di depan warga
masyarakat tanpa memberi salam, berbicara yang kurang sopan kepada orang lain. Selain itu,
banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. Misalnya tentang peraturan lalu lintas.
Perubahan sisitem pemerintahan yang terjadi dalam negara, juga mempunyai pengaruh bagi
pemerintahan suatu dusun. Misalnya dalam suatu pengambilan keputusan dalam suatu
musyawarah. Di lingkungan tempat tinggal saya pengambilan keputusan dilakukan melalui
demokrasi yaitu melalui musyawarah mufakat.
Dahulu, Mata pencaharian penduduk di lingkungan saya sebagaian besar adalah sebagai
petani, namun dengan berjalannya waktu dan berkembangnya pengetahuan yang mereka
miliki, saat ini banyak yang menjadi pegawai negeri, karyawan suatu perusahaan, dan juga
ada yang pergi merantau bekerja ditampat lain.
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya hidup masyarakat pun berubah. Saat ini gaya
hidup konsumtif sudah menjangkit sampai di lingkungan pedesaan. Warga masyarakat
memiliki keinginan untuk berbelanja yang tinggi. Contoh perilaku konsumtif masyarakat
dapat dilihat misalnya pada gaya berpakaian. Setiap hari selalu ada model pakain baru yang
ditawarkan baik di toko maupun di pasar. Warga masyarakat yang merasa mampu tentunya
tidak ingin ketinggalan. Selain itu, dengan adanya perubahan sosial, masyarakat mempunyai
pandangan bahwa produk dari luar negeri lebih baik dari pada produk dari dalam negeri.
Dahulu, para petani di lingkungan tempat tinggal saya masih menggunakan bantuan tenaga
hewan dalam mengerjakan/membajak sawahnya dan juga dibantu oleh tetangga dalam
menanam padi atau tanaman lainnya. Namun saat ini, dengan berkembangnya teknologi, para
petani telah menggunakan traktor dalam membajak sawah dan juga sudah menggunakan
mesin perontok padi untuk mengolah hasil panenannya.
Selain teknologi dalam bidang pertanian, teknologi yang berkaitan dengan komunikasi pun
berkembang pesat. Dahulu, apabila ingin berkomunikasi jarak jauh memerlukan waktu yang
lama. Akan tetapi, alat komunikasi saat ini sudah canggih. Misalnya melalui telepon seluler
yang saat ini satu orang tidak hanya memiliki satu alat komunikasi tersebut. Bahkan,
sekarang anak usia remaja bahkan yang masih anak-anak sekalipun telah mengenal apa itu
facebook, email, twitter, dan lain sebagainya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 7. Perubahan Budaya
Perubahan budaya yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dapat dilihat pada perilaku
anak muda saat ini. Banyak yang meniru trend-trend atau budaya masyarakat barat, misalnya
cara berpakaian. Sekarang ini, jarang sekali anak muda yang mau mengenakan pakaian adat
Jawa (Jogja), begitupun dalam acara pernikahan. Mereka bilang terlalu ribet.
Selain itu, contoh-contoh hasil kebudayaan seperti, angklung, gamelan, kesenian ketoprak,
lagu-lagu tradisional tidak lagi diminati oleh masyarakat. Bahkan ada warga yang tidak
mengetahui kebudayaan daerah tempat tinggalnya sendiri. Sekarang ini, keberadaan
kesenian-kesenian tersebut telah tergantikan oleh adanya lagu-lagu pop, rock, dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada
pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial
dapat bergerak ke arah suatu kemajuan, dalam hal ini masyarakat akan berkembang.
Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami
kemunduran.
Ada tiga (3) bentuk atau tipe perubahan sosial. Tipe-tipe tersebut adalah : perubahan lambat
dan perubahan cepat, perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki,
dan perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang pengaruhnya besar.
Perubahan sosial yang terjadi di lingkungan saya adalah sebagai berikut : perubahan jumlah
penduduk, perubahan gaya hidup, perubahan mata pencaharian, perubahan kualitas
penduduk, perubahan peraturan, perubahan karena adanya teknologi, dan perubahan budaya.
2. SARAN
Karena masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial, maka :
DAFTAR PUSTAKA
Waluya, Bagja. Sosiologi 3. 2009. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk Kelas
XII. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.
Veeger, Karel J, dkk. 1997. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Victory Jaya Abadi.
Giddens, Anthony, dkk. 2009. Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya. Yogyakarta :
Kreasi Wacana.
http://risaely.wordpress.com/2011/12/30/makalah-perubahan-sosial/
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap-sikap dan pola prilaku
diantara kelompok dalam masyarakat menurutnya, antara perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan
cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek dalam
kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur, tingkat
pendidikan dan hubungan antar warga. Dari perubahan aspek-aspek tersebut
terjadi perubahan struktur masyarakat serta hubungan sosial.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini
disebabkan kebudayaan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan
adanya kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan
tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat
adanya dinamika anggota masyarakat dan yang telah didukung oleh sebagian
besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari
kesetabilannya. Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial
yang dialami masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang
tidak berani melakukan perubahan-perubahan tidak akan dapat melayani
tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan
aspirasi.
Cara yang paling sederhana untuk dapat memahami terjadinya perubahan sosial
dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi
dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat
dianalisis dari berbagai segi:
Menurut Prof. Dr. Soerjono bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan
beberapa cara, seperti:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara
cepat.
a. Perubahan secara disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan
sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan
terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
keperluan, keadaan, dan konsdisi-kondisi baru yang timbul karena pertumbuhan
masyarakat.
b. Perubahan secara cepat disebur revolusi, dalam revolusi perubahan yang
terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokan dalam dua kelompok,
yaitu teori klasik dan teori modern.
a) Pola Linear
Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste
Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia
mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terletakkan. Perubahan
selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah
menuju arah kemajuan. Comte mengemukakan hukum tiga tahap, yaitu bahwa
suatu masyarakat mengikuti perkembangan perubahan dengan pola seperti
berikut:
Tahap Teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan sosial
bersifat militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk menundukan
masyarakat lain. Pemikiran-pemikiran masyarakat dalam tahap ini ditandai oleh
kuatnya pemikiran yang bersifat adikodrati, yaitu dikuasai oleh suatu kekuatan
yang berasal dari luar diri manusia, kuatnya pemikiran magis regius, pemikiran
yang bersifat rasional dan berdasarkan penelitian tidak dibenarkan.
Tahap Metafisik dan Religius, yaitu suatu tahapan dimana dalam
masyarakat sudah terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan pemikiran
yang menghubungkan masyarakan militer dan masyarakat industri. Pengamatan
atau penelitian masih dikuasai oleh imajinasi tetapi lambat laun semakin
merubahnya dan menjadi dasar bagi suatu penelitian.
Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana
industri mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama
manyarakat.
b) Pola Siklus
Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu
saat ada di atas, saat lain di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam
peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin
mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah
perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap.
Bisa juga diibaratkan seperti perkembangan seorang manusia mengalami masa
muda, masa dewasa, masa tua dan kemudian punah.
1. Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di
bawah ini :
1) Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
2) Invention, pengembangan dari discovery
3) Inovasi, proses pembaharuan
c. Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah konflik antara individu dalam
masyarakatnya, antara kelompok dan lain-lain.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah, seperti bencana
alam
b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara
dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Akulturasi
dan asimilasi kebudayaan berperan dalam perubahan ini.
D. Dampak Perubahan Sosial
a. Integrasi social
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik
unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai
integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri.
Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya,
diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh
karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia.
b. Disintegrasi social
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi
bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial
adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial
yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif
yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain. Perubahan sosial sering
ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan
unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat
berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan
rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk :
1. Anomie
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana
norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan
belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah
tidak ada norma atau nilai
2. Cultural lag
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan
antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur
kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag
adalah :
a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus
menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
c. Heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam
menerima perubahan.
d. Kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.
3. Mestizo culture
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran
unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki
warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya
dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya.
Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta
terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya
iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat
menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut
dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi
sosial).
Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai
berikut :
a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat
mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
b. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk
mencapai tujuan masyarakat.
c. Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma
masyarakat.
f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.
Berdasarkan gejala tersebut, kehidupan dalam masyarakat sudah tidak ada lagi
penyesuaian di antara unsur yang berbeda (disintegrasi sosial). Disintegrasi
sosial akan mendorong timbulnya gejala kehidupan sosial yang tidak normal
yang dinamakan masalah sosial.
Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang
dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks.
1. Pergolakan di daerah
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu
lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada
kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini
kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah
terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini
dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 1962), PRRI/Permesta
(1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.
Timbulnya pergolakan daerah dapat dilatarbelakangi hal berikut :
a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding
sentimen nasionalisme.
b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan
pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah.
3. Kriminalitas
Tindak kejahatan adalah tingkah laku anggota masyarakat yang melanggar
norma hukum dan norma sosial. Secara yuridis, tindak kejahatan diartikan
sebagai bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral dan kemanusiaan,
merugikan masyarakat, dan melanggar ketentuan hukum. Ditinjau secara
sosiologis, kejahatan adalah setiap bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku
yang secara ekonomi, politik, sosial, dan psikologis merugikan kepentingan
umum, melanggar norma sosial, dan menyerang keselamatan warga
masyarakat.
Tindak kriminal pada dasarnya bukan bawaan sejak lahir, namun bisa dilakukan
setiap orang. Hal ini dapat dilihat dari sebab timbulnya :
a. Kejahatan di kota besar disebabkan adanya tekanan baik dari teman, jiwa
maupun kebutuhan hidup.
b. Kriminalitas disebabkan kondisi dan proses sosial yang sama, yang
menghasilkan perilaku sosial yang berbeda (Donald R. Greesey).
c. Perilaku jahat seseorang dipelajari dalam interaksi dengan orang lain dan
orang tersebut mendapat perilaku itu dari mereka yang berperilaku melawan
norma hukum (EH. Sutherland).
Jika kita tinjau secara mendalam, kriminalitas dapat disebabkan adanya proses-
proses berikut :
a. Persaingan dan pertentangan kebudayaan
b. Perbedaan ideologi politik
c. Pertentangan masalah agama dan kesenjangan di bidang ekonomi
d. Kepadatan dan komposisi kekayaan
e. Perbedaan distribusi kekayaan
f. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
Individu atau manusia dalam masyarakat dapat berbuat tindak kejahatan atas
dorongan media massa dan dipelajari dari kelompok kecil yang bersifat intim.
Adapun bentuk tindak kejahatan dibedakan atas :
a. Blue colour crime
Blue colour crime atau kejahatan kerah biru merupakan tindak kejahatan yang
dilakukan oleh masyarakat umum yang secara ekonomi dan politik tergolong
miskin. Mereka yang berbuat jahat termasuk kelas menengah ke bawah. Tindak
kriminal berkaitan dengan pencurian, penjambretan, dan sebagainya. Perbuatan
mereka didasari alasan kemiskinan.
b. White colour crime
White colour crime atau kejahatan kerah putih merupakan tindak kejahatan
yang dilakukan masyarakat lapisan atas (pejabat atau pengusaha). Tindak
kejahatan sangat ditentang masyarakat, karena tindakan itu melanggar norma
dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, terutama norma hukum. Padahal nilai
dan norma merupakan bagian penting bagi kesinambungan masyarakat. Oleh
karena itu, timbul upaya masyarakat untuk menentang dan mengatasi tindak
kejahatan.
- Preventif
Tindakan ini dilakukan dengan pencegahan untuk menjaga agar kejahatan tidak
timbul kembali, misal melalui penyuluhan hukum atau kadarkum.
- Represif
Masyarakat melalui lembaga yang ditunjuk melakukan upaya dengan
menciptakan sistem dan program untuk menghukum mereka yang berbuat
jahat. Disamping itu juga mengupayakan orang tidak berbuat jahat lagi, misal
warga diberi konsultasi psikologis atau diklat.
4. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) seperti dikemukakan Fuad Hasan
adalah suatu perbuatan anti sosial yang dilakukan anak/ remaja yang jika
dilakukan orang dewasa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Tindak
kenakalan remaja dewasa ini semakin berkembang. Bentuk kenakalan
diantaranya membolos, aksi corat coret, kebut-kebutan, minuman keras,
mencuri sepeda, dan sebagainya. Muncul dan berkembangnya tindak kenakalan
cenderung disebabkan faktor motivasi. Berdasarkan motivasi, kenakalan remaja
disebabkan :
a. Internal, yang meliputi : inteligensia, usia, jenis kelamin dan kedudukan
anak dalam keluarga.
b. Eksternal, yang meliputi : lingkungan rumah tangga, lingkungan
pendidikan dan sekolah, pergaulan anak dan media massa.
Secara sosiologis, kenakalan remaja dapat ditandai gejalanya sebagai berikut :
- Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua.
- Timbulnya organisasi-organisasi non formal yang berperilaku menyimpang
sehingga tidak disukai masyarakat.
- Timbulnya usaha untuk mengubah keadaan yang disesuaikan dengan youth
values.
Secara umum kenakalan remaja disebabkan oleh :
a. Disfungsi keluarga dalam arti hubungan antar anggota keluarganya kurang
harmonis atau mengalami keretakan.
b. Kurangnya pendidikan agama dan moral.
c. Seringnya melihat kekerasan baik melalui masyarakat atau kekerasan
dalam bentuk kerusuhan
d. Lingkungan pergaulan yang senang melakukan tindakan kenakalan.
e. Kurang berprestasinya di sekolah dan masyarakat baik intelektual maupun
kemampuan terbatas.
Remaja yang memiliki peran strategis pada masa mendatang, perlu diarahkan
dan didampingi selama masa pertumbuhannya. Adanya kenakalan remaja, perlu
disusun upaya penanggulangan secara berkesinambungan.
a. Tindakan Preventif
Tindakan preventif dilakukan dengan koordinasi yang jelas dan kebersamaan
yang sungguh-sungguh antara orang tua, pendidik di sekolah, warga
masyarakat, termasuk Polri, jaksa dan hakim. Hal ini ditujukan untuk menekan
perkembangan bentuk kenakalan remaja yang merupakan beih awal tindak
kejahatan
b. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan remaja
c. Mengatur pemenuhan kebutuhan remaja agar tidak ada kesan terlalu
dimanjakan.
d. Penyuluhan yang berkaitan dengan perkembangan usia remaja, bentuk
perilaku dan latar belakang remaja, dan penyebab dan akibat kenakalan remaja.
e. Sensor film yang lebih tegas sesuai dengan budaya timur.
5. Prostitusi
a. Sebab intern (dalam) : hasrat seksual yang tinggi, sifat malas, keinginan
besar untuk hidup mewah (hedonisme).
b. Sebab ekstern (luar) : faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, dan
adanya kebutuhan yang tidak terlaksana.
Sebenarnya tindakan prostitusi adalah tindakan yang dilarang norma sosial dan
norma agama. Hal ini disebabkan tindakan tersebut jelas banyak pengaruh
buruknya yaitu :
- Menurunkan harkat dan martabat manusia
- Dapat terserang penyakit kelamin
- Dapat tertular penyakit hilangnya kekebalan tubuh (hiv atau aids)
- Merusak moral
- Bagi yang sudah berkeluarga, akan menyebabkan keretakan berkeluarga
- Pemborosan secara ekonomi
- Kepercayaan diri (self confidence) menurun
- Memudahkan terjerumus pada penggunaan narkoba.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan adanya beberapa
upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi gejala disorganisasi sosial
yaitu:
1. Norma dan nilai sosial dalam masyarakat difungsikan lagi sebagai pegangan
hidup bersama seperti semula
2. Kebutuhan para anggota kelompok dipenuhi melalui kelompok masyarakat
masing-masing.
3. Norma yang sudah tidak mantap lagi sebagai pedoman hidup kelompok
perlu diganti sesuai dengan kebutuhan jaman
4. Tindakan yang tegas kepada setiap anggota masyarakat yang diketahui
melanggar norma dengan sanksi dan hukuman
5. Diberantasnya tempat atau sarang yang dianggap sebagai tempat
pelanggaran norma
6. Dibangkitkannya lagi rasa kepercayaan anggota kelompok masyarakat agar
terwujud masyarakat yang bersatu
7. Terwujudnya masyarakat madani harus diberi keteladanan dari tokoh
masyarakat dan tokoh politik.
Dengan adanya disintegrasi sosial, pola kehidupan masyarakat mengalami
kurang serasi atau kekacauan, misal kurang adanya tertib sosial (sosial order)
dan banyak pelanggaran hukum. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan situasi
krisis yaitu social disorder. Dalam suasana ini pengambil keputusan harus cepat
mengambil langkah untuk mengembalikan keadaan menjadi normal. Jika tidak
berhasil, maka akan tercipta situasi sosial berupa disintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Yulia Hartati, Staf Pengajar FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang
Illustrasi Barma http://sosial-budaya.blogspot.com/
-. SOSIOLOGI KOMUNIKASI.
http://agussetiaman.wordpress.com/2008/11/25/perubahan-sosial/ [5
September 2009]
-. Makalah Perubahan
Sosial.http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]
http://reissyanna.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-perubahan-
sosial_3080.html
19-2-2014
11
Maret
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala
yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat
adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di
suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari
tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini
perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan
manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan konstan. Perubahan memang terikat
oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat
berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi
unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
1. 2. Rumusan masalah
1. 3. Tujuan
1. Mengetahui definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
I. 4. Manfaat
1. Memahami definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi
dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat tersebut.
b. Max Weber
c. W. Kornblum
d. Selo Soemardjan
f. Kingsley Davis
h. William F. Ogburn
Dengan memahami definisi perubahan sosial dan budaya di atas, maka suatu
perubahan dikatakan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja
karena keduanya saling berkaitan.
1. Sebab Intern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
Adanya peperangan.
Peristiwa peperangan, baik perang saudara maupun perang antar negara dapat
menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat
memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu
bisa berupa kemajuan maupun kemunduran.
Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat
dibedakan menjadi:
Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-
alat transportasi, dan penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan listrik
membuat kebutuhan manusia akan penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat
elektronik meringankan pekerjaan dan memudahkan manusia memperoleh
hiburan dan informasi; penemuan alat-alat transportasi memudahkan dan
mempercepat mobilitas manusia proses pengangkutan; dan penemuan alat-alat
komunikasi modern seperti telepon dan internet, memperlancar komunikasi jarak
jauh.
1. Evolusi
2. Revolusi
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu
perubahan social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang
berpengaruh kecil.
1. Perubahan Kecil
Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan
yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan.
(vestedinterest).
8. Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.
b) Perubahan Kultural
c) Perubahan Struktural
BAB III
REVIEW JURNAL
Proyek Pesisir, bagian dari Program Pengelolaan Sumberdaya Alam (NRM II,USAID
BAPPENAS), sedang mengembangkan model desentralisasi dan penguatan pengelolaan
sumberdaya pesisir yang berbasis-masyarakat di empat desa di Sulawesi Utara. Desa Talise
merupakan salah satu desa di antara keempat desa di Sulawesi Utara yang dijadikan
sebagai desa proyek pengembangan model desentralisasi dan penguatan pengelolaan
sumberdaya wilayah pesisir yang berbasis-masyarakat tersebut. Proses pengelolaan
sumberdaya pesisir berbasis-masyarakat yang dilakukan di Desa Talise ini telah
berlangsung selama lebih dari empat tahun. Kegiatan ini difasilitasi dengan penempatan
penyuluh lapangan di desa secara full time selama lebih dari 2 tahun. Suatu tim teknis
mendukung penyuluh lapangan dengan kegiatan-kegiatan khusus seperti pelatihan
pemantauan terumbu karang berbasis-masyarakat, studi teknis mengenai pemilihan isu-isu,
pengukuran profil pantai, dan penyusunan peraturan desa. Proyek Pesisir
mengkoordinasikan perencanaan berbasis masyarakat dan implementasi ini melalui suatu
tim kerja antar instansi dalam tingkat kabupaten, yang lebih dikenal dengan Tim Kerja
Kabupaten, kelompok inti untuk penyusunan rencana pengelolaan desa dan badan
pengelola.
Salah satu bagian penting dari strategi proyek adalah melibatkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan proyek. Berdasarkan pengalaman dari pengelolaan sumber daya pesisir
berbasis masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya di seluruh dunia menunjukkan
betapa pentingnya keterlibatan atau peran serta masyarakat dalam setiap tahapan proses
kegiatan. Perbedaan jenis kelamin merupakan bagian yang penting dari strategi
keperansertaan, khususnya keterlibatan anggota masyarakat wanita dalam semua kegiatan
proyek. Oleh karena itu dalam pelaksanaan proses pembangunan dan pengelolaan di Desa
Talise peran serta masyarakat berdasarkan perbedaan jenis kelamin senantiasa menjadi
suatu perhatian.
Dari hasil proyek telah diperoleh hasil dan pembahasan yang dibagi menjadi empat
sesuai dengan proyek penelitian.
Kegiatan produktif paling utama penduduk Desa Talise masih sama antara tahun
1997 dengan tahun 2000 yaitu di bidang perikanan dan jumlah rumah tangga yang mata
pencaharian utamanya dibidang perikanan ini mengalami peningkatan yang besar. Hal ini
menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap perikanan di Desa Talise meningkat dan
dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada sumberdaya perikanan. Oleh karena itu,
perlu perhatian yang lebih tinggi terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan ini.
Diharapkan pendirian DPL dapat membantu menyediakan sumberdaya perikanan yang
lestari di Desa Talise.
Anggapan responden di Desa Talise dan desa kontrol mengenai keadaan rumah tangga
mereka dibandingkan lima tahun yang lalu dan kemungkinan lima tahun mendatang
mengalami perubahan yang nyata. Mereka merasa keadaan rumah tangga mereka lebih
baik dibandingkan lima tahun yang lalu dan akan lebih baik lagi untuk lima tahun kemudian.
Pada tahun 1998 termasuk tahun-tahun awal krisis ekonomi dan hal ini diduga
mempengaruhi persepsi responden di Desa Talise dan desa kontrol mengenai masa depan
mereka. Meskipun persentase persepsi lebih baikdi Desa Talise lebih tinggi dibandingkan
dengan desa kontrol, namun perbedaan tersebut tidak nyata. Hal ini berarti bahwa
perubahan persepsi masyarakat di Desa Talise terhadap kondisi rumah tangga
Begitu pula untuk alasan anggapan terhadap masalah hidup, alasan akses pada
sumberdaya merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan pada tahun 1997. Pada
tahun 2000 alasan tersebut tidak muncul lagi. Persepsi masyarakat mengenai akses pada
sumberdaya merupakan hal yang sangat penting. Perubahan anggapan masyarakat
mengenai hal tersebut merupakan indicator bahwa kesepakatan yang telah dibuat antara
masyarakat Desa Talise dengan perusahaan budidaya mutiara telah berhasil. Masyarakat
Talise dengan pihak perusahaan, difasilitasi oleh Proyek Pesisir, telah menghasilkan sebuah
kesepakatan yang dikenal dengan Deklarasi Talise. Hasil kesepakatan ini salah satunya
adalah membolehkan masyarakat Talise untuk menangkap ikan di sekitar atau di
dalam lokasi budidaya dengan syarat tidak mengganggu atau merusak kegiatan budidaya.
Kegiatan penangkapan ikan tersebut sebelumnya dilarang. Bahkan bagi masyarakat yang
melanggar dikenakan hukuman oleh pihak perusahaan. Dengan adanya kesepakatan
tersebut akses masyarakat Talise terhadap sumberdaya menjadi lebih besar.
Hasil perbandingan antara Desa Talise dengan desa kontrol, hanya aspek persepsi
masyarakat mengenai pengaruh kegiatan manusia terhadap sumberdaya alam yang
berbeda nyata. Hasil ini menunjukkan bahwa proyek telah memiliki pengaruh yang sangat
nyata dalam merubah persepsi masyarakat Talise mengenai pengaruh-pengaruh kegiatan
manusia terhadap sumberdaya alam.
BAB IV
PEMBAHASAN
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungi
suatu sistem social. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses social. Dengan
kata lain, perubahan-perubahan social merupakan gejala yang melekat di setiap
masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu
waktu tertentu dengan keadaannya pada masa lampau.
Laju kecepatan peruban tidak selalu sama antara satu masyarakat dengan
masyarakat lain. Misalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat kota. Demikian
juga antara masyarakat yang terisolasi (terasing) dengan masyarakat terbukaatau
mempunyai hubungan dengan masyarakat lain.masyarakat terisolasi mempunyai laju
perubahan yang sangat lambat, sehingga sering disebut masyarakat statis. Disebut
masyarakat statis tentu saja bukan berarti tidak mengalami perubahan sama sekali atau
mengalami stagnasi (kemandegan), tetapi perubahan-perubahan yang terjadi
berlangsung dengan lambatnya sehingga hampir tidak menunjukan gejala-gejala
perubahan. Sedangkan masyarakat yang terbuka hubungannya dengan masyarakat
luas mengalami perubahan-perubahan yang berlangsung dengan cepat, sehingga sering
disebut masyarakat dinamis.
Apa yang dimaksud dengan perubahan social? Menurut prf. Selo Soemardjan,
perubahan social adalah perubahan-prubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilakunya di antar
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat ditarik benang merahnya bahwa
perubahan social adalah:
1. Perubahan pada segi structural masyaraka sepert pola-pola perilaku dan pola
interaksi antar anggota masyarakat.
2. Perubahan pada segi cultural masyarakat seoerti nilai-nilai, sikap-sikap, serta
norma-norma social masyarakat.
Jika dibandingkan dengan perubahan sosial pada desa Talise yang menjadi objek jurnal
Desa talise tersebut sudah mengalami perubahan sosial yaitu perubahan-perubahan
yang menyangkut aspek-aspek partisipasi, pengetahuan dan jenis kelamin, aspek-aspek
perubahan sosial ekonomi,aspek-aspek persepsi masyarakat terhadap masalah dan
kualitas hidup, dan perubahan persepsi pengaruh kegiatan masyarakat terhadap
sumberdaya alam.
Dengan memahami definisi perubahan sosial dan budaya di atas, maka suatu
perubahan dikatakan sebagai perubahan sosial budayaapabila memiliki karakteristik
sebagai berikut. Pertama tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti
karena setiapmasyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat. Kedua
perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan pada
lembaga sosial yang ada. Ketiga perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan
mengakibatkan kekacauan sementara karena orang akan berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Keempat perubahan tidak dapat
dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena keduanya saling berkaitan.
Maasyarakat desa Talise memang belum terlalu mengacu pada karakteristik
peubahan-perubahan tersebut, tetapi pada desa Talise sudah mulai dijumpai
perubahan kea rah moderanisasi meskipun tidak terlalu sempurna.
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
Adanya peperangan.
Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu bisa
berupa kemajuan maupun kemunduran.
Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat
dibedakan menjadi perubahan sebagai suatu kemajuan (progress) dan
perubahan sebagai kemunduran (regress).Pada desa Talise menunjukkan
bahwa terjadi perubahan sebagai suatu kemajuan (progress). Perubahan
sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan
membawa kemajuan pada masyarakat.
Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan
keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi
masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana,
menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang
memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan
pembangunan yang membawa kemajuan. Jadi, pembangunan dalam
masyarakat merupakan bentuk perubahan ke arah kemajuan (progress).
Sesuai yang telah dijelaskan dalam review jurnal yaitu kegiatan produktif
paling utama penduduk desa Talise masih sama antara tahun 1997,
sedangkan pada tahun 2000 yaitu di bidang perikanan dan jumlah rumah
tangga yang mata pencaharian utamanya di bidang perikanan ini mengalami
peningkatan yang sangat besar.
Jika dilihat dari proses berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto
perubahan dapat dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan
lambat dan perubahan cepat). Pada desa Talise, perubahan terjadinya
secara lambat, sehingga dikatakan evolusi. Lebih tepatnya lagi sesuai
teori Soerjono Soekamto yaitu Unilinier Theories of Evolution. Dimana
teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang
sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa laju perekonomian
masyarakat desa Talise tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua,
yaitu perubahan social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial
yang berpengaruh kecil. Pada desa Talise perubahan sosial
mengalami pengaruh yang besar. Perubahan besar adalah perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh
langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh nyata yaitu
dampak dari jumlah penduduk yang semakin meningkat akibat
banyaknya migrasi dan dampak dari dijadikannya desa Talise sebagai
desa proyek pengembangan model desentralisasi dan penguatan
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang berbasis-masyarakat.
Jika dilihat dari keadaan nya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu,
perubahan yang Direncanakan dan Tidak Direncanakan. Pada desa
Talise terjadi perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak
direncanakan, yaitu:
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya.
Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk
mengembangkan diri
(vestedinterest).
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.
b) Perubahan Kultural
c) Perubahan Struktural
Perubahan Kultural
Aspek perubahan ini telah ural pada desa Talise. Hal ini dapat dilihat dari
telah banyaknya wanita yang mengikuti berbagai kegiatan proyek, maupun
mengikuti bekerja dalam budidaya mutiara, atau juga dalam pengolahan
perikanan. Kebudayaan masyarakat pedesaan yang cenderung menyuruh
wanita berdiam diri di rumah, memasak, tidak perlu berpengetahuan tinggi,
sirna sudah. Masyarakat desa Talise sekarang ini semakin banyak
menggunakan tenaga kerja baik priya ataupun wanita. Sehinggan dapat
diartikan bahwa sedikit demi sedikit desa Talise telah mengalami perubahan
kebudayaan.
Perubahan Struktural
Dilihat dari arti pembangunan, pembangunan pada desa Talise ini cukup signifikan.
Hail ini terlihat dari perkembangan pengetahuan, partisipasi dan jenis kelamin,
perubahan sosial ekonomi, perubahan persepsi masyarakat terhadap masalah dan
kualitas hidup, serta mengenai perubahan persepsi pengaruh kegiatan manusia
terhadap sumberdaya alam.
Namun demikian, alasan ekonomi ini tetap merupakan alasan yang paling
banyak dikemukakan responden. Alasan karena inflasi mengalami peningkatan
yang cukup besar. Alasan inflasi ini merupakan alasan kedua yang paling banyak
dikemukan responden Desa Talise pada tahun 2000. Tanggapan terhadap
pertanyaan mengenai anggapan responden menyangkut masalah hidup dapat
dilihat pada table pengamatan mengenaai anggapan terhadap masalah di alasan
pertama dalam desa Talise desa kontrol, responden yang menyatakan Tidak ada
masalah mengalami peningkatan yang besar. Di Desa Talise, alasan akses pada
sumberdaya merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan pada tahun
1997 dan pada tahun 2000 alasan tersebut tidak ada lagi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan
sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu kesimpulan yang dapat penulis temukan dari makalah ini adalah
setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain perubahan-
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat dapat diketahui
dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu tertentu dengan
keadaannya pada masa lampau.
Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi
masyarakat. Perubahan sosial akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan
masyarakatnya, tetapi juga berdampak negatif. Dampak atau akibat dari perubahan
sosial yaitu semakin kompleksnya alat dan perlengkapan dalam memnuhi kebutuhan
hidup,majunya teknologi diberbagaibidang kehidupan, industri berkembang maju,
tercipta stabilitas politik,meningkatkan tarap hidup masyarakat, dan sebagainya.
5.2 Saran
Dari pembahasan mengenai perubahan sosial ini, kami menyarankan agar masyarakat desa
mampu mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti perubahan sosial tanpa
mengubah struktur desa tersebut. Sehingga unsur dari desa tersebut tidak hilang dan masih
mampu mempertahankan aspek-aspek yang ada dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/perubahan-sosial/
Anonymous.http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya
Anonymous http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/proses-proses-perubahan-
sosial-perubahan-stratifikasi-dan-struktur-sosial/
Anonymous.http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/09/pengertian-perubahan-sosial-
budaya.html
Anonymous.http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/(3)%20soca-
roosgandha-tk%20dlm%20proses%20modernisasi(1).pdf
Anonymous.http://www.crc.uri.edu/download/KonasIII.pdf
Anonymous http://www.scribd.com/doc/6592742/Perubahan-Sosial
http://nilafuitoriya.blogspot.com/2010/03/perubahan-sosial-masyarakat-desa-
paper.html
19-2-2014