Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GERAKAN REFORMASI 1998

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Pelajaran “Sejarah”

Disusun Oleh:

Pepi Mia Dantimi

Kelas XII. IPS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8


TASIKMALAYA
2015

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat illahi robbi, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, bahwasanya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Gerakan Reformasi 1998”.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilapan baik dari segi penulisan ataupun pembahasannya yang
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang
membangun guna perbaikkan yang akan datang.
Atas dorongan dan bimbingan dari pembimbing kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas ini maka dengan segala kerendahan hati perkenankanlah
penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi semua pembaca. Amin…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tasikmalaya, Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Terbunuhnya Aktivis Unirvesitas.......................................... 2
B. Keadaan Mencekam Jakarta dan Surakarta........................... 3
C. Munculnya Gerakan Reformasi............................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya


perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang
lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam
bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik,
demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai
segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan
faktorfaktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis
kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi
dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar- tawar lagi dan karena
itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan
reformasi tersebut.
Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya
pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur. Pergantian kepemimpinan nasional
diharapkan dapat memperbaiki kehidupan politik, ekonomi, hukum, sosial,
dan budaya. Indoenesia harus dipimpin oleh orang yang memiliki kepedulian
terhadap kesulitan dan penderitaan rakyat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terbunuhnya Aktivis Unirvesitas       

Tebunuhnya para mahasiswa pada tanggal 12 Mei 1988 seakan


menjadi pasokan amunisi bagi gerakan massa untuk menwujudakan pasokan
amunisi bagi gerakan massa untuk mewujudkan reformasi sehingga setelah
terbunuhnya para mahasiswa di berbagi penjuru Indonesia mengorbankan
gerakan massa pada harian barnas edisi 13 Mei 1998 pada halaman  1 “6
MAHASISWA TEWAS Ditembus peluru saat unjukrasa di trisakti. Aksi
demonstrasi mahasiswa di Jakarta, selasa (12/Mei) yang menuntut segara
dilakukan informasi membawa korban. Enam mahasiswa trisakti tertembus
peluru. Meraka yang tewas adalah Mahasiswa fakultas teknik. Elang mulia
lesmana, Hartato, Hafidin Royani, serta mahasiswa fakultas Ekonomi
Hendriawan, vero, dan Alan”
Para korban jiwa mahasiswa tersebut dalam suatu demonstrasi untuk
mewujudkan reformasi. Pembunuhan oleh mahasiswa oleh aparat keamanan
menjadi symbol kebengisan pengesua yang tidak mau mendengarkan aspirasi
mahasiswa yang diwujudkan reformasi Indonesia dan pada saat itu keaadan di
ibu kota menjadi mencekam dan diwarnai oleh amuk masa.
(Nugroho Trisnu Brata 2006 :88) Beberapa peristiwa perubahan social
politik  di beberapa tempat juga berawal dari kasus “ pembunuhan politik”.
Lepasnya propinsi timor-timor dari Indonesia juga dipicu dan memperoleh
“pasokan amunisi untuk meledakan “ tuntutan lepas merdeka menjadi Negara
sendiri, setelah terjadi pembunuhan  massa demonstran di kuburan santa cruz
di dili oleh militer.

2
B. Keadaan Mencekam Jakarta dan Surakarta

Setelah terbunuhnya 6 Mahasiswa keadaan Jakarta sebagai ibu kota


Negara menjadi mencekam.Amok masa dalam hal ini adalah prilaku massa
yang brutal anarkis dan membabi buta, merusak, mebakar, menjarah, dan
membunuh secara kolektif oleh sejumlah massa. Para massa melakukan
prilaku brutal dan anarkis itu disebabkan karena didalam dirinya terdapat
tekanan tekenan jiwa baik yang berasal dari luar maupun dari dalamyang
kemudian melakukan pelepasan tekanan jiwa tadi kedalam prilaku secara
membabi buta merusak,membakar,menjarah dan membunuh akibat kebrutalan
para massa keadaan di ibu kota menjadi mencekam diantaranya yaitu took
took  dirusak dan mobil mobil di bakar akibat kerusuhan tersebut jalan jalan di
ibukota menjadi lumpuh dan puluhan puluhan mobil terbakar serta puluhan
lainya rusak. Kejadian yang terjadi di Jakarta ini merupakan tragedy yang
sangat memilakukan banyak korban korban yang berjatuhan akibat terjebak
gedung yang telah di bakar. Dengan brutal para massa melakukan peruskan
pembakaran dan penjarahan dalam hal ini Negara adikuasa, AS, juga
melakukan tekanan terhadap pemerintah Indonesia agar menghentikan
kekerasan terhadap rakyatnya.
Para demonstran selama dua hari di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998
atau sehari setelah tragedy tewasnya 6 Mahasiswa trisakti dan pada tanggal 14
Mei 1998. Dan pada harian kedaulatan rakyat edisi jumat 15 Mei 1998
memberitakan.
“KERUSUHAN DI JAKARTA MELUAS. Aksi pembakaran melanda
solo. Kerusuhan di solo dan sekitar. Kamis (14/Mei) memuncak dan diwarnai
berbagi aksi pembakaran pusat perdagangan, pos polisi,pusat perbelanjaan,
kantor kantor perbankan dan kendaraan bermotor. Kawasan perumahan elit
seperti di perumahan solo baru juga menjadi sasaran. Sampai semalam situasi
disolo semakin mencekam karena diseluruh kota listrik padam.

3
Kerusuhan di solo berawal pada pukul 14.00 di awali dari masa yang
mengikuti unjuk rasa di seputar kampus UMS pabelan. Masa kemudian
bergerak secara terpisah ke arah timur dan barat dengan melancarkan serangan
mengunakan batu.
Mula mula sasaran amukan masa yaitu show room mobil timor di
wilayah kleco. Setelah puas menghancurkan show room, massa kemudian
bergerak kembali ke arh timur dan menghancurkan dealer sepeda motor
Yamaha. Di tempat tersebut 25 motor di keluarkan dan di tumpuk di tengah
jalan, lalu di bakar ramai ramai.
Dari pantauan KR di lapangan, bangunan yang habis menjadi sasaran
amukan massa antara lain wisma lippo, Bank tamara, bank BII purwosari,
BCA purwosari, Mathari purwosari dan super ekonomi. Sasaran lainya yaitu
pertokoan di bilangan secoyundan, puluhan pertokoan di jalan Slamet Riyad.
Kemudian massa mengalihkan sasran pembakaran pada kawasan elit di solo
baru. Gedunng bioskop termegah Atrium 21 di komplek solo baru tidak luput
dari aksi pembakaran, termasuk rumah mewah milik “orang penting “ di
Jakarta.
Sejak pecahnya kerusuhan di kota solo itu, kegiatan perekonomian
lumpuh total. Seluruh toko perkantoran dan warung warung kecil serentak
tutup. Aparat keamanan dari polri yang gagal mencegah amukan massa juga di
tarik dari pos posnya dan di kumpulkan di Mapolwil,Polres,Polsek dan kantor
satlantas”
Ternyata di kota solo yang sebagai salah satu pusat kebudayaan
msyarakat jawa yang adiluhung, klasik dan halus tidak mampu mencegah
prilaku masyrakat bertindak brital dan melakukan amok massa menurut
Nugroho.Trisnu B, GN Foster dan BG Anderson (1986; 115) termasuk
penyakit budaya khusus yang menjadi bagian dari penyakit jiwa. Penyakit
budaya khusus ini bias diketahui dari para misionaris periode awal yang
dihubungkan dengan kelompok kelompok ras dan etnis yang khusus.
  

4
Para demonstarn menuntut pelakssanan reformasi Indonesia. Dengan
kejadian kerusuhan pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan kerusuhan yang ada di
Surakarta pada tanggal 14-15 Mei 1998 para aparat keamanan meningkatkan
kesiagaan khususnya menghadapi para masa demonstran  yang ada diseluruh
Indonesia yang akan digelar pada tanggal 20 Mei 1998.  Bagi masa depan
gerakan massa mewujudkan reformasi  sendiri, berbagai kerusuhan dan anarki
yang telah terjadi bisa mengancam dan mengagalkan cita cita reformasi.
Gerakan yang berkembang sekarang ini tidak lain alat politik yang secara
tersembunyi menyuarakan kepentingan politik elit yang terlempar dari posisi-
posisi startegis. Maka pesan-pesan politik sebagai strategi menembus jalan
buntu dilakukan secara tidak manusiawi, terkadang dengan korban manusia.
Disini kita dapat melihat kekejian tentang politik di tanah air. Gerakan terus
menerus secara frontal, bahkan memicu kerusuhan, di satu sisi para aktiviss
semakin tidak jelas sehingga kerusuhan menjadi tujuan demonstrasi.
Radikalisasi massa di solo dan Jakarta tidak bias dikendalikan oleh para
aktivis gerakan massa mewujudkan reformasi. Akan tetapi gerakan massa
reformasi juga di untungkan oleh adanya amok massa yang berupa penjarahan,
pembakaran dan perampokan arena amok massa menjadi tekanan kepada
penguasa. Presiden Suharto mundur karena adanya tekanan dari amok massa
yang untuk mlengserkan ke pemerintahannya

C. Munculnya Gerakan Reformasi

Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan


masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan lahirnya
gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan perikehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesulitan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama lahirnya
gerakan reformasi. Namun, persoalan itu tidak muncul secara tiba-tiba.
Banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama ketidakadilan dalam
kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde Baru yang

5
dipimpin Presiden Suharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan
konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya
tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun
dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak melakukan
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan,
Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan
kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan krisis
multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi,
seperti berikut ini:
1. Krisis Politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari
berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan
politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan
dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang
sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan
Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang
dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya,
melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang terjadi bukan
demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi
yang berarti dari, oleh, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru,
kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari
pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis.
2. Krisis Hukum

Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak


terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah
melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan
untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani
masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat

6
pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan
pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan bahwa‘kehakiman memiliki
kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah
(eksekutif).
3. Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak


Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.
Ternyata, ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang
melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Agustus
1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per
dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar.
Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan
mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi
yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi,
seperti: 1)Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi
penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan
sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap
upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.
4. Krisis Sosial

Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab


terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak
demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar
etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan
di beberapa daerah. Ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan
sumbangan terbesar terhadap krisis sosial. Pengangguran, persediaan
sembako yang terbatas, tingginya harga-harga sembako, rendahnya daya
beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan terhadap krisis
sosial.

7
5. Krisis Kepercayaan

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah


mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden
Suharto. Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan
politik yang demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem
peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada
rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan.

8
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan


dan keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan social.
Reformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat,
berbangsa, dan bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk
menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk menurunkan Suharto dari
kursi kepresidenan Namun, karena pemerintahan orde baru pimpinan Suharto
dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka
Suharto diminta untuk mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi
perbaikan kehidupan bangsa dan Negara Indonesia yang akan dating.
Reformasi yang tidak terkontrol akan kehilangan arah, dan bahkan cenderung
menyimpang dari norma-norma hukum. Dengan demikian, cita-cita reformasi
yang telah banyak sekali menimbulkan korban baik jiwa maupun harta akan
gagal. Untuk itu, kita sebagi pelajar Indonesia harus dan wajib penjaga
kelangsungan reformasi agar berjalan sesuai dengan harapan para pahlawan
reformasi yang gugur. 

9
DAFTAR PUSTAKA

Brata Trisnu Nugroho.2006. Prahara Reformasi Mei 1998.semarang:UPT


UNNES Press,2006.
Kerusuhan Mei 1998; Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas:
http://semanggipeduli.com
Tragedi Trisakti; Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas;
http://semanggipeduli.com

10
GAMBAR GERAKAN REFORMASI

11

Anda mungkin juga menyukai