Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

Krisis Moneter, Hukum, dan


Kepercayaan
Agilda Wiwaha (1)
Chairunnisa Dewi A (8)
Crissandy Jehovan (10)
Jessica Priscilla W (19)
Muhammad Fatih N (28)
Krisis Ekonomi dan Moneter

• Pada tahun 1997 di thailand terjadi krisis moneter parah,tetapi situasi indonesia masih stabil
• Bahkan ekspor masih surplus US$20 Miliar daninflasi rendah
• Perusahaan berhutang dalam bentuk US$ karena menguntungkan
• Neraca perdagangan masih seimbang
• Setelah Thailand melepas baht dari US$ kondisi ekonomi indonesia sangat terpukul
disebabkan pondasi rapuh dan maraknya kkn
• Pada 1 Juli 1997,rupiah turun drastis
• Hingga pada Desember 1997 mencapai nilai Rp5.000,- yang awalnya masih
Rp2000,- an
• Puncaknya pada maret 1998 mencapai Rp16.000,-/US$
FAKTOR LAIN YANG MENYEBABKAN KRISIS
EKONOMI DI INDONESIA
1. Utang Luar Negeri Indonesia
Tanggal : Pada 6 Februari 1998
Tempat : Sidang Dewan Pemantapan Ketahanan
Ekonomi di Bina Graha (dipimpin Presiden
Soeharto)

Radius Prawira menyampaikan utang Indonesia


mencapai 63,462 milliar dollar AS, sedangkan utang
pihak swasta mencapai 73,962 milliar dolar AS
• 2. Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945

Berisi tentang dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua dibawah pimpinan/pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Seharusnya seluruh masyarakat dan Bangsa Indonesia mendapatkan
kemakmuran
Namun karena pada masa Orde Baru menggunakan sistem ekonomi kapitalis. Maka
perekonomian dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli,
oligopoli dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi
3. Pola Pemerintahan Sentralistis

• Semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat
pemerintahan.
• Politik sentralistis juga dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat
Jakarta-sentris karena Jakarta merupakan pusat pemerintahan.
KRISIS POLITIK
Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai
kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang
dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam
rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya,
demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang
semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang terjadi bukan
demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang
berarti dari, oleh, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik
sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak
oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis.
Ciri- ciri kehidupan politik yang represif diantaranya:

1. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai
tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
2. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau
demokrasi rekayasa.
3. Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela
4. Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara
(sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
5. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto dipilih
menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapi pemilihan itu merupakan hasil
rekayasa dan tidak demokratis.
Menuntut pembaharuan lima paket
Gerakan Undang-Undang
yang dianggap sebagai sumber
Reformasi ketidakadilan

UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum (Pemilu)


UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan
Wewenang DPR/MPR.
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik, dan Golongan Karya.
UU No. 4 Tahun 1985 tentang Referendum.
UU No. 7 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
KRISIS HUKUM
Ketidak Adilan dibidang hukum masa orde baru
sangat sering terjadisehingga terjadi yang
dinamakan krisis hukum

Sebagai contoh kekuasaan kehakiman dinyatakan melalui


pasal 24 UUD 1945 dimana ""kehakiman memiliki
kekuasaan yang merdeka dan oterlepas dari kekuasaan
pemerintah (eksekutif)". Namun prakteknya kehakiman
harus tunduk pada eksekutif dan dijadikan alat untuk
membenarkan tindakan pemerintah, dan sering terjadi
rekayasa- rekayasa yang membuathukm seolah olah menjadi
bisa dibeli apalagi yberhubungan dengan pejabat dan
keluarganya.
Sejak munculnya gerakan reformasi oleh
mahasiswa masalah hukum menjadi salah satu
tuntutan, mereka dan masyarakat menginginkan
Reformasi Hukum di percepat untuk dilakukan
karena merupakan suatu tuntutan agar siap
memajukan era keterbukaan ekonomi dan
globalisasi.
KRISIS KEPERCAYAAN

Krisis Berkurangnya kepercayaan rakyat


Multidimensi terhadap Presiden Soeharto

KKN
(Korupsi,Kolusi,Nepotisme)
Rakyat hidup dibawah garis
kemiskinan.
DEMONSTRASI PERTAMA ( 19 Februari 1998) oleh
Mahasiswa Universitas Indonesia.

DEMONSTRASI KEDUA ( 12 Mei 1998) oleh


Mahasiswa Universitas Trisakti.

Empat mahasiswa gugur tertembak diantaranya


Elang Mulya Lesmana, Heri Hartanto,
Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.

Pada pertengahan Mei terjadi kerusuhan yang


bukan hanya sekedar penjarahan dan
pembakaran, tetapi juga pelecehan terhadap
wanita.
Masyarakat semakin marah

18 Mei 1998
30ribu mahasiswa berdemo di depan
gedung MPR/DPR
20 Mei 1998
13 Menteri mundur secara bersama-
sama.
Presiden Soeharto ditinggal oleh para
bawahannya.

21 Mei 1998 pukul 09.00 di Istana


Merdeka
Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Quiz
1. Apa yang menyebabkan rupiah melemah setelah krisis moneter thailand?
2. Politik sentralistis adalah salah satu faktor krisis moneter, cirinya adalah pola
pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris. Apa maksud dari pola pemberitaan pers
yang bersifat Jakarta-sentris?
3. Apa penyebab dihapuskannya Dwi Fungsi ABRI?
4. 4 Apa bentuk praktek-praktek yang berhubungan dengan krisis hukum selama orde
baru?5
5. .Apa yang menyebabkan para mentri mengundurkan diri secara bersama-sama?

Anda mungkin juga menyukai