Anda di halaman 1dari 38

MASYARAKAT

INDONESIA PADA
MASA REFORMASI

NICODEMUS IMANUEL S.HUTASOIT


XII MIPA 1

PERKEMBANGAN MASYARAKAT
INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Berakhirnya Pemerintahan Orde


Baru
Kronologi Jatuhnya Kekuasaan
Orde Baru
Perkembangan Politik dan
Pemerintahan Setelah tanggal
21 Mei 1998
Kondisi bangsa indonesia
setelah tanggal 21 mei 1998

A. BERAKHIRNYA
PEMERINTAHAN ORDE BARU
Keberhasilan pemerintah orba dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi merupakan
suatu prestasi bagi bangsa Indonesia. Namun
keberhasilan ini kurang diimbangi dengan
pembangunan mental para pelaksan
pemerintahan, aparat keamanan maupun pelaku
ekonomi. Berakhirnya orba disebabkan oleh
beberapa faktor. Kebijakan politik dan ekonomi
cenderung bertujuan untuk memlihara kekuasaan.
Kebijakan-kebijakan tersebut memunculkan krisis
di berbagai kehidupan masyarakat.

KRISIS YANG TERJADI PADA MASA


ORBA
Krisis Ekonomi dan Moneter
Krisis Politik
Krisis Kepercayaan
Krisis Sosial
Krisis Hukum

1. KRISIS EKONOMI DAN MONETER


Pada masa orba, pertumbuhan ekonomi cukup
tinggi. Namun, sejak tahun 1990an,
perkembangan ekonomi di Indonesia telah
mengalami stagnansi. Pada saat itu, sistem
neoliberalisme menjadi norma pengaturan
ekonomi dan politik dunia. Dengan itu, barangbarang produksi Indonesia tidak berdaya saing
dibandingkan barang-barang luar negeri. Pada
pertengahan tahun 1997 krisis moneter terjadi
beberapa negara asia tenggara. Krisis ini
merupakan imbas dari ekonomi global yang
diduga disebabkan oleh pelaku spekulan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia


tenggara lainnya, Indonesia sangat merasakan
dampak paling buruk. Hal ini dikarenakan
rapuhnya fondasi Indonesia dan banyaknya
praktik kkn dan monopoli ekonomi.
Pada masa Orba, perekonomian lebih
menguntungkan bagi kaum modal atau
konglomerat. Hal tersebut adalah wujud dari
praktik-praktik KKN yang mengakibatkan
rakyat semakin miskin dan tidak berdaya.

BERIKUT ADALAH AKIBAT KRISI EKONOMI :


Kurs

rupiah terhadap dollar melemah pada tanggal 1/08/97


Pemerintah melikuidasi 16 bank bermasalah pada akhir
tahun 1997
Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) yang mengawasi 40 bank bermasalah.
Kepercayaan internasional terhadap Indonesia menurun
Perusahaan milik negara dan swasta banyak yg tidak dapat
membayar hutang luar negeri
Angka PHK meningkat
Persediaan barang nasional menipis sehingga harga barang
naik tak terkendali dan biaya hidup semakin tinggi.
Faktor lain yang menyebabka krisis ekonomi di Indonesia
adalah masalah utang luar negeri, penyimpangan terhadap
pasal 33 UUD 1945, dan pola pemerintahan yang sentralistik.

2. KRISIS POLITIK
begitu mengakarnya budaya kkn dalam tubuh birokrasi
pemerintahan, menyebabkan proses pengawasan dan
pemberian mandataris kepemimpinan dari DPR dan MPR
kepada presiden menjadi tidak sempurna. Unsur legaslatif
yang sejatinya dilaksanakan oleh MPR dan DPR dalam
membuat dasar-dasar hukum dan haluan negara menjadi
sepenuhnya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Oleh
karena itu, timbulah ketidakpercayaan pada institusi
pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidakpercayaan itu
menimbulkan gerakan reformasi yang dipelopori oleh
mahasiswa. Selain menuntut mengganti presiden,
reshuffle kabinet, mahasiswa juga menuntut pembaruan
terhadap 5 paket undang-undang poitik yang dianggap
menjadi sumber ketidakadilan.

5 paket undang-undang politik tersebut adalah


sebagai berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b. UU No. 2 Tahun 1985 tentang susunan, kedudukan,
tugas dan wewenang DPR/MPR
c. UU No. 3 Tahun 1985 tentang parpol dan golkar
d. UU No. 5 Tahun 1985 tentang referendum
e. UU No. 8 Tahun 1985 tentang organisasi massa

3. KRISIS KEPERCAYAAN

Kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan


presiden soeharto berkurang setelah bangsa Indonesia
dilanda krisis miltidimensi. Kemudian muncul aksi
damai yang dilakukan oleh para masyarakat dan
mahasiswa. Para mahasiswa semakin gencar
berdemonstrasi setelah pemerintah mengumumkan
kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan umum
pada tanggal 4 mei 1998. puncaknya terjadi pada
tanggal 12 mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta.
Aksi yag semula damai berubah menjadi aksi
kekerasan setelah 4 mahasiswa tertembak. Pada
peristiwa tersebut, presiden soeharto sedang berada di
kairo dalam rangka menghadiri ktt g-15. masyarakat
dan orang-orang terdekatnya menuntut presiden
mengundurkan diri.

4. KRISIS SOSIAL

krisis sosial horizontal di Indonesia


mengalami titik puncak. Kondisi kehidupan
masyarakat yang sangat sulit, ditambah
dengan angka pengangguran yang tinggi
menyebabkan berbagai benturan sosial.
Kerusuhan sistematis yag terjadi di Indonesia
pada tanggal 13-14 me 1998 menjadi bukti
dari adanya pergeseran sosial
antarmasyarakat.

5. KRISIS HUKUM

banyak ketidakadilan yang terjai dalam pelaksanaan


hukum pada masa pemerintahan orde baru. Seperti
pada kekuasaan kehakiman yang merdeka dan terlepas
dari kekuasaan pemerintah. Namun kenyataannya
kekuasaan kehakiman berada di bawah kekuasaan
eksekutif. Oleh karena itu pengadilan sangat sulit
mewujudkan keadilan bagi rakyat karena hakim-hakim
harus melayani kehendak penguasa. Hukum juga sering
dijadikan alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan
pemerintah atau sering tejadi rekayasa dalam proses
peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri
penguasa, keluarga kerabat, atau para pejabat negara.
Reformasi menghendaki penegakkan hukum secara adil
bagi semua pihak sesui dengan prinsip negara hukum.

B. KRONOLOGI JATUHNYA
KEKUASAAN ORDE BARU

Pada tahun 1998 adalah suatu gerakan untuk


mengadakan pembaruan dan perubahan
terutama dalam bidang politik, sosial,
ekonomi, dan hukum menuju perbaikan secara
hukum. Dasar filosofi reformasi adalah
Pancasila, karena Pancasila telah terbukti
ampuh dan efektif untuk mempersatukan
bangsa Indonesia.

1. MUNCULNYA GERAKAN
REFORMASI
Reformasi adlah susunan tatanan perikehidupan lama diganti dengan
tatanan peri kehidupan baru secara hukum menuju perbaikan.
Reformasi merupakan formulasi menuju Indonesia baru dengan
tatanan baru. Hasil dari perjuangan reformasi tidak dapat dipetik
dalam waktu yang singkat tetapi membutuhkan proses dan waktu.
Bahkan, hasil dari reformasi tersebut baru dapat dinikmati
masyarakat Indonesia secara bertahap sehingga perlu adanya agenda
reformasi untuk memprioritaskan mana yang harus lebih dulu
dilaksanakan. Kontrol terhadap reformasi perlu dilakukan, agar
pelaksanaan reformasi tepat pada tujuan dan sasarannya karena
reformasi yang tidak terkendali akan kehilangan arah bahkan
cenderung melanggar norma-norma hukum sehingga todak membawa
perbaikan dalam kehidupan masa depan masyarakat Indonesia.

FAKTOR PENDORONG TERJADINYA GERAKAN


REFORMASI
a. Faktor politik
1) adanya KKN(korupsi,kolusi,nepotisme) dalam kehidupan
pemerintahan
2) adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orde Baru yang penuh
dengan nepotisme dan merajalelanya korupsi
3) kekuasaan Orde Baru di bawah Soeharto otoriter tertutup
4) adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bermegara
5) mahasiswa menginginkan perubahan.

b. Faktor ekonomi

1) adanya krisis mata uang rupiah


2) naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat
3) sulitnya mendpatkan barang-barang kebutuhan pokok

c. Faktor sosial masyarakat, seperti adanya kerusuhan


pada tanggal 13 dan 14 Juni 1998 melumpuhkan
perekonomian rakyat.
d. Faktor hukum, belum adanya keadilan dalam
perlakuan hukum yang sama di antara warga negara

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Beberapa agenda reformasi yang disuarakan mahasiswa


adalah sebagai berikut:
Mengadili soeharto dan kroni-kroninya
Melakukan amandemen terhadap UUD 1945
Menghapus dwifungsi ABRI dalam struktur
pemerintahan
Penegakan supremasi huum di Indonesia
Menegakkan pemerintahan yang bersi dari unsur-unsur
KKN
Otonomi daerah yang seluas-luasnya

Tujuan reformasi adalah terciptanya kehidupan dalam


bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial yang lebih
baik dari masa sebelumnya. Inti reformasi politik
adalah demokratisasi, mengembalikan dan
melaksanakn kedaulatan rakyat. Reformasi ekonomi
meliputi penurunan harga, stabilitas rupiah,
restrukturisasi perbankan, penghapusan monopoli
dan praktik korupsi,kolusi dan nepotisme (KKN).
Reformasi dalam bidang hukum, supremasi hukum
harus ditegakkan, karena semua warga negara berhak
berkedudukan sana di dalam hukum dan
pemerintahan.

2. KRONOLOGI PENGUNDURAN DIRI


SOEHARTO DARI KURSI KEPRESIDENAN
Menjelang sidang umum MPR bulan Maret 1998 banyak tuntutan dari
rakyat dan mahasiswa yang menginginkan agar presiden Soeharto
tidak lagi dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai Presiden. Pada
pemilu tahun 1997 kembali dimenangkan oleh Golkar dan menclonkan
kembali Soeharto sebagai Presiden. Dengan terpilihnya kembali
Soeharto ternyata tidak menimbulkan dampak positif bagi
perekonomian Indonesia,bahkan memperparah gejolak krisis dan
muncul silih berganti aksi mahasiswa yang menyuarakan tuntutan
gerakan reformasi. Pada Mei 1998,para mahasiswa dari berbagai
daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan
yang menuntut turunnya harga sembako, penghapusn KKN, dan
Soehrto turun dari kursi kepresidenan.

Puncaknya padatanggal 12 Mei 1998 di Universitas


Trisakti dalam aksi unjuk rasa mahasiswa, terjadi
bentrokan dengan aparat keamanan yang
menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa hingga
meninggal,serta puluhan mahasiswa lainnya
mengalami luka-luka. Keempat mahasiswa yang
meninggal tersebut kemudian diberi gelar sebagai
pahlawan reformasi. Pada tanggal 8 mei 1998 seorang
mahasiswa dari Yogyakarta bernama Moses Gatotkaca
juga tewas dalam sebuah bentrokan dengan aparat
keamanan sewaktu melakukan aksi menuntut
mundurnya Presiden Soeharto. Sebagai dampak dari
peristiwa berdarah Tragedi Trisakti, pada tanggal 1314 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya terjadi
kerusuhan massal dan penjarahan yang
mengakibatkan lumpuhnya kegiatan masyarakat.

Setelah peristiwa Trisakti dan kerusuhan massa


tersebut,muncul gerakan mahasiswa yang berpusat di
Jakarta untuk mulai melakukan aksi yang lebih besar.
Para mahasiswa mengarahkan perhatian utama kepada
wakil-wakil rakyat di DPR/MPR Republik Indonesia.
Kemudian mahasiswa berdatangan ke gedung
DPR/MPR RI dan menuntut agar segera dilakukan
Sidang Istimewa (SI) MPR dan pencabutan mandat
MPR kepada Presiden Soeharto. Kelompok-kelompok
mahasiswa sejak tanggal 18 mei dari berbagai
universitas berdatangan untuk menduduki Gedung
DPR/MPR Republik Indonesia. Keputusan untuk
menggelar SI MPR ini merupakan puncak aspirasi
mahasiswa yang juga mewakili rakyat Indonesia untuk
menurunkan Soeharto dari kursi kepresidenan yang
telah dijabatnya selama 32tahun.

Pada tanggal 19 mei 1998,Presiden Soeharto


mengundang sembilan tokoh masyarakat ke Istana
Negara,yaitu Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid,
Emha Ainun Nadjib, Alie Yafie, Malik Fajar, Choilil
Baidlowi, Sutrisno Muhdam, Maaruf Amin, dan Ahmad
Bagdja. Selain itu hadir pula Yusril Ihza
Mahendra,Sekretaris Militer Presiden Mayjen. Jasril
Jakub dan ajudan presiden. Agendanya adlah membahas
segala kemungkinan penanganan krisis negara. Dalam
pertemuan dicapai kesepakatan untuk membentuk suatu
badan yang dinamakan Komite Reformasi yang bertugas
untuk menyelesaikan UU Kepartaian, UU Pemilu, UU
Susunan dan Kedudukan MPR/DPR serta DPRD, UU
Antimonopoli, UU Antikorupsi dan lain-lain. Dalam
pertemuan tersebut, juga disepakati bahwa Presiden
Soeharto akan melakukan reshuffle Kabinet
Pembangunan VII dan mengubah nama susunan kabinet
menjadi Kabinet Reformasi.

Tanggal 20 Mei 1998 di Gedug MPR/DPR telah penuh oleh


mahasiswa dari berbagai elemen. Tokoh masyarakat
seperti Amien Rais dan Emil Salim menyatakan
kekecewaan dengan keputusan Presiden Soeharto tersebut.
Penyebabnya adalah Presiden Soeharto meminta
pemberian waktu 6bulan untuk menggelar pemilu secara
konstitusional. Emil salim melalui Gema Madani
menyerukan agar Presiden Soeharto melaksanakan niatnya
untuk turun dari tahta kekuasaan, kekuatan mahasiswa
semakin kuat dan solid di gedung MPR/DPR. Aksi tersebut
juga dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat dan tokoh seni
Indonesia dan itu secara sporadis memunculkan dukungan
moral dari seluruh elemen bangsa. Tanggal 20 Mei 1998,
menteri luar negeri AmerikaSerikat Madeleine Albright
secara nyata memberikn pernyataan yang meminta
Presiden Soeharto untuk segera mundur. Empat belas
menteri yang berada di bawah koordinasi Menko. Ekuin.
Ginanjar Kartasasmita,pada tnggal 20 Mmei 1998 pukul
14.30 WIB menytakan penolakannya untuk dicalonkan

Pada pukul 16.45 WIB, terjadi pertemuan antara


perwakilan mahasiswa dan pimpinan MPR/DPR di lantai 3
Gedung MPR/DPR. Dalam prtemuan tersebut, mahasiswa
memberikan batas waktu pengunduran Soeharto hingga
hari Jumat, 22 Mi 1998. apabila tidak ada kepastian lebih
lanjut,maka pada Senin tanggal 25 Mei 1998 pimpinan DPR
akan mempersiapkan Sidang Istimewa MPR. Puncak aksi di
Gedung MPR/DPR pada tanggal 21 Mei 1998. presiden
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi
presiden Republik Indonesia. Dengan disaksikan oleh ketua
dan anggota Mahkamah Agung, di Credential Room Istana
Negara Jakarta Soeharto mengakhiri jabatannya sebagai
Presiden selama 32 tahun.

Naskah pengunduran diri soeharto ditulis oleh yusril ihza


mahendra yang berjudul pernyataan berhenti sabagai
presiden republik indonesia. Sesuai dengan pasal 8 UUD
1945 yang berbunyi jika presiden
mangkat,berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya,ia
digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa
jabatannya. Maka setelah pengunduran diri
Soeharto,Mahkamah Agung langsung melantik Wakil
Presidn Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai presiden
Republik Indonesia yang baru. Sejak saat itu, presiden RI
yang ke 3 dijabat oleh B.J. Habibie. Momentum turunnya
Soeharto pada tanggal 21 1998 tersebut mengakhiri
pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32
tahun.

PEMERINTAHAN SETELAH
TANGGAL
21 MEI 1998
Setelah pemerintahan Orde Baru jatuh, Indonesia
memasuki orde reformasi. Pada orde reformasi
ini,indonesia dipimpin oleh beberapa presiden.
1.

Presiden B.J. Habibie


Masa pemerintahan B.J. Habibie berlangsung dari
tanggal 21 Mei 1998-20 Oktober 1999. pengangkatan
B.J. Habibie sebagai presiden RI yang ketiga
menimbulkan kontroversi di kalangan masayarakat
dan ahli hukum. Ada sebagian masyarakat yang
menilai hal itu konstitusional, dan ada juga sebagian
masyarakat yang menilai inkonstitusional.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh presiden B.J.


Habibie untuk mengatasi keadaan negara yang
sangat kacau adalah sbb :
a.
Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
b.
Perbaikan Ekonomi
c.
Reformasi di bidang politik
d.
Kebebasab Menyampaikan Pendapat
e.
Masalah Dwifungsi ABRI
f.
Reformasi Bidang Hukum
g.
Pemilihan Umum Tahun 1999

2. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid

a.

b.
c.

Pada tanggal 20 Oktober 1999 melalui Sidang Umum MPR,


K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) telah terpilih sebagai
presiden RI yang ke-4 untuk masa bakti tahun 1999-2004.
dalam menjalankan pemerintahan, K.H. Abdurahman Wahid
didampingi oleh Wakil Presiden megawati Soekarnoputri.
Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid :
Pemberhentian Kapolri Jendral (pol.) Roesmanhadi yang
dinilai tidak mampu mengantisipasi terjadinya pembakaran
Sekolah Kristen STT Doulos.
Pemberhentian Kapuspe Hankam Mayjen. TNI Sudrajat
diganti dengan Marsekal Muda TNI Graito dari TNI AU.
Pemberhentian Wiranto sebagai menkopolkam yang
dilatarbelakangi hubungan yang tidak harmonis antara
Wiranto dan K.H. Abdurrahman Wahid.

d. Megeluarkan pengumuman tentang adanya


menteri-menteri Kabinet Persatuan Nasional yang
terlibat KKN. Adanya pengumuman ini sanagt
memengaruhi kinerja Kabinet Persatuan Nasional,
beberapa menteri merasa sulit dalam melakukan
koordinasi dengan menteri lainnya.
e. Pada akhir 1999 presiden menyetujui nama Papua
sebagai ganti Irian Jaya dan menyetujui pengibaran
bendera Bintang Kejora sebagai bendera Papua.
Selanjutnya dalam sidang istimewa MPR tanggal 23
juli 2001, MPR memilih Megawati Soekarnoputri
sebagai presiden RI menggantikan K.H. Abdurrahman
Wahid berdasarkan Tap. MPR No. III Tahun 2001.

Presiden megawati merupakan peletak dasar ke arah


dasar kehidupan demokrasi karena pemerintahannya
berhasil melaksanakan pemilu tahun 2004 yang
berlangsung secara aman dan damai. Untuk
prtamakalinya pada pemilu tersebut presiden dipilih
langsung oleh rakyat. Dalam pemilu tersebut
dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono Jussuf Kalla untuk masa jabatan 20042009. Kemenangan pasangan tersebut sebagai
presiden dan wakil presiden merupakan babak baru
dalam sejarah Indonesia karena untuk pertama
kalinya dalam sejarah, presiden dipilih secara lansung
oleh rakyat.

3. Presiden Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai presiden


Indonesia yang ke-5 pada tanggal 23 juli 2001. dalam
menjalankan pemerintahannya Megawati didampingi
oleh Wakil Presiden Hamzah Haz. Pada tanggal 9
Agustus 2001 setelah menjabat presiden,
Megawatimengumumkan kabinetnya yang bernama
Kabinet Gotong Royong.
Adapun program kerja kabinet Gotong Royong
antara lain sbb :
a. Mewujudkan otonomi yang tangguh
b. Menyehatkan Bank
c. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri
d. Mewujudkan supremasi hukum

4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Pada tanggal 20 Oktober 2004, Susilo Bambang Yudhoyono dilantik
sebagai presiden RI yang ke-6 untuk periode 2004-2009. kabinet yang
dibentuk ole pasangan SBY-JK adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang
anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Dalam seratus hari pemerintahaannya. SBY melakukan beberapa


kebijakan antaralain sbb :
Melakukan penjadwalan pembayaran utang luar negeri
Meningkatkan volume ekspor dan impor
Pada tanggal 19 Desember 2004 menaikkan harga BBM Mewah seperti
pertamax,pertamax plus dan elpiji.
Inflasi menungkat 5,5 %
Melanjutkan pertumbuhan ekonomi pada masa Megawati
Mengawali pemerintahannya, basis pendapatan perkapita sekitar US$
1000. kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan per
kapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
massaluntuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang
investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi

a.
b.

Presiden SBY dalam kebijakan terhadap TNI ditunjukkan


dengan mengangkat menteri pertahanan sipil
Memperpanjang status darurat sipil dan mengadakan
perundingan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
di helsinski, Finlandia dengan perantara Crisis
Management Initiative yang dipimpin Martti Ahtisaari
pada tanggal 28 Januari 2005. Dalam perjanjian tersebut
mencapai kesepakatan damai dan penyerahan senjata
GAM melalui Aceh Monitoring Mission (AMM)
Pada pemilu 2009 Susilo Bambang Yudhoyono terpilih
kembali sebagai presiden RI yang ke-7 dengan wakilnya
yaitu Budiono untuk periode 2009-2014. Kabinet yang
dibentuk oleh pasangan SBY-Budiono dinamakan Kabinet
Indonesia Bersatu II yang dilantik pada tanggal 22 Oktober
2009

INDONESIA SETELAH TANGGAL


21 MEI 1998
Perubahan politik di indonesia sejak bulan mei 1998
merupakan babak baru penyelesaian masalah timor
timur
Secara konstitusional , integrasi timor timur kedala
NKRI sebagaimana yang tertuang dalam tap.MPR No
VI tahun 1978 dicabut . Pencabutan ketetapan
dilakukan dalam sidang umum Tahun dengan nama
Timor Leste .

DALAM USAHA MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN KEHIDUPAN RAKYAT ,
PEMERINTAH MELAKUKAN KEBIJAKAN
SEBAGAI BERIKUT :
1.
2.

3.

4.
5.

Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui


investasi dalam dan luar negeri seefisien mungkin .
Penyediaan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari
untuk memenuhi permintaan pada harga yang
terjangkau .
Penyediaan fasilitas umum , seperti rumah , air minum ,
listrik , bahan bakar , komunikasi , angkutan dan harga
yang terjangkau
Penyediaan ruang sekolah , guru , dan buku-buku untuk
pendidikan umum dengan harga terjangkau .
Penyediaan klinik , dokter , dan obat-obatan untuk
kesehatan umum dengan harga yang terjangkau

Orde reformasi telah menghasilkan undang-undang


no.22 tahun 1999tentang otonomi daerah dan uu no.25
tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah.
Beberapa konflik sosial yang terjadi pada era
Reformasi sperti yang terjadi di kalimantan barat
( melibatkan etnis melayu , dayak dan Madura ),
kalimantan tengah ( melibatkan etnis madura dan
etnis dayak ) , poso ( sulawesi tengah ) dan maluku .

KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI (KPK)
KPK adalah sebuah komisi yang dibentuk tahun
2003 berdasarkan Undang-Undang no.30 Tahun
2002 tentang komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi untuk mengatasi ,
menanggulangi , dan memberantas korupsi .

Anda mungkin juga menyukai