Anda di halaman 1dari 44

Perkembangan Masyarakat

Indonesia pada Masa Reformasi

MUSRIFIN, S.Pd
Perkembangan Masyarakat Indonesia
pada Masa Reformasi
A. Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru
Keberhasilan pemerintah orba dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi merupakan suatu prestasi
bagi bangsa Indonesia. Namun keberhasilan ini kurang
diimbangi dengan pembangunan mental para
pelaksan pemerintahan, aparat keamanan maupun
pelaku ekonomi. Berakhirnya orba disebabkan oleh
beberapa faktor. Kebijakan politik dan ekonomi
cenderung bertujuan untuk memlihara kekuasaan.
Kebijakan-kebijakan tersebut memunculkan krisis di
berbagai kehidupan masyarakat.
Berikut Ini Berbagai Krisis yang Terjadi Pada
Masa Orba

Krisis Ekonomi dan Moneter


Krisis Politik
Krisis Kepercayaan
Krisis Sosial
Krisis Hukum
1. Krisis Ekonomi dan Moneter
Pada masa orba, pertumbuhan ekonomi
cukup tinggi. Namun, sejak tahun 1990an,
perkembangan ekonomi di Indonesia telah
mengalami stagnansi. Pada saat itu, sistem
neoliberalisme menjadi norma pengaturan
ekonomi dan politik dunia. Dengan itu,
barang-barang produksi Indonesia tidak
berdaya saing dibandingkan barang-barang
luar negeri. Pada pertengahan tahun 1997
krisis moneter terjadi beberapa negara asia
tenggara. Krisis ini merupakan imbas dari
ekonomi global yang diduga disebabkan
oleh pelaku spekulan.
Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia tenggara
lainnya, Indonesia sangat merasakan dampak paling
buruk. Hal ini dikarenakan rapuhnya fondasi Indonesia
dan banyaknya praktik kkn dan monopoli ekonomi.
Pada masa Orba, perekonomian lebih menguntungkan
bagi kaum modal atau konglomerat. Hal tersebut
adalah wujud dari praktik-praktik KKN yang
mengakibatkan rakyat semakin miskin dan tidak
berdaya.
Berikut adalah akibat krisi ekonomi :
Kurs rupiah terhadap dollar melemah pada tanggal 1/08/97
Pemerintah melikuidasi 16 bank bermasalah pada akhir tahun
1997
Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) yang mengawasi 40 bank bermasalah.
Kepercayaan internasional terhadap Indonesia menurun
Perusahaan milik negara dan swasta banyak yg tidak dapat
membayar hutang luar negeri
Angka PHK meningkat
Persediaan barang nasional menipis sehingga harga barang naik
tak terkendali dan biaya hidup semakin tinggi.
Faktor lain yang menyebabka krisis ekonomi di Indonesia adalah
masalah utang luar negeri, penyimpangan terhadap pasal 33
UUD 1945, dan pola pemerintahan yang sentralistik.
2. Krisis Politik
begitu mengakarnya budaya kkn dalam tubuh birokrasi
pemerintahan, menyebabkan proses pengawasan dan pemberian
mandataris kepemimpinan dari DPR dan MPR kepada presiden
menjadi tidak sempurna. Unsur legaslatif yang sejatinya
dilaksanakan oleh MPR dan DPR dalam membuat dasar-dasar
hukum dan haluan negara menjadi sepenuhnya dilakukan oleh
Presiden Soeharto. Oleh karena itu, timbulah ketidakpercayaan
pada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidakpercayaan itu
menimbulkan gerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa.
Selain menuntut mengganti presiden, reshuffle kabinet,
mahasiswa juga menuntut pembaruan terhadap 5 paket undang-
undang poitik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan.
5 paket undang-undang politik tersebut adalah sebagai
berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b. UU No. 2 Tahun 1985 tentang susunan, kedudukan,
tugas dan wewenang DPR/MPR
c. UU No. 3 Tahun 1985 tentang parpol dan golkar
d. UU No. 5 Tahun 1985 tentang referendum
e. UU No. 8 Tahun 1985 tentang organisasi massa
3. Krisis Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan
presiden soeharto berkurang setelah bangsa Indonesia
dilanda krisis miltidimensi. Kemudian muncul aksi damai
yang dilakukan oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Para mahasiswa semakin gencar berdemonstrasi setelah
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan
ongkos angkutan umum pada tanggal 4 mei 1998.
puncaknya terjadi pada tanggal 12 mei 1998 di Universitas
Trisakti Jakarta. Aksi yag semula damai berubah menjadi
aksi kekerasan setelah 4 mahasiswa tertembak. Pada
peristiwa tersebut, presiden soeharto sedang berada di
kairo dalam rangka menghadiri ktt g-15. masyarakat dan
orang-orang terdekatnya menuntut presiden
mengundurkan diri.
4. Krisis Sosial
krisis sosial horizontal di Indonesia mengalami titik
puncak. Kondisi kehidupan masyarakat yang sangat
sulit, ditambah dengan angka pengangguran yang
tinggi menyebabkan berbagai benturan sosial.
Kerusuhan sistematis yag terjadi di Indonesia pada
tanggal 13-14 me 1998 menjadi bukti dari adanya
pergeseran sosial antarmasyarakat.
5. Krisis Hukum
banyak ketidakadilan yang terjai dalam pelaksanaan
hukum pada masa pemerintahan orde baru. Seperti pada
kekuasaan kehakiman yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah. Namun kenyataannya kekuasaan
kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif. Oleh
karena itu pengadilan sangat sulit mewujudkan keadilan
bagi rakyat karena hakim-hakim harus melayani kehendak
penguasa. Hukum juga sering dijadikan alat pembenaran
atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering tejadi
rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu
menyangkut diri penguasa, keluarga kerabat, atau para
pejabat negara. Reformasi menghendaki penegakkan
hukum secara adil bagi semua pihak sesui dengan prinsip
negara hukum.
B. Kronologi Jatuhnya Kekuasaan Orde
Baru
Pada tahun 1998 adalah suatu gerakan untuk
mengadakan pembaruan dan perubahan terutama
dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum
menuju perbaikan secara hukum. Dasar filosofi
reformasi adalah Pancasila, karena Pancasila telah
terbukti ampuh dan efektif untuk mempersatukan
bangsa Indonesia.
1. Munculnya Gerakan Reformasi

Reformasi adlah susunan tatanan perikehidupan lama diganti dengan


tatanan peri kehidupan baru secara hukum menuju perbaikan.
Reformasi merupakan formulasi menuju Indonesia baru dengan tatanan
baru. Hasil dari perjuangan reformasi tidak dapat dipetik dalam waktu
yang singkat tetapi membutuhkan proses dan waktu. Bahkan, hasil dari
reformasi tersebut baru dapat dinikmati masyarakat Indonesia secara
bertahap sehingga perlu adanya agenda reformasi untuk
memprioritaskan mana yang harus lebih dulu dilaksanakan. Kontrol
terhadap reformasi perlu dilakukan, agar pelaksanaan reformasi tepat
pada tujuan dan sasarannya karena reformasi yang tidak terkendali akan
kehilangan arah bahkan cenderung melanggar norma-norma hukum
sehingga todak membawa perbaikan dalam kehidupan masa depan
masyarakat Indonesia.
Faktor pendorong terjadinya gerakan
reformasi
a. Faktor politik
1) adanya KKN(korupsi,kolusi,nepotisme) dalam kehidupan pemerintahan
2) adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orde Baru yang penuh dengan
nepotisme dan merajalelanya korupsi
3) kekuasaan Orde Baru di bawah Soeharto otoriter tertutup
4) adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bermegara
5) mahasiswa menginginkan perubahan.
b. Faktor ekonomi
1) adanya krisis mata uang rupiah
2) naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat
3) sulitnya mendpatkan barang-barang kebutuhan pokok
c. Faktor sosial masyarakat, seperti adanya kerusuhan
pada tanggal 13 dan 14 Juni 1998 melumpuhkan
perekonomian rakyat.

d. Faktor hukum, belum adanya keadilan dalam


perlakuan hukum yang sama di antara warga negara
Beberapa agenda reformasi yang disuarakan mahasiswa
adalah sebagai berikut:
a. Mengadili soeharto dan kroni-kroninya
b. Melakukan amandemen terhadap UUD 1945
c. Menghapus dwifungsi ABRI dalam struktur
pemerintahan
d. Penegakan supremasi hukum di Indonesia
e. Menegakkan pemerintahan yang bersi dari unsur-unsur
KKN
f. Otonomi daerah yang seluas-luasnya
Tujuan reformasi adalah terciptanya
kehidupan dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, dan sosial yang lebih baik dari
masa sebelumnya. Inti reformasi politik
adalah demokratisasi, mengembalikan dan
melaksanakn kedaulatan rakyat. Reformasi
ekonomi meliputi penurunan harga,
stabilitas rupiah, restrukturisasi perbankan,
penghapusan monopoli dan praktik
korupsi,kolusi dan nepotisme (KKN).
Reformasi dalam bidang hukum, supremasi
hukum harus ditegakkan, karena semua
warga negara berhak berkedudukan sana di
dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kronologi Pengunduran Diri Soeharto dari
Kursi Kepresidenan
Menjelang sidang umum MPR bulan Maret 1998 banyak tuntutan dari rakyat dan
mahasiswa yang menginginkan agar presiden Soeharto

tidak lagi dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai Presiden. Pada pemilu tahun
1997 kembali dimenangkan oleh Golkar dan menclonkan kembali Soeharto
sebagai Presiden. Dengan terpilihnya kembali Soeharto ternyata tidak
menimbulkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,bahkan
memperparah gejolak krisis dan muncul silih berganti aksi mahasiswa yang
menyuarakan tuntutan gerakan reformasi. Pada Mei 1998,para mahasiswa dari
berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan
yang menuntut turunnya harga sembako, penghapusn KKN, dan Soehrto turun
dari kursi kepresidenan.
Puncaknya padatanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti
dalam aksi unjuk rasa mahasiswa, terjadi bentrokan dengan
aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya empat
mahasiswa hingga meninggal,serta puluhan mahasiswa lainnya
mengalami luka-luka. Keempat mahasiswa yang meninggal
tersebut kemudian diberi gelar sebagai pahlawan reformasi.
Pada tanggal 8 mei 1998 seorang mahasiswa dari Yogyakarta
bernama Moses Gatotkaca juga tewas dalam sebuah bentrokan
dengan aparat keamanan sewaktu melakukan aksi menuntut
mundurnya Presiden Soeharto. Sebagai dampak dari peristiwa
berdarah Tragedi Trisakti, pada tanggal 13-14 Mei 1998 di
Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan
penjarahan yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan
masyarakat.
Setelah peristiwa Trisakti dan kerusuhan massa
tersebut,muncul gerakan mahasiswa yang berpusat di Jakarta
untuk mulai melakukan aksi yang lebih besar. Para mahasiswa
mengarahkan perhatian utama kepada wakil-wakil rakyat di
DPR/MPR Republik Indonesia. Kemudian mahasiswa
berdatangan ke gedung DPR/MPR RI dan menuntut agar segera
dilakukan Sidang Istimewa (SI) MPR dan pencabutan mandat
MPR kepada Presiden Soeharto. Kelompok-kelompok
mahasiswa sejak tanggal 18 mei dari berbagai universitas
berdatangan untuk menduduki Gedung DPR/MPR Republik
Indonesia. Keputusan untuk menggelar SI MPR ini merupakan
puncak aspirasi mahasiswa yang juga mewakili rakyat Indonesia
untuk menurunkan Soeharto dari kursi kepresidenan yang
telah dijabatnya selama 32tahun.
Pada tanggal 19 mei 1998,Presiden Soeharto mengundang
sembilan tokoh masyarakat ke Istana Negara,yaitu Nurcholis
Madjid, Abdurrahman Wahid, Emha Ainun Nadjib, Alie Yafie,
Malik Fajar, Choilil Baidlowi, Sutrisno Muhdam, Maaruf Amin,
dan Ahmad Bagdja. Selain itu hadir pula Yusril Ihza
Mahendra,Sekretaris Militer Presiden Mayjen. Jasril Jakub dan
ajudan presiden. Agendanya adlah membahas segala
kemungkinan penanganan krisis negara. Dalam pertemuan
dicapai kesepakatan untuk membentuk suatu badan yang
dinamakan Komite Reformasi yang bertugas untuk
menyelesaikan UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susunan dan
Kedudukan MPR/DPR serta DPRD, UU Antimonopoli, UU
Antikorupsi dan lain-lain. Dalam pertemuan tersebut, juga
disepakati bahwa Presiden Soeharto akan melakukan reshuffle
Kabinet Pembangunan VII dan mengubah nama susunan
kabinet menjadi Kabinet Reformasi.
Tanggal 20 Mei 1998 di Gedug MPR/DPR telah penuh oleh mahasiswa dari
berbagai elemen. Tokoh masyarakat seperti Amien Rais dan Emil Salim
menyatakan kekecewaan dengan keputusan Presiden Soeharto tersebut.
Penyebabnya adalah Presiden Soeharto meminta pemberian waktu 6bulan
untuk menggelar pemilu secara konstitusional. Emil salim melalui Gema
Madani menyerukan agar Presiden Soeharto melaksanakan niatnya untuk
turun dari tahta kekuasaan, kekuatan mahasiswa semakin kuat dan solid di
gedung MPR/DPR. Aksi tersebut juga dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat
dan tokoh seni Indonesia dan itu secara sporadis memunculkan dukungan
moral dari seluruh elemen bangsa. Tanggal 20 Mei 1998, menteri luar negeri
AmerikaSerikat Madeleine Albright secara nyata memberikn pernyataan
yang meminta Presiden Soeharto untuk segera mundur. Empat belas
menteri yang berada di bawah koordinasi Menko. Ekuin. Ginanjar
Kartasasmita,pada tnggal 20 Mmei 1998 pukul 14.30 WIB menytakan
penolakannya untuk dicalonkan kembli di dalam Kabinet Reformasi.
Pada pukul 16.45 WIB, terjadi pertemuan antara perwakilan mahasiswa dan
pimpinan MPR/DPR di lantai 3 Gedung MPR/DPR. Dalam prtemuan
tersebut, mahasiswa memberikan batas waktu pengunduran Soeharto
hingga hari Jumat, 22 Mi 1998. apabila tidak ada kepastian lebih
lanjut,maka pada Senin tanggal 25 Mei 1998 pimpinan DPR akan
mempersiapkan Sidang Istimewa MPR. Puncak aksi di Gedung MPR/DPR
pada tanggal 21 Mei 1998. presiden Soeharto mengumumkan pengunduran
dirinya dari posisi presiden Republik Indonesia. Dengan disaksikan oleh
ketua dan anggota Mahkamah Agung, di Credential Room Istana Negara
Jakarta Soeharto mengakhiri jabatannya sebagai Presiden selama 32 tahun.
Naskah pengunduran diri soeharto ditulis oleh yusril ihza mahendra yang
berjudul pernyataan berhenti sabagai presiden republik indonesia. Sesuai
dengan pasal 8 UUD 1945 yang berbunyi jika presiden
mangkat,berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya,ia digantikan oleh wakil presiden sampai habis masa
jabatannya. Maka setelah pengunduran diri Soeharto,Mahkamah Agung
langsung melantik Wakil Presidn Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai
presiden Republik Indonesia yang baru. Sejak saat itu, presiden RI yang ke 3
dijabat oleh B.J. Habibie. Momentum turunnya Soeharto pada tanggal 21
1998 tersebut mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa
selama 32 tahun.
C. Perkembangan Politik dan Pemerintahan Setelah tanggal
21 Mei 1998

Setelah pemerintahan Orde Baru jatuh, Indonesia memasuki


orde reformasi. Pada orde reformasi ini,indonesia dipimpin
oleh beberapa presiden.
1. Presiden B.J. Habibie
Masa pemerintahan B.J. Habibie berlangsung dari tanggal 21
Mei 1998-20 Oktober 1999. pengangkatan B.J. Habibie
sebagai presiden RI yang ketiga menimbulkan kontroversi di
kalangan masayarakat dan ahli hukum. Ada sebagian
masyarakat yang menilai hal itu konstitusional, dan ada juga
sebagian masyarakat yang menilai inkonstitusional.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh presiden B.J. Habibie
untuk mengatasi keadaan negara yang sangat kacau adalah
sbb :
a. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
b. Perbaikan Ekonomi
c. Reformasi di bidang politik
d. Kebebasab Menyampaikan Pendapat
e. Masalah Dwifungsi ABRI
f. Reformasi Bidang Hukum
g. Pemilihan Umum Tahun 1999
2. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid

Pada tanggal 20 Oktober 1999 melalui Sidang Umum MPR, K.H.


Abdurahman Wahid (Gus Dur) telah terpilih sebagai presiden RI yang ke-
4 untuk masa bakti tahun 1999-2004. dalam menjalankan pemerintahan,
K.H. Abdurahman Wahid didampingi oleh Wakil Presiden megawati
Soekarnoputri.
Kebijakan-kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid :
a. Pemberhentian Kapolri Jendral (pol.) Roesmanhadi yang dinilai tidak
mampu mengantisipasi terjadinya pembakaran Sekolah Kristen STT
Doulos.
b. Pemberhentian Kapuspe Hankam Mayjen. TNI Sudrajat diganti dengan
Marsekal Muda TNI Graito dari TNI AU.
c. Pemberhentian Wiranto sebagai menkopolkam yang dilatarbelakangi
hubungan yang tidak harmonis antara Wiranto dan K.H. Abdurrahman
Wahid.
d. Megeluarkan pengumuman tentang adanya menteri-menteri
Kabinet Persatuan Nasional yang terlibat KKN. Adanya
pengumuman ini sanagt memengaruhi kinerja Kabinet
Persatuan Nasional, beberapa menteri merasa sulit dalam
melakukan koordinasi dengan menteri lainnya.
e. Pada akhir 1999 presiden menyetujui nama Papua sebagai
ganti Irian Jaya dan menyetujui pengibaran bendera Bintang
Kejora sebagai bendera Papua.
Selanjutnya dalam sidang istimewa MPR tanggal 23 juli 2001,
MPR memilih Megawati Soekarnoputri sebagai presiden RI
menggantikan K.H. Abdurrahman Wahid berdasarkan Tap. MPR
No. III Tahun 2001.
Presiden megawati merupakan peletak dasar ke arah
dasar kehidupan demokrasi karena pemerintahannya
berhasil melaksanakan pemilu tahun 2004 yang
berlangsung secara aman dan damai. Untuk
prtamakalinya pada pemilu tersebut presiden dipilih
langsung oleh rakyat. Dalam pemilu tersebut
dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono Jussuf Kalla untuk masa jabatan 2004-
2009. Kemenangan pasangan tersebut sebagai
presiden dan wakil presiden merupakan babak baru
dalam sejarah Indonesia karena untuk pertama kalinya
dalam sejarah, presiden dipilih secara lansung oleh
rakyat.
3. Presiden Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai presiden Indonesia
yang ke-5 pada tanggal 23 juli 2001. dalam menjalankan
pemerintahannya Megawati didampingi oleh Wakil Presiden
Hamzah Haz. Pada tanggal 9 Agustus 2001 setelah menjabat
presiden, Megawatimengumumkan kabinetnya yang bernama
Kabinet Gotong Royong.
Adapun program kerja kabinet Gotong Royong antara lain sbb
:
a. Mewujudkan otonomi yang tangguh
b. Menyehatkan Bank
c. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri
d. Mewujudkan supremasi hukum
4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pada tanggal 20 Oktober 2004, Susilo Bambang Yudhoyono dilantik
sebagai presiden RI yang ke-6 untuk periode 2004-2009. kabinet yang
dibentuk ole pasangan SBY-JK adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang
anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004.

Dalam seratus hari pemerintahaannya. SBY melakukan beberapa


kebijakan antaralain sbb :
a. Melakukan penjadwalan pembayaran utang luar negeri
b. Meningkatkan volume ekspor dan impor
c. Pada tanggal 19 Desember 2004 menaikkan harga BBM Mewah
seperti pertamax,pertamax plus dan elpiji.
d. Inflasi menungkat 5,5 %
e. Melanjutkan pertumbuhan ekonomi pada masa Megawati
f. Mengawali pemerintahannya, basis pendapatan perkapita sekitar
US$ 1000. kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan
per kapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
massaluntuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang
investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi
a. Presiden SBY dalam kebijakan terhadap TNI ditunjukkan
dengan mengangkat menteri pertahanan sipil
b. Memperpanjang status darurat sipil dan mengadakan
perundingan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di
helsinski, Finlandia dengan perantara Crisis Management
Initiative yang dipimpin Martti Ahtisaari pada tanggal 28
Januari 2005. Dalam perjanjian tersebut mencapai
kesepakatan damai dan penyerahan senjata GAM melalui
Aceh Monitoring Mission (AMM)
Pada pemilu 2009 Susilo Bambang Yudhoyono terpilih
kembali sebagai presiden RI yang ke-7 dengan wakilnya
yaitu Budiono untuk periode 2009-2014. Kabinet yang
dibentuk oleh pasangan SBY-Budiono dinamakan Kabinet
Indonesia Bersatu II yang dilantik pada tanggal 22 Oktober
2009
D. Kondisi bangsa indonesia setelah
tanggal 21 mei 1998
Perubahan politik di indonesia sejak bulan mei 1998
merupakan babak baru penyelesaian masalah timor
timur
Secara konstitusional , integrasi timor timur kedala
NKRI sebagaimana yang tertuang dalam tap.MPR No
VI tahun 1978 dicabut . Pencabutan ketetapan
dilakukan dalam sidang umum Tahun dengan nama
Timor Leste .
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyat , pemerintah melakukan
kebijakan sebagai berikut :
1. Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam
dan luar negeri seefisien mungkin .
2. Penyediaan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk
memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau .
3. Penyediaan fasilitas umum , seperti rumah , air minum , listrik , bahan
bakar , komunikasi , angkutan dan harga yang terjangkau
4. Penyediaan ruang sekolah , guru , dan buku-buku untuk pendidikan
umum dengan harga terjangkau .
5. Penyediaan klinik , dokter , dan obat-obatan untuk kesehatan umum
dengan harga yang terjangkau
Orde reformasi telah menghasilkan undang-undang
no.22 tahun 1999tentang otonomi daerah dan uu
no.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah.
Beberapa konflik sosial yang terjadi pada era
Reformasi sperti yang terjadi di kalimantan barat (
melibatkan etnis melayu , dayak dan Madura ),
kalimantan tengah ( melibatkan etnis madura dan
etnis dayak ) , poso ( sulawesi tengah ) dan maluku .
1.Komisi nasional hak asasi manusia
( komnas ham )
Komas HAM dibentuk pada tanggal 7 juli 1993
berdasarkan keputusan presiden no . 50 tahun 1993 ,
namun pada tahun 1999 persalan komnas HAM diatur
dalam uu no 39 tahun 1999 tentag HAM .
Fungsi komnas HAM melaksanakan kajian , penelitian ,
penyuluhan , penawaran , investigasi . Dan mediasi
terhadap persolan-persoalan hak asasi manusia .
Adapun tujuan Komnas HAM :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila , UUD 1945 , dan Piagam
PBB serta Deklarasi Universitas Hak Asasi
Manusia .
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan
hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan
Instrumen Nasional
1) UUD 1945 beserta amandemennya
2) Tap.MPR No XVII/MPR/1998
3) UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
4) UU No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
5) UU No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ra
dan Etnis
6) Peraturan Perundang-undangan nasional yang terkait
7) Kepres No.10 tahun 1993 tentang komnas HAM
8) Kepres no.181 Tahun 1198tentang komnas Anti kekerasan
terhadap Perenpuan
2. Mahkamah konstitusi ( MK )
Menurut UUD 1945 kewajiban dan wewenang Mahkamah
Konstitusi adalah sebagai berikut :
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-
undang terhadap UUD , memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD1945 , memutus pembubaran partai politik dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilu .
2. Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil
presiden enurut UUD 1945
3.Komisi pemberantasan korupsi (kpk)

KPK adalah sebuah komisi yang dibentuk tahun


2003 berdasarkan Undang-Undang no.30 Tahun
2002 tentang komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi untuk mengatasi ,
menanggulangi , dan memberantas korupsi .
4.Dewan perwakilan daerah (DPD)
Tugas dan wewenang DPD adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah , pengajuan itu meliputi :
a. hubungan pusat dan daerah
b. Pembentukan,pemekaran,dan penggabungan
daerah
c. Pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta
d. Perimbangan keuangan pusat dan daerah
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU
APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak ,
pendidikan dan agama
3. Memberikan pertimbangan kepada DPr dalam
pemilihan anggota Badan Pemeriksaan Keuangan
(BPK)
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai otonomi daerah .
5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari
BPK untuk dijadikan pertimbangan bagi DPR
tentang RUU yang berkaitan dengan APBN .
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai