Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PRINSIP DAN
KETRAMPILAN DASAR
PEMETAAN
Standar Kompetensi:
Mempraktikan keterampilan dasar peta dan
pemetaan

Kompetensi Dasar:
– Mendekripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan
pemetaan.
– Mempraktikan keterampilan dasar peta dan
pemetaan.
– Menganalisis lokasi dan pertanian dengan
memanfaatkan peta.
Peta Konsep
A. Hakikat Pemetaan

Menurut International Cartographic Association/ICA


(1937) peta adalah suatu representasi/gambaran dari
unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan, yang
dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa,
dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar
dan diperkecil/diskalakan.
Beberapa hal penting yang berhubungan dengan
peta antara lain:
1.Adanya hubungan matematikal antara objek-objek
yang ditunjukkan misalnya jarak, arah, luas pada peta
terhadap keadaan sebenarnya.
2.Peta umumnya dibuat dalam bidang datar karena
medium yang datar mudah dibawa dan digambar.
3.Suatu peta hanya dapat menunjukkan beberapa
fenomena geografis yang dipilih, pada umumnya juga
perlu digeneralisir dengan penyederhanaan, klasifikasi,
penghilangan dan pembesaran.
Jika peta dibuat dan didesain dengan baik
maka akan merupakan alat yang baik untuk
kepentingan:
1.Melaporkan (recording)
2.Memperagakan (displaying)
3.Menganalisis (analysing)
4.Secara umum untuk membantu pemahaman
interelasi dari benda-benda (objek) secara
keruangan
1. Fungsi peta untuk perencanaan wilayah
a.Memberikan informasi pokok dari aspek
keruangan tentang karakter suatu daerah.
b.Sebagai alat analisis untuk mendapatkan
kesimpulan.
c.Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-
rencana yang bdiajukan
2. Fungsi peta untuk penelitian
a.Alat bantu untuk melakukan prasurvei untuk
mendapatkan gambaran daerah yang diteliti.
b.Sebagai alat yang digunakan selama penelitian,
misalnya menentukan dan menemukan lokasi
penelitian di lapangan.
c.Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.
B. Prinsip-prinsip Dasar Peta

1. Proyeksi Peta
•Proyeksi peta merupakan cara sistematis dan
matematis guna memindahkan sifat-sifat bidang
lengkung ke bidang datar, sehingga tidak banyak
kesalahan yang terjadi. Jika ada kesalahan dapat
diperkecil serta dapat diketahui sifat kesalahannya.
•Beberapa kesalahan yang terjadi antara lain: kesalahan
luas, kesalahan jarak, kesalahan bentuk dan arah.
Pemilihan macam-macam proyeksi pada
peta tergantung pada:
1.ciri-ciri tertentu, ciri-ciri asli yang harus
dipertahankan
2.besar dan bentuk arah yang dipetakan
3.letak daerah di atas permukaan bumi
Klasifikasi Proyeksi Peta

a. Klasifikasi proyeksi ditinjau dari macam bidang


proyeksi yang digunakan
•Proyeksi azimuthal/zenithal atau proyeksi bidang datar
•Proyeksi silinder (cylinrical projections)
•Proyeksi kerucut (conical projection)
b. Klasifikasi proyeksi ditinjau dari persinggungan
bidang proyeksi dengan bola bumi/globe
•Tangential
•Secantial
•Poly superficial
c. Klasifikasi proyeksi ditinjau dari posisi sumbu
simetri
• Proyeksi normal
• Proyeksi miring (oblique)
• Proyeksi transversal (equatorial)
d. Klasifikasi proyeksi ditinjau dari sifat asli yang
dipertahankan kebenarannya
• Proyeksi equivalent ( equal area)
• Proyeksi konformal (orthomorphic)
• Proyeksi equidistant
e. Klasifikasi proyeksi ditinjau dari generasi
atau cara memproyeksikan
• Geometris
• Nonperspektif/matematis
• Semi geometris
2. Unsur-unsur Peta
a. Judul peta
b. Skala peta
• Skala angka
• Skala kalimat
• Skala grafis
c. Sistem grid
• Grid petak
• Grid geografis
• Grid UTM
d. Seleksi
e. Simbol
f. Legenda
g. Inset
h. Penulisan nama-nama geografi
i. Komposisi peta
C. Klasifikasi Peta

1. Peta Topografi
Peta topografi memberikan gambaran umum menge-
nai permukaan lahan.
2. Chart dan Peta Jalan
Chart dan peta jalan disusun dengan tujuan sebagai alat
bantu navigasi darat, laut, maupun udara.
3. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang dibuat dan didesain
untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan atau
konsep-konsep khusus.
D. Keterampilan Membaca Peta

1. Membaca Informasi berdasarkan Prinsip-prinsip


Dasar Peta
• Informasi berdasarkan prinsip-prinsip dasar peta
antara lain judul, skala, simbol, serta nama-nama
geografi.
• Selain informasi yang berdasarkan prinsip dasar
peta, pada Peta Rupabumi Indonesia di atas dapat
diperoleh informasi lain seperti tinggi rendahnya
suatu wilayah atau bentuk relief suatu wilayah.
2. Mengukur Jarak
a. Mengukur jarak garis lurus
Pengukuran jarak sebenarnya dapat diketahui dengan
mengalikan antara jarak pada peta dengan skala peta.
b. Mengukur bentuk kurva atau jarak panjang
•Mengukur jarak lurus relatif mudah, tetapi seringkali
pada peta kita jumpai kenampakan garis yang
berkelok-kelok atau berbentuk melengkung.
•Cara pengukuran yang dilakukan adalah dengan
menggunakan benang, lalu dikelokkkan sesuai dengan
simbol garis pada peta. Contohnya adalah pengukuran
panjang sungai.
E. Keterampilan Membuat Peta

1. Membuat Peta dengan Pengukuran Lapangan


• Pengukuran lapangan dilakukan khususnya untuk
mendapatkan data jarak dan arah.
• Alat yang digunakan antara lain GPS, altimeter,
kompas, roll meter, teodolit, abnilevel, klinometer, dan
sebagainya.
• Menggunakan pencatatan data-data yang
berhubungan dengan topografi seperti ketinggian
tempat, lereng, penggunaan lahan, jenis dan
kerapatan vegetasi, dan sebagainya.
• Pengukuran jarak relatif sederhana, yang biasanya
cukup rumit adalah pengukuran arah dengan
menggunakan kompas.
• Ada dua cara dalam pengukuran arah dengan
menggunakan kompas yaitu model azimuth dan
model bearing.
2. Membuat Peta dengan Menggunakan Data
Penginderaan Jauh
• Data penginderaan jauh yang digunakan untuk
membuat peta meliputi foto udara dan citra satelit.
• Interpretasi visual dapat dilakukan dengan cara
manual ataupun menggunakan perangkat lunak
(software) komputer.
• interpretasi digital dilakukan dengan perangkat lunak
komputer interpretasi visual secara manual biasanya
digunakan untuk interpretasi foto udara, dalam hal
ini digunakan alat bantu stereoskop.
F. Menganalisis Lokasi Industri
dengan Memanfaatkan Peta

Konsep yang berhubungan dengan industri


1. Klasifikasi Industri
Klasifikasi industri bertujuan untuk memudahkan dalam
mengenali jenis-jenis industri.
a. Penggolongan industri berdasarkan produksi yang
dihasilkan, meliputi:
•Industri primer
•Industri sekunder
•ndustri tersier
•Industri kuarter
b. Penggolongan industri berdasarkan tenaga kerja,
meliputi:
• Industri besar
• Industri sedang
• Industri kecil
• Industri rumah tangga
c. Penggolongan industri berdasarkan tahapan
produksi, meliputi:
• Industri hulu
• Industri hilir
d. Penggolongan industri berdasarkan hasil
produksinya, meliputi:
• Industri berat
• Industri ringan
e. Penggolongan industri berdasarkan lokasi, meliputi:
• Industri yang berorientasi pada pasar (market orien
ted industry)
• Industri yang berorientasi pada pengolahan (supplay
oriented industry)
• Industri yang berorientasi pada letak sumber tenaga
(manpower oriented industry)
• Industri yang tidak terikat pada pasar dan penemuan
bahan bakunya (raw oriented industry).
f. Penggolongan industri berdasarkan pengelolanya,
meliputi:
• Industri rakyat
• Industri negara
g. Penggolongan industri berdasarkan cara
pengorganisasian, meliputi:
• Industri kecil
• Industri menengah
• Industri besar
h. Penggolongan industri berdasarkan bahan baku.
• Industri ekstraktif
• Industri nonekstraktif
• Industri fasilitatif
2. Penentuan Lokasi Industri
Lokasi industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:
a.Lahan
b.Tenaga kerja dan manajemen
c.Modal
d.Pasar
e.Bahan baku
f. Sumber tenaga
g.Kebijakan pemerintah
h.Transportasi
3. Kawasan Industri dan Kawasan Berikat
• Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang
disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
industri.
• Tujuannya kawasan industri adalah (1)untuk
mempercepat pertumbuhan industri, baik untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,
(2) memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di
kawasan industri, serta menyediakan fasilitas lahan
industri yang berwawasan lingkungan.
• Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun
1986 kawasan berikat adalah suatu kawasan
dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean
Indonesia yang didalamnya diberlakukan ketentuan
khusus di bidang pabean, tanpa terlebih dahulu
dikenakan pungutan bea cukai dan atau pungutan
negara lainnyasampai barang tersebut dikeluarkan
untuk tujuan impor, ekspor, atau re-ekspor.
• Kawasan berikat di Indonesia antara lain kawasan
berikat Tanjung Emas Ekspor Processing Zone
(TEPZ) yang berlokasi di sekitar pelabuhan Tanjung
Emas, Semarang, Jawa Tengah.
4. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan oleh
Industri
a. pola hidup masyarakat menjadi konsumtif
b. hilangnya kepribadian masyarakat
c. sifat hidup yang kapitalis menumbuhkan sifat
sombong, congkak dan kadang-kadang tidak
manusiawi
d. terjadi ketimpangan sosial
e. terjadi perubahan mata pencaharian sehingga sektor
pertanian ditinggalkan
f. terjadi urbanisasi dengan berbagai
pernasalahannya
g. terjadi pencemaran tanah, air, udara, maupun polusi
suara.
5. Gejala Aglomerasi Industri dan Penyebabnya
Aglomerasi industri merupakan pemusatan industri di
suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar
pengelolaannya dapat optimal.
Jenis keuntungan oleh adanya aglomerasi industri:
keuntungan yang diperoleh industri sejenis dan
keuntungan adanya penghematan yang diperoleh
industri dengan adanya infrastruktur yang lebih baik
dan lebih lengkap
Aglomerasi dapat terjadi karena mengejar
keuntungan bersama melalui efisiensi kerja dari
berbagai industri yang berkaitan.
Selain itu, aglomerasi juga terjadi karena berbagai
industri sama-sama mengejar lokasi yang memiliki
infrastruktur yang baik.
G. Menganalisis Lokasi Pertanian
dengan Memanfaatkan Peta

1. Klasifikasi Pertanian
•Pertanian dapat dibedakan menjadi pertanian primitif
dan pertanian maju.
•Perkebunan adalah lahan yang relatif luas yang
ditanami tanaman perkebunan.
2. Hubungan antara Bentuk Pertanian dengan
Kondisi Lahan
• Lahan merupakan ruang dilaksanakannya kegiatan
pertanian, didalamnya terdapat berbagai komponen
lahan yang satu sama lain tidak dapat terpisahkan
yaitu tanah, air, dan iklim, topografi, geologi,
vegetasi, dan penggunaan lahan.
• Kondisi dari komponen-komponen lahan ini
memengaruhi karakteristik lahan, dalam kaitannya
dengan pertanian dikenal istilah kemampuan lahan.

Anda mungkin juga menyukai